Anda di halaman 1dari 13

TANAMAN PORANG SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN

EKSPOR DI INDONESIA

Disusun guna Memenuhi Tugas Kelompok


Ekonomi Pertanian
Dosen Pengampu : Dr. H. Chandra Warsito S. TP ., SE., M.Si.
Disusun Oleh :
1. Ayu Ria Rifni Afidah 1917201214
2. Novita Argiana Saputri 1917201270
3. Zukhrufah Ash Shodiqoh 1917201271
4. Abdilah Diva Roza 1917201272
5. Faza Sarifatun Nisa 1917201282

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang dilihat di zaman modernisasi ini, tanaman porang
sedikit asing terdengar di telinga kita karena pemanfaatan tanaman porang
tersebut kurang dimanfaatkan. Porang adalah tanaman kurang
dimanfaatkan, yang merupakan sumber glukomanan. Glukomanan adalah
polisakarida yang dapat larut dalam air dan dianggap sebagai serat pangan.
Glukomanan merupakan komponen hemiselulosa dalam dinding sel
beberapa spesies tumbuhan. Selain itu umbi porang juga memiliki mineral
tinggi yang penting bagi metabolism yaitu kalium, magnesium, dan fosfor.
Budidaya porang merupakan upaya diversifikasi bahan pangan serta
penyediaan bahan baku industri yang dapat meningkatkan nilai komoditi
ekspor di Indonesia.
Porang merupakan tanaman yang potensial untuk
dikembangkan sebagai komoditi ekspor karena beberapa negara
membutuhkan tanaman ini sebagai bahan makanan maupun bahan industri.
Indonesia mengekspor porang dalam bentuk gaplek atau tepung ke Jepang,
Australia, Srilanka, Malaysia, Korea, Selandia Baru, Pakistan, Inggris dan
Italia. Porang dapat tumbuh baik pada tanah kering dan berhumus dengan
pH 6-7. Umbi batangnya berada di dalam tanah dan umbi inilah yang
dipungut hasilnya. Umbi porang memiliki potensi sebagai sumber
glukomannan karena kandungan glukomannannya yang tinggi. Umbi
porang memiliki kadar glukomannan yang cukup tinggi yaitu sekitar 65%
yang membuat umbi porang lebih unggul dari spesies lain dalam genus yang
sama. Glukomannan sendiri merupakan senyawa karbohidrat yang
termasuk dalam polisakarida mannan. Polisakarida ini berfungsi sebagai
hemiselulosa yang digunakan sebagai cadangan karbohidrat non pati pada
dinding sel tanaman. Tanaman porang menyimpan senyawa ini pada umbi
ketika memasuki fase dorman di m usim kemarau. Senyawa glukomannan
memiliki potensi sebagai alternatif sumber pangan di Indonesia.
Oleh karenanya, jika dilihat dari segi keunggulan dan
keuntungan yang dihasilkan dari tanaman porang ini perlu diperhatikan
faktor-faktor agar tanaman porang ini bisa terus ditumbuh dan dilestarikan.
Seperti halnya, Usaha peningkatan potentsi produksi tanaman porang dapat
dilakukan dengan melakukan evaluasi lahan, prosedur/cara penanaman dari
tanaman porang itu sendiri, manfaat dari tanaman porang itu sendiri dan
akan dimanfaatkan untuk apa, ekspor tanaman porang sebagai bahan
pengganti makanan pokok, dan gerakan perekonomian yang mana tanaman
porang dijual untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia karena mbi
porang ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi dan kegunaan yang
luas dalam bidang pangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tanaman Porang (Amorphophallus
onchophyllus) ?
2. Bagaimana cara penanaman pohon Porang) ?
3. Apa manfaat dari pohon Porang ?
4. Bagaimana pemanfaatan dari pohon Porang sebagai salah satu
komoditas ekspor di Indonesia ?
5. Bagaimana strategi penjualan tanaman Porang ?
C. Tujuan Penelitian Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dari tanaman Porang (Amorphophallus
onchophyllus) .
2. Untuk mengetahui cara penanaman pohon Porang .
3. Untuk mengetahui manfaat dari pohon Porang .
4. Untuk mengetahui pemanfaatan pohon Porang sebagai salah satu
komoditas ekspor di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Tanaman Porang
Tanaman porang (Amorphophallus onchophyllus) merupakan
tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh di hutan hujan tropis
khususnya di Indonesia. Tanaman ini biasanya tumbuh secara liar dibawah
naungan. Klasifikasi tanaman porang termasuk kedalam famili Araceae
yang sama dengan tanaman konjac (Amorphophallus konjac). Tanaman ini
memiliki siklus hidup yang berbeda dari tanaman pada umumnya. Tanaman
porang memiliki dua siklus hidup dan satu fase dorman. Porang
(Amorphophallus Onchophillus) adalah salah satu tanaman yang sudah
lama dikenal oleh masyarakat sejak jaman pendudukan Jepang. Namun
demikian sampai saat ini budidaya Porang belum banyak dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Porang merupakan jenis tanaman umbi-umbian
termasuk keluarga Araceae dan kelas Monokotiledoneae. Hasil tanaman ini
berupa umbi yang mengandung glukomanan yang berbentuk tepung.
Porang (Amorphopha-llusmuelleri Blume) adalah golongan
Araceae asli Indonesia yang banyak tumbuh di hutan-hutan pulau Jawa,
sehingga di Jepang dikenal sebagai "Jawa Mukago Konyaku". Porang
mengandung glukomanan yang sangat tinggi (hingga mencapai 65 persen).
Kandungan glukomanan porang lebih tinggi dibanding varietas komersial
Jepang yaitu konjac atau konnyaku (Amorphophallus konjac) yang hanya
44 persen. Kandungan glukomanan yang tinggi tersebut sangat potensial
dimanfaatkan sebagai bahan pangan khususnya dalam menunjang
ketahanan pangan nasional. Glaukomanan yang terkandung pada umbi
porang kering sekitar 15%- 64% dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
makanan maupun kesehatan. Umbi porang mengandung serat tinggi dan
rendah kolesterol sehingga dapat dikonsumsi penderita hipertensi dan
kencing manis. Selain itu, Glukomannan banyak digunakan pada industri
makanan, kesehatan, kosmetik, dan industri lainnya. Senyawa ini banyak
digunakan karena bagus untuk program diet, memiliki nilai kolesterol yang
rendah, dapat mencegah penyakit jantung, dan mengurangi tekanan darah
tinggi. Senyawa ini juga telah banyak digunakan di pabrik sebagai salah
satu bahan tambahan dalam pembuatan kertas, tekstil, karet, cat, kulit
sintetis, plastik, film, lem, pemurnian mineral, dan pemurnian air.
Akan tetapi, masyarakat Indonesia tidak mengkonsumsi umbi
porang secara langsung. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan oksalat
dalam bentuk asam oksalat dan kalsium oksalat yang terkandung dalam
umbi porang dapat menyebabkan rasa gatal dan terbakar ketika dikonsumsi.
Maka itu, terlebih dahulu harus menghilangkan rasa gatal akibat Kalsium
Oksalat dengan cara optimasi sampai mendapatkan hasil yang terbaik untuk
bisa dijadikan produk makanan. Selain itu, banyak keunggulan dari
pemanfaatan tanaman porang jika dimanfaatkan sebaik mungkin, terutama
untuk membantu perekonomian Indonesia dan terus mengelola budidaya
tanaman porang tersebut.

B. Cara Penanaman Pohon Porang

Tanaman porang tumbuh berupa semak dengan tinggi 100-150cm,


aberbatang halus, tangkai dan daunnya berwana hijau hingga hijau tua
bergaris- garis dengan bercak putih. Tanaman porang merupakan tanaman
lorong di antara tanaman tahunan sehingga lebih menyukai lingkungan
dengan tingkat naungan tinggi dan kelembapan cukup. Hasil utama tanaman
porang berupa umbi. Ada dua macam umbi pada tanaman porang yaitu umbi
batang yang berada di dalam tanah, dan umbi tetas/bupil yang terdapat pada
setiap pangkal cabang atau tulang-tulang daun yang mengandung biji. Umbi
yang banyak dimanfaatkan adalah umbi batang yang berbentuk bulatan dan
bagian atasnya berlekuk dangkal tempat bekas tumbuhnya tangkai. Umbi
ini merupakan perubaha bentuk dari batang yang berfungsi sebagai
cadangan makanan (Sumarwoto, 2020).
Syarat tumbuh Tanaman porang merupakan tanaman asli daerah
tropis, yang tumbuh di bawah tegakan dengan kelembaban yang cukup
dengan suhu sekitar 25◦C-35◦C dan curah hujun antara 1.000-1.500 mm.
Tempat tumbuh yang optimal yaitu tempat dengan ketinggian 100-600 m
dpl, dengan intensitas cahaya yang dibutuhkan antara 60%hinga 70%. K
ondisi tanah yang diperlukan agar porang dapat tumbuh dengan baik adalah
tanah dengan tekstur lempung berpasir dan bersih dari alang-alang dengan
ph netral (6-7).
• Pada lahan datar

Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat


gundukan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang di sesuaikan
dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

• Pada lahan miring

Lahan dibersihkan tidak perlu di olah. Lalu dibuat lubang tempat ruang
tumbuh bibit yang di laksanakan pada saat penanaman.

Tata cara penyiapan bibit dari umbi adalah :

1. Tentukan anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu
tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.
2. Bongkar rumpun/tanaman tadi kemudian bersihkan umbi dari akar-akar dan
tanah yang masih menempel.
3. Kumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk
penanganan selanjutnya yaitu penanaman.
4. Perlu diingat bahwa satu umbi hanya meghasilkan satu tanaman (Hidayah,
2016)

C. Manfaat Pohon Porang

Porang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan karena memiliki


kandungan yang dapat menyehatkan tubuh, salah satunya Konjac
glucomannan (KGM). Selain itu, Porang juga memiliki kandungan sebagai
berikut:
• Glucomannan (45%)
• Protein (9,7%)
• 16 jenis asam amino (hingga 7,8%)
•7 asam amino esensial (hingga 2,5%)
• Kalsium

• Fosfor

• Besi

• Zinc

• Mangan

• Tembaga

• Tinggi serat

Berkat kandungannya yang kaya akan glucomannan, karbohidrat hingga


berbagai mineral. Porang kerap dimanfaatkan untuk kebutuhan sebagai
berikut :

1. Lem ramah lingkungan

2. Bahan campuran untuk industry

3. Sebagai bahan makanan Jepang

4. Membuat bahan waterproof (Rofik, 2017)

D. Ekspor Tanaman Porang

Porang merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang menjadi salah


satu produk unggulan ekspor komoditas pertanian. Dulunya porang hampir
diabaikan oleh masyarakat karena umbinya dapat menyebabkan gatal-gatal
jika tidak diolah dengan baik. Tetapi sekarang banyak petani yang berminat
untuk membudidayakan porang karena nilai usaha taninya yang cukup
menggiurkan.

Tanaman porang adalah tanaman asli dari Indonesia, tanaman ini


termasuk jenis umbi-umbian yang bertunas dan dapat tumbuh di jenis tanah
apapun dengan ketinggian 0-700 mdpl. Porang dewasa umbinya besar,
beratnya mencapai puluhan kilogram. Beberapa tahun terakhir, Porang
diekspor ke Jepang untuk bahan baku beras shirataki atau beras diet. Karena
porang mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat
pangan. Karbohidrat merupakan komponen penting pada porang yang
terdiri atas pati, glucomannan, serat kasar, dan gula reduksi. Kandungan
glukomannnan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari tanaman
porang.

Glukomannan dapat dimanfaatkan pada berbagai industry pangan,


antara lain untuk produk makanan seperti konnyaku, shirataki (bentuk mie),
sebagai bahan campuranatau tambahan pada berbagai produk kue, roti, es
krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan sari
buah. Selain itu, glucomannan dimanfaatkan oleh industry kimia dan
farmasi, sebagai bahan pelapis, bahan perekat, dan pelapis kedap air.

Sekarang tanaman porang menjadi komoditas ekspor. Sejak tahun


2016 sapai 2019, tren penjualan porang ke pasar ekspor selalu mengalami
kenaikan. Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan,
karena punya peluang yang cukup untuk diekspor. Catatan Badan Karantina
Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanayk
254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sepanjang 2019


ekspor porang di tanah air sebesar 11.721 ton dengan nilai Rp 644 Miliar.
Sementara pada tahun 2020 jumlahnnya naik menjadi 20.476 ton dengan
nilai Rp 924,3 miliar. Negara tujuan utama ekspor tanaman porang adalah
Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia, Taiwan, dan Thailand.
Eksisting Porang mencapai 47.461 ha yang tersebar di 15 provinsi.
Kementrian pertanian memiliki target tanam porang pada 2021 seluas
10.000 ha tersebar di Provinsi Aceh, Jawa Barat 1.000 ha, Jawa Tengah
1.500 ha, Jawa Timur 3.000 ha, NTT 1.000 ha, NTB 500 ha, Sulawesi
Selatan 2.000 ha. Pada tahun 2024 eksisting porang ditargetkan menjadi
100.000 ha dan didukung industry hilir atau plahan pasarnya.

E. Penjualan Tanaman Porang Dalam Meningkatkan Ekonomi


Indonesia

Porang merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini ditanam
oleh petani. Tumbuhan porang termasuk ke dalam golongan tumbuhan yang
memerlukan tanah kering dan sinar matahari antara 50% sampai 60%, oleh
sebab itu banyak tumbuhan di hutan karena memang cocok dibawah
naungan tanaman parang akan dipanen selama satu sampai dua tahun sekali
dengan masa tanam sekitar musim penghujan, masa panen Porang jika di
estimasi kan untuk 1 hektar tanah adalah 90 sampai dengan 120 Kg dengan
asumsi bahwa pemeliharaan yang dilakukan bagus.

Pada penelitian Pangkey et al, (2016) menyebutkan bahwa sektor


pertanian sangat memiliki peran penting dalam upaya pembangunan suatu
negara, hal tersebut dikarenakan sektor pertanian lebih tahan menghadapi
Krisis ekonomi dibandingkan dengan sektor lainnya. Menurut Supardi et al,
(2016) menyatakan pengelolaan hasil pertanian memiliki tujuan dalam
meningkatkan nilai guna produk hasil pengolahan agar mempunyai nilai
baru dan dapat memberikan kepuasa, oleh sebab itu dalam upaya
meningkatkan nilai guna harus adanya dukungan dari beberapa aspek salah
satunya melalui pemanfaatan lahan.

Naviyanti, Iin. et al. 2021. Strategi Pengembangan Program


Pemberdayaan Masyarakat Petani Porang Dalam Meningkatkan
Perekonomian di Desa Wonoasri Kabupaten Pacitan. Jurnal Review of
Accounting and Business Vol.1 No.1

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.


104/KPTS/HK.140/M/2/2020, tanaman Porang termasuk salah satu
komoditas binaan dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dari jenis
kacang-kacangan dan umbi-umbian. Kementan telah menyusun Roadmap
Budidaya dan Ekspor Porang 2020-2024 dengan target pengembangan
sekitar 100 ribu (ha) di 2024 dan potensi ekspor sebesar 82 ribu ton chips
kering. Dalam Roadmap tersebut juga sudah dipetakan target sebagai
berikut : luas tanam (realisasi) tanaman Porang 2020 adalah 19.950 ha dan
2021 adalah 47.641 ha. Luas panen yang ditargetkan pada tahun tertentu
adalah 95% dari luas tanam 2 tahun sebelumnya. Produksi basah yang
ditargetkan adalah 10 ton/ha dan ini nantinya akan dibuat berupa tepung
glucomannan. Sedangkan, produksi kering dalam bentuk chips adalah 15%
dari produksi basah. Kebutuhan benih adalah 20.000 katak (100 Kg/ha).

Pengembangan porang akan dilakukan melalui sejumlah strategi


antara lain peningkatan ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul,
penerapan Good Agricultural Practices di tingkat petani, penyediaan pupuk
sesuai kebutuhan, dan dukungan prasarana irigasi, jalan usaha tani dan
dukungan fasilitas pembiayaan. Adapun fokus pengembangan secara
bertahap akan dilaksanakan di 29 provinsi dan 263 kabupaten.

Dari sisi distribusi, pasar dalam negeri yang ditargetkan adalah 10%
dari total panen, sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk chips kering atau
produk turunan lainnya yang diperkirakan ada sekitar 21 jenis. Berdasarkan
data Kemendag, ekspor porang Indonesia pada 2020 tercatat sebanyak
8.570 ton dengan total nilai US$19.645.620 atau tumbuh 23,35% (yoy)
dengan Tiongkok sebagai tujuan ekspor terbesar yakni mencapai 13,28 juta
ton. Terkait hilirisasi industri porang, Kemenperin telah memetakan sentra
produksi porang sebagai basis pengembangan industri pengolahan.

Memperhatikan arahan Presiden mengenai pengembangan


komoditas porang, Asisten Deputi Ketahanan Sekretariat Kabinet (Setkab)
Ida Dwi Nilasari sepakat untuk mendorong penetapan Kabupaten Madiun
sebagai lokus program (pilot project) peningkatan produksi dan budidaya
komoditas porang. Beberapa rumusan rekomendasi yang dihasilkan antara
lain perlunya pengaturan tata niaga porang dan produk turunannya,
pengembangan hilirisasi industri pengolahan porang, dan penetapan harga
acuan untuk standarisasi harga di tingkat petani. Sementara, pengembangan
porang di Kabupaten Madiun sendiri telah mencapai 5.263 ha pada 2020.
Dari luasan tersebut, telah dihasilkan produksi umbi basah sekitar 50 ribu
ton dengan produktivitas mencapai 8-10 ton/ha. Tetapi, permasalahan yang
dialami Kabupaten Madiun lebih ke pascapanen dan dukungan hilirisasi,
sehingga kabupaten tersebut membutuhkan pengembangan industri
pengolahan porang untuk menghasilkan tepung porang.

Tanaman porang sangat potensial untuk dikembangkan baik dalam


bentuk mentah yang belum diolah ataupun sebagai bentuk produk yang
sudah diolah. Potensi porang ini dapat dilihat dari banyaknya minat
terhadap olahan porang di beberapa tahun terakhir. Tanaman porang di
Indonesia juga banyak di ekspor ke luar negeri seperti negara Jepang,
Korea, China. Saat ini ekspor umbi porang terutama dalam bentuk setengah
jadi seperti beras porang sedang gencar dilakukan, sehingga peluang untuk
membudidayakan porang juga semakin terbuka besar.

PENUTUP

Kesimpulan
Porang (Amorphopha-llusmuelleri Blume) adalah golongan
Araceae asli Indonesia yang banyak tumbuh di hutan-hutan pulau Jawa,
sehingga di Jepang dikenal sebagai "Jawa Mukago Konyaku". Porang
mengandung glukomanan yang sangat tinggi (hingga mencapai 65 persen).
Glaukomanan yang terkandung pada umbi porang kering sekitar 15%-
64% dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan maupun kesehatan.

Tanaman porang menjadi komoditas ekspor. Sejak tahun 2016


sapai 2019, tren penjualan porang ke pasar ekspor selalu mengalami
kenaikan. Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan,
karena punya peluang yang cukup untuk diekspor. Catatan Badan
Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat
sebanayk 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, sepanjang 2019 ekspor
porang di tanah air sebesar 11.721 ton dengan nilai Rp 644 Miliar.
Sementara pada tahun 2020 jumlahnnya naik menjadi 20.476 ton dengan
nilai Rp 924,3 miliar. Berdasarkan data Kemendag, ekspor porang
Indonesia pada 2020 tercatat sebanyak 8.570 ton dengan total nilai
US$19.645.620 atau tumbuh 23,35% (yoy) dengan Tiongkok sebagai
tujuan ekspor terbesar yakni mencapai 13,28 juta ton.

Daftar Pustaka
Azizi, I., & Kurniawan, F. (2021). Pengaruh Bibit Asal, Umur, dan Ukuran
terhadap Kadar Glukomanan dan Kadar Oksalat dalam Umbi
Porang. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 9(2), C19-C24.
Fatoni, K., & Bahri, S. (2018). PERTUMBUHAN TANAMAN PORANG
(Amorphophallus Onchophillus) AKIBAT PERLAKUAN
MACAM PUPUK KANDANG DAN BIOTAMAX Growth of
Porang plant (Amorphophallus Onchophillus) due to kind of
fertilizers and biotamax. Innofarm: Jurnal Inovasi
Pertanian, 19(1).
Wahyuni, K. I., Rohmah, M. K., Ambari, Y., & Romadhon, B. K. (2020).
Pemanfaatan umbi porang (Amorphophallus muelleri Bl)
sebagai bahan baku keripik. Jurnal Karinov, 3(1), 1-4.
Hidayah, R. (2016). Budidaya Umbi Porang Secara Intensif. Idamanmas.
Rofik, K. (2017). PRODUKSI TANAMAN PORANG DI KELOMPOK
TANI MPSDH WONO LESTARI DESA PADAS KAB
MADIUN. Jurnal Ilmu Pertanian, Kehutanan dan
Agroteknologi.
Sumarwoto. (2020). PENGEMBANGAN BUDIDAYA PORANG DI
LAHAN BAWAH TEGAKAN POHON DI DESA
PACAREJO, KEC SEMANU, KAB GUNUNG KIDUL.
DHARMA: Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Eko Priyanto, Pancadewi Sukaryorini, budi Prabowo.(2018). Pemetaan
Potensi Tanaman Porang Sebagai Komoditas Ekspor. Berkala
Ilmiah : vol. 5, No. 2
Umbi Porang Jadi Unggulan Ekspor - Infografik Katadata.co.id
Indonesia.go.id - Porang, Si Liar Komoditas Ekspor

Ekon.go.id. 2021. Perluasan Lahan dan Hilirisasi Industri Menjadi Titik


Awal Pengembangan Tanaman Porang. Di akses pada 18
Oktober 2022 pukul 07.52
https://ekon.go.id/publikasi/detail/2983/perluasan-lahan-dan-
hilirisasi-industri-menjadi-titik-awal-pengembangan-tanaman-
porang

Anda mungkin juga menyukai