EKSPOR DI INDONESIA
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang dilihat di zaman modernisasi ini, tanaman porang
sedikit asing terdengar di telinga kita karena pemanfaatan tanaman porang
tersebut kurang dimanfaatkan. Porang adalah tanaman kurang
dimanfaatkan, yang merupakan sumber glukomanan. Glukomanan adalah
polisakarida yang dapat larut dalam air dan dianggap sebagai serat pangan.
Glukomanan merupakan komponen hemiselulosa dalam dinding sel
beberapa spesies tumbuhan. Selain itu umbi porang juga memiliki mineral
tinggi yang penting bagi metabolism yaitu kalium, magnesium, dan fosfor.
Budidaya porang merupakan upaya diversifikasi bahan pangan serta
penyediaan bahan baku industri yang dapat meningkatkan nilai komoditi
ekspor di Indonesia.
Porang merupakan tanaman yang potensial untuk
dikembangkan sebagai komoditi ekspor karena beberapa negara
membutuhkan tanaman ini sebagai bahan makanan maupun bahan industri.
Indonesia mengekspor porang dalam bentuk gaplek atau tepung ke Jepang,
Australia, Srilanka, Malaysia, Korea, Selandia Baru, Pakistan, Inggris dan
Italia. Porang dapat tumbuh baik pada tanah kering dan berhumus dengan
pH 6-7. Umbi batangnya berada di dalam tanah dan umbi inilah yang
dipungut hasilnya. Umbi porang memiliki potensi sebagai sumber
glukomannan karena kandungan glukomannannya yang tinggi. Umbi
porang memiliki kadar glukomannan yang cukup tinggi yaitu sekitar 65%
yang membuat umbi porang lebih unggul dari spesies lain dalam genus yang
sama. Glukomannan sendiri merupakan senyawa karbohidrat yang
termasuk dalam polisakarida mannan. Polisakarida ini berfungsi sebagai
hemiselulosa yang digunakan sebagai cadangan karbohidrat non pati pada
dinding sel tanaman. Tanaman porang menyimpan senyawa ini pada umbi
ketika memasuki fase dorman di m usim kemarau. Senyawa glukomannan
memiliki potensi sebagai alternatif sumber pangan di Indonesia.
Oleh karenanya, jika dilihat dari segi keunggulan dan
keuntungan yang dihasilkan dari tanaman porang ini perlu diperhatikan
faktor-faktor agar tanaman porang ini bisa terus ditumbuh dan dilestarikan.
Seperti halnya, Usaha peningkatan potentsi produksi tanaman porang dapat
dilakukan dengan melakukan evaluasi lahan, prosedur/cara penanaman dari
tanaman porang itu sendiri, manfaat dari tanaman porang itu sendiri dan
akan dimanfaatkan untuk apa, ekspor tanaman porang sebagai bahan
pengganti makanan pokok, dan gerakan perekonomian yang mana tanaman
porang dijual untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia karena mbi
porang ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi dan kegunaan yang
luas dalam bidang pangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tanaman Porang (Amorphophallus
onchophyllus) ?
2. Bagaimana cara penanaman pohon Porang) ?
3. Apa manfaat dari pohon Porang ?
4. Bagaimana pemanfaatan dari pohon Porang sebagai salah satu
komoditas ekspor di Indonesia ?
5. Bagaimana strategi penjualan tanaman Porang ?
C. Tujuan Penelitian Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dari tanaman Porang (Amorphophallus
onchophyllus) .
2. Untuk mengetahui cara penanaman pohon Porang .
3. Untuk mengetahui manfaat dari pohon Porang .
4. Untuk mengetahui pemanfaatan pohon Porang sebagai salah satu
komoditas ekspor di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Tanaman Porang
Tanaman porang (Amorphophallus onchophyllus) merupakan
tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh di hutan hujan tropis
khususnya di Indonesia. Tanaman ini biasanya tumbuh secara liar dibawah
naungan. Klasifikasi tanaman porang termasuk kedalam famili Araceae
yang sama dengan tanaman konjac (Amorphophallus konjac). Tanaman ini
memiliki siklus hidup yang berbeda dari tanaman pada umumnya. Tanaman
porang memiliki dua siklus hidup dan satu fase dorman. Porang
(Amorphophallus Onchophillus) adalah salah satu tanaman yang sudah
lama dikenal oleh masyarakat sejak jaman pendudukan Jepang. Namun
demikian sampai saat ini budidaya Porang belum banyak dilakukan oleh
masyarakat Indonesia. Porang merupakan jenis tanaman umbi-umbian
termasuk keluarga Araceae dan kelas Monokotiledoneae. Hasil tanaman ini
berupa umbi yang mengandung glukomanan yang berbentuk tepung.
Porang (Amorphopha-llusmuelleri Blume) adalah golongan
Araceae asli Indonesia yang banyak tumbuh di hutan-hutan pulau Jawa,
sehingga di Jepang dikenal sebagai "Jawa Mukago Konyaku". Porang
mengandung glukomanan yang sangat tinggi (hingga mencapai 65 persen).
Kandungan glukomanan porang lebih tinggi dibanding varietas komersial
Jepang yaitu konjac atau konnyaku (Amorphophallus konjac) yang hanya
44 persen. Kandungan glukomanan yang tinggi tersebut sangat potensial
dimanfaatkan sebagai bahan pangan khususnya dalam menunjang
ketahanan pangan nasional. Glaukomanan yang terkandung pada umbi
porang kering sekitar 15%- 64% dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
makanan maupun kesehatan. Umbi porang mengandung serat tinggi dan
rendah kolesterol sehingga dapat dikonsumsi penderita hipertensi dan
kencing manis. Selain itu, Glukomannan banyak digunakan pada industri
makanan, kesehatan, kosmetik, dan industri lainnya. Senyawa ini banyak
digunakan karena bagus untuk program diet, memiliki nilai kolesterol yang
rendah, dapat mencegah penyakit jantung, dan mengurangi tekanan darah
tinggi. Senyawa ini juga telah banyak digunakan di pabrik sebagai salah
satu bahan tambahan dalam pembuatan kertas, tekstil, karet, cat, kulit
sintetis, plastik, film, lem, pemurnian mineral, dan pemurnian air.
Akan tetapi, masyarakat Indonesia tidak mengkonsumsi umbi
porang secara langsung. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan oksalat
dalam bentuk asam oksalat dan kalsium oksalat yang terkandung dalam
umbi porang dapat menyebabkan rasa gatal dan terbakar ketika dikonsumsi.
Maka itu, terlebih dahulu harus menghilangkan rasa gatal akibat Kalsium
Oksalat dengan cara optimasi sampai mendapatkan hasil yang terbaik untuk
bisa dijadikan produk makanan. Selain itu, banyak keunggulan dari
pemanfaatan tanaman porang jika dimanfaatkan sebaik mungkin, terutama
untuk membantu perekonomian Indonesia dan terus mengelola budidaya
tanaman porang tersebut.
Lahan dibersihkan tidak perlu di olah. Lalu dibuat lubang tempat ruang
tumbuh bibit yang di laksanakan pada saat penanaman.
1. Tentukan anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu
tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.
2. Bongkar rumpun/tanaman tadi kemudian bersihkan umbi dari akar-akar dan
tanah yang masih menempel.
3. Kumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk
penanganan selanjutnya yaitu penanaman.
4. Perlu diingat bahwa satu umbi hanya meghasilkan satu tanaman (Hidayah,
2016)
• Fosfor
• Besi
• Zinc
• Mangan
• Tembaga
• Tinggi serat
Porang merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini ditanam
oleh petani. Tumbuhan porang termasuk ke dalam golongan tumbuhan yang
memerlukan tanah kering dan sinar matahari antara 50% sampai 60%, oleh
sebab itu banyak tumbuhan di hutan karena memang cocok dibawah
naungan tanaman parang akan dipanen selama satu sampai dua tahun sekali
dengan masa tanam sekitar musim penghujan, masa panen Porang jika di
estimasi kan untuk 1 hektar tanah adalah 90 sampai dengan 120 Kg dengan
asumsi bahwa pemeliharaan yang dilakukan bagus.
Dari sisi distribusi, pasar dalam negeri yang ditargetkan adalah 10%
dari total panen, sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk chips kering atau
produk turunan lainnya yang diperkirakan ada sekitar 21 jenis. Berdasarkan
data Kemendag, ekspor porang Indonesia pada 2020 tercatat sebanyak
8.570 ton dengan total nilai US$19.645.620 atau tumbuh 23,35% (yoy)
dengan Tiongkok sebagai tujuan ekspor terbesar yakni mencapai 13,28 juta
ton. Terkait hilirisasi industri porang, Kemenperin telah memetakan sentra
produksi porang sebagai basis pengembangan industri pengolahan.
PENUTUP
Kesimpulan
Porang (Amorphopha-llusmuelleri Blume) adalah golongan
Araceae asli Indonesia yang banyak tumbuh di hutan-hutan pulau Jawa,
sehingga di Jepang dikenal sebagai "Jawa Mukago Konyaku". Porang
mengandung glukomanan yang sangat tinggi (hingga mencapai 65 persen).
Glaukomanan yang terkandung pada umbi porang kering sekitar 15%-
64% dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan maupun kesehatan.
Daftar Pustaka
Azizi, I., & Kurniawan, F. (2021). Pengaruh Bibit Asal, Umur, dan Ukuran
terhadap Kadar Glukomanan dan Kadar Oksalat dalam Umbi
Porang. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 9(2), C19-C24.
Fatoni, K., & Bahri, S. (2018). PERTUMBUHAN TANAMAN PORANG
(Amorphophallus Onchophillus) AKIBAT PERLAKUAN
MACAM PUPUK KANDANG DAN BIOTAMAX Growth of
Porang plant (Amorphophallus Onchophillus) due to kind of
fertilizers and biotamax. Innofarm: Jurnal Inovasi
Pertanian, 19(1).
Wahyuni, K. I., Rohmah, M. K., Ambari, Y., & Romadhon, B. K. (2020).
Pemanfaatan umbi porang (Amorphophallus muelleri Bl)
sebagai bahan baku keripik. Jurnal Karinov, 3(1), 1-4.
Hidayah, R. (2016). Budidaya Umbi Porang Secara Intensif. Idamanmas.
Rofik, K. (2017). PRODUKSI TANAMAN PORANG DI KELOMPOK
TANI MPSDH WONO LESTARI DESA PADAS KAB
MADIUN. Jurnal Ilmu Pertanian, Kehutanan dan
Agroteknologi.
Sumarwoto. (2020). PENGEMBANGAN BUDIDAYA PORANG DI
LAHAN BAWAH TEGAKAN POHON DI DESA
PACAREJO, KEC SEMANU, KAB GUNUNG KIDUL.
DHARMA: Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Eko Priyanto, Pancadewi Sukaryorini, budi Prabowo.(2018). Pemetaan
Potensi Tanaman Porang Sebagai Komoditas Ekspor. Berkala
Ilmiah : vol. 5, No. 2
Umbi Porang Jadi Unggulan Ekspor - Infografik Katadata.co.id
Indonesia.go.id - Porang, Si Liar Komoditas Ekspor