Anda di halaman 1dari 21

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semangka merupakan tanaman yang termasuk kedalam komoditas


hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan).
Semangka merupakan salah satu buah yang digemari dan mempunyai nilai
ekonomi cukup tinggi. Semangka digemari oleh masyarakat indonesia
dikarenakan rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak.
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris. Scard) adalah tanaman yang berasal
dari Benua Afrika tepatnya di gurun pasir Kala hari. Penyebarannya ke India,
China dan Amerika dilakukan oleh para pelayar dari pedagang. Buah semangka
memiliki daya tarik tersendiri dari buahnya yang segar dan manis. Kandungan
airnya mencapai 92 %, karbohidrat 7 % dan sisanya adalah vitamin. Semangka
termasuk tanaman musim kering, tetapi akhir-akhir ini dengan teknologi yang
makin berkembang, semangka dapat ditanam kapan saja. Agar dapat tumbuh
dengan baik dan cepat, tanaman semangka membutuhkan iklim yang kering,
panas dan tersedia cukup air (Mulyanto, 2012)
Semangka merupakan tanaman herba berbentuk buah yang tumbuhnya
merambat, tanaman ini mempunyai daya tarik yaitu mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi, selain itu tanaman ini mempunyai durasi waktu yang
singkat atau genjah, hanya berkisar 70-80 hari, tanaman ini juga dapat
dijadikan tanaman selingan di musim kemarau pada lahan sawah, dapat
dibudidayakan dengan mudah baik secara konvensional maupun intensif
dengan keuntungan usaha yang memadai (Duljapar & Setyowati, 2000).
Menurut mulyanto, Iklim yang basah akan menyebabkan
pertumbuhannya terhambat, mudah terserang penyakit, serta produksi dan
kualitas buahnya akan menurun. Perkembangan teknologi budidaya semangka
di daerah Sub-tropika lebih maju dibandingkan daerah asalnya (tropika). Jenis-
jenis baru baik, hibrida yang diploid (semangka berbiji) maupun yang triploid
(semangka tak berbiji), telah banyak dikembangkan dengan kualitas buah dan
hasil jauh lebih baik dibandingkan dengan semangka tropis
Terdapat puluhan varietas semangka yang dibudidayakan, tetapi hanya
beberapa yang diminati para petani atau konsumen. Di Indonesia varietas yang
cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Semangka Lokal
(Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka
Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang
mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut diklasifikasikan
menurut benih murni negara asalnya (Samadi, B. 1996)
Budidaya tanaman semangka di Indonesia masih terbatas untuk
memenuhi pasaran dalam negeri. Padahal terbuka peluang yang sangat luas
bahwa semangka dapat diekspor ke luar negeri, sebab kondisi alam Indonesia
sesungguhnya lebih menguntungkan daripada kondisi alam negara produsen
lain di pasaran Internasional. Permintaan pasar dunia akan semangka
mencapai 1.506.000 ton. Sampai saat ini Indonesia mendapat peluang ekspor
semangka cukup besar yaitu 1.144 ton per tahun (Rukmana, R. 1994).
Budidaya semangka membutuhkan pemupukan yang optimal agar dapat
menghasilkan buah yang baik, pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik
dalam hal ini pupuk majemuk, yang telah memenuhi unsur unsur (N)Nitrogen,
P (Phospor) dan K (Kalium). Selain pupuk anorganik pemenuhan kebutuhan
unsur hara dapat diberikan dari pupuk organic, dalam hal ini pupuk pornica
bioplus merupakan pupuk organik

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dibahas dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana teknologi budidaya semangka tanpa biji ?


2. Bagaimana pertumbuhan dan produksi semangka tanpa biji dengan
pemberian pupuk pornica bioplus ?

C. Tujuan

1. Mengetahui teknologi budidaya semangka tanpa biji


2. Mengetahui pertumbuhan dan produksi semangka tanpa biji dengan
menggunakan pupuk pornica bioplus
II. KERANGKA TEORITIK

A. Semangka Tanpa Biji


Teknik pembenihan semangka tanpa biji ditemukan oleh Prof. Dr. Hitoshi
Kihara. Untuk memperoleh tetua yang tetraploid harus melalui pelipat gandaan
jumlah kromosom yang dalam istilah ilmiahnya sering disebut dengan mutasi
duplikasi. Dari persilangan semangka tetraploid dengan diploid ini akan diperoleh
semangka triploid (semangka seedless) yang mempunyai daya vitalitas rendah.
Jika suhu udara rendah (kurang dari 290 C), maka daya kecambahnya pun akan
lambat. Oleh karena itu, perkecambahan benih semangka triploid memerlukan
suhu udara yang cukup tinggi agar perkecambahannya dapat terjamin.
Pertumbuhan tanaman muda pada awalnya lemah, bahkan terkadang
tidak normal, tetapi selanjutnya tanaman akan tumbuh kuat. Daya kecambah rata-
rata biji semangka triploid adalah antara 27,5 – 85 % dengan bentuk kotiledon
yang lebih kecil daripada semangka diploid. Tanaman semangka triploid
sebenarnya memiliki bunga jantan dan betina yang lengkap, tetapi bakal biji dan
benang sarinya mandul, maka biji tidak akan terbentuk. Meskipun demikian, biji
kosong yang berwarna putih atau coklat terkadang masih dijumpai. Terbentuknya
biji kosong yang berwarna coklat biasanya disebabkan karena kelebihan dosis
pemupukan unsur hara phospor (P205.).

B. Klasifikasi Semangka
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris S) adalah tanaman yang berasal dari
Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun SM sehingga tidak
mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas ke semua belahan
dunia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan
memiliki sekitar 750 jenis (Syukur, 2009).
Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya merambat dan
memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah, semangka kuning, semangka
biji dan semangka non biji.
Menurut Rukmana (1994), klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris
Semangka merupakan tanaman herba bersifat menjalar, batangnya kecil
dan panjangnya dapat mencapai 5m. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang
panjang tajam dan berwarna putih. Batangnya mempunyai sulur yang bercabang
2 – 3 buah, sehingga memanjat. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan,
bunga betina dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu
pohon. Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak daripada bunga lainnya.
Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau
atau kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair dan rasanya
manis. Warna daging buah merah atau kuning (Syukur, 2009).

C. Stadia atau Fase Pertumbuhan Tanaaman


Menurut Endang Dwi Purbajanti (2013), pertumbuhan adalah kenaikan
dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah bahan mentah secara
kimia dan menambahkannya dalam tanaman. Pertumbuhan tanaman terjadi pada
tingkat mikroskopik saat sel membesar dan membelah sehingga terjadi
pengembangan bagian tanaman yang dapat terlihat. Dari pengertian
pertumbuhan tanaman di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian
Pertumbuhan Tanaman adalah suatu proses penambahan ukuran, penambahan
jumlah sel dan penambahan jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada
bentuk semulanya.Pertumbuhan tanaman terdiri atas 2 fase, yaitu fase vegetatif
dan fase generatif.

D. Budidaya Tanaman Semangka


Dalam budidayanya, tanaman buah semangka memiliki syarat pertumbuhan
yaitu memiliki iklim dengan tingkat curah hujan ideal 40-50 mm/bulan karena
curah hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan
tanaman, yaitu mudah terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan
pertumbuhan vegetatif panjang.Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar
matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari
menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen.Tanaman semangka akan
dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25OC (siang
hari).Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu
harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm.Kelembaban udara cenderung rendah
bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin
uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di
daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang
berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong
tumbuhnya jamur perusak tanaman (Doring, dkk. 2006)
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang
cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah dikeringkan.Keasaman tanah (pH) yang diperlukan
antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis
disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut.Tanah yang cocok untuk
tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang
kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk
ditanami semangka. Sedangkanuntuk ketinggian tempat yang ideal untuk areal
penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat
ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl
dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl (Sarpian, 2003).

1. Pembibitan
Menurut Wihardjo S. (1993) dalam melakukan budidaya tamanam buah
semangka tentunya harus mengetahui tahapan-tahapan dalam tekni budidaya
yang terdiri antara lain pembenihan. Benih semangka yang baik adalah bentuk
tidak keriput, tidak mengapung jika direndam.Sebelum disemai, ujung benih
semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan
gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih
direndam dalam air hangat suhu 20-25°C yang telah ditambah fungisida dan
bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat
dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi. Kemudian bibit siap dikecambahkan.
Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah
benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian
dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi
pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi
penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di atas bungkusan.
Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali perlu pengontrolan
kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air menggunakan hand
sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil
(ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan
pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang
ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag
polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari (Samadi, 1996).
Polibag-polibag diberi disungkup (kanopi) plastik transparan serupa rumah
kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan
naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja,
maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus
dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan
rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan
fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali.Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah
berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.

2. Pengolahan Tanah
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung
di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar
bedengan tergantung teknik budidaya yang digunakan. Untuk penanaman sistem
turus (ajir), lebar bedengan adalah 100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris
tanaman, lebar bedengan 200 cm; sistem tanpa turus(ajir) dengan 2 baris
tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang bedengan maksimum 12-15 m, tinggi
bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm. Kemudian pemberian pupuk dasar
untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g
urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji,
kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan
2 g Borate (Prajnanta, 1996).
Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm
atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan
air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan
lama, sampai 812 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik
berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan
hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman.
3. Penanaman
Pemberian mulsa bermanfaat dalam hal kompetisi dengan tanaman
pengganggu (gulma) untuk memperoleh sinar matahari. Agar dapat berkecambah,
benih gulma membutuhkan sinar matahari. Dengan adanya bahan mulsa di atas
permukaan tanah, benih gulma tidak mendapatkan sinar matahari. Kalaupun ada
sinar matahari, misalnya pada mulsa jerami atau plastik transparan, pertumbuhan
gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas
tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah.
Menurut Prihatman (2000), manfaat pemasangan mulsa dalam budidaya
tanamanadalah menekan kompetisi hara dengan gulma, menjaga kestabilan
agregat tanah, menjaga ketersediaan air,menekan erosi, menurunkan suhu
tanahdan memudahkan dalam budidaya tanaman
Mulsa di atas permukaan tanah dapat menahan energi air hujan sehingga
agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis
mulsa memiliki kemampuan menahan hantaman butiran air hujan. Oleh
karenanya, semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi.
Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap
dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah.
Akibatnya lahan yang ditanami tidak akan kekurangan air karena penguapan air ke
udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Proses transpirasi ini merupakan
proses normal yang terjadi pada tanaman. Melalui proses transpirasi inilah
tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut
berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x
70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus,
dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi
3.5004.000 tanaman/ha.Kemudian persiapan pelubangan lahan tanaman
dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan
jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat bantu
dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan
kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang yang
kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap digunakan. Kemudian
dilakukan pelubangan pada tanah lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit
semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3
lembar dan sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi
larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution.Lalu untuk urutan penanaman
adalah sebagai berikut, kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak;
bibit dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan; lubang ditutup dengan
tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu
dengan tanah(Sarpian, 2003).

4. Pemeliharaan Tanaman
Menurut Rukmana (1994), tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu
diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati
dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan tetapi penyulaman
tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman,
perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau
jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain
yang sehat. Selain itu adanya gulma di sekeliling tanaman dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi selain itu
gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit sehingga perlu dilakukan
penyiangan secara rutin.
Tabel 1.Dosis pupuk dan waktu pemberiannya / Ha(BAPPENAS, 2005).
Pupuk Pupuk Susulan ( Kg )
Nama Pupuk
Dasar (Kg) I II III IV V
Pupuk Kandang 12.000 - - - - -
NPK Profesional 350 50 200 - - -
KNO Merah 150 50 150 150 200 100
KNO PUTIH 130 20 100 - 50 -
KCl 50

Jika tanah kurang mengandung borak, bersamaan pupuk dasar diberi


borak 5 Kg untuk per Ha.Pupuk susulan ditugalkan 10 – 15 Cm dari batang.
Pemberian pupuk cair SEPRINT dari 10 CC dilarutkan dalam 5 l air dan semprotkan
pada umur 2 – 3 minggu setelah tanam dan diulang 7 hari sekali sampai 15 hari
menjelang panen
Pada budidaya semangka dapat dilakukan perlakuan mulsa PHP untuk
menghasilkan semangka tanpa biji .Manfaat mulsa PHP Sesuai namanya, mulsa
PHP terdiri dari dua lapis warna,pada bagian atas berwarna perak dan bagian
bawah berwarna hitam. Pada saat pemasangan mulsa jangan sampai terbalik
karena bila pemasangan terbalik maka pengaruh mulsa akan berbeda. Manfaat
penggunaan mulsa PHP tersebut adalah merangsang perkembangan akar,
mempertahankan struktur suhu dan kelembaban tanah,mencegah erosi
tanah,menekan pertumbuhan gulma,mengurangi penguapan air dan
pupuk, Meningkatkan proses fotosintesis, dan menekan perkembangan hama dan
penyakit

Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk.


Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama
atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama
saja.Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari
setelah tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal
ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang
tumbuh dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua
cabang utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang
sekunder dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder
di bawah ruas ke-14 dan disisakan masing-masing hanya dua daun. Alat pangkas
yangdigunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan,
alat direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml/l (Duljapardan Setyowati, 2000).
Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman
dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan
dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa
tali rafia atau tali dari pelepah pisang batu.
Penyerbukan buatan hanya dilakukan kalau semangka yang ditanam
sebagian besar merupakan jenis tidak berbiji. Penyerbukan buatan dilakukan pada
pagi hari yaitu pukul 06.00-10.00, saat bunga betina dalam kondisi mekar.
Umur tanaman yang dapat dilakukan penyerbukan buatan sekitar 21-28 hari
setelah tanam. Untuk penanaman sistem turus, penyerbukan hanya dilakukan
pada bunga betina yang berada pada ruas ke-13 dan ke 20, hal ini disebabkan
bunga pada ruas-ruas tersebut yang kelak menjadi buah dapat pas dengan para-
paranya. Sedangkan penanaman tanpa turus tidak ada ketentuan tersebut. Cara
penyerbukan buatan ini diawali dengan pengambilan dan pengumpulan bunga
jantan dari semangka berbiji. Selanjutnya, dipilih bunga betina yang akan
diserbuki, yaitu bentuknya sempurna dan tidak cacat. Setelah dipilih, oleskan
bunga jantan pada putik bunga betina.
Seleksi buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang
seragam dan besar. Seleksi buah dilakukan setelah tanaman berumur 40 HST.Buah
yang dipilih adalah buahyang pertumbuhannya baik, sedangkan yang jelek
dibuang dengan menggunakan gunting. Banyaknya buah yang dipelihara
masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah yang besar.
Dalam proses pembesaran, diantara buah dan para-para perlu diberi
serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya agar nantinya kulit buah tetap
mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas, buah perlu dibalik agar bagian
bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah dilakukan minimal sekali
hingga buah siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST.
Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun)
dilakukan rutin setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan
hama atau penyakit, maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali
dengan bahan yang sesuai dengan hama atau penyakit tersebut. Adapun jenis
hama dan penyakit yang sering menyerang yaitu Thrips (Thrips parvispinus Karny),
Layu (Fusarium ),Bercak daun, Busuk buah,Ulat perusak daun (Spodoptera litura),
Tungau merah merah (Tetranychus cinnabarinus) dan Ulat tanah (Agrotis ipsilon
Hufn.)dll.
5. Panen Dan Pasca Panen
Menurut Sarpian (2003), menentukan saat panen dapat melaui tiga cara
yaitu pengamatn visual, pengamatan dari suara saat buah diketuk, dan umur
tanaman. Secara visual, buah semangka yang sudah siap panen dicirikan oleh
warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi, dan sulur di belakang
tangkai buah sudah berubah warna menjadi coklat tua. Warna buah menjadi
terang karena lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah sudah hilang.Suara buah
dapat digunakan sebagai tanda tingkat ketuaan buah. Suara buah ini muncul
setelah buah diketuk. Bila nyaring, buah tersebut masih muda. Sebaliknya, bila
agak berat dan sedikit bergetar, buah tersebut sudah masak atau tua.
Varietas tanaman dan ketinggian tempat mempengaruhi umur panen
tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m dpl, semangka dapat dipanen
pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat
dipanen pada umur 85 hari. Cara panen buah semangka adalah dengan memotong
tangaki buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke
dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan
tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar tahan
selama dalam penyimpananan (Sarpian, 2003).
Kemudian masuk dalam tahap pasca panen dimana buah hasil panen
melalui beberapa proses seleksi sebelum buah di jual kepasaran karena adanya
buah yang tercampur dalam buah baik dapat menurunkan nilai jual dari buah
tersebut proses ini disebut sortasi.kemudian yang terakhir proses penyimpanan
buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik)
dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4°C, dan
kelembaban udara antara 80-85%; Penyimpanan pada atmosfir terkontrol
(merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen
atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi
(Rukmana, 1994).

2.4 Penggunaan Mulsa pada Tanaman Semangka


Pemberian mulsa bermanfaat dalam hal kompetisi dengan tanaman
pengganggu (gulma) untuk memperoleh sinar matahari. Agar dapat berkecambah,
benih gulma membutuhkan sinar matahari. Dengan adanya bahan mulsa di atas
permukaan tanah, benih gulma tidak mendapatkan sinar matahari. Kalaupun ada
sinar matahari, misalnya pada mulsa jerami atau plastik transparan, pertumbuhan
gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas
tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah.
Menurut Prihatman (2000), manfaat pemasangan mulsa dalam budidaya
III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Kajiwidya dilakukan dilahan praktek Balai Penyuluhan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pertanian Prov. Kaltim, dari bulan Maret sd Mei 2022

B. Alat Dan Bahan


1 . Alat
Nama Alat Spesifikasi Jumlah Kebutuhan
Cangkul Cangkul Pertanian 1 buah
Koret Koret 1 buah
Gembor Ukuran 9 Liter 1buah
Tali Rafia Tali plastik 1 roll
Gunting Gunting Rumput 1 buah
Timba Timba Plastik 1 buah
Knapsack spreyer Untuk pestisida dan 1 buah
pupuk
Timbangan Timbangan Analitik 1 buah
Sendok Sendok makan 1 buah
Gelas air mineral Gelas 200 ml 1 buah
kemasan
Trei Trei pertanian 1 buah
Plastic Plastic bening 1 buah
Kertas merang Kertas merang 1 buah

3. Metode Pelaksanaan
A. Persiapan bibit
Benih semangka yang digunakan untuk pembibitan harus
diseleksi kemudian Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih
dahulu. Caranya dengan merendam benih dalam air selama 6-8 jam untuk
memecah doemansi setelah itu direndam dalam fungisida dan ditiriskan pada
kertas yang telah dilapisi plastik. Pada tahap selanjutnya benih di peram untuk siap
dikecambahkan, pada pemeraman ini dapatmenggunakan kardus dan lampu
sebagai penyeimbang suhu. Benih yang dikecambahkan harus disemprot 1 – 2 kali
sehari untuk menjaga kelembabanya. Setelah 2 minggu benih siap dipindahkan
pada trei yang telah berisi tanah dan campuran pupuk organik, untuk menjaga
bibit dari panas sinar matahari berlebih maka bibit perlu diberi sungkup dan dapat
dibuka pada pagi dan sore hari.
B. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan membajak tanah terlebih dahulu agar
gulma dapat terangkat dan hal ini juga bertujuan untuk menyuburkan tanah
kemudian tanah dibentuk bedengan. Pada saat pembentukan bedengan tahap
awal yang harus dilakukan yaitu mengukur PH tanah sehingga kebutuhan dolomit
pada lahan dapat ditentukan.
a. Pembuatan bedengan
Bedengan dibentuk 1.2 x 20 m, jarak antar bedengan sekitar 5 m. Bedengan
dibentuk U agar memudahkan saat pemulsaan dan agar tidak terjadi genangan
pada mulsa. Tinggi bedengan kurang lebih 50 cm.
b. Pemberian pupuk dasar
Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar yaitu pupuk NPK , pupuk kandang
(1kg) setelah itu ditambahkan dolomit (1,5 kg) dan ditambah pupuk sp 36 100 gr/
tanaman.
c. Pemasangan mulsa plastik
Setelah semua pupuk organik disebar maka selanjutnya yaitu memasang mulsa
plastik. Pemasangan mulsa plastik dilakukan pada siang hari agar dapat ditarik
secara elastik,mulsa harus menutupi seluruh tanaman agar gulma tidak lagi
tumbuh dan dapat menjaga kelembaban tanah.
d. Pelobangan mulsa
Setelah mulsa di pasang maka mulsa harus dilobangi yaitu menggunakan kaleng
berdiameter 10 – 12 cm yang telah dipanaskan lalu lobangi pada mulsa yang telah
ditandai dan diukur. Pada praktikum ini kita menggunakan metode zig zag untuk
lubang tanam. Pelobangan mulsa juga dilakukan pada sebelah lubang tanam
yaitu disediakan untuk lubang pemupukan.

C. Penanaman
Bibit tanaman semangka yang telah siap dipindahkan penanaman jika
telah berumur sekitar 9 -11 dari dipersemaian. Pemindahan dilakukan dengan hati
hati jangan sampai merusak akar tanaman. kedalaman lubang tanam dibuat
sekitar 7 – 9 cm ,kira – kira cukup untuk menempatkan bibit beserta media tanam.
D. Pemeliharaan Tanaman
Bibit semangka yang telah ditanam masih sangat peka terhadap perubahan
lingkungan sekitar, terutama cuaca dan ketersediaan air dalam tanah. Selama
tanaman tumbuh dan berkembang hingga berproduksi akan selalu mengalami
berbagai kendala, baik yang berasifat ekternal maupun internal yang umumnya
kurang menguntungkan bagi tanaman misalnya keterbatasan unsur hara dalam
tanah dan gangguan hama penyakit. Perawatan tanaman harus dilakukan dengan
baik agar tanaman daat tumbuh normal dan akhirny berproduksi dengan baik.
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanamanyang mati atau kurang baik
pertumbuhannya saat telah ditanam pada lahan, kegiatan penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena
panas mata hari.
b. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan diberikan pada minggu ke dua hari setelah tanam
Dosis pupuk yang dipakai adalah pupuk NPK sesui dosis anjuran dan ditambahkan
pupk organic pornica bioplus sesuai dengan pola perlakuan
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap hari, karena walaupun bedengan ditutup dengan
mulsa, gulma akan tetap tumbuh disela sela tanaman pada lubang tanam dan
lubang pupuk
1. Perompesan daun
Perompesan daun dilakukan pada tanaman dibawah ruas ke 7 agar pertumbuhan
tanaman dapat maksimal dan terfokus pada pembentukan vase generatf.
2. Pemangkasan Cabang
Pemangkasan cabang setiap ada cabang yang tumbuh 1 tanaman semangka
ditumbuhkan 3 cabang dan setiap cabang ditumbuhkan 2 buah
E. Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama dapat dikendalikan dengan fungisida dan bakterisida

4. Pola Perlakuan
 P0 = kontrol
 P1 = Perlakuan Pornica Bio Plus (1 liter/perbedang)
 P2 = Perlakuan Pornica Bio Plus (2 liter/perbedeng)
 P3 = Perlakuan Pornica Bio Plus (4 liter/perbedeng)
5. Parameter Pengamatan
Parameter adalah setiap karakteristik yang dapat membantu dalam
mendefinisikan atau mengklasifikasi sistem tertentu. Artinya, parameter
merupakan elemen dari sistem yang berguna, atau kritis, ketika mengidentifikasi
sistem, atau ketika mengevaluasi kinerjanya, status, kondisi, dan lain-lain. Adapun
parameter pengamatan yang digunakanadalahsebagaiberikut:

A. Pengamatan Tinggi Tanaman


Pengamatan panjang tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman
menggunakan penggaris panjang tanaman diukur mulai dari pangkal batang
hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 3 hari
sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.

B. Pengamatan Jumlah Daun


Pengamatan jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang
telah membuka sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap 3 hari
sekali sejak tanaman berumur 3 hst hingga panen.
.
C. Pengamatan Jumlah Buah
Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah buah setiap tanaman
sampel dengan menghitung jumlah buah yang tumbuh. Pengamatan ini dilakukan
pada saat buah mulai tumbuh hingga pada saat panen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Umur 21 hari
Panjang Jumlah Jumlah
Jumlah
No perlakuan tanaman sulur daun
bunga
(cm)
P0U1 27 0 4 8
P1U1 31 0 3 12
P1U2 40 0 2 15
P2U1 33 0 4 15
P2U2 41 0 4 11
P3U1 26 0 6 13
P3U2 46 0 5 15

Berdasarkan pengamatan dari 4 (empat) perlakuan termasuk Kontrol (P0), pada

umur 21 hari setelah tanam, terlihat bahwa perlakuan ke tiga (P3U2) mulai

menunjukan hasil yang lebih tinggi dari semua perlakuaan, baik dari pengamatan

panjang tanaman yang mencapai 46 cm , jumlah bunga masih belum keluar, dan

jumlah daun yang mencapai 15, untuk jumlah daun masih sama dengan perlakuan

yang lain.

Umur 55 hari
Panjang Jumlah Jumlah Jumlah
No perlakuan tanaman bakal sulur daun
(cm) buah
P0U1 205 5 4 30
P1U1 230 4 3 31
P1U2 200 2 3 32
P2U1 243 5 4 42
P2U2 265 4 5 38
P3U1 240 3 4 37
P3U2 260 4 3 36
Berdasarkan pengamatan dari 4 (empat) perlakuan termasuk control (PO), pada

umur 55 hari setelah tanam, makin terlihat bahwa perlakuan ke tiga (P2U2)

dengan taraf perlakuan sebesar 2 L/bedengan makin menunjukan hasil yang lebih

tinggi dari semua perlakuaan, baik dari pengamatan pertumbuhan panjang

tanaman yang mencapai 265 cm , maupun dari sisi jumlah sulur yang dapat

mencapai 5 buah, dan jumlah daun yang mencapai 38 buah berbeda dengan

perlakuan kontrol dimana belum ada perubahan yang signifikan (P0U1) tetapi

masih dapat mengeluarkan jumlah daun yang masih dapat mencapai 30 buah.

Umur 75 hari
No Rata-rata
Jumlah buah
perlakuan buah (kg)

P0U1 2 7
P1U1 3 6,43

P1U2 3 7.53

P2U1 2 7,63

P2U2 2 7.93

P3U1 2 7,8

P3U2 2 7,6
Rata-rata 7,25
Berdasarkan pengamatan dari 4 (empat) perlakuan termasuk control (PO), pada

umur 75 hari setelah tanam atau saat panen, terlihat bahwa disemua untuk

pertumbuhan daun sudah mulai menguning dan buah sudah mengembang

maksimal disertai dengan warna semburat kuning , rata-rata berat buah adalah

7,25 kg, jumlah buah rata-rata adalah sebanyak 2 buah, dengan berat buah
tertinggi adalah 7,93 kg. Berat tertinggi ini ada pada perlakuan 2, yaitu P2U2.

Perlakuan ini memperlihatkan pemberian pupuk pornica bio plus sebanyak 2

L/Bedengan menunjukan hasil produksi yang paling tinggi dibanding perlakuan

yang lain.

B. PEMBAHASAN

Melihat dari hasil pengamatan, yaitu dengan empat perlakuan yang berbeda

diantaranya, yaitu perlakuan I dengan tanpa perlakuan, perlakuan II dengan pupuk

pornica bio plus 1 L/bedengan, perlakuan III dengan pupuk pornica bio plus 2

L/bedengan, perlakuan IV dengan pupuk pornica bio plus 4 L/bedengan, terlihat

bahwa dengan pemberian pornica bio plus 1 L/bedengan III yaitu dengan pupuk

sebanyak 2 L/bedengan dapat menghasilkan berat rata-rata tertingi yaitu 7,93 Kg/

buah, dengan jumlah buah sebanyak 2 (dua) buah, melihat parameter yang lain

berupa panjang tanaman, jumlah sulur, jumlah bunga dan jumlah daun

menunjukan rata-rata pertumbuhan yang lebih baik dibanding dengan

pertumbuhan dari perlakuan yang lain, hal tersebut menunjukkan adanya respon

dari tanaman semangka terhadap pupukpornica bio plus, dimana dalam pupuk

tersebut banyak terkandung unsur N,P dan K yang dapat memenuhi kebutuhan

daripada tanaman bawang sehingga dapat tumbuh lebih optimal, unsur NPK dan

adanya unsur mikro memperlihatkan , dimana rata-rata tumbuh dapat mencapai

5 sulur tanaman dengan jumlah daun mencapai ratusan. Dari hasil tersebut dapat

menunjukan bahwa pupuk organik cair berupa pornica bio plus dapat digunakan

sebagai pupuk pengganti dari pupuk kimia, tetapi harus dengan konsentrasi yang
cukup rendah dan intensitas yang lebih sering dibanding pupuk anorganik,

dikarenakan pupuk organik lebih cepat terurai dan tidak dapat bertahan lama.

Dalam pemberiannya di penelitian ini pemberian pupuk organik dilakukan setiap

7 hari sekali, sehingga membutuhkan tenaga kerja yang lebih dibanding dengan

penggunaan pupuk anorganik, tetapi hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh .
V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari hasil kajiwidya “Mengamati pertumbuhan dan


produksi tanaman Semangka (Citrullus Vulgaris. Scard) dengan pemberian
pupuk Pornica bio Plus”:
1. Pupuk pornica bio plus dapat memberikan peningkatan pertumbuhan dan

pembuahan tanaman semangka, dengan rata-rata berat buah 7, 25 kg

2. Penggunaan dosis pupuk pada perlakuan (tiga) dengan konsentrasi 2

L/Bedengan, dapat meningkatkan pertumbuhan sulur sehingga mencapai 265

cm , jumlah sulur ada 5 , jumlah bunga 65 buah dan jumlah daun mencapai 36

cm, sehingga dianggap yang paling optimal dibanding perlakuan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Bappenas.2005. Budidaya pertanian semangka (Citrullus vulgaris).Jakarta. Penebar


Swadaya.
Budi, Samadi.1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius.
Duljapar, K, dan R. N. Setyowati. 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem Turus.
Jakarta. Penebar Swadaya.
Endang Dwi Purbajanti. 2013. Rumput dan Legum Sebagai Hijauan Makanan Ternak.
Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu
Kemal, Prihatman. 2000. Semangka (Citrullus vulgaris). Jakarta: Media Unika
Prajnanta, F. 1999. Kiat sukses bertanam semangka berbiji.Jakarta. PenebarSwadaya.
Prajnanta, F. 1996. Agribisnis SemangkaNon-biji.Jakarta. Penebar Swadaya.
Purseglove, 1968. Tropical Crops Dicotyledones. London. Longman Green and Co Ltd.
Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.
Samadi, B. 1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius
Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: kanisius
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian
Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Bogor. Departemen Agronomi dan
Hotikultura IPB. 284 hal.
Wihardjo, Suwandi.1993. Bertanam Semangka. Yogyakarta: Kanisius

Anda mungkin juga menyukai