PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan
B. Klasifikasi Semangka
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris S) adalah tanaman yang berasal dari
Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun SM sehingga tidak
mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas ke semua belahan
dunia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan
memiliki sekitar 750 jenis (Syukur, 2009).
Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya merambat dan
memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah, semangka kuning, semangka
biji dan semangka non biji.
Menurut Rukmana (1994), klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Familia : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris
Semangka merupakan tanaman herba bersifat menjalar, batangnya kecil
dan panjangnya dapat mencapai 5m. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang
panjang tajam dan berwarna putih. Batangnya mempunyai sulur yang bercabang
2 – 3 buah, sehingga memanjat. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan,
bunga betina dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu
pohon. Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak daripada bunga lainnya.
Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau
atau kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair dan rasanya
manis. Warna daging buah merah atau kuning (Syukur, 2009).
1. Pembibitan
Menurut Wihardjo S. (1993) dalam melakukan budidaya tamanam buah
semangka tentunya harus mengetahui tahapan-tahapan dalam tekni budidaya
yang terdiri antara lain pembenihan. Benih semangka yang baik adalah bentuk
tidak keriput, tidak mengapung jika direndam.Sebelum disemai, ujung benih
semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan
gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih
direndam dalam air hangat suhu 20-25°C yang telah ditambah fungisida dan
bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat
dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi. Kemudian bibit siap dikecambahkan.
Sebelum disemai, benih semangka diperam terlebih dahulu. Caranya adalah
benih yang telah dikeringanginkan diletakkan di atas kain handuk, kemudian
dilipat. Masukkan bungkusan tersebut ke dalam kaleng atau stoples yang dilapisi
pasir dan kertas koran basah. Untuk memberikan suasana hangat, kaleng diberi
penerangan lampu pijar 15 watt, pada jarak 5-10 cm di atas bungkusan.
Pemeraman dilakukan selama 24-48 jam. Setiap 4-6 jam sekali perlu pengontrolan
kelembaban. Jika kondisi kering, segera semprotkan air menggunakan hand
sprayer kecil. Benih yang telah diperam, dimasukkan ke dalam polibag kecil
(ukuran 12 x 12 cm) yang telah berisi media tanam yaitu campuran tanah dan
pupuk kandang (1:1). Kedalaman lubang tanam 1,5 cm. Setalah ditanam, lubang
ditutup dengan tanah halus yang dicampur abu sekam (2:1). Kemudian polibag
polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari (Samadi, 1996).
Polibag-polibag diberi disungkup (kanopi) plastik transparan serupa rumah
kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan
naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja,
maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus
dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan
rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan
fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali.Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah
berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.
2. Pengolahan Tanah
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung
di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Lebar
bedengan tergantung teknik budidaya yang digunakan. Untuk penanaman sistem
turus (ajir), lebar bedengan adalah 100-110 m; sistem tanpa turus dengan 1 baris
tanaman, lebar bedengan 200 cm; sistem tanpa turus(ajir) dengan 2 baris
tanaman, lebar bedengan 400 cm. Panjang bedengan maksimum 12-15 m, tinggi
bedengan 30-50 cm, lebar parit 30-50 cm. Kemudian pemberian pupuk dasar
untuk semangka tanpa biji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g
urea, 30 g SP-36, 85 g KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji,
kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan
2 g Borate (Prajnanta, 1996).
Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm
atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan
air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan
lama, sampai 812 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik
berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan
hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman.
3. Penanaman
Pemberian mulsa bermanfaat dalam hal kompetisi dengan tanaman
pengganggu (gulma) untuk memperoleh sinar matahari. Agar dapat berkecambah,
benih gulma membutuhkan sinar matahari. Dengan adanya bahan mulsa di atas
permukaan tanah, benih gulma tidak mendapatkan sinar matahari. Kalaupun ada
sinar matahari, misalnya pada mulsa jerami atau plastik transparan, pertumbuhan
gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas
tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah.
Menurut Prihatman (2000), manfaat pemasangan mulsa dalam budidaya
tanamanadalah menekan kompetisi hara dengan gulma, menjaga kestabilan
agregat tanah, menjaga ketersediaan air,menekan erosi, menurunkan suhu
tanahdan memudahkan dalam budidaya tanaman
Mulsa di atas permukaan tanah dapat menahan energi air hujan sehingga
agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis
mulsa memiliki kemampuan menahan hantaman butiran air hujan. Oleh
karenanya, semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi.
Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap
dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah.
Akibatnya lahan yang ditanami tidak akan kekurangan air karena penguapan air ke
udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Proses transpirasi ini merupakan
proses normal yang terjadi pada tanaman. Melalui proses transpirasi inilah
tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut
berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah 80 x
70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem tanpa turus,
dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm dengan populasi
3.5004.000 tanaman/ha.Kemudian persiapan pelubangan lahan tanaman
dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan dengan
jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka diperlukan alat bantu
dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan
kondisi tanah bedengan yang diberi lobang. Kaleng tersebut diberi arang yang
kemudian dibakar. Setelah arang menjadi bara, alat siap digunakan. Kemudian
dilakukan pelubangan pada tanah lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Bibit
semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3
lembar dan sebelum bibit ditanam, dilakukan perendaman dalam air yang berisi
larutan pupuk NPK 2 g/l, sebagai Starter Solution.Lalu untuk urutan penanaman
adalah sebagai berikut, kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak;
bibit dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan; lubang ditutup dengan
tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu
dengan tanah(Sarpian, 2003).
4. Pemeliharaan Tanaman
Menurut Rukmana (1994), tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu
diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati
dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan tetapi penyulaman
tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman,
perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau
jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain
yang sehat. Selain itu adanya gulma di sekeliling tanaman dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi selain itu
gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit sehingga perlu dilakukan
penyiangan secara rutin.
Tabel 1.Dosis pupuk dan waktu pemberiannya / Ha(BAPPENAS, 2005).
Pupuk Pupuk Susulan ( Kg )
Nama Pupuk
Dasar (Kg) I II III IV V
Pupuk Kandang 12.000 - - - - -
NPK Profesional 350 50 200 - - -
KNO Merah 150 50 150 150 200 100
KNO PUTIH 130 20 100 - 50 -
KCl 50
Sumber Daya Manusia Pertanian Prov. Kaltim, dari bulan Maret sd Mei 2022
3. Metode Pelaksanaan
A. Persiapan bibit
Benih semangka yang digunakan untuk pembibitan harus
diseleksi kemudian Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih
dahulu. Caranya dengan merendam benih dalam air selama 6-8 jam untuk
memecah doemansi setelah itu direndam dalam fungisida dan ditiriskan pada
kertas yang telah dilapisi plastik. Pada tahap selanjutnya benih di peram untuk siap
dikecambahkan, pada pemeraman ini dapatmenggunakan kardus dan lampu
sebagai penyeimbang suhu. Benih yang dikecambahkan harus disemprot 1 – 2 kali
sehari untuk menjaga kelembabanya. Setelah 2 minggu benih siap dipindahkan
pada trei yang telah berisi tanah dan campuran pupuk organik, untuk menjaga
bibit dari panas sinar matahari berlebih maka bibit perlu diberi sungkup dan dapat
dibuka pada pagi dan sore hari.
B. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dengan membajak tanah terlebih dahulu agar
gulma dapat terangkat dan hal ini juga bertujuan untuk menyuburkan tanah
kemudian tanah dibentuk bedengan. Pada saat pembentukan bedengan tahap
awal yang harus dilakukan yaitu mengukur PH tanah sehingga kebutuhan dolomit
pada lahan dapat ditentukan.
a. Pembuatan bedengan
Bedengan dibentuk 1.2 x 20 m, jarak antar bedengan sekitar 5 m. Bedengan
dibentuk U agar memudahkan saat pemulsaan dan agar tidak terjadi genangan
pada mulsa. Tinggi bedengan kurang lebih 50 cm.
b. Pemberian pupuk dasar
Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar yaitu pupuk NPK , pupuk kandang
(1kg) setelah itu ditambahkan dolomit (1,5 kg) dan ditambah pupuk sp 36 100 gr/
tanaman.
c. Pemasangan mulsa plastik
Setelah semua pupuk organik disebar maka selanjutnya yaitu memasang mulsa
plastik. Pemasangan mulsa plastik dilakukan pada siang hari agar dapat ditarik
secara elastik,mulsa harus menutupi seluruh tanaman agar gulma tidak lagi
tumbuh dan dapat menjaga kelembaban tanah.
d. Pelobangan mulsa
Setelah mulsa di pasang maka mulsa harus dilobangi yaitu menggunakan kaleng
berdiameter 10 – 12 cm yang telah dipanaskan lalu lobangi pada mulsa yang telah
ditandai dan diukur. Pada praktikum ini kita menggunakan metode zig zag untuk
lubang tanam. Pelobangan mulsa juga dilakukan pada sebelah lubang tanam
yaitu disediakan untuk lubang pemupukan.
C. Penanaman
Bibit tanaman semangka yang telah siap dipindahkan penanaman jika
telah berumur sekitar 9 -11 dari dipersemaian. Pemindahan dilakukan dengan hati
hati jangan sampai merusak akar tanaman. kedalaman lubang tanam dibuat
sekitar 7 – 9 cm ,kira – kira cukup untuk menempatkan bibit beserta media tanam.
D. Pemeliharaan Tanaman
Bibit semangka yang telah ditanam masih sangat peka terhadap perubahan
lingkungan sekitar, terutama cuaca dan ketersediaan air dalam tanah. Selama
tanaman tumbuh dan berkembang hingga berproduksi akan selalu mengalami
berbagai kendala, baik yang berasifat ekternal maupun internal yang umumnya
kurang menguntungkan bagi tanaman misalnya keterbatasan unsur hara dalam
tanah dan gangguan hama penyakit. Perawatan tanaman harus dilakukan dengan
baik agar tanaman daat tumbuh normal dan akhirny berproduksi dengan baik.
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanamanyang mati atau kurang baik
pertumbuhannya saat telah ditanam pada lahan, kegiatan penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari agar tanaman tidak mengalami stres karena
panas mata hari.
b. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan diberikan pada minggu ke dua hari setelah tanam
Dosis pupuk yang dipakai adalah pupuk NPK sesui dosis anjuran dan ditambahkan
pupk organic pornica bioplus sesuai dengan pola perlakuan
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan setiap hari, karena walaupun bedengan ditutup dengan
mulsa, gulma akan tetap tumbuh disela sela tanaman pada lubang tanam dan
lubang pupuk
1. Perompesan daun
Perompesan daun dilakukan pada tanaman dibawah ruas ke 7 agar pertumbuhan
tanaman dapat maksimal dan terfokus pada pembentukan vase generatf.
2. Pemangkasan Cabang
Pemangkasan cabang setiap ada cabang yang tumbuh 1 tanaman semangka
ditumbuhkan 3 cabang dan setiap cabang ditumbuhkan 2 buah
E. Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama dapat dikendalikan dengan fungisida dan bakterisida
4. Pola Perlakuan
P0 = kontrol
P1 = Perlakuan Pornica Bio Plus (1 liter/perbedang)
P2 = Perlakuan Pornica Bio Plus (2 liter/perbedeng)
P3 = Perlakuan Pornica Bio Plus (4 liter/perbedeng)
5. Parameter Pengamatan
Parameter adalah setiap karakteristik yang dapat membantu dalam
mendefinisikan atau mengklasifikasi sistem tertentu. Artinya, parameter
merupakan elemen dari sistem yang berguna, atau kritis, ketika mengidentifikasi
sistem, atau ketika mengevaluasi kinerjanya, status, kondisi, dan lain-lain. Adapun
parameter pengamatan yang digunakanadalahsebagaiberikut:
A. HASIL PENGAMATAN
Umur 21 hari
Panjang Jumlah Jumlah
Jumlah
No perlakuan tanaman sulur daun
bunga
(cm)
P0U1 27 0 4 8
P1U1 31 0 3 12
P1U2 40 0 2 15
P2U1 33 0 4 15
P2U2 41 0 4 11
P3U1 26 0 6 13
P3U2 46 0 5 15
umur 21 hari setelah tanam, terlihat bahwa perlakuan ke tiga (P3U2) mulai
menunjukan hasil yang lebih tinggi dari semua perlakuaan, baik dari pengamatan
panjang tanaman yang mencapai 46 cm , jumlah bunga masih belum keluar, dan
jumlah daun yang mencapai 15, untuk jumlah daun masih sama dengan perlakuan
yang lain.
Umur 55 hari
Panjang Jumlah Jumlah Jumlah
No perlakuan tanaman bakal sulur daun
(cm) buah
P0U1 205 5 4 30
P1U1 230 4 3 31
P1U2 200 2 3 32
P2U1 243 5 4 42
P2U2 265 4 5 38
P3U1 240 3 4 37
P3U2 260 4 3 36
Berdasarkan pengamatan dari 4 (empat) perlakuan termasuk control (PO), pada
umur 55 hari setelah tanam, makin terlihat bahwa perlakuan ke tiga (P2U2)
dengan taraf perlakuan sebesar 2 L/bedengan makin menunjukan hasil yang lebih
tanaman yang mencapai 265 cm , maupun dari sisi jumlah sulur yang dapat
mencapai 5 buah, dan jumlah daun yang mencapai 38 buah berbeda dengan
perlakuan kontrol dimana belum ada perubahan yang signifikan (P0U1) tetapi
masih dapat mengeluarkan jumlah daun yang masih dapat mencapai 30 buah.
Umur 75 hari
No Rata-rata
Jumlah buah
perlakuan buah (kg)
P0U1 2 7
P1U1 3 6,43
P1U2 3 7.53
P2U1 2 7,63
P2U2 2 7.93
P3U1 2 7,8
P3U2 2 7,6
Rata-rata 7,25
Berdasarkan pengamatan dari 4 (empat) perlakuan termasuk control (PO), pada
umur 75 hari setelah tanam atau saat panen, terlihat bahwa disemua untuk
maksimal disertai dengan warna semburat kuning , rata-rata berat buah adalah
7,25 kg, jumlah buah rata-rata adalah sebanyak 2 buah, dengan berat buah
tertinggi adalah 7,93 kg. Berat tertinggi ini ada pada perlakuan 2, yaitu P2U2.
yang lain.
B. PEMBAHASAN
Melihat dari hasil pengamatan, yaitu dengan empat perlakuan yang berbeda
pornica bio plus 1 L/bedengan, perlakuan III dengan pupuk pornica bio plus 2
bahwa dengan pemberian pornica bio plus 1 L/bedengan III yaitu dengan pupuk
sebanyak 2 L/bedengan dapat menghasilkan berat rata-rata tertingi yaitu 7,93 Kg/
buah, dengan jumlah buah sebanyak 2 (dua) buah, melihat parameter yang lain
berupa panjang tanaman, jumlah sulur, jumlah bunga dan jumlah daun
pertumbuhan dari perlakuan yang lain, hal tersebut menunjukkan adanya respon
dari tanaman semangka terhadap pupukpornica bio plus, dimana dalam pupuk
tersebut banyak terkandung unsur N,P dan K yang dapat memenuhi kebutuhan
daripada tanaman bawang sehingga dapat tumbuh lebih optimal, unsur NPK dan
5 sulur tanaman dengan jumlah daun mencapai ratusan. Dari hasil tersebut dapat
menunjukan bahwa pupuk organik cair berupa pornica bio plus dapat digunakan
sebagai pupuk pengganti dari pupuk kimia, tetapi harus dengan konsentrasi yang
cukup rendah dan intensitas yang lebih sering dibanding pupuk anorganik,
dikarenakan pupuk organik lebih cepat terurai dan tidak dapat bertahan lama.
7 hari sekali, sehingga membutuhkan tenaga kerja yang lebih dibanding dengan
penggunaan pupuk anorganik, tetapi hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh .
V. KESIMPULAN
cm , jumlah sulur ada 5 , jumlah bunga 65 buah dan jumlah daun mencapai 36
cm, sehingga dianggap yang paling optimal dibanding perlakuan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA