Anda di halaman 1dari 5

SELASA, 22 SEPTEMBER 2015

Kartu IUMK (Izin Usaha Mikro Kecil), Kartu


Debit dan Jaminan Pengakuan Usaha Mikro
Kecil
Posted by Gendut Marjoko at Selasa, September 22, 2015   

Selasa 22 September 2015 di Hotel Grasia Semarang, dilakukan sosialisasi Izin Usaha Mikro
Kecil (IUMKM) oleh Kementrian Koperasi dan UMKM untuk seluruh wilayah kerja Propinsi Jawa
Tengah di bawah koordinasi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah. Pada
kesempatan ini kami diminta menjadi moderator untuk mendampingi nara sumber dari Bank BRI
dan Kementrian Koperasi dan UMKM.

Braman Setyo dan Kartu IUMK


Ada secercah harapan baru bagi para pelaku usaha mikro dan kecil ketika pemerintah
mengumumkan kebijakan untuk mempermudah pengurusan legalitas izin usaha.

Apalagi ketika selama ini para pelaku usaha mikro kecil (UMK) itu tidak pernah dianggap sebagai
pelaku usaha formal karena ketiadaan legalitas resmi izin usahanya. Mereka bahkan sulit
menaikkan kelas usahanya ke skala yang lebih tinggi karena tidak bisa mengakses lembaga
keuangan formal. Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau perbankan bahkan lembaga
keuangan mikro hampir pasti menyaratkan sebuah izin usaha untuk mengucurkan bantuan.

Oleh karena itu, inisiatif pemerintah baru-baru ini untuk menerbitkan Izin Usaha Mikro Kecil
(IUMK) melalui lurah atau camat benar-benar diharapkan menjadi salah satu solusi. Terlebih
kebijakan itu telah disepakati tiga menteri yakni Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri
Perdagangan (Mendag), dan Menteri Koperasi dan UKM. Ketiganya sudah sepakat untuk
memberikan kemudahan penerbitan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) sebagai tindak lanjut dari PP
Nomor 98 tahun 2014 tentang Perizinan Usaha Mikro Kecil. Penandatanganan Nota
Kesepahaman oleh tiga Menteri dilaksanakan di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta,
pada Februari 2015 lalu. 

“Ini merupakan momentum bersejarah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK), karena dengan
adanya kesepakatan ini maka di lapangan akan terjadi sinergitas dan keterpaduan dalam
penerbitan IUMK,” kata Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah (AAGN)
Puspayoga.

Nota Kesepahaman tersebut langsung dioperasionalkan melalui penandatanganan Perjanjian


Kerja Sama (PKS) di tingkat pejabat Eselon I dan pihak perbankan serta Perusahaan
Penjaminan Indonesia di bawah Asippindo. “Dengan demikian diharapkan kualitas pelayanan
kepada pelaku UMK akan lebih baik ke depan,” katanya.

Melalui kesepakatan itu, otoritas penerbitan IUMK akan didelegasikan ke Camat, Lurah, Kepala
Desa dan tidak dikenakan biaya apapun dan selesai dalam satu hari.

“Untuk membantu proses ini, Kementerian Koperasi dan UKM akan memfasilitasi pendampingan
kepada UMK baik sebelum maupun sesudah penerbitan IUMK,” jelasnya.

Ia menambahkan, dengan kebijakan penerbitan IUMK maka ke depan para pelaku UMK telah
mendapat kepastian dan perlindungan dalam berusaha di lokasi yang ditetapkan.

Selain itu dengan IUMK ini diharapkan UMK mendapatkan kemudahan dalam akses


pembiayaan ke lembaga keuangan bank dan non-bank. Diharapkan pula para pelaku UMK
dapat lebih mudah mengakses ke sumber-sumber daya produktif, seperti akses teknologi, pasar,
dan pelatihan SDM. Untuk ini pihaknya akan menggandeng perbankan seperti BRI dan Asosiasi
Perusahaan Penjaminan guna mengoptimalkan fungsi IUMK yang nantinya akan dimodifikasi
menjadi kartu IUMK.

Pendampingan
Sebaik apapun suatu program bila tanpa fungsi pendampingan, tingkat keberhasilannya sering
kali stagnan. Oleh karena itu, IUMK pun disertai dengan fungsi pendampingan yang melekat di
dalamnya. Deputi Bidang Pengembangan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan
UKM Braman Setyo mengatakan terkait dengan pendampingan yang akan difasilitasi oleh
Kementerian Koperasi dan UKM, pihaknya sudah membuat Surat Edaran Nomor
15/M.KUKM/I/2015 tanggal 22 Januari 2015.

“Surat ini sudah dikirimkan ke seluruh Gubernur, Bupati, Walikota agar membantu para
pendamping UMK dalam melaksanakan peran pendampingan sehingga optimal pelayanan
kepada UMK,” katanya.

Adapun tugas pendamping ini, kata Braman, adalah untuk membantu UMK dalam melengkapi
dan menyerahkan berkas pendaftaran ke Kecamatan dan Kelurahan, memverifikasi berkas
dokumen yang dibutuhkan, hingga memberikan bimbingan pasca perolehan IUMK seperti akses
ke pembiayaan. “Untuk sementara para Pendamping yang kita dorong adalah Asosiasi BDS,
PNPM Mandiri, UKM Center, KKB, HIPMIKONDO,P3UKM, PINBUK, dan para Konsultan
Pendamping PLUT-KUMKM,” katanya.

Pihaknya berharap seluruh pemangku kepentingan termasuk Asosiasi UKM dan KADIN akan
ikut membantu UMK dalam penerbitan IUMK.

Jemput Bola
Izin usaha mikro dan kecil (IUMK) merupakan tanda legalitas untuk seseorang
berupa izin usaha mikro dan kecil dalam bentuk hanya satu lembar. 
Pada Februari 2015 lalu, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mempermudah
pengurusan IUMK melalui lurah atau camat. Kebijakan ini ditandai oleh
penandatanganan nota kesepahaman tiga menteri, yakni Menteri Koperasi dan
UKM, Menteri Perdagangan, dan Menteri Dalam Negeri.
Bagaimana mengurusnya?
Sebenarnya, mengurus IUMK bagi pelaku bisnis UKM sangat simpel. Pelaku bisnis
UKM perlu melampirkan beberapa dokumen untuk mengurus IUMK. Dokumen-
dokumen itu, antara lain surat pengantar dari RT dan RW tempat tinggal, soal jenis
dan lokasi usaha yang dimiliki. Lalu, kartu tanda penduduk, kartu keluarga, dan pas
foto. Setelah itu mengisi kelengkapan formulir.
Kemudian, camat yang dapat mandat dari bupati atau wali kota melakukan
pemeriksaan berkas pendaftaran IUMK. Kalau sudah memenuhi segala persyaratan,
camat sudah bisa mengesahkan dan mengeluarkan IUMK. 
Penerbitan satu lembar naskah IUMK dikeluarkan paling lambat satu hari sejak
permohonan dijaukan. Tak ada biaya, retribusim atau pungutan dalam mengurus
IUMK.
Camat berhak mencabut IUMK, jika ditemukan pelanggaran oleh pelaku bisnis UKM
yang tak patuh pada aturan dan aktivitas usaha sesuai dengan IUMK. Bahkan,
melanggar dengan memperjualbelikan produk ilegal atau menjalankan bisnis yang
bertentangan dengan undang-undang.
Manfaat IUMK
IUMK bukan surat izin biasa untuk bisnis UKM. Banyak manfaat yang akan
didapatkan oleh para pelaku UKM. Apa saja?
1. Mudah jalin kerja sama
IUMK merupakan legalitas bagi pelaku UKM. Dengan IUMK, para pelaku UKM bisa
bekerjasama dengan sesama pelaku UKM yang sejenis atau tidak. IUMK
merupakan legalitas yang bisa memberikan kepercayaan dan kekuatan sebuah
usaha.
2. Legalitas
IUMK adalah bentuk legalitas resmi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum dan dapat pengakuan secara sah dari berbagai pihak yang berwenang.
IUMK merupakan salah satu wujud kepatuhan pelaku UKM terhadap hukum yang
berlaku di negara kita.
3. Sadar pajak
IUMK dapat memberi kesadaran dan mendorong para pelaku bisnis UKM untuk
membayar pajak sesuai dengan bidang usaha yang mereka miliki.
4. Mudah akses permodalan
Perbankan mensyaratkan dokumen perizinan resmi. IUMK merupakan dokumen itu.
Dengan adanya IUMK, para pelaku bisnis UKM bisa mengakses permodalan di bank
maupun nonbank. Para pelaku UKM bisa mengajukan kredit dengan mudah.
5. Perlindungan lokasi usaha
Memegang IUMK, para pelaku bisnis UKM mendapatkan keamanan, kepastian,
jaminan hukum, dan perlindungan di lokasi usaha yang ditetapkan. Mereka tidak
akan berpindah tempat, tanpa alasan yang tak jelas.
6. Pendampingan dan pengembangan usaha
Terakhir, para pelaku bisnis UKM yang memegang IUMK dapat memperoleh
pendampindan dan pengembangan usaha dari instansi terkait. Mereka
mendapatkan ruang yang luas sebagai akses untuk mengembangkan bisnisnya.
Selain itu, peluang untuk mendapatkan pemberdayaan dari pemerintah dan ikut di
program-program bisnis UKM terbuka lebar.
Begitu penting IUMK bagi para pelaku bisnis UKM. Untuk kelancaran bisnis, IUMK
ini perlu dibuat dan dipegang baik-baik oleh para pelaku bisnis UKM. Apalagi
pemerintah pusat sudah memudahkan pengurusannya.

Sementara itu Ketua Asosiasi BDS Indonesia Samsul Hadi mengatakan jika implementasi IUMK
berada pada level kecamatan dan desa maka pendampingan akan didorong hingga ke level
tersebut dengan strategi jemput bola dengan menggunakan prinsip cepat dan mudah.

“Sumber daya dan jaringan kami telah siap untuk mendukung pendampingan IUMK,” katanya.

Dalam waktu dekat, pihaknya yang menjadi koordinator konsultan pelaksanaan IUMK akan
melatih para calon pendamping dan disebarkan di seluruh pelosok tanah air. Asosiasi itu
sekaligus sedang menunggu mekanisme insentif bagi konsultan pendamping yang mendampingi
pelaku usaha mikro dan kecil untuk memperoleh IUMK. Pemerintah memang masih menggodok
mekanisme dan bentuk insentif yang paling tepat untuk para konsultan itu.

Samsul berharap melalui IUMK ini para pelaku usaha mikro kecil diharapkan bisa mendapatkan
kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga keuangan bank dan non-bank.

“Kehadiran IUMK ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi pelaku usaha mikro kecil yang sering
kali terkendala dengan minimnya modal dikarenakan mengalami kesulitan untuk memperoleh
akses pembiayaan dari bank,” katanya.

Melalui dukungan ini juga ke depan diharapkan Indonesia bisa memberdayakan sektor usaha
mikro kecil hingga memiliki daya saing tinggi agar dapat bertahan menghadapi persaingan
global.

Sumber: Legal4UKM.com 

Berikut adalah presentasi sosialisasi IUMK dari Kementrian Koperasi dan UMKM, semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai