PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Erwin Jafar ,(2017). “Implementasi Financial Inclusion (Inklusi Keuangan) terhadap Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan Kearifan Lokal sebagai Variabel Moderatin”,
Unpublished Skripsi Institut agama islam Negeri Palopo. h. 1.
menciptakan dan mendukung program pemberdayaan ekonomi berbasis
kerakyatan.
2
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Kumpulan Peraturan
Kredit Usaha Rakyat 2018, Diakses Melalui: Http://Kur.Ekon.Go.Id/Upload/Doc/Buku%20KUR
%202018%20rev17012018.Pdf Pada Tanggal 15 Desember 2018 Pukul 10.35 WITA.
Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya
yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana.3
Tahap awal program, KUR ini disediakan hanya terbatas oleh bank-bank yang
ditunjuk oleh pemerintah saja, yaitu : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara
Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank
Tabungan Negara dan Bank Bukopin. Penyaluran pola penjaminan difokuskan
pada lima sektor usaha, yaitu : pertanian, perikanan dan kelautan, koperasi,
kehutanan serta perindustrian dan perdagangan. KUR ini ditujukan untuk
membantu ekonomi usaha rakyat kecil dengan cara memberi pinjaman untuk
usaha yang didirikannya.
3
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Kredit Usaha Rakyat, Diakses Melalui:
Http://Kur.Ekon.Go.Id/ Pada Tanggal 15 Desember 2018 Pukul 11.25 WITA.
timbul menjadi suatu permasalahan apabila tidak ada pengetahuan yang cukup
tentang KUR.4
4
Firmansyah Deckiyanto, “ Efektifitas Kebijakan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (Kur)
Mikro Berdasarkan Surat Edaran Direksi Nose: S.09c – Dir/Adk/03/2010 Atas Ketentuan Kredit
Usaha Rakyat (Kur) Mikro (Studi Di Bank Rakyat Indonesia Unit Sleko Cabang Madiun), Jurnal
Ekonomi Hukum. (MALANG Oktober 2013) h. 4
5
Dewi Anggraini Syahrir Hakim Nasution, “Peranan Kredit Usaha Rakyat (Kur) Bagi
Pengembangan Umkm Di Kota Medan (Studi Kasus Bank Bri)”, Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Vol.
1, No. 3,(Medan: Februari 2013) h. 108
b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi
dengan ketentuan:
1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin
pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 20-21% efektif
pertahun
2. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta, tingkat
bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar
atau setara 12- 13% efektif pertahun.
c. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas
perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku
Selama ini pemerintah mematok suku bunga Kredit Usaha Rakyat sebesar 9%
per tahun. Bagi perbankan konvensional seperti BRI,BNI, dan Bank Mandiri hal
ini tentunya sudah lazim, namu tidak demikian dengan BRI Syariah
yangmenerapkan prinsip dan hukum islam dalam memberikan layanan. Untuk itu
BRI Syariah menerapkan akad Murabahah dalam menyalurkan Kredit Usaha
Rakyat 2018. Dengan menerapkan akad murabahah/jual beli BRI Syariah
mengatur sedemikian rupa margin keuntungan per tahun yang setara dengan
bunga KUR 2018 yangtelah ditetapkan pemerintah.6 Untuk BRI Syariah KCP
Palopo margin yang ditetapkan pada penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat adalah
0,9%/tahun.
Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat pada BRI syariah ini masih simpang
siur dikalangan mahasiswa perbankan syariah dikarenakan adanya margin yang
ditetapkan dan penyaluran pembiayaan Kredit Usaha Rakyat yang menggunakan
6
William Keles, “Syarat Dan Cara Mengajukan KUR BRI Syariah Terbaru 2018” Diakses
Melalui: Https://Uangpinjam.Com/Pinjaman/Modal-Usaha/Syarat-Cara-Mengajukan-Kur-Bri-Syariah-
Terbaru/ Pada Tanggal 16 Desember 2018 Pukul 20.10 WITA.
akad Murabahah, dimana akad ini merupakan akad jual beli. Sedangkan Kredit
Usaha Rakyat merupakan pembiayaan yang bersifat meminjam.
B. Rumusan Masalah
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pengelolaan serta
penyaluran dana kredit usaha yang bersifat syariah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penyaluran dana
Definisi penyaluran dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh
dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Dalam penyaluran dana ini,
pihak bank harus memiliki strategi yang mumpuni untuk menyalurkan
dananya ke masyarakat melalui alokasi yang strategis sehingga keuntungan
yang didapat bisa dimaksimalkan. Tujuan bank dari pengalokasian dana
adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Dalam
mengalokasikan dana, pihak perbankan membaginya ke dalam prosentase-
prosentase tertentu sesuai dengan kondisi yang terjadi di dalam perekonomian
pada saat sekarang ini, misalnya untuk bidang pertanian diberikan 20 %
sedangkan untuk bidang industri diberikan 40%. Dalam hal penyaluran
dananya ke masyarakat pihak perbankan membebankan bunga dengan
prosentasi tertentu sesuai dengan penetapan harga bunga oleh BI. Untuk saat
tahun 2007 BI menetapkan suku bunga untuk pengalokasian dana
kemasyarakat berkisar 1% per bulan.7
7
Liziq Ma’rufah, “Bank Dan Lembaga Keuangan- Penghimpun Dan Penayluran Dana”,
Diakses Melalui: Https://Www.Academia.Edu/10081438/Bank_Dan_Lembaga_Keuangan_-
_Penghimpun_Dan_Penyaluran_Dana_Dan_Kredit_Bank , Pada Tanggal 18 Desember 2018 Pukul
12.30 WITA.
8
http://carlezpekuncen.blogspot.com/2017/04/produk-penyaluran-dana.html pada tanggal
18 desember 2018 pukul 13.00 WITA.
ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank syariah baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang qardh,
surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal
sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta
sertifikat wadiah bank Indonesia.Adapun tujuan pembiayaan adalah terkait
dengan stake holder, yaitu :9
1. Pemilik, tabungan, deposito, dan lain-lain, para pemilik
mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang
ditanamkan pada bank tersebut.
2. Pegawai,diharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang
dikelolanya.
3. Masyarakat:
a. Pemilik dana, diharapkan dari dana yang diinvestasikan akan
diperoleh bagi hasil.
b. Debitur yang bersangkutan, mereka terbantu guna menjalankan
usahanya/sektor produktif atau untuk pengadaan barang bagi
pembiayaan konsumtif.
c. Masyarakat umumnya-konsumen, dapat memperoleh barang-
barang yang dibutuhkannya.
4. Pemerintah
Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam
pembiayaan pembangunan Negara, disamping itu akan diiperoleh pajak
berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank
dan juga perusahaan-perusahaan.
9
Husnul Khatimah, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana
Perbankan Syariah Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah
Tahun 2007/2008” Jurnal Optimal -Vol. 3, No.1 (UNISMA Bekasi :Maret 2009). h.3
5. Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan
diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya
agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya.
10
Http://Eprints.Perbanas.Ac.Id/2428/4/BAB%20II.Pdf Diakses Pada Tanggal 18 Desember
Pukul 14.30 WITA.
11
Loc.it
b. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkanUMKM & Koperasi
kepada Lembaga Keuangan.
c. Sebagai upaya penanggulangan atau pengentasan kemiskinandan perluasan
kesempatan kerja.
1) Usaha Mikro Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi criteria : memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp.50.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,-.
2) Usaha Kecil Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau
Usaha Besar. Kriterianya adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp.50.000.000,- s/d Rp.500.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha) 40 atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- s/d
Rp. 2.500.000.000,-.
12
Loc.it
3) Usaha Menengah Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Besar. Kriterianya adalah: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
500.000.000,-s/d Rp. 10.000.000.000,- ( tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp.2.500.000.000,- s/d Rp. 50.000.000.000,-.
1. Kemenko Perekonomian
2. Kementerian Keuangan
3. Kementerian Koperasi dan UKM
4. Kementerian Perindustrian
5. Kementerian Perdagangan
6. Kementerian Tenaga Kerja
7. Kementerian Pertanian
8. Kementerian Kelautan dan Perikanan
9. Kementerian BUMN
10. Kementerian Dalam Negeri
11. Sekretaris Kabinet
12. BNP2TKI
13. BPKP
14. Bappenas
2. Pengawas
1. OJK
13
http://kur.ekon.go.id/pihak-pihak-terlibat-kur, diakses pada tanggal 18 desember pukul 15.10
WITA.
2. BPKP
3. Penjamin
1. Perusahaan Umum ( Perum ) Jaminan Kredit Indonesia
2. PT Asuransi Kredit Indonesia ( Persero )
3. PT Penjaminan Kredit Daerah Riau
4. PT Penjaminan Kredit Daerah Sumatera Barat
5. PT Penjaminan Kredit Daerah Sumatera Selatan
6. PT Penjaminan Kredit Daerah Bangka Belitung
7. PT Penjaminan Kredit Daerah Jawa Tengah
8. PT Penjaminan Kredit Daerah DKI Jakarta
9. PT Penjaminan Jamkrindo Syariah
10. PT UAF Jaminan Kredit
11. PT Penjaminan Pembiayaan Askrindo Syariah
4. Penyalur
1. BRI
2. Bank mandiri
3. BNI
4. Bank Sinarmas
5. Maybank
6. Bank Bukopin
7. BTPN
8. OCBC NISP
9. Bank Permata
10. BCA
11. Bank Artha Graha
12. BPD Kalbar
13. BPD NTT
14. BPD Bali
15. BPD DIY
16. BPD Sulselbar
17. BRI Agroniaga
18. Bank Jateng
19. BPD Kaltim
20. BTN
21. BPD Sumatra Utara
22. BPD Sumbar
23. BPD Riau Kepri
24. Bank Jambi
25. Bank Jabar Banten
26. Bank Kalsel
27. Bank NTB
28. Bank Sumselbabel
29. Bank Papua
30. Bank lampung
31. BRI Syariah
32. BPD Bengkulu
33. BPD Kalteng
34. CTBC
35. BCA Finance
36. Mega Finance
37. FIF
38. Adira Finance
39. KSP Kospin Jasa
40. KSP Obor Mas
41. BPD Sultra
15
Ibid, h.23
Usaha Menengah Memiliki pekerja 20-99 orang
1. Usaha yang dijalankan oleh rakyat
Usaha Mikro (SK.
miskin atau mendekati miskin
Dir. BI
2. Dimiliki oleh keluarga sumber
No.31/24/Kep/DER
daya lokal dan teknologi sederhana
Tanggal 5 mei
3. Lapangan usaha mudah untuk exit
Bank Indonesia 1998
dan entry
(BI)
Usaha Menengah 1. Aset < Rp 5 Milyar
(SK Dir. BI 2. Aset < Rp 600 juta diluar tanah
No.30/45/Dir/UK dan bangunan.
tgl 5 Jan 1997) 3. Omset tahunan < 3 Milyar
C. KERANGKA PIKIR
16
Fitriyanti, “Prosedur Penyaluran Dana Kredit Usaha Rakyat Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia Unit
Gunung Raya Kandis” Skripsi Minor (Pekanbaru : Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasimriau,
2013). h.74
17
Praiselia Amanda, “Kajian Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pertanian Pada Bank Bri Kantor
Cabang Tondano”Skripsi (Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado 2015). h.22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kuailitatif dan R&D,(Cet.20 ;Bandung: Alfabeta,2014), h.
80.
Subjek penelitian atau responden adalah pihak pihak yang dijadikan
sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga
membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk
penjelasan mengenai populasi, sampel dan teknik sampling (acak/non-acak) yang
digunakan. Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga level, yaitu: 19
Adapun subjek penelitian ini adalah penyaluran dana kredit usaha rakyat.
Subjek penelitian ini masuk kedalam ruang lingkup Mikro yakni level paling
kecil dari subjek penelitian, dan cuma berupa individu dimana penelitian ini akan
melakukan wawancara ke karyawan bank BRI Syariah KCP Palopo.
D. Sumber Data
Penelitian ini termasuk kategori penelitian lapangan (field research) yang juga
disebut dengan penelitian empiris, yaitu penelitian yang data dan informasinya
diperoleh dari kegiatan dilapangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
melakukan wawancara. Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik
wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara
mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di
mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama.20
20
https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/teknologi-pendidikan/penelitian-kualitatif-metode-
pengumpulan-data/, Diakses Pada Tanggal 23 Desember 2018 Pukul 21.00.
21
Syukur Kholil, “Metodologi Penelitian Komunikasi", (Bandung: Citapustaka Media, 2006), h. 122.
Data metode-metode kualitatif yang lazim digunakan ketika mengumpulkan
data ialah pengamatan terlibat (perticipant observation), wawancara mendalam
(indepth interview) dan studi dokumen. Data yang dikumpulkan adalah dalam
bentuk kata-kata dan gambar, bukan dalam bentuk angka-angka. Karena itu,
penelitian kualitatif sangat kaya dengan deskripsi
Pada Jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data tidak harus dilakukan
setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam hal ini, data
sementara yang terkumpulkan, data yang sudah ada dapat diolah dan dilakukan
analisis data secara bersamaan. pengolahan data dalam penelitian kualitatif
dilakukan dengan cara mengklasifikasikan atau mengkategorikan data
berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitannya.
1. Reduksi data
Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari
data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka
jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu,
reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak
mempersulit analisis selanjutnya.
2. Penyajian data
Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk
menjawab masalah penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah
penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam
melakukan penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif,
akan tetapi disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan
kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah
menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah
diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola,
penjelasan,alur sebab akibat atau proposisi. Sebelum melakukan penarikan
kesimpulan terlebih dahulu dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan
kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan
pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan
interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi
maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam
bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis
data.Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data.
Adapun teknik analisis data pada penelitian ini Untuk memberikan gambaran
data hasil penelitian maka dilakukan prosedur sebagai berikut :