Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pegadaian merupakan sebuah lembaga keuangan
formal di Indonesia, yang bertugas menyalurkan pembiayaan dengan
bentuk pemberian uang pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan berdasarkan hukum gadai. Lembaga Pegadaian ini
wujud dari pembangunan perekonomian nasional yang diamanatkan
oleh Pasal 33 UUD 1945, dengan tujuan turut melaksanakan dan
menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah
dibidang ekonomi pembangunan nasional pada umumnya melalui
penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai, dan mencegah
timbulnya praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tak wajar
lainnya.
Banyak masyarakat yang membutuhkan dana cepat mencari
alternatif untuk mengatasi kekurangan dananya dengan mendatangi
pegadaian. Di pegadaian, masyarakat dapat memperoleh dana yang
dibutuhkan dengan waktu yang singkat dan tingkat biaya yang
dikenakan juga masih terjangkau. Lembaga pegadaian memiliki
keunggulan dari lembaga keuangan yang lain, yaitu diantaranya: hanya
memerlukan waktu yang relatif singkat untuk mencairkan uang
pinjaman tepat pada hari yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan prosedur
pencairan yang tidak berbelit-belit.1 Tugas utama pegadaian adalah
untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang membutuhkan uang
tidak jatuh ke tangan rentenir yang bunganya relatif tinggi. 2 Dengan

1
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2009), 388.
2
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2010), 24.

1
2

adanya pegadaian, masyarakat yang kekurangan dana dapat sewaktu-


waktu memenuhi kebutuhannya akan uang tunai, karena sesuai dengan
namanya pegadaian adalah tempat dimana masyarakat yang
membutuhkan dana dapat datang membawa barang jaminan pribadinya
dengan waktu yang cepat, aman dan mudah. Hal ini sesuai dengan
motto pegadaian yaitu ”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.3
Peran pegadaian yang berorientasi untuk membantu dan
melayani kebutuhan masyarakat berskala kecil sangat membantu
pertumbuhan ekonomi. Sebagai lembaga keuangan non-bank yang
bergerak di bidang jasa pembiayaan, dan dengan tugas utamanya yaitu
menyalurkan pembiayaan gadai.
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok lembaga
keuangan, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang tergolong sebagai pihak yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit).4
Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan. Berdasarkan UU No 20 Tahun
2008 yang dimaksud pembiayaan adalah “penyediaan dana oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui
bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk
mengembalikan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah”.5
Indonesia sebagai negara berkembang perlu memperhatikan
UMKM secara serius. Karena UMKM mempunyai kinerja lebih baik
dalam tenaga kerja yang produktif, mempunyai produktivitas tinggi,

3
Julius R.Latumaerissa, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta:
Salemba Empat, 2011), 459.
4
Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: Salemba
Empat, 2013), 103.
5
UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
3

dan mampu hidup di sela-sela usaha besar. UMKM mampu menopang


usaha besar, seperti menyediakan bahan mentah, suku cadang, dan
bahan pendukung lainnya. UMKM juga mampu menjadi tombak bagi
usaha besar dalam menyalurkan dan menjual produk dari usaha besar
ke konsumen.6
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah menjelaskan bahwa usaha mikro adalah
usaha produktif millik orang perorangan atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam UU
ini. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
UU ini. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan
oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha
nasional milik Negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Di Indonesia, saat ini banyak sekali bermunculan usaha-usaha
baru, mulai dari usaha produksi yang bergerak dalam kegiatan proses
perubahan suatu bahan menjadi produk baru yang mempunyai nilai
tambah. Lalu perdagangan yang bergerak dalam kegiatan
memindahkan barang dari produsen ke konsumen atau tempat lain yang
membutuhkan, misalnya warung, rumah makan, serta usaha yang
bergerak dalam bidang pelayanan atau menjual jasa. Contohnya, salon,

6
Gatut Susanta dan M Azrin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan
Mengelola UMKM (Bogor: Raih Asa Sukses, 2009), 6.
4

bengkel, biro perjalanan, dan lain-lain. Secara praktik UMKM sering


dikaitkan dengan usaha yang memiliki keterbatasan modal. Tidak
jarang jenis usaha ini sering kali dikaitkan dengan bisnis ala rakyat
kecil. Namun, tidak sedikit yang berawal dari UMKM kemudian
berkembang menjadi perusahaan yang besar dan maju.7
Seiring dengan terus berjalannya usaha-usaha tersebut, tentunya
sedikit demi sedikit mengalami perubahan di dalam profit, keadaan
tempat, ataupun produk-produknya. Dengan demikian, para pelaku
usaha tentunya membutuhkan modal tambahan baik untuk memenuhi
kebutuhan produksinya, ataupun tambahan modal untuk memperbaiki
tempat usahanya, dan nantinya akan meningkatkan pendapatan yang
akan diperoleh.
Pendapatan terbesar yang diperoleh Pegadaian Syariah adalah
berasal dari pinjaman gadai. Dengan memanfaatkan salah satu
keunggulan yang dimiliki, oleh pegadaian syariah dapat memberikan
pembiayaan untuk tambahan modal usaha. Salah satunya dengan
menggunakan produk Ar-Rum BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan
Bermotor). Ar-Rum BPKB adalah pembiayaan dengan prinsip syariah
untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
sesuai fatwa DSN MUI No. 68/DSN-MUI/III/2008.
Awalnya produk Ar-Rum BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan
Bermotor) ini adalah program dari pemerintah untuk membantu pelaku
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menambah modal
usahanya. Nasabah yang membutuhkan tambahan modal untuk
usahanya bisa mendapatkan pinjaman dengan menjaminkan BPKB
kendaraannya, dan kendaran tersebut masih dapat dipakai untuk
berwirausaha.

7
Gatut Susanta dan M.Azrin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan
Mengelola UMKM., 6.
5

Pinjaman yang diberikan kepada nasabah tentu telah sesuai


dengan peraturan yang ditetapkan oleh pegadaian. Proses yang
ditawarkan pun cukup mudah dan dana akan cair selama tiga hari.
Sebelum nasabah mengajukan pinjaman atau pembiayaan usaha,
pertama nasabah harus melakukan verifikasi dokumen dan analisis
usaha. Kedua, juru taksir dari pegadaian syariah akan melakukan survei
tempat dan kondisi usaha. Ketiga, tim mikro menyetujui besaran
pinjaman. Keempat, nasabah akan menerima uang pinjaman.8
Dengan demikian keberadaan produk Ar-Rum BPKB (Bukti
Pemilikan Kendaraan Bermotor) di pegadaian syariah ini sangat
membantu dalam meringankan beban para pelaku Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) dalam memperoleh tambahan modal usaha
untuk mengembangkan usahanya.
Berdasarkan uraian diatas mengenai adanya Pengaruh
Pembiayaan terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “PENGARUH PEMBIAYAAN TERHADAP PENDAPATAN
USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM).

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, maka muncul
dua pokok permasalahan yang berkaitan dengan masalah Pengaruh
Pembiayaan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), yaitu :
1. Penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Pembiayaan
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

8
http://www.pegadaian.co.id/pegadaian-arrum.php diakses Kamis, 19
Januari 2017 pukul 13.31 WIB.
6

2. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pembiayaan


Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membahas mengenai Pengaruh
Pembiayaan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Responden pada penelitian ini adalah nasabah yang
menggunakan Pembiayaan Ar-Rum BPKB di Pegadaian Syariah
Cabang Kepandean Serang. Objek yang diteliti pada penelitian ini
adalah Pegadaian Syariah Kepandean Serang.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah yang dapat
diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM)?
2. Bagaimana Pandangan Ekonomi Islam terhadap Pembiayaan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pegadaian Syariah?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang
dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
antara lain:
1. Untuk mengetahui Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan
Usaha Mikro Kecil Mikro Kecil Menengah (UMKM).
2. Untuk mengetahui Bagaimana Pandangan Ekonomi Islam terhadap
Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
7

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang penulis harapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi Lembaga Pegadaian Syariah
Dengan dilakukannya penelitian, lembaga ini lebih melihat
nasabah dan menjadikan nasabah sebagai mitra kerja yang
saling menguntungkan sesuai syariat Islam. Juga sebagai dasar
pertimbangan dan masukan bagi pihak lembaga baik dalam
menjalankan aktivitas maupun dalam mengambil keputusan
manajemen di masa yang akan datang.
2) Bagi Pengusaha Kecil/ UMKM
Memberikan tambahan pengetahuan kepada para pengambil
keputusan yang berkaitan dengan pengembangan usaha kecil,
sekaligus sebagai evaluasi program penyaluran
pinjaman/pembiayaan oleh Pegadaian Syariah kepada usaha
kecil.
3) Bagi Penulis
Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah untuk memberikan
tambahan wawasan baru mengenai produk Ar-Rum BPKB
dalam meningkatkan pendapatan UMKM.
4) Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak
lain dalam berbagai kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
kajian ini untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
8

G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi yang merupakan laporan
hasil penelitian ini terdiri dari:
BAB I: PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan peneliltian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori-teori serta kajian teori yang
berkaitan dengan penelitian, dan berhubungan dengan pokok
permasalahan yaitu Pembiayaan, dan Pendapatan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM).
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang Ruang lingkup penelitian, Populasi dan
Sampel, Jenis dan sumber data, Teknik pengumpulan data,
Definisi operasional variabel, Uji validitas dan reabilitas,
Metode analisis data.
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Menguraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan
dengan disertai pembahasannya, deskripsi objek penelitian,
dan argumentasi terhadap hasil penelitian.
BAB V: PENUTUP
Menyajikan secara singkat apa yang telah diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, terangkum dalam bagian
simpulan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Arti pembiayaan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan biaya.9 Secara etimologi pembiayaan berasal dari kata
biaya, yaitu membiayai kebutuhan usaha.
Pembiayaan menurut para ahli:
1. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.10
2. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu
pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-
pihak yang merupakan deficit unit.11
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 yang dimaksud
pembiayaan adalah:

9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008).
10
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001),
92.
11
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta:
Gema Insani Press, 2001), hlm 160.

9
10

Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah,


Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat
melalui bank koprasi, dan lembaga keuangan bukan
bank,untuk mengembangkan dan memperkuat
permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.12
Dalam lembaga keuangan syari’ah penggunaan kata
pinjam meminjam kurang tepat digunakan disebabkan dua hal :
pertama, pinjaman merupakan salah satu metode hubungan
finansial dalam Islam. Kedua, pinjam meminjam adalah akad
komersial yang artinya bila seseorang meminjam sesuatu ia
tidak boleh diisyaratkan untuk memberikan tambahan atas
pokok pinjamannya, karena setiap pinjaman yang menghasilkan
manfaat adalah riba, sedangkan para ulama’ sepakat bahwa riba
itu haram. Oleh karena itu dalam lembaga keuangan syari’ah,
pinjaman tidak disebut kredit akan tetapi disebut pembiayaan.13
Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli tidak dilarang
dalam islam, hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah: 275.

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba...14

12
UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
13
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praltek, hlm 170.
14
Hasbi Ashshidiqi, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta, Derpartemen
Agama RI, 2013), hlm 47.
11

Pada ayat diatas menjelaskan bahwa Allah itu tidak


melarang adanya praktik jual beli tetapi Allah
melarang/mengharamkan adanya riba.
2. Unsur-unsur pembiayaan
Unsur-unsur pembiayaan terdiri dari :15
a. Kepercayaan (Trust)
Lembaga keuangan memberikan kepercayaan kepada pihak
yang menerima pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi
kewajiban untuk mengembalikan dana sesuai dengan jangka
waktu tertentu yang diperjanjikan. Lembaga keuangan
memberikan pembiayaan kepada mitra usaha sama artinya
dengan memberikan kepercayaan kepada pihak penerima
pembiayaan, bahwa pihak penerima pembiayaan akan dapat
memenuhi kewajibannya.
b. Akad (kesepakatan)
Akad atau kesepakatan merupakan suatu kontrak perjanjian
yang dilakukan antara lembaga keuangan dan pihak
nasabah/mitra.
c. Jangka waktu
Merupaka periode waktu yang diperlukan oleh nasabah
untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan
oleh lembaga keuangan.
d. Risiko
Setiap dana yang disalurkan oleh lembaga keuangan selalu
mengandung risiko tidak kembalinya dana. Risiko

15
Ismail, Perbankan Syariah, , (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011),
hlm 107.
12

pembiayaan merupakan kemungkinan kerugian yang akan


timbul karena dana yang disalurkan tidak dapat kembali.
e. Balas jasa
Sebagai balas jasa atas penitipan barang untuk memperoleh
pembiayaan, maka nasabah membayar sejumlah tertentu
sesuai dengan akad yang telah disepakati antara bank dan
nasabah.
3. Manfaat Pembiayaan
Secara terperinci pembiayaan memiliki manfaat antara lain:16
a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang
dan jasa. Hal ini seandainya belum tersedia uang sebagai
alat pembayaran, maka pembiayaan akan membantu
melancarkan lalu lintas pertukaran barang dan jasa.
b. Merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle
fund. Lembaga keuangan dapat mempertemukan pihak yang
kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana.
c. Pembiayaan sebagai pengendali harga. Ekspansi
pembiayaan akan mendorong meningkatkannya jumlah
uang yang beredar, dan peningkatan peredaran uang akan
mendorong kenaikan harga. Sebaliknya, pembatasan
pembiayan akan berpengaruh pada jumlah uang yang
beredar, dan keterbatasan uang yang beredar dimasyarakat
memiliki dampak pada penurunan harga.
d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat
ekonomi yang ada. Pembiayaan mudharabah dan
musyarakah yang diberikan oleh bank syariah memiliki

16
Ismail, Perbankan Syariah, 108-109.
13

dampak pada kenaikan makro ekonomi. Mitra (pengusaha),


setelah mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, akan
memproduksi barang, mengolah bahan baku menjadi barang
jadi, meningkatkan volume perdagangan, dan melaksanakan
kegiatan ekonomi.
4. Jenis-jenis Pembiayaan
Pembiayan dilihat dari tujuan penggunaannya,
pembiayaan dibagi menjadi tiga jenis yaitu pembiayaan
investasi, modal kerja, dan konsumsi. Perbedaan masing-masing
jenis pembiayaan disebabkan karena adanya perbedaan tujuan
penggunaannya. Perbedaan ini juga akan berpengaruh pada cara
pencairan, pembayaran angsuran, dan jangka waktunya.
1. Pembiayaan Investasi
Secara umum pembiayaan investasi ini ditujukan untuk
pendirian perusahaan atau proyek baru maupun proyek
pengembangan, modernisasi mesin dan peralatan, pembelian
alat angkutan yang digunakan untuk kelancaran usaha, serta
perluasan usaha.
2. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja diberikan dalam jangka pendek
yaitu paling lama satu tahun. Kebutuhan yang dapat
dibiayaai dengan menggunakan pembiayaan modal kerja
antara lain, kebutuhan bahan baku, biaya upah, pembelian
barang-barang dagangan, dan kebutuhan dana lain yang
sifatnya hanya digunakan selama satu tahun, serta
kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutupi piutang
perusahaan.
14

3. Pembiayaan Konsumsi
Pembiayaan ini diberikan kepada nasabah untuk membeli
barang-barang untuk keperluan pribadi dan tidak untuk
keperluan usaha.17
5. Akad Pembiayaan
Akad pembiayaan di pegadaian memiliki 2 (dua) jenis
akad transaksi syariah, diantaranya yaitu :
1. Akad Rahn
Akad rahn adalah awal mulai berlakunya proses penahanan
barang milik peminjam sebagai jaminan dari uang yang
telah diterima oleh nasabah.
2. Akad Ijarah
Akad ijarah merupakan adak transaksi pemanfaatan hak
guna tanpa disertai perpindahan kepemilikan. Pembiayaan
dengan akad ijarah ini merupakan pembiayaan bank kepada
nasabah untuk transaksi sewa-menyewa barang atau jasa
untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang di
manfatkan oleh nasabah.18
6. Proses Pemberian Pembiayaan
Pemberian fasilitas pembiayaan lembaga keuangan
kepada nasabah dilakukan melalui serangkaian proses mulai
dari permohonan, pengumpulan informasi, pencairan
pembiayaan, hingga pelunasan kembali pembiayaan. Setelah
ada permohonan nasabah atau calon nasabah, proses pemberian
pembiayaan dari awal hingga akhir yaitu:

17
Ismail, Perbankan Syariah, 113-114
18
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2014), 214
15

1. Pengumpulan data/informasi dan verifikasi.


2. Analisis dan persetujuan pembiayaan.
3. Administrasi dan pembukuan pembiayaan.
4. Pemantauan pembiayaan.
5. Pelunasan dan penyelamatan pembiayaan.
Alur proses pembiayaan :
a. Memiliki usaha dan memenuhi kriteria kelayakan serta
telah 1 (satu) tahun atau lebih.
b. Fotocopy KTP dan keluarga.
c. Menyerahkan dokumen yang diperlukan:
1) surat keterangan usaha
2) BPKB Asli
3) Fotocopy STNK dan faktur pembelian
d. Dokumen diperiksa oleh pihak pegadaian.
e. Juru taksir akan menghitung pembiayaan.
f. Tim mikro akan mensurvei usaha, dan
g. Nasabah akan menerima pembiayaan.
7. Proses Perhitungan pembiayaan
Ilustrasi Ar-Rum BPKB
Takisiran Kendaraan Rp. 10.000.000
Uang Pinjaman Rp. 7.000.000
Akad 12 Bulan (Angsuran Perbulan)
Angsuran Pokok (Rp.7.000.000: 12 Bulan) Rp. 583.333
Mu’nah Perbulan (Rp.10.000.000 (transaksi Rp. 70.000
kendaraan) x 0,7 %)
Jumlah Angsuran Rp. 653.333
16

8. Produk Ar-Rum BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan


Bermotor)
Produk Ar-Rum BPKB Ar-Rum BPKB merupakan
skim pinjaman dengan sistem syariah bagi para pengusaha
mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usaha dengan
sistem pengembalian secara angsuran, menggunakan jaminan
BPKB mobil atau motor. Produk Ar-Rum merupakan skim
pembiayaan berbasis syariah bagi para pengusaha kecil untuk
keperluan usaha yang didasarkan atas kelayakan usaha.
Pembiayaan diberikan dalam jangka waktu tertentu dengan
pengembalian pinjaman dilakukan dengan cara angsuran
dengan menggunakan gadai maupun fidusia (kepercayaan),
skim pinjaman ini diberikan kepada individual pengusaha
mikro.
Pembiayaan Ar-Rum dari Pegadaian Syariah
memudahkan para pengusaha kecil untuk mendapatkan modal
usaha dengan jaminan BPKB. Kendaraan tetap pada pemiliknya
sehingga dapat digunakan untuk mendukung usaha sehari-hari.
Adapun keungulan produk Ar-Rum BPKB (Bukti
Pemilikan Kendaraan Bermotor) sebagai berikut:
1. Proses transaksi berperinsip syariah yang adil dan
menentramkan sesuai fatwa MUI 92/DSN-MUI/IV/2014.
2. Peroses pembiayaan dilayani di lebih dari 600 outlet
Pegadaian Syariah.
3. Pembayaran angsuran dapat dilakukan di seluruh outlet
Pegadaian Syariah.
4. Pembiayaan berjangka waktu fleksibel mulai dari 12, 18,
dan 36 bulan serta dapat dilunasi sewaktu-waktu.
17

5. Pegadaian Syariah mengenakan biaya pemeliharaan


(mu’nah) yang menarik dan kompetitif.
6. Prosedur pelayanan sederhana, cepat, dan mudah.
7. Pegadaian hanya menyimpan BPKB, kendaraan tetap dapat
digunakan nasabah.

B. Pandangan ekonomi islam terhadap pembiayaan UMKM


Sistem ekonomi islam diyakini mampu membawa
masyarakat islam Indonesia untuk dapat sejajar dengan bangsa lain
dalam membangun perekonomian, karena Indonesia merupakan
negara yang mempunyai pemeluk agama terbesar di dunia. Prinsip-
prinsip ekonomi islam agar dapat terwujud masyarakat yang
sejahtera, adil dan makmur berdasarkan syariat islam. Salah satu
yang diinginkan Islam adalah perekonomian yang tidak mengenal
bunga karena ini dianggap riba.
Salah satu tujuan utama ekonomi islam adalah bagaimana
mewujudkan keadilan disegala bidang agar terjadi pemerataan
kesempatan usaha dan kesempatan kerja. Al-quran menempatkan
keadilan sebagai salah satu tujuan utama yang dicapai oleh para
rasul Allah SWT (al-hadid: 25), dan keadilan merupakan derajat
yang mendekati taqwa (al-maidah: 8).

"Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan


membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama
mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
18

melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya


terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi
Maha Perkasa”.

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang


yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku
adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.

Dasar hukum yang digunakan para ulama untuk


membolehkannya rahn yakni bersumber pada Al-quran surat (al-
baqarah ayat: 283) yang menjelaskan tentang diizinkannya
bermuamalah tidak secara tunai yang artinya “jika kamu dalam
perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)”. 

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara


19

tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka


hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka
Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan


Aisyah binti Abu Bakar, yang menjelaskan bahwa Rasulullah Saw
pernah membeli makanan dari seorang yahudi dengan menjadikan
baju besinya sebagai jaminan.

C. Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau
penurunan jumlah kewajiban suatu badan usaha yang timbul
dari penyerahan barang dan jasa atau aktifitas usaha yang
lainnya dalam suatu periode. Dalam mengukur kondisi ekonomi
seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang
sering digunakan adalah melalui tingkat pendapatan.
Pendapatan menunjukkan seluruh uang atau hasil material
lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa yang
diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu
tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Sehingga dapat
didefinisikan pendapatan adalah aliran masuk pada perusahaan
yang diperoleh dari aktivitas kerja ataupun produksi dimana
20

berdampak menambah aktiva perusahaan dengan maksud


menambah pemasukan. Indikator-indikator pendapatan yaitu:
a. Unsur- unsur pendapatan
Didalam unsur-unsur pendapatan yang dimaksud adalah
asal dari pada pendapatan ini diperoleh, dimana unsur-unsur
tersebut meliputi:19
1. Pendapatan hasil produksi barang dan jasa.
2. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau
sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain.
3. Penjualan aktiva diluar barang dagang merupakan unsur-
unsur pendapatan lain-lain suatu perusahaan.
b. Sumber-sumber pendapatan
Dalam pendapatan diketahui bahwa sumber
pendapatan itu dapat melalui beberapa aspek dimana dapat
dijabarkan menjadi tiga sumber pendapatan yaitu:20
1. Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal
dari aktivitas utama perusahaan.
2. Pendapatan non operasional, yaitu pendapatan yang
tidak terkait dengan aktivitas perusahaan, yaitu
pendapatan yang didapat dari faktor eksternal.
3. Pendapatan luar biasa (ekstra ordinary), yaitu
pendapatan yang tidak terduga dimana pendapatan ini
tidak sering terjadi biasanya diharapkan tidak terulang
lagi dimasa yang akan datang.

19
Zaki Baridwan, Akuntansi Keuangan Intermediate:Masalah-Masalah
Khusus Edisi 1, (Yogyakarta: BPFE,2011) hlm 28.
20
Zaki Baridwan, Akuntansi Keuangan Intermediate:Masalah-Masalah
Khusus Edisi 1, hlm 35.
21

Pendapatan masyarakat dapat berasal dari berbagai sumber,


yakni dari sektor formal (gaji atau upah yang diterima secara
bertahap), sektor informal (sebagai penghasilan tambahan dagang,
tukang, buruh dan lain sebagainya) dan di sektor subsisten (hasil
usaha sendiri berupa tanaman, ternak, atau bahkan pemberian
orang lain). Berikut tiga sumber penerimaannya:
1. Pendapatan dari Gaji dan Upah
Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi
tenaga kerja. Besar gaji atau upah seseorang secara teoritis
sangat tergantung dari produktivitasnya. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi produktivitasnya, yaitu:
a. Keahlian (skill)
Keahlian adalah kemampuan teknis yang di miliki
seseorang untuk mampu menangani pekerjaan yang
dipercayakan. Makin tinggi jabatan seseorang, keahlian
yang di butuhkan makin tinggi, karena itu gaji atau upahnya
makin tinggi.
b. Mutu Modal Manusia (Human capital)
Mutu modal manusia adalah kapasitas pengetahuan,
keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik
karena bakat bawaan (inborn) maupun hasil pendidikan dan
latihan.
22

c. Kondisi Kerja (Working Conditions)


Yang dimaksud dengan kondisi kerja adalah lingkungan
dimana seseorang bekerja. Penuh risiko atau tidak. Kondisi
kerja dianggap makin berat, bila risiko kegagalan atau
kecelakaan kerja makin tinggi. 21
2. Pendapatan dari Aset Produktif
Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan
atas balas jasa penggunaanya. Ada dua kelompok aset
produktif. Pertama, aset finansial (financial assets), seperti
deposito yang menghasilkan pendapatan bunga, saham
menghasilkan dividen dan keuntungan atas modal (capital
gain) bila diperjualbelikan. Kedua, aset bukan finansial (real
assets), seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa.
3. Pendapatan dari Pemerintah (Transfer Payment)
Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer
(transfer pyment) adalah pendapatan yang diterima bukan
sebagai balas jasa atas input yang diberikan. Di negara-negara
yang telah maju, penerimaan transfer diberikan, misalnya,
dalam bentuk tunjangan penghasilan bagi para penganggur
(unemployment compensation), jaminan sosial bagi orang-
orang miskin dan berpendapatan rendah (social security).22
2. Klasifikasi Pendapatan
Pendapatan dapat diklasifikasikan antara lain:
a. Pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang
diterima penduduk suatu negara.

21
Prathama Rahardja dan Mandala A Manurung, Teori Ekonomi Mikro
(Jakarta: FEUI, 2010), 293.
22
Prathama Rahardja dan Mandala A Manurung, Teori Ekonomi Mikro, 294.
23

b. Pendapatan disposable yaitu pendapatan pribadi dikurangi


pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima
pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah
yang dinamakan pendapatan disposable.
c. Pendapatan nasional yaitu nilai barang-barang dan jasa-jasa
yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun tertentu.23
3. Jenis-jenis Pendapatan
Yang perlu didalami berkaitan dengan upaya meraih
laba maksimal adalah mengetahui bagaimana menentukan
besarnya pendapatan yang diperoleh produsen. Ada tiga jenis
dalam perhitungan pendapatan antara lain:
a. Pendapatan total/Total Revenue (TR), yaitu hasil kali jumlah
barang yang terjual dengan tingkat harga.
b. Pendapatan rata-rata/Average Revenue (AR), yaitu
pendapatan rata-rata yang diperoleh atas penjualan perunit
barang.
c. Pendapatan Marginal/Margin Revenue (MR), yaitu kenaikan
pendapatan yang diperoleh produsen sebagai akibat
kenaikan satu unit output yang terjual.24

D. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


1. Pengertian UMKM
Menurut UU RI No.20 Tahun 2008 adalah skala usaha
dibedakan dalam empat kelompok, yang meliputi usaha mikro,

23
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2006), 48-49.
24
Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Mikro (Serang: LP2M IAIN Banten,
2014), 85-86.
24

usaha kecil dan usaha menengah. Adapun definisi untuk


masing-masing skala ditentukan berikut ini:
a. Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha sekala produktif milik orang
perorangan dan/badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
b. Usaha Kecil
Usaha kecil adalah ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah usahan produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah
kekayaan bersih dan badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
25

Secara praktik UMKM sering dikaitkan dengan usaha


yang memiliki keterbatasan modal. Tidak jarang pula jenis
usaha ini sering dikaitkan dengan bisnis ala rakyat kecil. Namun
tidak sedikit berawal dari UMKM kemudian berubah menjadi
perusahaan yang maju.
Data BPS (Badan Penjamin Simpanan) dan Kementerian
Koperasi dan UMKM menunjukan usaha skala kecil di
Indonesia sekitar 99%. Pertumbuhan UMKM ini cukup bagus
dari tahun ke tahun. UMKM mampu menjadi tulang punggung
penyedia tenaga kerja dan mampu menjadi dinamisator serta
stabilitator perekonomian di Indonesia.25
2. Kriteria UMKM
Kriteria UMKM diatur dalam pasal 6, kriteria
didasarkan pada dua hal yakni besarnya kekayaan atau jumlah
hasil penjualan. Kriteria tersebut sifatnya tidak statis, artinya
pada nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan
perkembangan perekonomian yang diatur dalam Peraturan
Presiden.26 Adapun kriterianya sebagai berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

25
Gatut Susanta dan M. Azrin Syamsuddin, Cara Mudah Mendirikan dan
Mengelola UMKM, 7.
26
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil
(Bandung: Alfabeta, 2012), 269.
26

b. Kriteria Usaha Kecil:


1. Memiliki kakayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
c. Kriteria Usaha Menengah
1. Memiiki kekayaan bersih lebih dai Rp. 500.000.00,00
(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah)
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan
entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang,
sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang
memiliki tenaga kerja 20-99 orang.
Dalam pembiayaan UMKM penyediaan dana oleh
Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat melalui
koperasi, bank, dan lembaga bukan bank, untuk
mengembangkan dan memperkuat permodalan UMKM. Aspek
27

pendanaan ditujukan untuk memperluas sumber dana dan


memfasilitasi UMKM untuk dapat mengaskes kredit dan
lembaga keuangan bank dan bukan bank. Selain itu juga untuk
memberikan kemudahan dalam memproleh pendanaan secara
cepat, tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan
sesuai dengan ketentuan peratuan perundang-undangan.27
Kriteria umum UMKM dilihat dari ciri-cirinya, sebagai
berikut:
a. Struktur organisasi yang sangat sederhana.
b. Tanpa staf yang berlebihan.
c. Memiliki hierarki manajer kecil.
d. Aktivitas sedikit yang formal dan sedikit menggunakan
proses perencanaan.
e. Kurang membedakan aset pribadi dan aset perusahaan.28
3. Dasar Hukum UMKM
Bidang usaha baik yang berskala usaha mikro, kecil,
menengah dan besar yang berdomisili di Indonesia pada
dasarnya dalam perlindungan dan pembinaan pemerintah.
Namun dalam sistem pemerintahan dewasa ini khususnya unit
usaha kecil dan menengah serta koperasi dilakukan oleh
Menteri Negara Urusan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi.
Secara yuridis usaha kecil dan menengah serta koperasi masing-
masing telah memiliki Undang-Undang.
Usaha Mikro Kecil Menengah serta Koperasi masing
masing telah memiliki Undang-Undang. Bagi UMKM terdapat

27
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, 270.
28
Tiktik Sartika Partomo, Ekonomi Koperasi, 3.
28

dua Undang-Undang yakni Nomor 9 Tahun 1995, dan Nomor


20 Tahun 2008. Sesuai pasal-pasal yang termuat dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008, berbagai ketentuan tentang
usaha mikro, kecil dan menengah telah diatur secara jelas.29
4. Iklim Usaha UMKM
Iklim usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah
dan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro
Kecil Menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai
peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek
kehidupan ekonomi agar UMKM memperoleh pemihakan,
kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha
seluas-luasnya. Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi aspek
pendanaan, sarana dan prasarana, informasi dan usaha,
kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha, promosi
dagang, dan dukungan kelembagaan.
Dunia usaha dan masyarakat berperan secara aktif
membantu menumbuhkan iklim usaha sebagaimana di sebutkan
diatas. UMKM bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi dan ekonomi yang berkeadilan.30
5. Tujuan Pembiayaan UMKM
Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah
dan Pemerintah Daerah, dunia usaha dan mayarakat melalui

29
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, 268.
30
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, 269.
29

koperasi, bank, dan lembaga keuangan lainnya, untuk


mengembangkan dan memperkuat permodalan UMKM.
Adapun tujuan pembiayaan UMKM sebagai berikut:
a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi UMKM
untuk dapat mengaskes permodalan.
b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas
jejaringnya sehingga dapat diakses oleh UMKM.
c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanan
secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam
pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-
undangan.
d. Membantu para pelaku UMKM untuk mendapatkan
pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang
disediakan oleh lembaga keuangan dengan jaminan yang
disediakan oleh Pemerintah.31

E. Hubungan Pembiayaan dengan Pendapatan


Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara lembaga keuangan dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau
bagi hasil.32 Setiap pembiayan yang diberikan oleh pegadaian
kepada nasabah, khususnya nasabah usaha mikro memberikan
dampak yang positif bagi kelangsungan usaha mereka, karena

31
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, 270.
32
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012),
82.
30

dengan bantuan tersebut mereka bisa mengembangkan usahanya


dan dapat memperoleh tambahan penghasilan bagi kelangsungan
hidupnya.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan yang
disediakan oleh lembaga keuangan akan mempengaruhi hasil
penjualan yang akan di dapatkan oleh seseorang yang melakukan
usaha. Besarnya jumlah pinjaman yang disalurkan akan
menentukan keuntungan yang akan diperoleh.33

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian terdahulu merupakan kegiatan mendata dan
mengevaluasi seluruh hasil studi atau penelitian terutama pada
skripsi yang lebih dahulu membahas fokus yang sama. Berikut ini
beberapa skripsi penelitian terdahulu:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Peneliti Judul Skripsi Hasil Penelitian

1 Dania Pengaruh Dari hasil uji t menunjukkan


Dewi Pembiayaan tidak adanya pengaruh yang
(2008) Produktif Pada signifikan antara pembiayaan
Pegadaian Syariah produktif terhadap pendapatan
Terhadap nasabah pada pegadaian syariah,
Peningkatan yaitu dengan melihat nilai 0,146
Pendapatan < 1,671 atau t hitung < t tabel,
Nasabah maka Ho diterima dan Ha
ditolak.

33
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya., 38.
31

2 Marini Pengaruh Jumlah Uji signifikansi dengan tingkat


Fransisca Kredit Gadai Yang keyakinan 5% menunjukkan
Purba Disalurkan bahwa jumlah kredit gadai yang
(2008) Terhadap Laba disalurkan oleh Perum
Perum Pegadaian Pegadaian memberikan
Cabang Padang pengaruh positif dan signifikan
Bulan Medan terhadap laba yang diperoleh.
Hal ini dilihat berdasarkan nilai
F hitung yang didapat dari
perhitungan regresi linear
sederhana sebesar 40,137 lebih
besar dari F tabel 4,67.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan


No Peneliti Judul Skripsi Hasil Penelitian
3 Samsia Pengaruh Pengaruh Pembiayaan Ar-Rum
Usman pembiayaan terhadap perkembangan Usaha
(2015) Pegadaian Syariah Mikro Kecil adalah sebesar
Cabang Gorontalo 0,094. Nilai ini berarti bahwa
Terhadap sebesar 9, 40% perkembangan
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dipengaruhi
Usaha Mikro Kecil oleh pembiayaan
Di Gorontalo Ar-Rum.
4 Lailatul Pengaruh Dari analisis data didapatkan
Nisfi Pembiayaan Ar- nilai t hitung 7,325 yang lebih
(2016) Rum Pegadaian besar dari t tabel 2,048 sehingga
Syariah terhadap diputuskan tolak Ho, dengan
32

Pendapatan kata lain terdapat pengaruh


UMKM Nasabah pembiayaan Ar-Rum terhadap
dan Pendapatan pendapatan UMKM Nasabah.
Pegadaian Syariah
(Studi pada PT
Pegadaian Cabang
Syariah
Landungsari Kota
Malang).
5 Ahmad Tingkat Kepuasan Besarnya koefisien determinasi
Mutamimul Nasabah terhadap menunjukkan bahwa
Ula Pelayanan dan pembiayaan Ar-Rum memiliki
(2015) Produk kontribusi sebesar 9, 40%
Pembiayaan Mikro terhadap perkembangan Usaha
di Pegadaian Mikro Kecil, sedangkan sisanya
Syariah dipengaruhi oleh variabel lain.

Secara umum kelima hasil penelitian diatas terdapat kaitannya


dengan yang akan diteliti, yakni masalah Pembiayaan dan Pendapatan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Akan tetapi secara khusus,
tidak ada satupun dari kelima hasil penelitian tersebut sama persis
dengan masalah yang akan penulis lakukan penelitiannya. Sebab
terdapat perbedaan dalam perumusan masalah dan isi dari penelitian
diatas. Oleh karena itu, penulis memandang penelitian yang berjudul
Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan Usaha Miko Kecil
Menengah (UMKM) ini terdapat perbedaan dengan kelima penelitian
diatas.
33

G. Kerangka Pemikiran
Pembiayaan merupakan kegiatan menyalurkan dana kepada
pihak-pihak yang mengalami kekurangan dana. Penyaluran dana dalam
bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh
pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada
penerima dana, bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang diberikan
pasti akan terbayar. Pembiayaan dalam penelitian ini dinotasikan
dengan variabel X, sedangkan Pendapatan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) dinotasikan dengan variabel Y.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Variabel X Variabel Y
Pembiayaan Pendapatan Usaha Mikro Kecil
Indikator: Menengah (UMKM)
1. Kepercayaan
Indikator:
2. Akad
1. Unsur-unsur Pendapatan
3. Jangka Waktu
2. Sumber-sumber Pendapatan
4. Risiko
5. Balas Jasa
.
Pembiayaan yang dilakukan Pegadaian bertujuan untuk
memberikan kemudahan untuk masyarakat yang membutuhkan uang
dengan cepat, aman, dan mudah. Dengan berdasarkan prinsip syariah,
yang dilandasi dengan kepercayaan (fidusia). Pembiayaan tersebut
berkembang diiringi dengan adanya pembiayaan untuk meningkatkan
usaha dan pendapatan para pengusaha kecil menengah, yang mana
34

sasaran pembiayaan ini adalah semua faktor ekonomi yang


memungkinkan untuk dibiayai seperti pedagang, industri rumah tangga
(home industry), pertanian, dan sektor jasa
Peranan Usaha Mikro Kecil Menengah sangat penting di
Indonesia, karena jumlah UMKM merupakan jumlah terbesar dari
kegiatan usaha suatu negara. Tujuan ekonomi yang ingin dicapai adalah
antara lain menciptakan kesempatan kerja, distribusi pendapatan yang
merata, menetapkan stabilitas harga, dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.34 Dalam hal ini Pegadaian syariah pun mempunyai peranan
yang sangat penting dalam sistem perekonomian di Indonesia sebagai
lembaga keuangan berbasis syariah dalam menggerakan perekonomian
mikro, dengan adanya Pegadaian syariah dan produk yang dimiliki
diharapkan mampu membantu UMKM dalam pembiayaan/permodalan
untuk menjalankan dan meningkatkan usahanya.

H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku,
fenomena, keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.35
Berdasarkan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho = Diduga tidak terdapat Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Ha = Diduga terdapat Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

34
Tiktik Sartika Partomo, Ekonomi Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2009), 3.
35
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta:
Gelora Aksara, 2003), 59.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini menganalisa Pengaruh Pembiayaan dan
Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pendapatan
Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan variabel terikat atau variabel
dependen, sedangkan untuk variabel bebas atau variabel Independen
adalah Pembiayaan. Penulis melakukan penelitian pada Pegadaian
Syariah Cabang Kepandean yang berlokasi di Jalan Raya Serang-
Cilegon, Lontar Baru, Ruko Kepandean Kavling 756, Kecamatan
Serang, Kota Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Waktu penelitian dari
bulan 4 Mei 2017 – 4 Juni 2017.
Dalam penelitian ini hanya membahas mengenai Pengaruh
Pembiayaan Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), dengan responden pada penelitian ini adalah nasabah yang
menggunakan Pembiayaan Ar-Rum BPKB di Pegadaian Syariah
Cabang Kepandean Serang.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dari bulan 4 Mei 2017 – 4 Juni 2017. Dalam
penelitian ini hanya membahas mengenai Pengaruh Pembiayaan
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dengan
responden pada penelitian ini adalah nasabah yang menggunakan
Pembiayaan Ar-Rum BPKB di Pegadaian Syariah Cabang Kepandean
Serang. Alasan peneliti memilih Pegadaian Syariah Cabang Kepandean

35
36

sebagai Objek Penelitian karena banyaknya anggota yang bergabung


dengan Pegadaian Syariah, dan telah lama beroperasi. Serta terdapat
persamaan antara tujuan penelitian dengan visi misi Pegadian Syariah.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana
elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang
diperlukan.36 Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah Pegadaian
Syariah Cabang Kepandean Serang yang berjumlah 50 nasabah.
Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi.37
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria nasabah yang dapat dijadikan sampel adalah nasabah
Ar-Rum BPKB yang masih/sedang dalam masa perjanjian/perikatan
dengan Pegadaian Syariah yang berjumlah 30 nasabah. Alasan peneliti
mengambil jumlah sampel 30 nasabah dari 50 nasabah, karena ada
faktor yang disebabkan oleh jauhnya jarak yang harus ditempuh dan
kurangnya kejelasan alamat nasabah.

D. Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: data
primer dan data sekunder.
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil
wawancara peneliti dengan narasumber.

36
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, 123.
37
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, 118-119.
37

2. Data sekunder, yaitu data yang didapat dari catatan, buku, dan
majalah berupa laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai
teori, dan lain sebagainya. 38

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Studi Kepustakaan
Yaitu mempelajari, memahami, mencermati, menelaah,
mengidentifikasi hal-hal yang sudah ada dan apa yang belum
ada dalam bentuk jurnal-jurnal atau karya-karya ilmiah yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian.39
2. Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung (indepth
interview) dengan responden dan pihak manajemen Pegadaian
Syariah Cabang Kepandean Serang.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu dengan melihat dan melakukan
pencatatan data terhadap data pada Pegadaian Syariah.
4. Kuesioner
Kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara
mengajukan pernyataan melalui daftar pernyataan pada
responden yang terpilih, yakni pada nasabah Pegadaian Syariah
Cabang Kepandean Serang. Bentuk bentuk skala sikap yang

38
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi,
(Yogyakarta: Pustaka Baru, 2015), 89.
39
Augusty Ferdinand, Metode Penelitian Manajemen, Pedoman Penelitian
Untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. (Semarang: BP UNDIP, 2006),
97.
38

biasa dipakai diantaranya model skala Likert yaitu: model skala


Likert adalah bentuk kuesioner yang mengungkap sikap dari
responden dalam bentuk jawaban ( pernyataan) yang berupa
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap jawaban tersebut
memiliki skor sendiri sesuai dengan positif atau negatifnya item
itu.40
Tabel 3.1
Pedoman Skala Likert
No Keterangan Skor
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (R) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

F. Definisi Operasional Variabel


Definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu: Pembiayaan (X): Pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara lembaga keuangan dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

40
M. Subhan dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2009), 144.
39

tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.41
Pendapatan UMKM (Y): Pendapatan adalah peningkatan
jumlah aktiva suatu UMKM yang timbul dari aktifitas transaksi
penyerahan barang dan jasa atau aktifitas usaha yang lainnya dalam
suatu periode tertentu.

G. Uji Validitas dan Realibilitas


1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu skala pengukuran disebut
valid bila melakukan apa yang seharusnya diukur.42 Uji
validitas untuk mengukur ketepatan alat ukur melakukan tugas
mencapai sasarannya. Kriteria dalam menentukan validitas
kuesioner adalah sebagai berikut:
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid
Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak
valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu
instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek
yang sama akan menghasilkan data yang sama.43

41
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012),
hlm 82.
42
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, 172.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis.., 110.
40

Uji reliabilitas akan menunjukkan konsistensi dari


pertanyaan jawaban responden yang terdapat pada kuesioner.
Uji ini dilakukan setelah validitas yang diuji merupakan
pertanyaan yang sudah valid. Uji reliabilitas ini menggunakan
uji Cronbach Alpha. Kriteria dalam menetukan reliabilitas
kuesioner adalah sebagai berikut:
Jika r alpha positif dan lebih besar dari r tabel maka
pertanyaan tersebut reliabel.
Jika r alpha negatif dan lebih kecil dari r tabel maka
pertanyaan tersebut tidak reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian
ini menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic
Product and Service Solution) versi 23.0 untuk memperoleh
hasil yang lebih terarah.

H. Metode Analisis Data


Analisis data dalam penelitian merupakan bagian dalam proses
penelitian yang sangat penting. Karena dengan analisa inilah data yang
ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah
penelitian dan mencapai tujuan akhir.
Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan menggunakan
metode antara lain sebagai berikut :
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
41

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum


atau generalisasi.44 Analisis deskriptif ini digunakan untuk
memberikan gambaran suatu data, seperi jumlah, mean, median,
standar deviasi, sampel variasi, nilai minimum, nilai maksimum,
dan nilai sebagainya.
2. Analisis Statistik
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis
statistik linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
(Pembiayaan) tehadap variabel terikat (pendapatan UMKM).
Persamaan regresi linier yang digunakan adalah:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 + 𝑒
Dimana :
Y = pendapatan UMKM
a = kostanta
b = koefisien regresi
X = variabel Pembiayaan
e = standard error
Adapun syarat uji asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis
regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:
1) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat suatu model yang
termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian.
Terdiri dari:

44
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi., 172.
42

a. Uji Normalitas
Merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel dependen, independen atau
keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau
tidak.
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang
dilakukan untuk mengetahui adakah korelasi variabel yang
ada dalam model prediksi dengan perubahan waktu.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain.
2) Uji Hipotesis
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji
statisnya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana Ho
ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji statisnya
berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dalam analisis
regresi linear ada 2 jenis kriteria ketepatan yaitu:
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji t merupakan suatu pengujian dilakukan untuk melihat
signifikansi dari pengaruh variabel independen secara
individu terhadap variabel dependen dengan menganggap
variabel lain bersifat konstan. Pengujian ini dilakukan
berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel .
43

Dengan menggunakan tabel statistik daerah penolakan


untuk hipotesis di atas adalah:
Jika thitung ≥ ttabel maka Ho akan ditolak, yang berarti bahwa
variabel independen secara individual
berpengaruh positif terhadap variabel
dependen.
Jika thitung ≤ ttabel maka Ho akan diterima, yang berarti bahwa
variabel independen secara individual tidak
berpengaruh positif terhadap variabel
dependen.
b. Uji Koefisien korelasi
Koefisien korelasi menunjukan kekuatan hubungan antara
variabel independent dengan variabel dependent, yang
diberi notasi R. Istilah koefisien korelasi dikenal sebagai
nilai hubungan atau korelasi antara dua atau lebih variabel
yang diteliti. Nilai koefisien korelasi antara dua atau lebih
variabel yang diteliti. Nilai koefisien korelasi sebagaimana
juga taraf signifikansi digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak
dalam suatu penelitian. Nilai koefisien korelasi bergerak
tersebar dari 0 ≥ 1 atau 1 ≤ 0. Jika di deskripsikan, nilai
koefisien korelasi tersebar sebagaimana terlihat pada tabel.45

45
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana,
2006), 99.
44

Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi


yng ditemukan tersebut besar kecil, maka dapat berpedoman
pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut ini:46
Tabel 3.2
Nilai Koefisien
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat

c. Uji Koefisien Determinan (r2).


Koefisien Determinasi adalah bilangan yang menyatakan
prosentase variabel (Y) yang dijelaskan oleh garis regresi.
Koefisien ini menunjukan seberapa besar prosentase variabel
independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan
variabel dependen R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit
pun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen yang digunakan model tidak menjelaskan sedikit
pun variasi variabel dependen. Sebaliknya R sama dengan 1,
maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
indepenen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau

46
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2010), 216.
45

variasi variabel inependen yang digunakan dalam model


menjelaskan 100% variasi variabel dependen.47

I. Operasional Variabel Penelitian


Variabel secara teoritis dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan orang lain atau satu objek dengan objek lain.
Berdasarkan hubungannya variabel penulisan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, namun dalam penulisan yang akan
dilakukan penulis hanya memiliki dua variabel yaitu :48
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi
sebab atau berubahnya suatu variabel lain, juga lebih dikenal
dengan variabel bebas.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel lain, juga sering
disebut variabel terikat.
Berdasarkan perumusan masalah, maka harus dibuat
operasional variabel yang dihubungkan terhadap indikator-
indiktor yang berkaitan dengan variabel-variabel tersebut.
Operasional variabel tersebut adalah:

47
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi., 164.
48
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi., hlm
75.
46

a. Pengaruh Pembiayaan sebagai variabel X (variabel


independen) atau variabel tidak terikat yang hasil
permasalahannya mempengaruhi variabel Y (variabel
dependen), dengan indikatornya yaitu: kepercayaan,
kesepakatan, jangka waktu, risiko, balas jasa.
b. Pendapatan UMKM sebagai variabel Y (variabel
dependen) atau variabel terikat yang dipengaruhi oleh
variabel X (variabel independen), dengan indikatornya
yaitu : Unsur-unsur Pendapatan, dan Sumber-sumber
Pendapatan.
47

Tabel 3.3
Tabel Operasional Variabel

Variabel Dimensi
Konsep variabel Indikator Pengukuran
Pembiayaan
Kepercayaan Pegadaian syariah memberikan 1. Kejujuran 1. Pegadaian syariah memberikan Skala Likert
kepercayaan kepada nasabah yang 2. Tidak berdusta kepercayaan kepada nasabah dengan bobot skor
menerima pembiayaan bahwa 3. Amanah dalam melakukan pembiayaan. yaitu:
nasabah akan memenuhi kewajiban 2. Keputusan menggunakan 1. Sangat Tidak
untuk mengembalikan dana tersebut produk Ar-Rum BPKB sudah Setuju
sesuai dengan jangka waktu yang tepat. 2. Tidak Setuju
telah diperjanjikan. 3. Kurang Setuju
Akad Kesepakatan atau akad perjanjian 1. Proses transaksi 1. Setiap teransaksi selalu 4. Setuju
(Kesepakatan) yang dilakukan antara pegadaian 2. Objek transaksi memiliki bukti tertulis yang 5. Sangat Setuju
syariah dengan nasabah. lengkap.
2. Otorisasi transaksi pembiayaan
dilakukan oleh petugas yang
berwenang.

47
48

Jangka waktu Periode waktu yang diperlukan oleh 1. Tepat waktu 1. Jangka waktu yang diberikan
nasabah untuk membayar kembali 2. disiplin sesuai dengan kemampuan
pembiayaan yang telah diberikan pengembalian.
oleh pegadaian syariah. 2. Waktu jatuh tempo tidak
membebani.
Risiko Setiap pembiayan yang disalurkan 1. Faktor Internal 1. Menerapkan prinsip kehati- Skala Likert
memiliki risiko. Kemungkinan 2. Faktor Eksternal hatian. dengan bobot skor
terjadinya kerugian yang akan 2. Melakukan pemeriksaan yaitu:
timbul akibat penyaluran dana. terhadap dokumen pengajuan 1. Sangat Tidak
pembiayaan. Setuju
Balas jasa Sebagai balas jasa atas penitipan 1. Adil 1. Penentuan biaya sangat adil. 2. Tidak Setuju
barang yang digunakan untuk 2. Tidak Membebani 2. Penetapan biaya tidak 3. Kurang Setuju
pengajuan pembiayaan, maka membebani. 4. Setuju
nasabah membayar sejumlah yang 5. Sangat Setuju
telah disepakati sesuai akad.
49

Variabel
Pendapatan Konsep variabel Dimensi Indikator Pengukuran
UMKM
Unsur-unsur Pendapatan hasil produksi 1. Cukup untuk memenuhi 1. Usaha yang dimiliki adalah Skala Likert dengan
Pendapatan barang atau jasa, imbalan yang pokok usaha yang sedang bobot skor yaitu:
diterima atas penggunaan 2. Cukup untuk memenuhi berkembang. 1. Sangat Tidak
aktiva atau sumber-sumber kebutuhan tidak terduga 2. Produk yang dipasarkan Setuju
ekonomis perusahaan, dan banyak diminati oleh 2. Tidak Setuju
penjualan aktiva diluar barang konsumen. 3. Kurang Setuju
dagangan merupakan unsur- 3. Pendapatan cukup untuk 4. Setuju
unsur pendapatan lain-lain. memenuhi kebutuhan pokok. 5. Sangat Setuju
4. Pendapatan yang didapatkan
cukup untuk memenuhi
kebutuhan tak terduga.
5. Pendapatan digunakan untuk
mencicil angsuran Ar-Rum
50

BPKB di Pegadaian Syariah.


6. Pendapatan UMKM yang
didapat sebanding dengan
produksi yang dikeluarkan.
Sumber- Pendapatan masyarakat dapat 1. Meningkatkan 1. Produk Ar-Rum BPKB
sumber berasal dari berbagai sumber, pendapatan bagi nasabah meningkatkan pendapatan.
pendapatan yakni dari sektor formal (gaji dan perusahaan 2. Produk Ar-Rum BPKB dapat
atau upah yang diterima secara membantu meningkatkan
bertahap), sektor informal kualitas produk UMKM.
(sebagai penghasilan tambahan 3. Usaha yang dijalani dapat
dagang, tukang, buruh dan lain meningkatkan pendapatan.
sebagainya). 4. Memiliki pemasukan selain
dari usaha.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat pegadaian syariah


1. Sejarah Singkat Berdirinya pegadaian syariah
Pegadaian yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia.
Didirikan pada tanggal 01 April 1901 di Sukabumi, Hindia-
Belanda. PT Pegadaian adalah sebuah BUMN di Indonesia yang
usaha intinya adalah bidang jasa penyaluran kredit kepada
masyarakat atas dasar hukum gadai. Dalam masa ini pegadaian
sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan
Negara (PN) sejak 1 januari 1961, kemudian berdasarkan peraturan
pemerintah No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) dan
selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang
diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah No.103/2000) berubah
lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian pada tahun
2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari perum menjadi
Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP)
No.51/2011 yang ditandatangani pada 13 Desember 2011.Namun,
perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke
pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012.
Lahirnya pegadaian syariah yang terbit pada tanggal 1
April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan
Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan
misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik
riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya pp103/2000 yang

51
52

dijadikan sebagai landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian


sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa oprasionalisasi
Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang
bunga bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus
diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis
anggapan itu. Berdirinya Pegadaian Syariah di latarbelakangi oleh
kegiatan umat Islam dalam rangka menghindari riba di dalam
semua kegiatan muamalah yang sesuai dengan perintah Islam.
Prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 1
ayat 12 adalah Prinsip Hukum Islam dalam kegiatan
perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
dalam penetapan fatwa di bidang syariah prinsip syariah
yang dianut lembaga keuangan syariah dilandasi oleh nilai-
nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan
keuniversalan (rahmatan lil ‘alamin).49

2. Visi dan Misi


VISI
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai
yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia
selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah
kebawah.

49
Muhammad Habiburrahman, dkk, Mengenal Pegadaian Syariah, (Jakarta:
Kuwais, 2012), 139.
53

MISI
a) Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman, dan
selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan
menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi.
b) Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastuktur yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh
pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pilihan utama
masyarakat.
c) Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat golongan menengah kebawah dan melakukan
usaha dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan.

3. Budaya Kerja Perum Pegadaian Syari’ah


Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sebagaimana yang
di sebutkan di atas, di perlukannya prinsip-prinsip yang di nilai
penting dan peru untuk menjadi pegangan bagi setiap insan
pegadaian syari’ah dalam menjalankan organisasi perusahaan.
Kombinasi dari nilai dan keyakinan yang telah terimplementasikan
dalam prilaku sehari-hari di organisasi perusahaan ini nantinya akan
menjadi budaya kerja Pegadaian Syari’ah.
Ada 5 budaya yang di jabarkan kedalam 10 prilaku Utama
insan PT Pegadaian, yaitu prilaku-prilaku yang nyata yang perlu di
jalankan secara konsisten dalam keseharian seluruh jajaran PERUM
Pegadaian, yang biasa di singkat menjadi INTAN yang artinya :
54

a. Inovatif
b. Nilai Moral Tinggi
c. Terampil
d. Adi Layanan
e. Nuansa Citra
Dan berikut Sepuluh Perilaku Utama Insan Pegadaian:
a. Berinisiatif, kreatif, produktif, dan adaptif
b. Berorientasi pada solusi bisnis
c. Taat beribadah
d. Jujur dan berpikir positif
e. Kompeten di bidang tugasnya
f. Selalu mengembangkan diri
g. Peka dan cepat tangggap
h. Empatik,santun, dan ramah
i. Bangga sebagai insan pegadaian
j. Bertanggung jawab atas asset dan reputasi perusahaan
55

4. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah

Pimpinan Cabang Syariah

Sekretariat

Asman Bisnis Asman Bisnis Pengelola UPC/UPK


Emas Syariah Rahn Syariah

Penaksir Penaksir
Pranata Galery-24 Syariah Syariah
Syariah

Pengelola Pengelola
Costumer Marhun Marhun
Service Syariah

Kasir Kasir
Kurir Syariah Syariah Syariah

5. Gambaran Objek
Kelebihan yang dimiliki oleh pegadaian syariah cabang
kepandean serang yang selalu ramai dibandingkan dengan unit
pegadaian syariah lainnya dikarenakan setiap transaksi yang
dilakukan di unit pegadaian syariah misalnya barang berharga
yang digadaikan akan di simpan di pegadaian cabang kepandean
serang. Oleh karena itu jika nasabah yang menggadaikan
barangnya di unit pegadaian syariah dan ingin menebusnya
56

harus menunggu 1-2 hari untuk pengambilan. Berbeda jika


nasabah langsung bertransaksi di pegadaian cabang kepandean
serang.

B. Deskripsi Variabel Penelitian


1. Kriteria Responden Pegadaian Syariah
Responden dalam penelitian ini adalah nasabah Ar-Rum
BPKB yang masih/sedang dalam masa perjanjian/perikatan dengan
Pegadaian Syariah. Penulis mengambil 30 responden dari jumlah
populasi sebanyak 50.
Tabel 4.1
Kriteria Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Pria 14
Wanita 16
Total 30

Berdasarkan keterangan tabel pada 4.1 diatas, dapat diketahui


tentang jenis kelamin responden nasabah Ar-Rum BPKB di Pegadaian
Syariah yang diambil sebagai responden, yang menunjukan bahwa
mayoritas yang diambil sebagai responden adalah wanita yaitu
sebanyak 16 orang, sedangkan sidanya responden pria sebanyak 14
orang.
57

Tabel 4.2

Kriteria Responden Berdasarkan Usia


Usia Jumlah
<20 Tahun 0
21-30 Tahun 4
31-40 Tahun 6
41-50 Tahun 18
>50 Tahun 2
Total 30

Berdasarkan keterangan tabel pada 4.2 diatas, dapat diketahui


kriteria responden berdasarkan usia nasabah Ar-Rum BPKB di
Pegadaian Syariah yang diambil sebagai responden, sebagian besar
berusia <20 tahun tidak ada responden, usia dari 21-30 tahun
sebanyak 4 orang, usia dari 31-40 tahun sebanyak 6, usia 41-50 tahun
sebanyak 18, dan usia >50 tahun sebanyak 2 orang.

Tabel 4.3
Kriteria Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
Pegawai Negeri 6
Pegawai Swasta 14
Pelajar/Mahasiswa 2
Ibu Rumah Tangga 8
Lain-lain 0
Total 30
58

Berdasarkan keterangan tabel pada 4.3 diatas, dapat


diketahui kriteria responden berdasarkan pekerjaan nasabah Ar-
Rum BPKB di Pegadaian Syariah yang diambil sebagai
responden, pekerjaan pegawai negeri sebanyak 6 orang,
pekerjaan pegawai swasta sebanyak 14 orang, pekerjaan sebagai
pelajar/mahasiswa sebanyak 2 orang, pekerjaan ibu rumah
tangga sebanyak 8 orang, dan pekerjaan lain-lain tidak ada
responden.

2) Data Responden
Langkah selanjutnya setelah melakukan penyebaran
angket adalah melakukan pengolahan data agar data bisa
disajikan sebagai informasi dalam bentuk tabel dan angket.
Untuk menguji data dan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara Pembiayaan dan Pendapatan Usaha Mikro
Kecil Menengah di Pegadaian Syariah Serang, setelah
dilakukan pengumpulan dan melalui penyebaran angket kepada
sejumlah responden penulis menggunakan bantuan software
SPSS 23.0 for window.
Adapun data ordinal Variabel X dan Y dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
59

Tabel 4.4
Data Ordinal Variabel X dan Y
Responden Pembiayaan (X) Pendapatan UMKM (Y)
1 46 44
2 32 42
3 45 41
4 49 43
5 49 41
6 45 41
7 43 39
8 42 40
9 44 40
10 45 40
11 45 41
12 43 40
13 40 48
14 44 41
15 42 28
16 43 32
17 34 41
18 40 35
19 44 37
20 40 38
21 45 44
22 48 37
23 43 47
60

24 41 25
25 36 36
26 32 32
27 40 43
28 38 37
29 39 33
30 41 38

Dari perolehan nilai kuesioner tersebut langkah awal yang


harus dilakukan adalah menguji tingkat validitasnya, uji validitas
dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu instrument
(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang
diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban
responden dengan skor masing-masing variabel.

C. Uji Statistik Inverensial : Uji Hipotesis


1. Regresi Linear Sederhana
Regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier
antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif
dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
61

Tabel 4.5
Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2,694 ,901 2,990 ,006
X ,283 ,214 ,243 1,323 ,197
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa model


regresi dalam penelitian ini adalah:
1) Konstanta sebesar 2,694 artinya bahwa jika Pembiayaan (X)
yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Serang nilainya adalah
nol, maka nilai Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Y)
pada Pegadaian Syariah Serang adalah 2,694.
2) Koefisien regresi variabel Pembiayaan (X) di Pegadaian Syariah
Serang sebesar 0,283 artinya jika variabel mengalami kenaikan 1
point maka Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Y) akan
bertambah.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka disimpulkan
persamaan regresi penelitian ini Y = a + bX atau Y= 2,694 + 0,283
X.
62

2. Uji Validitas dan Realibilitas


a. Uji Validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui validitas
setiap instruemen sehingga item tersebut layak untuk penelitian.
Ketentuan untuk valid atau tidaknya suatu item bila korelasi
setiap faktor positif dan besarnya sama atau lebih dari 0,361
maka hal itu memberikan petunjuk bahwa setiap item memiliki
validitas.
Tabel 4.6
Uji Validitas Pembiayaan (X)
Variabel Nilai Korelasi Kriteria Keterangan
X1 0,429 >0,361 Valid
X2 0,521 >0,361 Valid
X3 0,546 >0,361 Valid
X4 0,710 >0,361 Valid
X5 0,492 >0,361 Valid
X6 0,504 >0,361 Valid
X7 0,683 >0,361 Valid
X8 0,807 >0,361 Valid
X9 0,719 >0,361 Valid
X10 0,765 >0,361 Valid

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sepuluh


pernyataan menghasilkan nilai Koefisien Correlation >0,361 pada
tingkat signifikan 0,05 dari jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 30 responden. Artinya bahwa seluruh pernyataan yang
digunakan dapat dikatakan valid.
63

Tabel 4.7
Uji Validitas Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Y)
Variabel Nilai Korelasi Kriteria Keterangan
Y1 0,701 >0,361 Valid
Y2 0,702 >0,361 Valid
Y3 0,816 >0,361 Valid
Y4 0,696 >0,361 Valid
Y5 0,677 >0,361 Valid
Y6 0,454 >0,361 Valid
Y7 0,822 >0,361 Valid
Y8 0,657 >0,361 Valid
Y9 0,888 >0,361 Valid
Y10 0,660 >0,361 Valid

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sepuluh


pernyataan menghasilkan nilai Koefisien Correlation >0,361 pada
tingkat signifikan 0,05 dari jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 30 responden. Artinya bahwa seluruh pernyataan yang
digunakan dapat dikatakan valid. Selanjutnya setelah dilakukan uji
validitas pada variabel X dan Y adalah melakukan uji reliabilitas
untuk dapat mengetahui apakah instrument penelitian tersebut dapat
dikatakan reliable atau tidak. Reliabilitas dilakukan dengan maksud
untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang sudah valid
menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau
konsistensi agar adanya kepercayaan terhadap suatu instrument.
Suatu instrument dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi
64

jika hasil dari pengujian instrument itu menunjukan hasil yang


tetap.

b. Uji Reliabilitas
Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada kedua variabel
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8
Reliabilitas Pembiayaan (X)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,816 10

Hasil dari Cronbach’s Alpha adalah 0,816 lebih besar dari


0,6 maka dapat dikatakan reliable karena kriteria suatu instrument
penelitian dikatakan reliable apabila koefisien reliabilitas >0,6.
Tabel 4.9
Reliabilitas Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,885 10

Hasil dari Cronbach’s Alpha adalah 0,885 lebih besar


dari 0,6 maka dapat dikatakan reliable karena kriteria suatu
instrument penelitian dikatakan reliable apabila koefisien
reliabilitas >0,6 .
65

3) Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau
tidaknya suatu distribusi data. Salah satu cara untuk
mengetahui normalitas adalah dengan melihat histogram dan
grafik P-Plot.
Untuk melihat hasil uji normalitas dari penelitian ini
dapat dilihat dari gambar histogram berikut:
Gambar 4.1
Uji Normalitas

Dari gambar histogram diatas dapat dilihat model


berdistribusi normal berbentuk lonceng. Selain itu untuk
menguji kenormalitasan dapat juga dengan melihat normal
probability plot (Normal P-Plot) yang membandingkan
66

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis


lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan
diagonal, jika distribusi data normal maka garis yang
menggambarkan data akan mengikuti diagonalnya.
Gambar 4.2
Normal P-Plot

Gambar diatas menunjukan P-Plot dengan plot grafik


yang normal terlihat dari titik-titik distribusi data yang terletak
pada garis lurus menyebar mengikuti garis lurus diagonal
sehingga dapat disimpulkan uji kenormalan data dapat dipenuhi.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam suatu regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengalaman lain. Jika varian dari
pengamatan ke pengamatan tetap maka disebut
67

homoskedatisitas dan jika sebaliknya maka disebut


heteroskedastisitas. Model regresi yang baik ialah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari
pengolahan data melalui SPSS maka diperoleh hasil:
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas

Dari pengolahan data dengan SPSS diatas dapat dilihat


bahwa titik-titik yang ada dalam grafik (scatterplot) model
regresi yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukan
adanya pola yang teratur, melainkan titik tersebut menyebar
secara acak diatas dan dibawah, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
68

problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi


yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Durbin Watson (DW Test).
Berdasarkan pengujian uji autokorelasi dengan SPSS
didapatkan output sebagai berikut:
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,243a ,059 ,025 ,50303 2,154
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y

1,3520 1,4896 2,154 2,5104 2,648


0000
69

Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai DW hitung

sebesar 2,154. Diperoleh nilai dalam tabel DW untuk “k=1” dan


“N=30” adalah nilai dL (batas bawah) sebesar 1,3520 dan nilai
dU (batas atas) sebesar 1,4896. berdasarkan pedoman uji
statistik Durbin Watson, maka dapat dilihat bahwa nilai DW
hitung terletak diantara (dU < d < 4-dU), yaitu sebesar 1,4896 <
2,154 < 2,5104. Maka dapat disimpulkan model yang digunakan
dalam penelitian tidak terdapat autokorelasi.
4) Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi menunjukkan kemampuan hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Angka
koefisien korelasi yang dihasilkan dalam uji ini berguna untuk
menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Dengan penaksiran
besarnya korelasi yang digunakan adalah:
Tabel 4.10
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Berikut hasil uji analisis koefisien korelasi yang diolah


menggunakan SPSS akan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
70

Tabel 4.11
Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Mode R Adjusted R Std. Error of Durbin-
l R Square Square the Estimate Watson
1 ,243a ,059 ,025 ,50303 2,154
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh koefisien korelasi
sebesar 0,243 terletak pada interval koefisien 0,20 – 0,399 yang
berarti tingkat hubungan antara Pembiayaan terhadap
Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah adalah rendah.
5) Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
Variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan koefisien
determinasi yaitu suatu bilangan yang merupakan bentuk
kuadrat dari koefisien korelasi berdasarkan hasil pengolahan
SPSS for Window 23.0 maka diperolah nilai hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.12
Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Mode R Adjusted R Std. Error of Durbin-
l R Square Square the Estimate Watson
1 ,243a ,059 ,025 ,50303 2,154
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
71

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,059. Hal ini


berarti variabel Pembiayaan dapat menjelaskan pengaruhnya
terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah yaitu
sebesar 5,9%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 5,9% =
94.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya.
6) Uji t
Untuk menghitung dan membuktikan apakah hasil yang
diperoleh melalui perhitungan koefisien korelasi secara statistik
signifikan atau tidak, maka dilakukan uji t (test). Uji ini
dilakukan untuk menguji koefisien korelasi yang ada pada
sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana
sampel diambil.
Dari uji t yang dilakukan dengan menggunakan SPSS
maka diperoleh hasil:
Tabel 4.13
Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2,694 ,901 2,990 ,006
X ,283 ,214 ,243 1,323 ,197
a. Dependent Variable: Y
72

Nilai t t hitung menunjukan angka 1,323 yang kemudian


dibandingkan dengan nilai t tabel. Berdasarkan pada (dk) derajat
kebebasan yang besarnya adalah n-k-1 maka 30-1-1=28 dengan
taraf kesalahan yang digunakan sebesar 5% maka nilai t tabel

sebesar 2,048. Sedangkan tingkat signifikansi t hitung sebesar


0,197 > 0,050 menunjukan hipotesis yang diajukan ditolak yaitu
Pembiayaan tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Usaha
Mikro Kecil Menengah. Oleh karena itu diketahui bahwasanya
nilai t hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 1,323 < 2,048 menujukan
bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat
pengaruh antara Pembiayaan terdahap Pendapatan Usaha Mikro
Kecil Menengah.
7) Pembahasan
Berdasarkan hasil data yang telah dianalisis
menunjukan bahwa thitung sebesar 1,323 < dari ttabel 2,048 dan
tingkat signifikan 0,197 > 0,050, Dan angka koefisien
determinasi yang dilakukan pada uji determinasi diperoleh nilai
r square sebesar 0,059 yang artinya menunjukan bahwa
Pembiayaan dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap
Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah yaitu sebesar 5,9%.
Sedangkan sisanya yaitu sebesar 94.1% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti,
kualitas produk, promosi, manajemen, dan lain sebagainya.
73

Sistem ekonomi islam diyakini mampu membawa


masyarakat islam Indonesia untuk dapat sejajar dengan bangsa
lain dalam membangun perekonomian, karena Indonesia
merupakan negara yang mempunyai pemeluk agama terbesar di
dunia. Prinsip-prinsip ekonomi islam agar dapat terwujud
masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur berdasarkan
syariat islam. Salah satu yang diinginkan Islam adalah
perekonomian yang tidak mengenal bunga karena ini dianggap
riba. Salah satu tujuan utama ekonomi islam adalah bagaimana
mewujudkan keadilan disegala bidang agar terjadi pemerataan
kesempatan usaha dan kesempatan kerja. Al-quran
menempatkan keadilan sebagai salah satu tujuan utama yang
dicapai oleh para rasul Allah SWT dan keadilan merupakan
derajat yang mendekati taqwa Dasar hukum yang digunakan
para ulama untuk membolehkannya rahn yakni bersumber pada
Al-quran surat yang menjelaskan tentang diizinkannya
bermuamalah tidak secara tunai yang artinya “jika kamu dalam
perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)”. Hadist
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan Aisyah binti
Abu Bakar, yang menjelaskan bahwa Rasulullah Saw pernah
membeli makanan dari seorang yahudi dengan menjadikan baju
besinya sebagai jaminan.
74

Islam membenarkan praktik pegadaian yang dilakukan


dengan cara-cara dan tujuan yang tidak merugikan orang lain.
Transaksi akad dalam pegadaian di bolehkan dengan syarat dan
rukun yang bebas dari unsur-unsur yang dilarang dan merusak
dalam perjanjian gadai. Dalam hal ini ada beberapa pendapat
para ulama tentang akad pembiayaan (gadai) yaitu sebagai
berikut : menurut para ulama malikiyah berpendapat bahwa
akad pembiayaan (gadai) wajib dengan akad yang jelas dan
adanya jaminan yang bernilai dari pihak Rahn sebagai pegangan
bagi murtahin untuk jaminan hutangnya. Dan kelayakan
pembiayaan yang diberikan pegadaian syariah telah sesuai
dengan prinsip-prinsip islam sehingga tidak ada unsur yang di
haramkan seperti gharar, maisir, dan riba.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi yang
berjudul Pengaruh Pembiayaan terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) studi kasus Nasabah Pegadaian Syariah
Cabang Serang beralamatkan di Jalan Raya Serang-Cilegon,
Lontar Baru, Ruko Kepandean Kavling 756, Kecamatan Serang,
Kota Serang-Banten. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil analisis diperoleh dari uji hipotesis yang dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan ttabel yaitu menunjukan bahwa
pembiyaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
2. Pandangan ekonomi islam terhadap pembiayaan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) dengan membolehkannya rahn
yakni bersumber pada Al-quran dan Hadist. Transaksi akad
dalam pegadaian di bolehkan dengan syarat dan rukun yang
bebas dari unsur-unsur yang dilarang dan merusak dalam
perjanjian gadai. dengan prinsip-prinsip islam sehingga tidak
ada unsur yang di haramkan seperti gharar, maisir, dan riba

75
76

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan skripsi ini,
penulis dapat memberikan berbagai saran, yaitu pada Pegadaian
Syariah Serang lebih meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas
pembiayaan agar nasabah yang menggunakan jasa produk pegadaian
syariah “Ar-Rum BPKB” bisa memperoleh manfaat yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU:
Baridwan, Zaki. Akuntansi Keuangan Intermediate:Masalah-Masalah
Khusus Edisi 1. Yogyakarta: BPFE. 2011

Bungin, M. Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi


Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana. 2006.

Danupranata, Gita. Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba


Empat. 2013.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Ibrahim, Zaini. Pengantar Ekonomi Mikro. Serang: LP2M IAIN SMH


Banten. 2014.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana. 2011.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: RajaGrafindo


Persada. 2010.

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:


Gelora Aksara Pratama. 2003.

Latumaerissa, Julius R. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:


Salemba Empat. 2011.

Muhammad, Syafi’i Antonio. Bank Syariah dari Teori ke Praktik.


Jakarta: Gema Insani Press. 2001.

Nitisusastro, Mulyadi. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil.


Bandung: Alfabeta. 2012.

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Mikro.


Jakarta: FEUI. 2010.

77
78

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:


Kencana Prenada Media. 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 2006.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010.

Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja


Grafindo Persada. 2006.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.


Yogyakarta: Pustaka Baru. 2015.

Susanta, Gatut dan M Azrin Syamsuddin. Cara Mudah Mendirikan dan


Mengelola UMKM. Bogor: Raih Asa Sukses. 2009.

Tiktik, Sartika Partomo. Ekonomi Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia.


2009.

Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama. 2000.

SKRIPSI:

Dewi, Dania. "Pengaruh Pembiayaan Produktif Pada Pegadaian


Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah",
(Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008).

Nisfi, Lailatul. "Pengaruh Pembiayaan Ar-Rum Pegadaian Syariah


terhadap Pendapatan UMKM Nasabah dan Pendapatan
Pegadaian Syariah (Studi pada PT Pegadaian Cabang
Syariah Landungsari Kota Malang)", (Skripsi, Universitas
Brawijaya, 2016).

Purba, Marini Fransisca. "Pengaruh Jumlah Kredit Gadai Yang


Disalurkan Terhadap Laba Perum Pegadaian Cabang Padang
Bulan Medan", (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan,
2008).

Ula, Ahmad Mutamimul. "Tingkat Kepuasan Nasabah terhadap


Pelayanan dan Produk Pembiayaan Mikro di Pegadaian
Syariah", (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015).
79

Usman, Samsia. "Pengaruh pembiayaan Pegadaian Syariah Cabang


Gorontalo Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Di
Gorontalo", (Skripsi, Universitas Negeri Gorontalo, 2015).

AL-QUR’AN

Hasbi Ashshidiqi, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Departemen


Agama RI), 2013.

UNDANG-UNDANG:

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

WEBSITE:

http://www.pegadaian.co.id/pegadaian-arrum.php

Anda mungkin juga menyukai