PENGERTIAN
1. Latar belakang
Menghadapi persaingan pasar global saat ini tidaklah mudah, karena produk
UMKM akan bersaing dengan produk negara lain.
UMKM memiliki keterbatasan informasi mengenai produk dan jasa bank yang
sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan pengembangan usahanya. Selain
itu, diperlukan pula informasi mengenai prosedur dan persyaratan yang harus
dipenuhi dalam mengakses pembiayaan.
2. Pengertian UMKM
3. KRITERIA UMKM
1. USAHA MIKRO :
2. USAHA KECIL:
3.USAHA MENENGAH :
Yuk, kita simak bersama apa saja permasalahan UMKM yang umum terjadi
di Indonesia beserta dengan solusinya:
SIUP dibagi menjadi 4 jenis berdasarkan skala usaha yang dijalankan, yaitu:
SIUP Mikro termasuk kategori usaha sangat kecil atau mikro dengan
modal usaha dan kekayaan bersih tidak lebih dari Rp50 juta dan tidak
termasuk tanah serta bangunan tempat usaha.
SIUP Kecil memiliki cakupan modal dan kekayaan bersih antara Rp50 juta
sampai dengan Rp500 juta serta tidak termasuk tanah dan tempat usaha.
SIUP Menengah dimiliki bagi pelaku UMKM dengan modal dan kekayaan
bersih antara Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar serta tidak termasuk
tanah dan tempat usaha.
SIUP Besar merupakan kategori terakhir yang wajib memiliki SIUP karena
modal dan kekayaan bersihnya lebih dari Rp10 miliar dan tidak termasuk
tanah serta bangunan tempat usaha.
Kemudian cari informasi seputar SIUP yang sesuai dengan skala usaha
Anda. Jika ingin mengurus secara offline, Anda bisa mendatangi langsung
kantor pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Tingkat II di
masing-masing kabupaten atau kotamadya Anda.
Lalu, apa saja dokumen yang dibutuhkan untuk bisa mendapatkan SIUP?
Bahwa pengurusan SIUP tidak dipungut biaya atau gratis, sehingga semakin
memudahkan Anda untuk mendapatkan izin usaha yang sah.
Selain perizinan, regulasi lain yang kerap diabaikan oleh pelaku UMKM
adalah soal pembayaran pajak. Dari sekitar 60 juta pelaku UMKM di
Indonesia, hanya 2,5% saja atau sekitar 1,5 juta pelaku UMKM yang
melaporkan pajaknya.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pelaku UMKM paham akan cara
menghitung pajak yang menjadi kewajiban mereka. Efek terburuk yang bisa
menimpa pelaku UMKM adalah usaha mereka bisa mengalami gulung tikar
karena modal yang ada habis dipakai untuk membayar sanksi pajak yang
telat dibayarkan.
Pemerintah pun menurunkan tarif PPh Final atau yang sering disebut
sebagai pajak UMKM dari 1% menjadi 0,5% yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan
dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu.
Selain itu, yang menjadi WP adalah mereka dengan usaha yang memiliki
omzet sampai dengan Rp4,8 miliar dalam satu tahun.Kebijakan penurunan
tarif ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan
usahanya menjadi lebih baik lagi.
Lalu, apa saja keuntungan yang didapat dengan menghitung pajak UMKM di
OnlinePajak?
Jumlah UMKM di Tanah Air yang terus bertambah bagai 2 sisi mata uang. Di
satu sisi, geliat masyarakat Indonesia yang tinggi dalam membuat bisnis
sendiri sangat baik dalam membantu mendorong perekonomian nasional. Di
sisi lain, banyak juga yang mendirikan usaha hanya karena ikut-ikutan tren
atau latah.
Alasan terakhir inilah yang membuat banyak pelaku UMKM jalan di tempat
dalam mengembangkan usahanya karena minimnya inovasi. Akhirnya
banyak usaha yang hanya bertahan selama 1-2 tahun, kemudian bangkrut
karena produk atau jasa yang ditawarkan tidak kuat atau kalah bersaing.
Banyak pelaku UMKM di Indonesia yang hanya menjalankan bisnis
berdasarkan ikut-ikutan tanpa melihat potensi diri yang dimilikinya.
Produk yang lahir dari latah atau ikut-ikutan tren ini tidak muncul dari konsep
yang matang dan memiliki kemiripan satu sama lain dengan produk sejenis.
Di awal, permintaan dan barang ditawarkan sama-sama banyak, namun
lama-kelamaan permintaan menjadi turun karena konsumen yang sudah
bosan dengan barang sejenis.
Untuk itu, pelaku UMKM diharapkan mampu untuk berpikir kritis sekaligus
inovatif dalam memproduksi barang dan jasa. Meski barang yang ditawarkan
sejenis, tetapi jika masing-masing memiliki perbedaan yang signifikan
membuat konsumen mempunyai banyak pilihan.
Perkembangan teknologi yang ada juga membuka peluang bagi Anda untuk
mengikuti pelatihan atau workshop yang bermanfaat bagi kelangsugan
usaha Anda. Selain memperhatikan kualitas produk, peningkatan layanan
juga penting untuk diperhatikan terutama bagi pelaku UMKM di bidang jasa.
Familiar dengan istilah gagap teknologi atau yang sering disingkat dengan
gaptek? Ya, istilah ini merupakan sebutan bagi individu yang tidak tahu-
menahu tentang kemajuan teknologi serta tidak bisa mengoperasikannya.
Kondisi gagap teknologi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya kondisi ekonomi, kondisi lingkungan, lokasi wilayah, dan lain
sebagainya.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu faktor yang menjadi
kendala adalah tidak meratanya penyebaran informasi di Tanah Air yang
menyebabkan munculnya virus gaptek ini. Selain itu, generation gap antara
pelaku UMKM yang diwakilkan oleh generasi X dan pelaku UMKM dari
generasi milenial melahirkan jarak soal permasalahan UMKM ini.