Disusun oleh :
KELOMPOK 6
DENPASAR
2023/2024
1.1 Definisi UMKM Dan Kriteria UMKM
A. Definisi UMKM
• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini.
• Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil.
• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan.
B. Kriteria UMKM
kriteria UMKM diatur di dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021 tentang
Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (PP UMKM) pasal 35 hingga pasal 36.
Untuk UMKM yang baru akan didirikan, terdapat kriteria modal UMKM sebagai
berikut:
• Usaha Mikro memiliki modal usaha maksimal Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) di
luar tanah dan bangunan tempat usaha.
• Usaha Kecil memiliki modal usaha lebih dari Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah)
dengan nominal maksimal sampai Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah) di luar tanah
dan bangunan tempat usaha.
• Usaha Menengah merniliki modal usaha lebih dari Rp5.000.000.000 (lima miliar
rupiah) maksimal sampai Rp10.000.000.000,00 (sepuluh rniliar rupiah) di luar tanah
dan bangunan tempat usaha.
• Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp2.000.000.000 (dua miliar
rupiah).
• Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.000.000.000 (dua miliar
rupiah) maksimal sampai Rp15.000.000.000 (lima belas miliar rupiah).
• Usaha Menengah memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp15.000.000.000 (lima
belas miliar rupiah) dengan nominal maksimal sampai Rp50.000.000.000 (lima puluh
miliar rupiah).
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah meluncurkan bank wakaf mikro, yang
memberikan bantuan modal kepada kelas menengah bawah dan membantu mereka
mengakses lembaga keuangan formal . Pengelolaan limbah dan restorasi lingkungan
di Indonesia juga ditangani melalui program stimulus ekonomi rendah karbon yang
ditujukan untuk sektor UMKM, yang diprakarsai oleh Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas.
1.3 Ciri – Ciri dan karakteristik UMKM
1. Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa berganti
sewaktu-waktu
2. Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
3. Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi dan keuangan
usaha masih disatukan
4. Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa wirausaha yang
mumpuni
5. Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
6. Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun sebagian telah
memiliki akses ke lembaga keuangan non bank
7. Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk NPWP
B. Karakteristik UMKM
1. Usaha mikro memiliki kekayaan bersih maksimal 50 juta rupiah dengan hasil
penjualan paling banyak 300 juta rupiah per tahun.
2. Usaha kecil memiliki kekayaan sekitar 50 juta hingga 500 juta rupiah dengan hasil
penjualan sekitar 300 juta hingga 2,5 milyar rupiah per tahun.
3. Usaha menengah memiliki kekayaan bersih sekitar 500 juta hingga 10 milyar
dengan hasil penjualan paling banyak 2,5 milyar hingga 50 milyar per tahun.
4. Usaha kecil dilakukan oleh sendiri ataupun pegawai dengan jumlah sedikit
5. Jenis produk ekonomi tidak tetap dan dapat berganti sesuai kondisi
6. Lokasi transaksi ekonomi tidak tetap dan dapat berpindah-pindah
7. Sistem pembukuan yang belum baku, karena masih bercampur dengan uang pribadi
8. Aturan kebijakan usaha dan sistem administrasi belum jelas
9. Sumber daya manusianya belum memadai
10. Modal yang terbatas
11. Tidak memiliki legalitas atau izin usaha
1.4 Permasalahan yang sering dihadapi UMKM
UMKM menjadi ujung tombak perekonomian negara karena hanya UMKM yang
dinilai mampu bertahan di tengah gempuran persaingan bisnis serta krisis ekonomi bangsa.
Meski dapat mendongkrak ekonomi, sayangnya masih ada saja masalah yang sering dihadapi
para pelaku usaha UMKM.
Sebagaimana yang diketahui, pemerintah telah menurunkan tarif pajak UMKM sebesar
0,5 persen sebagai stimulus agar usaha UMKM dapat berkembang pesat. Namun, apakah
kebijakan tersebut dapat menekan masalah UMKM yang sampai saat ini masih kerap menimpa
para pelaku usaha, kebijakan tersebut tidak lantas menjadi solusi akan permasalahan yang
dihadapi pemilik usaha. agar tidak terjebak saat menjalani usaha UMKM, berikut beberapa
contoh masalah UMKM :
1. Kurangnya modal usaha
Modal jadi salah satu masalah UMKM yang paling sering dialami.
Minimnya modal usaha UMKM menyebabkan kegiatan produksi terhambat
sehingga menurunkan pemasukan. Hal inilah yang membuat pemilik usaha
mencari pinjaman modal dari bank, tapi sayangnya seringkali gagal karena
tidak memenuhi persyaratan bank. Alhasil usaha menjadi mandek dan
terpaksa gulung tikar.
2. Distribusi tidak tepat
Kurangnya channel untuk pendistribusian barang juga menjadi tantangan
yang dihadapi oleh pelaku UMKM. Rekomendasi teman dan pemasaran dari
mulut ke mulut bahkan menjadi channel favorit pelaku UMKM dalam
memasarkan produknya. Kenyataan di lapangan, pelaku UMKM yang
didominasi oleh generasi X hanya berfokus pada kualitas produksi barang.
Sehingga, terkadang distribusi menjadi kurang fokus dan ditempatkan pada
nomor ke sekian. Padahal, salah satu permasalahan UMKM yang sering
dihadapi oleh usaha kecil adalah distribusi dan pemasaran yang kurang
tepat. Jika Anda tahu tentang teknik pemasaran yang tepat, peluang usaha
UMKM Anda berkembang semakin besar.
3. Pengelolaan keuang tidak efisien
Memiliki arus kas yang kuat dapat membuat bisnis Anda berjalan. Karena,
pada dasarnya manajemen keuangan berhubungan langsung dengan arus
kas. Pengelolaan arus kas yang salah akan menimbulkan masalah pada
bisnis Anda.Ini adalah salah satu permasalahan UMKM yang sering
dihadapi saat ini. Tidak sedikit pada pelaku UMKM di Indonesia yang tidak
memperhatikan pengelolaan keuangan bisnis. Hal tersebut tentunya
berakibat pada pengelolaan keuangan tidak bekerja secara efisien.
Kepemilikan badan hukum yang jelas hanya dimiliki oleh segelintir pelaku
UMKM. Mayoritas UMKM juga mengalami tantangan di bidang
pengetahuan mengenai aspek legalitas dan perizinan, termasuk persyaratan
sampai dengan bagaimana proses yang ditempuh dalam proses
pengurusannya.
KESIMPULAN
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada
setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 UMKM tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM), UMKM dapat didefinisikan :Usaha mikro ,Usaha kecil ,Usaha
menengah dan UMKM menjadi ujung tombak perekonomian negara karena hanya UMKM
yang dinilai mampu bertahan di tengah gempuran persaingan bisnis serta krisis ekonomi
bangsa.
Daftar Pustaka
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-medan/baca-artikel/15879/Mengenal-Program-
Pembinaan-UMKM-Kemenkeu-Satu-Tahun-2023.html- diakses pada tanggal 20 Desember
2023
https://kumparan.com/berita-update/kriteria-umkm-terbaru-menurut-pp-no-7-tahun-2021-
1xFcHZA5KTd/full - diakses pada tanggal 20 Desember 2023
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/19/100000869/umkm--pengertian-tujuan-
karanteristik-jenis-dan-contohnya - diakses pada tanggal 20 Desember 2023
https://www.oyindonesia.com/blog/masalah-umkm-dan-solusinya - diakses pada tanggal 20
Desember 2023
https://zekadigital.com/permasalahan-umkm/ - diakses pada tanggal 20 Desember 2023