Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD NERACA LPD

OLEH KELOMPOK :

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS PRODI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2021
1.1 KONSEP DAN PRINSIP-PRINSIP LAPORAN KEUANGAN LPD

LPD merupakan salah satu unsur kelembagaan Desa Pakraman yang


menjalankan fungsi keuangan Desa Pakraman untuk mengelola potensi keuangan
Desa Pakraman.Lembaga ini sangat berpotensi dan telah terbukti dalam
memajukan kesejahteraan masyarakat desa dan memenuhi kepentingan Desa itu
sendiri. Lembaga Perkreditan Desa berfungsi sebagai salah satu wadah kekayaan
desa yang berupa uang atau surat berharga lainnya, menjalankan fungsinya dalam
bentuk usaha-usaha ke arah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam
kegiatan usahanya banyak menunjang pembangunan desa. Usaha-usaha dilakukan
dengan tujuan untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat desa melalui
tabungan yang terarah serta penyaluran modal yang efektif; memberantas praktek
ijon, gadai gelap, dan lain-lain yang dapat dipersamakan dengan itu di pedesaan;
menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga
kerja di pedesaan; meningkatkan daya beli, melancarkan lalu lintas pembayaran
dan peredaran uang di pedesaan Lembaga Perkreditan Desa telah berkembang
dengan pesat, dan seiring dengan itu telah timbul berbagai kebutuhan baru
berkenaan dengan eksistensi kelembagaan, unsur-unsur manajemen, kegiatan dan
operasionalnya, sehingga diperlukan pengaturan yang lebih akurat untuk
menjamin kepastian dan perlindungan hukum bagi keberadaan dan kegiatan LPD
dan keberadaan Krama Desa yang menjadi anggotanya. Kekurang hati-hatian
dalam mengelola LPD dapat berakibat buruk terhadap kepercayaan masyarakat
terhadap LPD. Karena itu perlu dilakukan penyesuaian- penyesuaian terhadap
kebutuhan kebutuhan baru yang berkembang dari praktek kegiatan LPD.

Kebijakan akuntansi LPD adalah prinsip-prinsip dasar dalam pelaporan keuangan


yang disusun berdasarkan sepakatan bersama sesuai dengan aturan dan standar
yang berlaku. Beberapa contoh yang menyangkut kebijakan akuntansi LPD,
diantaranya:

1.Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurangkurangnya setahun


sekali untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai informasi keuangan.
Dalam penyusunan laporan keuangan di akhir periode akuntansi digunakan
anggapan dasar atau asumsi dasar agar laporan keuangan yang dibuat sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Laporan keuangan disusun dengan
menggunakan harga perolehan. Harga Perolehan adalah harga beli ditambah
biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva siap digunakan. Artinya
konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar
harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp.
9.500.000,00 sebelum operasi mash diperlukan biaya pemasangan Rp. 400.000,00
maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000,00 (Rp.9.500.000,00 + Rp.
400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga perolehan
adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit barang atau
jasa dalam pertukaran sampai barang tersebut siap dipakai.

2. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pencatatan pendapatan dan beban menganut metode akrual basis yaitu diakui
pada saat terjadinya transaksi dan bukan pada saat realisasi pembayaran.

1. Tidak dibenarkan mengantisipasi pendapatan, akan tetapi biaya-biaya yang


telah direalisasi sebelum tanggal neraca walaupun belum dapat diketahui
secara pasti, jumlahnya, harus dilaporkan dengan cara estimasi yang wajar.
2. Namun demikian pelaksanaan prinsip diatas harus tetap memperhatikan
asas "proper matching cost against revenue" yaitu biaya dan pendapatan
dihadapkan secara tepat dalam periode yang sama agar tidak menjadi
pergeseran biaya atau pendapatan ke periode yang lain.
3. Piutang Usaha
Jika dilakukan secara tunai maka perusahaan tersebut akan langsung
menikmati keuntungannya tetapi jika dilakukan secara kredit maka
perusahaan tersebut akan mempunyai piutang atau tagihan yang harus
menggunakan manajemen yang baik secara efektif dan efisien agar piutang
tersebut dapat ditagih sesuai dengan harapan. Pengelolaan piutang
perusahaan harus dilakukan dengan baik karena piutang tersebut
merupakan sumber pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan
hal yang sangat sensitive untuk dibicarakan karena sebagian besar dana
perusahaan dialokasikan dalam bentuk piutang dan pengelolaan yang baik
dapat memberikan kesan yang positif terhadap perusahaan dalam kualitas
manajemennya. Piutang usaha berupa kredit yang diberikan dictat sebesar
nilai perolehan dikurangi dengan cadangan atas kemungkinan piutang
yang tidak dapat ditagih.
4. Beban Ditangguhkan (Biaya Praoperasi)
Semua beban yang dikeluarkan sebelum beroperasi komersial
ditangguhkan
pembebanannya dan diamortisasi selama tahun dengan tarif amortisasi
25% setiap tahun dari nilai saat transaksi.
5. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan di neraca berdasarkan harga peorlehan dikurangi
dengan akumulasi penyusutan. Aktiva tetap tidak termasuk tanah
disusutkan dengan metode garis lurus. Biaya pemeliharaan dan perbaikan
dibebankan pada laba-rugi pada saat terjadinya. Jika aktiva tetap sudah
tidak dapat digunakan lagi, maka harga perolehan dan akumulasi
penyusutannya akan dihapus dalam pembukuan. Laba atau rugi atas
pengalihan aktiva tetap diakui pada periode berjalan.

6. Akuntansi Utang Usaha


Utang usaha berupa simpanan dan deposito nasabah dinyatakan secara
lengkap sehingga menggambarkan seluruh kewajiban LPD pada akhir
periode. Untuk mengetahui batas waktu pembayaran, simpanan dan
deposito dilakukan pengelompokkan sesuai dengan jatuh temponya.
7. Penyampaian Laporan Keuangan LPD

Laporan keuangan LPD disampaikan kepada :

1. Bendesa Adat

2. Gubernur Provinsi Bali

3. Bupati Kabupaten

4. Camat
5. Lurah

6. Badan Pengawas LPD

7. Kelian Banjar

8. Krama Desa (Melalui paruman Banjar)

Dalam rangka menuju tata kelola organisasi yang baik, LPD perlu
memformalkan bahwa budaya perusahaan dalam bentuk "Catur Dharma LPD"
yang terdiri dari:

1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi krama dan desa pakraman

2. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah

3. Saling menghargai dan membina rasa kekeluargaan

4. Berusaha mencapai yang terbaik dengan menyediakan ruang dan

waktu untuk perbaikan berkelanjutan

Sampai saat ini LPD belum sepenuhnya menerapkan dasar pengakuan


akrual dalam laporan keuangannya. Dasar pengakuan yang digunakan kebanyakan
menggunakan cash basis yang dimodifikasi. Dengan diberlakukan IFRS, ke depan
kemungkinan laporan keuangan LPD akan menunjukkan ke arah fair value.

Akuntan publik independen berperan dalam menilai dan memberikan opini


terhadap laporan keuangan LPD sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum dan standar akuntansi yang ada. Akuntan public harus berkomunikasi
dengan BPI sebelum memulai suatu penugasan audit. Untuk LPD yang
mempunyai asset di atas 5 Milyar disarankan untuk menggunakan jasa akuntan
public independen.

Pengurus LPD adalah pelaksana utama atau actor tata kelola LPD.
Keseluruhan model tata kelola organisasi mengakui peran sentral dari pengurus
sebagai salah satu pelaku tata kelola organisasi. Dengan menetapkan tekanan pada
pengelola puncak dan menangani operasi sehari-hari atau entitas, pengaruh
pengelolaan atas kualitas tata kelola menjadi signifikan. Pengelola bertanggung
jawab memantau risiko organisasi dan melaksanakan pengendalian untuk
mengurangi resiko.

1.2 Jenis laporan keuangan LPD

LPD harus menyampaikan laporan kepada Desa Pakraman melalui


Pengawas Internal dan kepada Gubernur, Bupati/Walikota serta MUDP melalui
LPLPD mencakup:

a. Laporan bulanan, terdiri dari :

1. Laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman;

2. Neraca percobaan;

3. Laporan neraca; dan

4. Laporan rugi / laba.

b. Laporan tiga bulanan, mencakup:

1. Laporan penilaian kesehatan LPD (CAMEL), dan

2. Laporan penilaian peringkat risiko LPD.

c. Laporan tahunan, mencakup:

1. Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja LPD;

2. Laporan Pertanggung Jawaban Akhir Tahun; dan

3. Laporan hasil Pertanggung Jawaban Audit Pengawas Internal.

Laporan Bulanan

• Laporan kegiatan dan perkembangan pinjaman adalah laporan yang


menyajikan kegiatan LPD dan perkembangan kegiatan pinjaman dari dana
Bantuan Langsung Masyarakat yang berasal dari APBN, APBD, Swadaya
Masyarakat maupun Partisipasi dari dunia usaha dan dana yang bergulir secara
periodik (per bulan). Indikator utama yang dapat dihasilkan secara langsung dari
laporan ini adalah saldo pinjaman, tingkat pengembalian pinjaman dan jumlah
tunggakan.
• Neraca Percobaan merupakan ebuah daftar semua akun buku besar.
Daftar ini berisi nama akun dan nilainya. Nilai yang disajikan adalah saldo debit
maupun kredit. Saldo debit ditampilkan di sisi (kolom) debit dan saldo kredit
ditampilkan di sisi kredit.

• Laporan Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan LPD


yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
LPD tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset,
liabilitas, dan ekuitas.

• Laporan Laba/Rugi merupakan bagian dari laporan keuangan LPD


yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
penerimaan dan biaya sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

Laporan 3 Bulanan

• Laporan Penilaian Kesehatan LPD merupakan salah satu cara


untuk mengetahui keberhasilan atau perkembangan usaha LPD baik dalam

pengelolaan keuangan maupun manajemen usaha. Penilaian tingkat kesehatan


LPD hanya bisa dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan yang
diterbitkan oleh LPD tersebut, sehingga adanya laporan keuangan LPD menjadi
sangat penting dalam pengambilan keputusan LPD kedepannya. Berdasarkan
Peraturan Gubernur Bali No. 11 Tahun 2013, untuk menilai tingkat kesehatan
LPD pada dasarnya menggunakan 5 aspek penilaian yang disebut CAMEL yang
meliputi Capital, Assets Quality, Management, Earnings, dan Liquidity.

• Laporan Penilaian Risiko merupakan suatu penilaian yang


dilakukan untuk menilai tingkat risiko yang dapat timbul dalam kegiatan operasi
LPD.

Risiko-risiko yang dimaksud yakni risiko pinjaman yang diberikan, risiko


likuiditas, risiko operasional dan risiko modal.

Laporan Tahunan
• Laporan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Belanja
merupakan laporan yang memuat pencapaian rencana kerja dan anggaran
pendapatan belanja LPD selama satu periode (satu tahun).

• Laporan Pertanggungjawaban Akhir Tahun merupakan laporan


yang memuat pertanggungjawaban pengurus terhadap penggunaan sumberdaya
yang dimiliki LPD selama tahun berjalan.

• Laporan Hasil Pertanggungjawaban Audit Internal merupakan


laporan yang memuat hasil audit pertanggungjawaban yang dilakukan oleh komisi
audit internal LPD.

2.1 KONSEP DAN PRINSIP -PRINSIP NERACA LPD


Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan badan usaha milik
desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan
untuk krama (warga) desa. LPD sebagai salah satu wadah
kekayaan desa, menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha
kearah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam kegiatannya
banyak menunjang pembangunan desa. Untuk dapat melihat
kondisi dan perkembangan keuangan suatu perusahaan, khususnya
LPD, biasanya pemimpin menyusun laporan keuangan yang
menggambarkan kejadian dan segala transaksi yang terjadi di
perusahaan itu yang kemudian digunakan untuk
menginterpretasikan atau menganalisis terhadap data keuangan
perusahaan tersebut. Perlakuan akuntansi LPD bertujuan untuk
mengatur Pengakuan, Pengukuran dan Penilaian serta
Pengidentifikasian agar nantinya di laporan keuangan dalam hal ini
kas yang tertera dalam neraca dapat diuji kebenarannya. Neraca
merupakan laporan mengenai keadaan harta kekayaan
perusahaan,atau keadaan posisi keuangan perusahaan atau entitas.
Laporan Posisi Keuangan atau Neraca adalah laporan yang
sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan
pada tanggal tertentu. Jadi tujuan Laporan Posisi Keuangan adalah
untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan dalam kasus
ini Lembaga Perkreditan Desa (LPD), pada suatu tanggal tertentu,
biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan di tentukan sisanya
pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga
Laporan Posisi Keuangan sering disebut dengan Balance Sheet.
Laporan Posisi Keuangan terdiri dari tiga bagian utama yaitu
aktiva, hutang, dan modal. Secara teknis operasional LPD tidak
jauh bedanya dengan bank. Di sisi Pasiva neracanya berisi uang
titipan masyarakat anggotanya yang merupakan hutang bagi LPD.
Di sisi aktiva neracanya piutang LPD kepada anggotanya.

2.2 AKUN YANG TERMASUK KE DALAM NERACA LPD


Di dalam akuntansi keuangan, neraca adalah bagian dari laporan
keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada
akhir periode tersebut. Dengan kata lain, neraca merupakan
laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan
pada tanggal tertentu. Informasi yang dapat disajikan di neraca
antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan
untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode
akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas
yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:

1. Aktiva (Asset)
Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan dan memegang
peranan penting dalam operasional perusahaan.
2. Hutang (Liabilitas)
Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain
yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur.
3. Modal
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham),
surplus, dan laba ditahan. Atau dengan kata lain, modal yakni
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap
seluruh hutang-hutangnya.
Pos – Pos Neraca LPD
Secara teknis operasional LPD tidak jauh bedanya dengan bank. Di
sisi pasiva neracanya berisi uang titipan masyarakat anggotanya
yang merupakan hutang bagi LPD. Di sisi aktiva neracanya berisi
piutang LPD kepada anggotanya. Seperti halnya bank, modal LPD
relatif sangat kecil dibandingkan dengan dana titipan anggotanya.
Di sisi pasiva LPD menghadapi risiko likuiditas bila anggotanya
tiba-tiba menarik dana dalam jumlah yang jauh melampaui
persediaan uang tunai yang dimiliki oleh LPD pada saat itu. Disisi
aktiva neracanya LPD menghadapi risiko kredit yang bisa
berakibat fatal bila uang yang dipinjamkan tidak dibayar kembali
pada waktunya oleh anggotanya.
Berikut adalah pos – pos Neraca Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
A. Aktiva
1. Kas
Diisi dengan uang tunai yang ada dalam kas LPD berupa uang
kertas dan uang logam yang merupakan alat pembayaran yang
sah di Indonesia.
2. Antar Bank Aktiva
Diisi dengan semua jenis simpanan LPD yang ditempatkan di
BPD seperti rekening giro, deposito berjangka dan tabungan.
Saldo rekening ini tidak boleh dikompensasikan dengan saldo
rekening – rekening simpanan dan tagihan LPD atau bank
lain.
3. Kredit yang Diberikan
Diisi dengan pinjaman yang diberikan pada nasabah, yaitu
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga tertentu. Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah angka yang
menunjukkan besarnya persentase perbandingan antara batas
maksimum pinjaman yang diberikan yang diperkenankan
terhadap modal LPD. BMPK kepada satu peminjam
dimaksudkan untuk mencegah agar risiko pinjaman yang
diberikan tidak terkonsentrasi pada satu peminjam. Batas
maksimum pemberian kredit kepada satu peminjam adalah
20% (dua puluh persen) dari jumlah modal LPD.
Adapun penggolongan kolektibilitas pinjaman, sebagai berikut:
a) Lancar
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan lancar
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga.
2) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
tetapi tidak lebih dari 3 kali angsuran.
3) Pinjaman yang diberikan belum jatuh tempo.
b) Kurang Lancar
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan kurang lancar
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
lebih dari 3 kali angsuran tetapi tidak lebih dari 6 kali
angsuran.
2) Pinjaman yang diberikan belum jatuh tempo.
c) Diragukan
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan diragukan
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
lebih dari 6 (enam) kali angsuran tetapi tidak lebih dari
12 (dua belas) kali angsuran.
2) Pinjaman yang diberikan telah jatuh tempo tetapi tidak lebih dari 3
(tiga) bulan.

d) Macet
Kualitas pinjaman yang diberikan dikategorikan macet
apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga
lebih dari 12 (dua belas) kali angsuran.
2) Pinjaman yang diberikan telah jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan.
4. Aktiva Tetap dan Inventaris
Menurut PSAK No. 16, Asset tetap adalah asset berwujud yang :
1) Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2) Diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
Pembelian aktiva tetap dilakukan oleh LPD harus mendapat
persetujuan dari badan Pembina. Untuk mengontrol aktiva
tetap petugas LPD dapat membuat daftar aktiva tetap. Batas
maksimum pengadaan aktiva tetap dan inventaris adalah 50%
(lima puluh persen) dari modal.
a) Harga Perolehan
Diisi dengan aktiva tetap, yaitu harga perolehan atau nilai
revaluasi masing-masing dari tanah, gedung kantor, rumah
dan prabot milik LPD termasuk pula ke dalam pos ini
biaya - biaya yang dikeluarkan untuk:
1) Pembangunan gedung dalam penyelesaian
2) Mengubah bentuk, menambah, memperbaiki atau mengganti
b) Akumulasi penyusutan
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus
dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan dengan cara mengalokasikan
pengeluaran tersebut selama masa manfaat harta tersebut
melalui penyusutan.
Metode penyusutan yang dibolehkan berdasarkan UU
Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11 (1)) adalah :
a. Metode garis lurus (straight-line method) yaitu metode
yang digunakan untuk menghitung penyusutan yang
dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta
tersebut. Penyusutan atas pengeluaran untuk
pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan atau
perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus
hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan
hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu (1)
tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar
selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta
tersebut.
b. Metode saldo menurun (declining-balance method)
yaitu metode yang digunakan untuk menghitung
penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun
dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa
buku dan nilai sisa buku pada akhir masa manfaat
harus disusutkan sekaligus.
5. Aktiva Lainnya
Diisi dengan saldo rekening-rekening aktiva lainnya yang
tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu pos di atas,
misalnya persediaan barang yang tidak merupakan objek
penyusutan (persediaan kertas dan formulir) dan pembebanan
sementara setoran jaminan listrik.

B. Pasiva
Pasiva terdiri atas hutang atau kewajiban LPD kepada nasabah
dan pihak ketiga lainnya serta modal sendiri.
1. Tabungan
Tabungan yaitu simpanan dana pihak ketiga bukan bank /BPR
yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan cara – cara
tertentu. Dengan adanya berbagai deregulasi terhadap LPD
menyebabkan semua LPD memiliki berbagai jenis produk
tabungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa
adanya persetujuan dari BI, seperti tabungan harian, adanya
penarikan undian berhadiah, kemudahan untuk menyetor
maupun menarik dana serta berbagai fasilitas lainnya.
2. Deposito Berjangka
Deposito berjangka yaitu deposito yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian pihak
ketiga dengan LPD. Deposito baru bisa dicairkan sesuai
dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai
jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito dicairkan
sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti.
3. Antar Bank Pasiva
Merupakan pinjaman yang diterima LPD dari BPD.
4. Pinjaman yang diterima
Diisi dengan pinjaman yang diterima dari pihak lain
misalnya pinjaman dari LPD lain.
5. Rupa – Rupa Pasiva
Diisi dengan kewajiban lain-lain atau hutang yaitu saldo
rekening pasiva lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau
digolongkan ke dalam salah satu pos di atas. Misalnya bunga
simpanan berjangka yang belum dibayarkan.
6. Modal
LPD harus memenuhi kecukupan modal minimum 12% (dua
belas persen). Kecukupan modal ditentukan berdasarkan
perbandingan antara modal LPD dengan ATMR. Modal LPD
terdiri dari:
1) Modal inti
a. Modal disetor
b. Modal donasi
c. Modal cadangan
d. Laba tahun lalu
e. Laba tahun berjalan, diperhitungkan 50% (lima puluh
persen)
Modal inti diperhitungkan sebagai faktor pengurang
berupa pos rugi tahun- tahun lalu dan rugi tahun
berjalan.
2) Modal Pelengkap
a. Akumulasi penyusutan aktiva tetap dan inventaris
b. CPRR, diperhitungkan setinggi-tingginya
sebesar 1,25% dari aktiva tertimbang menurut
risiko.
7. Cadangan
1) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan
laba bersih.
2) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang disisihkan untuk tujuan
tertentu
3) Cadangan Piutang Ragu – Ragu (CPRR), yaitu
cadangan yang dibentuk untuk menampung kerugian
yang mungkin timbul sebagai dari tidak dapat
diterimanya kembali sebagian/seluruh pinjaman yang
diberikan dan disajikan sebagai pos pengurang
pinjaman yang diberikan. Pembentukan CPRR
padaLPD didasarkan kepada kualitas pinjaman yang
diberikan yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
a. 0,5% dari pinjaman yang diberikan yang memiliki kualitas
lancar.
b. 10% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas kurang
lancar.
c. 50% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas diragukan.
d. 100% dari pinjaman yang diberikan dengan kualitas macet.
8. Laba/Rugi
a. Laba adalah laba bersih yang diperoleh yang belum ditetapkan
penggunaannya
b. Rugi adalah kerugian yang diderita hingga periode bersangkutan.

2.3 CONTOH NERACA LPD

LPD DESA SIBETAN


NERACA
PERIODE 2008-2010
Nama Rekening 2008 2009 2010
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas 64.275.050 200.557.300 313.661.900
Tabungan 2.986.615.545 2.407.337.040 4.287.422.597
Deposito 130.000.000 5.280.000.000 1.130.000.000
Pinjaman yang Diberikan
Pinjaman Bulanan 9.503.969.375 12.430.863.132 19.253.661.335
Pinjaman Harian 3.174.500 5.069.000 6.275.000
Pinjaman Rekening 603.525.880 524.680.511 710.914.397
Koran
Cadangan Piutang Ragu-
(276.649.529) (356.649.529) (457.649.529)
Ragu
Jumlah Aktiva Lancar 12.996.910.821 20.491.857.455 25.244.285.701
AKTIVA TETAP
Aktiva Tetap/Gedung 398.136.850 398.136.850 398.136.850
Harga Perolehan 231.495.950 - -
Akumulasi Penyusutan
(188.810.908) (21.565.727) (39.813.660)
Aktiva Tetap/Gedung
Aktiva Tetap/Peralatan
- 476.365.950 523.183.950
Kantor
Akumulasi Penyusutan
- (240.537.036) (322.861.760)
Peralatan Kantor
Jumlah Aktiva Tetap 440.821.892 612.400.037 558.645.380
JUMLAH AKTIVA 13.437.732.713 21.104.257.492 25.802.931.081

PASIVA
KEWAJIBAN
Tabungan Wajib 85.298.750 102.128.750 143.868.750
Tabungan Sukarela 7.353.385.548 12.377.612.723 13.302.680.940
Tabungan Berjangka 3.298.300.000 5.336.250.000 8.278.000.000
Tabungan Program
- - 33.910.900
SIMASDA
Titipan Adm Tabungan - - -
Titipan Provinsi - 23.000.000 -
Titipan Premi Asuransi - 2.035.550 2.189.250
Jumlah Kewajiban 10.736.984.298 17.841.027.023 21.760.649.840

MODAL
Modal Disetor 4.500.000 4.500.000 4.500.000
Modal Donasi 42.146.400 42.146.400 42.146.400
Cadangan Umum 1.799.466.588 2.167.423.374 2.652.095.319
Cad Tujuan/ Cad Khusus 241.374.117 241.374.117 241.374.117
Laba 613.261.310 807.786.576 1.102.165.403
Jumlah Modal 2.700.748.415 3.263.230.468 4.042.281.240
JUMLAH PASIVA 13.437.732.713 21.104.257.492 25.802.931.081
KESIMPULAN
LPD merupakan salah satu unsur kelembagaan Desa Pakraman yang menjalankan
fungsi keuangan Desa Pakraman untuk mengelola potensi keuangan Desa
Pakraman.Lembaga ini sangat berpotensi dan telah terbukti dalam memajukan
kesejahteraan masyarakat desa dan memenuhi kepentingan Desa itu sendiri.
Lembaga Perkreditan Desa berfungsi sebagai salah satu wadah kekayaan desa
yang berupa uang atau surat berharga lainnya, menjalankan fungsinya dalam
bentuk usaha-usaha ke arah peningkatan taraf hidup krama desa dan dalam
kegiatan usahanya banyak menunjang pembangunan desa.
DAFTAR PUSTAKA

ht tps ://id. scr ibd.com/document /328600024/LAPORAN-


KEUANGAN-LPD Di Akses Pada Tanggal 10 maret 2024

ht tps ://id. scr ibd.com/document /331028586/NERACA-LPD Di Akses


Pa da Tanggal 10 maret 2024

https://pdfcoffee.com/ak-lpd-sap-10-5-pdf-free.html Di Akses Pada Tanggal


10 maret 2024

https://id.scribd.com/embeds/453933189/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf Di
Akses Pada Tanggal 10 maret 2024

Anda mungkin juga menyukai