Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan.Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
adalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatanjuga
termasuk
skedul
dan
informasi
tambahan
yang
berkaitan
denganlaporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian di atas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan
keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadamanajemen. Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai
sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan
bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan,
tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan
adalah laporan yang dibuat pada akhir periode akuntansi yang terdiri dari laporan laba rugi
(income statement), laporan perubahan modal (capital statement), neraca (balance sheet) dan
laporan arus kas (cash flow).
Fungsi Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa
Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban
manajemen
berbuat
demikian
agar
mereka
dapat
membuat
Piutang Usaha
Piutang usaha berupa kredit yang diberikan dicatat sebesar nilai perolehan dikurangi dengan
cadangan atas kemungkinan piutang yang tidak dapat ditagih.
Beban Ditangguhkan (Biaya Praoperasi)
Semua beban yang dikeluarkan sebelum beroperasi komersial ditangguhkan pembebanannya
dan diamortisasi selama tahun dengan tarif amortisasi 25% setiap tahun dari nilai saat
transaksi.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap dinyatakan di neraca berdasarkan harga peorlehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan. Aktiva tetap tidak termasuk tanah disusutkan dengan metode garis lurus. Biaya
pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba-rugi pada saat terjadinya. Jika aktiva tetap
sudah tidak dapat digunakan lagi, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya akan
dihapus dalam pembukuan. Laba atau rugi atas pengalihan aktiva tetap diakui pada periode
berjalan.
Akuntansi Utang Usaha
Utang usaha berupa simpanan dan deposito nasabah dinyatakan secara lengkap sehingga
menggambarkan seluruh kewajiban LPD pada akhir periode. Untuk mengetahui batas waktu
pembayaran, simpanan dan deposito dilakukan pengelompokkan sesuai dengan jatuh
temponya.
Laporan Keuangan LPD Disampaikan Kepada :
1. Bendesa Adat
2. Gubernur Provinsi Bali
3. Bupati Kabupaten
4. Camat
5. Lurah
6. Badan Pengawas LPD
7. Kelian Banjar
8. Krama Desa (Melalui paruman Banjar)
Dalam rangka menuju tata kelola organisasi yang baik, LPD perlu memformalkan bahwa
budaya perusahaan dalam bentuk Catur Dharma LPD yang terdiri dari:
1) Menjadi milik yang bermanfaat bagi krama dan desa pakraman
2) Memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah
3) Saling menghargai dan membina rasa kekeluargaan
4) Berusaha mencapai yang terbaik dengan menyediakan ruang dan waktu untuk perbaikan
berkelanjutan
Sampai saat ini LPD belum sepenuhnya menerapkan dasar pengakuan akrual dalam
laporan keuangannya. Dasar pengakuan yang digunakan kebanyakan menggunakan cash
basis yang dimodifikasi. Dengan diberlakukan IFRS, ke depan kemungkinan laporan
keuangan LPD akan menunjukkan ke arah fair value.
Mungkinkah LPD Mengadopsi dan Mengadaptasi SAK ETAP ?
SAK ETAP yang merupakan kepanjangan dari Standar Akuntansi Keuangan untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia untuk
perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha
menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar ETAP ini
cukup sederhana dan pasti tidak akan menyulitkan bagi penggunanya.
Apabila SAK ETAP ini telah berlaku efektif, maka lembaga keuangan seperti LPD
tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di
dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan
dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan
secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK ETAP yang hanya sekitar seratus halaman
dengan menyajikan 30 bab.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat
langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Perlu pula diketahui bahwa Karakter SAK-ETAP :
1
2
3
4
5
LPD maka LPD bisa menyusun laporan keuangannya sendiri dan laporan keuangan LPD bisa
diaudit (auditable) dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan
keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. SAK ETAP lebih
DAFTAR PUSTAKA
-
https://id.scribd.com/doc/113905183/APLPD-9
http://helloimratnaa.blogspot.co.id/2013/01/mungkinkah-lpd-mengadopsi-dan.html
http://yuriaiuary.blogspot.co.id/2013/09/akuntansi.html