TENTANG
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Materi SAP
PP 24/2005
Pengantar SAP
Kerangka Konseptual
PSAP No. 1 Penyajian Laporan Keuangan
PSAP No. 2 Laporan Realisasi Anggaran
PSAP No. 3 Laporan Arus Kas
PSAP No. 4 Catatan atas Laporan Keuangan
Materi SAP
PSAP No. 5 Akuntansi Persediaan
PSAP No. 6 Akuntansi Investasi
PSAP No. 7 Akuntansi Aset Tetap
PSAP No. 8 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
PSAP No. 9 Akuntansi Kewajiban
PSAP No. 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
PSAP No. 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
PENGANTAR
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
PENDAHULUAN
Penyampaian LPJ keuangan tepat waktu & sesuai
SAP adalah bukti perwujudan transparansi &
akuntabilitas PKN
SAP adalah prinsip akuntansi untuk menyusun &
menyajikan laporan keuangan pemerintahan
mempunyai kekuatan hukum untuk meningkatkan kualitas
TUJUAN & STRATEGI
Tujuan: Meningkatkan akuntabilitas & keandalan
PKN melalui penyusunan & pengembangan SAP,
termasuk mendukung pelaksanaan penerapannya
Adaptasi IPSAS menyesuaikan dg peraturan,
praktik keuangan yg ada & kesiapan SDM
Pengembangan Cash toward accrual
Proses akrual selesai tahun 2007
RUANG LINGKUP SAP
Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat &
daerah (diharapkan ada harmonisasi pusat & daerah)
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
Satuan organisasi pemerintah pusat/daerah
yang diwajibkan berdasarkan peraturan
DASAR HUKUM
Pasal 5 UUD 1945
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
“SAP disusun oleh komite standar yg independen
dan ditetapka dengan PP setelah terlebih dahulu
mendapat pertimbangan BPK”
UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
“Lapkeu pemda disusun & disajikan sesuai SAP
yang ditetapkan dg PP”
UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah
PENGERTIAN
Masyarakat
Wakil rakyat, pengawas, dan
auditor
Pemberi donasi, investor, kreditor
Pemerintah
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN
Menyediakan info relevan tt posisi keuangan
& seluruh transaksi entitas pelaporan satu
periode
Membandingkan realisasi pendapatan,
belanja, transfer & pembiayaan dengan
anggaran
Menilai kondisi keuangan
Menilai efektivitas & efisiensi entitas
pelaporan
Membantu menentukan ketaatan thd
peraturan perUUan
ASUMSI DASAR
Asumsi kemandirian entitas setiap entitas
dianggap sbg unit mandiri & wajib menyajikan
lapkeu shg tidak terjadi kekacauan pelaporan
Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset
PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
Paragraf-paragraf yang ditulis dengan
huruf tebal dan miring adalah paragraf
standar, yang harus dibaca dalam
konteks
paragraf-paragraf penjelasan yang
ditulis dengan huruf biasa dan
Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan.
TUJUAN
mengatur penyajian laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial
statements)
Untuk meningkatkan keterbandingan lapkeu
baik terhadap anggaran, antar periode,
maupun antar entitas.
Lapkeu untuk tujuan umum adalah laporan
keuangan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan.
BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi:
Basis kas pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan
Basis akrual aset, kewajiban, dan ekuitas
Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi
& menyajikan lapkeu dengan basis akrual tetap
menyajikan LRA berdasarkan basis kas.
24 Maret menerima pembayaran Bagi Hasil SDA tahun lalu sebesar
Rp2.000 juta yang baru dibayarkan tahun berjalan. Pemda belum mencatat
piutang tersebut dalam neraca akhir tahun lalu.
Bagi Hasil Pajak bulan Desember sebesar Rp2.500 juta baru dibayarkan
tanggal 30 Des sebesar Rp1.500 juta dan sisanya akan dibayarkan bulan
Januari tahun berikutnya.
Dalam rupiah
KOREK URAIAN CAT 2005 2004
4. ASET
4.1.1. Kas
4.1.2. Deposito
5. KEWAJIBAN
6. EKUITAS DANA
ISI SINGKAT NERACA
Aset Lancar Kewajiban Jangka
Aset Non Lancar: Pendek
Investasi Jangka Kewajiban Jangka
Panjang Panjang
Aset Tetap Ekuitas Dana
Dana Cadangan Dana Lancar
(utk Pemda) Dana Investasi
Aset Lainnya Dana Cadangan
(utk Pemda)
PENGUKURAN ASET
LAPORAN REALISASI
ANGGARAN (LRA)
ISI LRA
LRA sekurang-kurangnya mencakup pos berikut:
(a) Pendapatan (e) Penerimaan Pembiayaan
(b) Belanja (f) Pengeluaran
pembiayaan
(c) Transfer (g) Pembiayaan neto
(d) Surplus/(defisit) (h) SILPA
Pos, judul & sub jumlah lainnya disajikan dalam LRA jika
diwajibkan oleh PSAP atau bila penyajian diperlukan
untuk menyajikan Laporan Realisasi Anggaran secara
wajar.
DEFINISI PENDAPATAN
Pendapatan adalah semua penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah
AKUNTANSI PENDAPATAN
Pendapatan diakui saat diterima pada KUN/KUD
Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan
Transfer masuk: penerimaan uang dari entitas
pelaporan lain, spt penerimaan dana perimbangan dari
pemerintah pusat & dana bagi hasil dari pemerintah
provinsi
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto,
Untuk BLU, pendapatan diakui sesuai peraturan
perundangan yang mengatur BLU
AKUNTANSI PENDAPATAN
Pengembalian yang sifatnya normal & berulang
(recurring) atas pendapatan pada periode
penerimaan/periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan
Koreksi & pengembalian yang tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang
pendapatan pada periode yang sama
Koreksi & pengembalian yang tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang EDL pada
periode ditemukannya koreksi & pengembalian tersebut
15 Oktober Dispenda menerima Pajak Hotel & Restoran sebesar Rp5.000 juta,
dan Retribusi Parkir sebesar Rp2.000 juta.
22 November dibayarkan kelebihan penerimaan pajak hotel sebesar Rp100
juta (kejadian normal).
16 Desember dikembalikan retribusi rumah sakit sebesar Rp75 juta akibat
kesalahan tahun lalu (kejadian tidak berulang)
SILPA
Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan
dan pengeluaran selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA
12 Jan menerima pinjaman jk panjang Rp10.000 juta.
12 Juli membayar angsuran hutang pokok Rp200 juta
12 Agustus menambah penyertaan pada PDAM Rp500 juta
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx
5 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya xxx xxx xx
6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xx
7 Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6) xxxx xxxx xx
8 PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN
9 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB xxx xxx xx
10 Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTB xxx xxx xx
11 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx xxx xx
12 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx
13 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx
LAPORAN ARUS
KAS (LAK)
TUJUAN PELAPORAN ARUS KAS
PNBP;
Penerimaan Hibah;
AKUNTANSI
PERSEDIAAN
untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
persediaan dan informasi lainnya yang dianggap
perlu disajikan dalam laporan keuangan.
a. Seluruh persediaan dalam laporan keuangan untuk
tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan
basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan,
belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis
akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban,
dan ekuitas.
AKUNTANSI
INVESTASI
untuk mengatur perlakuan akuntansi
untuk investasi dan pengungkapan
informasi penting lainnya yang harus
disajikan dalam laporan keuangan.
Biaya investasi: seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas
investor dalam perolehan suatu investasi misalnya komisi
broker, jasa bank, biaya legal & pungutan lainnya dari pasar
modal.
Investasi: aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen & royalti, atau manfaat sosial,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Investasi jangka pendek: investasi yang dapat segera dicairkan
& dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan
atau kurang.
Investasi jangka panjang: investasi untuk dimiliki lebih dari
12 (dua belas) bulan
Investasi nonpermanen: investasi jangka panjang yang
tidak termasuk dalam investasi permanen, untuk dimiliki
secara tidak berkelanjutan.
Investasi permanen: investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.
Metode biaya: suatu metode akuntansi yang mencatat nilai
investasi berdasarkan harga perolehan.
Metode ekuitas: metode akuntansi yang mencatat nilai investasi
awal berdasarkan harga perolehan. Nilai investasi disesuaikan
dengan perubahan bagian investor atas kekayaan bersih/ekuitas
dari badan usaha penerima investasi (investee) yang terjadi
sesudah perolehan awal investasi.
Nilai historis: jumlah kas yang dibayar/dikeluarkan atau nilai
wajar berdasarkan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan
suatu aset investasi pada saat perolehannya.
Nilai nominal: nilai yang tertera dalam surat berharga (nilai yang
tertera dalam saham/obligasi)
Nilai pasar: jumlah/nilai penjualan investasi di pasar yang aktif
antara pihak-pihak yang independen.
Nilai wajar: nilai tukar aset/penyelesaian kewajiban antar pihak
yang memahami & berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar.
Perusahaan asosiasi: suatu perusahaan yang investornya
mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan anak
perusahaan maupun joint venture dari investornya.
INVESTASI JANGKA PENDEK
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: (1)
Penambahan; (2) Pelepasan; (3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; (4)
Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi: (1) Nilai penyusutan; (2) Metode penyusutan yang
digunakan; (3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; (4) Nilai tercatat
bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
1 Juni Dinas Kesehatan membangun Rumah Sakit senilai Rp5.000 juta
24 Juni, Pemkab menjual kendaraan dinas bekas senilai Rp500 juta
dengan harga sebesar Rp50 juta
30 September, gudung obat senilai Rp400 juta hangus terbakar dan
langsung dihapusbukukan berdasarkan SK Bupati
AKUNTANSI KONSTRUKSI
DALAM PENGERJAAN
Konstruksi dalam pengerjaan (KDP): aset-aset yang sedang
dalam proses pembangunan
Uang muka kerja: jumlah yang diterima kontraktor sblm
pekerjaan dilakukan dalam rangka kontrak konstruksi
Klaim: jumlah yang diminta kontraktor ke pemberi kerja
sbg penggantian biaya yang tidak masuk kontrak.
Retensi: jumlah termin yang belum dibayar hingga
pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak
untuk pembayaran jumlah tersebut.
Termin (progress billing): jumlah yang ditagih untuk
pekerjaan yang dilakukan dalam kontrak baik yang telah
dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pemberi
kerja.
KDP diakui jika:
besar kemungkinan manfaat ekonomi masa yad berkaitan
dengan aset tersebut akan diperoleh;
biaya perolehan dapat diukur secara andal;
aset masih dalam proses pengerjaan.
AKUNTANSI KEWAJIBAN
TUJUAN & RUANG LINGKUP
Mengatur saat pengakuan, penentuan nilai
tercatat, amortisasi, biaya pinjaman, penyajian &
pengungkapan yang diperlukan.
a) Termasuk kewajiban jk pendek & panjang yang ditimbulkan
dari Utang Dalam Negeri dan Utang Luar Negeri.
b) Perlakuan akuntansi pinjaman dalam valas
c) Perlakuan akuntansi restrukturisasi pinjaman
d) Perlakuan akuntansi biaya yang timbul dari utang
e) Huruf (b), (c), dan (d) diatas berlaku sepanjang belum ada
pengaturan khusus dalam pernyataan tersendiri
KLASIFIKASI KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek akan diselesaikan <12 bulan
Kewajiban Jangka Panjang akan diselesaikan >12 bulan)
Entitas tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya,
meskipun kewajiban jatuh tempo & akan diselesaikan <12
bulan setelah tanggal pelaporan jika:
Jangka waktu aslinya utk periode >12 bulan;
Entitas bermaksud mendanai kembali (refinance) kewajiban
tersebut atas dasar jangka panjang; dan
Didukung perjanjian refinancing/reschedulling yang diselesaikan
sebelum laporan keuangan disetujui.
PENGAKUAN KEWAJIBAN
Kewajiban diakui pd saat dana pinjaman diterima
dan/atau pd saat kewajiban timbul
Kewajiban dapat timbul dari:
transaksi dengan pertukaran (exchange transactions);
transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions),
sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yg diterapkan
belum lunas dibayar sampai dgn saat tanggal pelaporan;
kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-
related events);
kejadian yang diakui pemerintah (government-
acknowledged events).
UTANG LANCAR
Utang PFK:
saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum
disetorkan kepada pihak lain
Bagian Lancar Utang Jk Panjang:
Nilai yang dicantumkan dalam LK untuk bagian
lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang
akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan stlh tanggal
pelaporan.
Kewajiban Lancar Lainnya:
Contoh biaya yang masih harus dibayar pada saat
laporan keuangan disusun.
1 Juli, membayar gaji PNS sebesar Rp2.500 dan memotong Taperum, premi
askes, dll Rp300 juta
9 Juli, menyetor seluruh potongan tersebut.
10 Juli, utang jangka panjang yang jatuh tempo sebesar Rp4.000 juta
31 Desember, tagihan listrik & telephon Rp250 juta belum dibayar.
KOREKSI KESALAHAN,
PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI & PERISTIWA
LUAR BIASA
TUJUAN & RUANG LINGKUP
Tujuan: mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi
kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa
luar biasa.
Dalam menyusun & menyajikan LK harus menerapkan
PSAP ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan,
perubahan kebijakan akuntansi & peristiwa luar biasa.
PSAP ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam
menyusun LK yang mencakup LK semua entitas
akuntansi, termasuk BLU, yang berada di bawah
pemerintah pusat/daerah.
ISTILAH-ISTILAH
Kebijakan akuntansi: prinsip, dasar, konvensi, aturan,
dan praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas
pelaporan dalam penyusunan & penyajian LK
Kesalahan: penyajian pos-pos yang secara signifikan
tidak sesuai dengan yang seharusnya yang
mempengaruhi LK periode berjalan atau periode
sebelumnya
Koreksi: tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos
yang tersaji dalam LK sesuai dengan yang seharusnya.
Peristiwa Luar Biasa: kejadian/transaksi yang secara
jelas berbeda dari aktivitas normal entitas, tidak
diharapkan terjadi & berada diluar kendali/pengaruh
entitas sehingga memiliki dampak yang signifikan
terhadap LK
KOREKSI KESALAHAN
Kesalahan dalam penyusunan LK pada suatu periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode
berjalan.
Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan
penyampaian bukti transaksi anggaran oleh pengguna
anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan
dalam penerapan standar & kebijakan akuntansi,
kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian.
Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai
pengaruh signifikan bagi satu/lebih LK periode
sebelumnya sehingga LK tidak dapat diandalkan lagi.
JENIS KESALAHAN
Kesalahan tidak berulang: kesalahan yang diharapkan
tidak akan terjadi kembali. Jenisnya:
Kesalahan yang terjadi pada periode berjalan;
Kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya;
Kesalahan yang berulang & sistemik: kesalahan yang
disebabkan sifat alamiah (normal) jenis transaksi tertentu
yang diperkirakan akan terjadi berulang.
Contoh: penerimaan pajak dari wajib pajak yang
memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan
restitusi/tambahan pembayaran dari wajib
pajakmemerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan
restitusi/tambahan pembayaran dari EP
JENIS KESALAHAN
1. Koreksi kesalahan tidak berulang terjadi pd periode berjalan
(mempengaruhi kas/tidak) dikoreksi pada akun ybs periode
berjalan
Contoh: Dana rumah tangga bupati digunakan untuk membeli laptop
sebesar Rp20 juta
Peralatan dan Mesin 20
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 20
2. Koreksi kesalahan tidak berulang periode sebelumnya &
mempengaruhi kas, jika LK periode tersebut belum diterbitkan,
dikoreksi pada akun pendapatan/belanja periode ybs
Contoh: Pendapatan pajak daerah Rp250 juta salah dicatat sebesar
Rp25 juta.
Kas di Kas Daerah 225
Pajak Daerah 225
3. Koreksi kesalahan belanja tidak berulang periode
sebelumnya & mempengaruhi kas & aset selain kas,
jika LK periode tersebut sudah diterbitkan, dikoreksi
pada pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun
ekuitas dana yang terkait
Contoh: Kontraktor mengembalikan kelebihan biaya
bangun jalan sesuai hasil audit BPK sebesar Rp2.500
juta.
Kas di Kas Daerah 2.500
Pendapatan Lain-lain 2.500
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.500
Jalan, Irigasi & Jaringan 2.500
4. Koreksi kesalahan belanja tidak berulang periode
sblmnya & mempengaruhi kas tapi tidak aset selain
kas, jika LK periode tersebut sudah diterbitkan,
dikoreksi pada akun pendapatan lain-lain.
Contoh: DPRD menyetorkan kelebihan tunjangan sesuai
hasil audit BPK sebesar Rp75 juta.
Kas di Kas Daerah 75
Pendapatan Lain-lain 75
5. Koreksi kesalahan pendapatan tidak berulang pada
periode sebelumnya & mempengaruhi kas, jika LK
periode tersebut sudah diterbitkan, dikoreksi pada EDL
Contoh: penyetoran bagian laba perusahaan negara yang
belum dilaporkan Rp250.
Kas di Kas Daerah 250
Ekuitas Dana Lancar 250
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Perubahan kebijakan aktsi harus dilakukan hanya jika
penerapan kebijakan aktsi yang berbeda diwajibkan
peraturan perUUan atau SAP yang berlaku, atau apabila
diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan
informasi mengenai LK yang lebih relevan & lebih andal
dalam penyajian LK entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal berikut:
adopsi kebijakan aktsi pada peristiwa/kejadian yang secara
substansi berbeda dari peristiwa/kejadian sebelumnya; dan
adopsi suatu kebijakan aktsi baru untuk kejadian/transaksi
yang sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.
Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus
diungkapkan dalam CaLK.
PERISTIWA LUAR BIASA
• Peristiwa luar biasa menggambarkan kejadian/transaksi yang
secara jelas berbeda dari aktivitas biasa.
• Peristiwa di luar kendali/pengaruh entitas: kejadian yang sukar
diantisipasi & oki tidak dicerminkan di dalam anggaran.
• Dampak yang signifikan terhadap LRA karena peristiwa luar biasa
terpenuhi jika kejadian secara tunggal menyebabkan penyerapan
sebagian besar anggaran belanja tak tersangka sehingga
memerlukan perubahan/pergeseran anggaran secara mendasar.
• Anggaran belanja tak tersangka biasanya ditetapkan besarnya
berdasarkan perkiraan dengan memanfaatkan informasi kejadian
yang bersifat darurat pada tahun-tahun lalu.
• Dampak yang signifikan terhadap posisi aset/kewajiban karena
peristiwa luar biasa terpenuhi jika kejadian/transaksi dimaksud
menyebabkan perubahan yang mendasar dalam keberadaan atau
nilai aset/kewajiban entitas.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH NO. 11
LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
TUJUAN & RUANG LINGKUP
Tujuan: mengatur penyusunan LK konsolidasian pada unit
pemerintahan u/ menyajikan LK demi meningkatkan kualitas &
kelengkapan LK dimaksud
LK disajikan secara terkonsolidasi menurut Pernyataan Standar
ini agar mencerminkan satu kesatuan entitas.
LK konsolidasian pada Pempus sebagai entitas pelaporan
mencakup LK semua entitas akuntansi, termasuk LK BLU
Pernyataan Standar ini tidak mengatur:
• LK konsolidasian perusahaan negara/daerah;
• Akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi;
• Akuntansi untuk investasi dalam usaha patungan;
• Laporan statistik gabungan pemerintah & Pemda
ISTILAH
BLU: instansi untuk memberikan pelayanan ke
masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan & didasarkan
prinsip efisiensi & produktivitas.
Entitas akuntansi: unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang yang wajib
menyelenggarakan akuntansi & menyusun LK untuk
digabungkan pada entitas pelaporan.
Entitas pelaporan: unit pemerintahan yang terdiri dari
satu/lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan
perUUan wajib menyampaikan LK
ISTILAH
Konsolidasi: proses penggabungan akun-akun yang
diselenggarakan entitas pelaporan dengan entitas
pelaporan lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun
timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas
pelaporan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian: LK yang merupakan
gabungan keseluruhan LK entitas pelaporan sehingga
tersaji sebagai satu entitas tunggal.
PENYAJIAN
LK konsolidasian terdiri dari LRA, Neraca, dan CaLK
LK konsolidasian disajikan untuk periode yang = periode
pelaporan keuangan entitas pelaporan & berisi jumlah
komparatif dengan periode sebelumnya.
Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal
balik (reciprocal accounts). Jika eliminasi belum dimungkinkan,
harus diungkapkan dalam CaLK
Contoh akun timbal balik antara lain Sisa UYHD yang belum
dipertanggungjawabkan oleh Bendaharawan Pembayar sd
akhir periode akuntansi.
ENTITAS PELAPORAN
Entitas tersebut dibiayai oleh APBN/APBD atau
mendapat pemisahan kekayaan dari anggaran
Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perUUan,
Pimpinan entitas adalah pejabat pemerintah yang
diangkat/pejabat negara yang ditunjuk/dipilih rakyat,
dan
Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik
langsung maupun tidak langsung kepada wakil rakyat
sebagai pihak yang menyetujui anggaran.
ENTITAS AKUNTANSI
Pengguna anggaran/pengguna barang sbg entitas
akuntansi menyelenggarakan akuntansi & menyampaikan
LK kepada entitas pelaporan.
Setiap unit pemerintahan yang menerima anggaran
belanja/mengelola barang adalah entitas akuntansi yang
wajib menyelenggarakan akuntansi, dan secara periodik
menyiapkan LK menurut SAP. LK tersebut disampaikan
secara intern & berjenjang ke unit di atasnya untuk
penggabungan LK oleh entitas pelaporan.
BUMN/BUMD menyajikan LK sesuai SAK, bukan SAP
PROSEDUR KONSOLIDASI
Entitas pelaporan menyusun LK dengan menggabungkan
LK seluruh entitas akuntansi di bawahnya.
Konsolidasi dapat dilaksanakan dengan/tanpa
mengeliminasi akun timbal balik
Jika konsolidasi dilakukan tanpa mengeliminasi, nama
akun timbal balik & estimasi besaran jumlahnya
dicantumkan dalam CaLK
LRA BLU digabungkan secara bruto ke LRA lembaga
teknis yang secara organisatoris membawahinya.
Neraca BLU digabungkan ke neraca lembaga teknis yang
secara organisatoris membawahinya.