Anda di halaman 1dari 155

PP 24 TAHUN 2005

TENTANG
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Materi SAP
 PP 24/2005
 Pengantar SAP
 Kerangka Konseptual
 PSAP No. 1 Penyajian Laporan Keuangan
 PSAP No. 2 Laporan Realisasi Anggaran
 PSAP No. 3 Laporan Arus Kas
 PSAP No. 4 Catatan atas Laporan Keuangan
Materi SAP
 PSAP No. 5 Akuntansi Persediaan
 PSAP No. 6 Akuntansi Investasi
 PSAP No. 7 Akuntansi Aset Tetap
 PSAP No. 8 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
 PSAP No. 9 Akuntansi Kewajiban
 PSAP No. 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
 PSAP No. 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
PENGANTAR
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
PENDAHULUAN
 Penyampaian LPJ keuangan tepat waktu & sesuai
SAP adalah bukti perwujudan transparansi &
akuntabilitas PKN
 SAP adalah prinsip akuntansi untuk menyusun &
menyajikan laporan keuangan pemerintahan
 mempunyai kekuatan hukum untuk meningkatkan kualitas
TUJUAN & STRATEGI
 Tujuan: Meningkatkan akuntabilitas & keandalan
PKN melalui penyusunan & pengembangan SAP,
termasuk mendukung pelaksanaan penerapannya
 Adaptasi IPSAS  menyesuaikan dg peraturan,
praktik keuangan yg ada & kesiapan SDM
 Pengembangan  Cash toward accrual
 Proses akrual selesai tahun 2007
RUANG LINGKUP SAP
 Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat &
daerah (diharapkan ada harmonisasi pusat & daerah)
 Pemerintah Pusat
 Pemerintah Daerah
 Satuan organisasi pemerintah pusat/daerah
yang diwajibkan berdasarkan peraturan
DASAR HUKUM
 Pasal 5 UUD 1945
 UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
“SAP disusun oleh komite standar yg independen
dan ditetapka dengan PP setelah terlebih dahulu
mendapat pertimbangan BPK”
 UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
 UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
“Lapkeu pemda disusun & disajikan sesuai SAP
yang ditetapkan dg PP”
 UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah
PENGERTIAN

 Akuntansi: proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,


pengikhtisaran transaksi & kejadian keuangan,
penginterpretasian atas hasilnya, serta penyajian laporan
 SAP: prinsip akuntansi yg diterapkan dlm menyusun dan
menyajikan lapkeu pemerintah
 Sistem akuntansi pemerintah: prosedur manual/-
terkomputerisasi dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, dan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pemerintah
KERANGKA KONSEPTUAL
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
RUANG LINGKUP KK
 Tujuan
 Pengguna & kebutuhan informasi para pengguna
 Peranan, tujuan pelaporan, dan dasar hukum
 Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan
manfaat
 informasi dalam lapkeu, prinsip & kendala informasi
akuntansi;
 Definisi, pengakuan & pengukuran unsur pembentuk lapkeu
TUJUAN KK
 Rumusan konsep yang mendasari
penyusunan & penyajian lapkeu pemerintah
 sebagai acuan bagi:
 Penyusun SAP
 Penyusun lapkeu
 Pemeriksa
 Pengguna lapkeu dalam menafsirkan informasi
 Untuk masalah yg belum diatur standar
 Jika ada pertentangan dg SAP, dipakai SAP
PENGGUNA
LAPORAN KEUANGAN

 Masyarakat
 Wakil rakyat, pengawas, dan
auditor
 Pemberi donasi, investor, kreditor
 Pemerintah
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN
 Menyediakan info relevan tt posisi keuangan
& seluruh transaksi entitas pelaporan satu
periode
 Membandingkan realisasi pendapatan,
belanja, transfer & pembiayaan dengan
anggaran
 Menilai kondisi keuangan
 Menilai efektivitas & efisiensi entitas
pelaporan
 Membantu menentukan ketaatan thd
peraturan perUUan
ASUMSI DASAR
 Asumsi kemandirian entitas  setiap entitas
dianggap sbg unit mandiri & wajib menyajikan
lapkeu shg tidak terjadi kekacauan pelaporan
 Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset

& SD di luar neraca


 Kehilangan & kerusakan

 Terlaksana/tidaknya program yang ditetapkan

 Asumsi kesinambungan entitas; dan


 Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary
measurement).
KARAKTERISTIK KUALITATIF
LAPORAN KEUANGAN
 Relevan
 Andal
 Dapat diperbandingkan
 Dapat dipahami
PRINSIP AKUNTANSI & PELAPORAN
KEUANGAN

 Basis akuntansi  Prinsip periodisitas


 Prinsip nilai historis  Prinsip konsistensi
 Prinsip realisasi  Prinsip
 Prinsip substansi pengungkapan
mengungguli lengkap
bentuk formal  Prinsip penyajian
wajar.
PRINSIP NILAI HISTORIS
(HISTORICAL COST)
 Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan
setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan untuk memperoleh aset
tersebut pada saat perolehan.
 Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan
setara kas yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban di masa yang
akan datang.
 Nilai perolehan lebih dapat diandalkan
daripada penilaian yang lain karena lebih
obyektif dan dapat diverifikasi.
PENGAKUAN
 ASET  saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh & bernilai/dapat diukur. Aset tidak dapat
diakui meskipun pengeluaran telah terjadi namun
manfaat ekonomi belum diperoleh.
 HUTANG  diakui jika pengeluaran SDE akan/-
telah dilakukan untuk menyelesaikan hutang &
dapat diukur. Hutang diakui saat sana diterima atau
hutang timbul
 PENDAPATAN, BELANJA & PEMBIAYAAN
basis kas
KEANDALAN PENGUKURAN
 Kriteria pengakuan umumnya
didasarkan nilai uang atau estimasi
yang layak
 Jika pengukuran biaya dan estimasi
tidak mungkin dilakukan maka
pengakuan transaksi cukup
diungkapkan pada CaLK (contoh
Utang-piutang/aset yg belum dapat
ditetapkan nilainya)
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH
NO. 01

PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
Paragraf-paragraf yang ditulis dengan
huruf tebal dan miring adalah paragraf
standar, yang harus dibaca dalam
konteks
paragraf-paragraf penjelasan yang
ditulis dengan huruf biasa dan
Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan.
TUJUAN
 mengatur penyajian laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial
statements)
 Untuk meningkatkan keterbandingan lapkeu
baik terhadap anggaran, antar periode,
maupun antar entitas.
 Lapkeu untuk tujuan umum adalah laporan
keuangan yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan.
BASIS AKUNTANSI
 Basis akuntansi:
Basis kas  pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan
Basis akrual  aset, kewajiban, dan ekuitas
 Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi
& menyajikan lapkeu dengan basis akrual tetap
menyajikan LRA berdasarkan basis kas.
24 Maret menerima pembayaran Bagi Hasil SDA tahun lalu sebesar
Rp2.000 juta yang baru dibayarkan tahun berjalan. Pemda belum mencatat
piutang tersebut dalam neraca akhir tahun lalu.
Bagi Hasil Pajak bulan Desember sebesar Rp2.500 juta baru dibayarkan
tanggal 30 Des sebesar Rp1.500 juta dan sisanya akan dibayarkan bulan
Januari tahun berikutnya.

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


24 Mart Kas di Kas Daerah 1.1.1 2.000
Dana Bagi Hasil SDA 4.2.2 2.000
30 Des Kas di Kas Daerah 1.1.1 1.500
Dana Bagi Hasil Pajak 4.2.1 1.500
31 Des Piutang Dana Perimbangan 1.1.5 1.000
Cadangan Piutang 3.1.3 1.000
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan umum:
Menyajikan informasi posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas &
kinerja keuangan entitas pelaporan yang bermanfaat bagi pengguna
dalam membuat & mengevaluasi keputusan mengenai alokasi SDE
Tujuan Spesifik:
Menyajikan info u/ PK & menunjukkan akuntabilitas atas SDE yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
 menyediakan info perubahan posisi SDE, kewajiban & ekuitas
dana pemerintah;
 menyediakan info sumber, alokasi, dan penggunaan SDE;
 menyediakan info ketaatan realisasi thp anggaran
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
 Komponen laporan keuangan pokok:
 Laporan Realisasi Anggaran;
 Neraca;
 Laporan Arus Kas; dan
 Catatan atas Laporan Keuangan.
 Komponen lapkeu disajikan setiap entitas
pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas yang
hanya disajikan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan.
STRUKTUR & ISI

 Perlu pengungkapan pada halaman muka atau CaLK


 Format sesuai lampiran PSAP
 Dapat diidentifikasikan dan dibedakan
 Nama entitas
 Cakupan lapkeu (satu entitas/konsolidasi)
 Tanggal pelaporan/periode
 Mata uang
 Penomoran hal, referensi, susunan lampiran
 Disajikan pada judul & judul kolom
 Dapat disajikan dalam ribuan/jutaan
NERACA

Menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai


aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
KLASIFIKASI
 Aset  aset lancar & non-lancar
 Kewajiban  kewajiban jangka pendek & jangka panjang
 Ekuitas  EDL, EDI, EDC, EDD
 Mengungkapkan pos aset & hutang yang akan
diterima/dibayar ≤ 12 bulan setelah tanggal pelaporan & >12
bulan
NERACA
Pemerintah Kabupaten Lampung Tenggara
Per 31 Desember 2005 dan 2004

Dalam rupiah
KOREK URAIAN CAT 2005 2004

4. ASET

4.1. ASET LANCAR

4.1.1. Kas

4.1.2. Deposito

4.2. INVESTASI JANGKA PANJANG

4.3. AKTIVA TETAP

4.4. AKTIVA LAIN-LAIN

5. KEWAJIBAN

6. EKUITAS DANA
ISI SINGKAT NERACA
 Aset Lancar  Kewajiban Jangka
 Aset Non Lancar: Pendek
 Investasi Jangka  Kewajiban Jangka
Panjang Panjang
 Aset Tetap  Ekuitas Dana
 Dana Cadangan  Dana Lancar
(utk Pemda)  Dana Investasi
 Aset Lainnya  Dana Cadangan
(utk Pemda)
PENGUKURAN ASET

 Kas  nilai nominal


 Investasi  nilai perolehan
 Piutang  nilai nominal
 Persediaan  nilai perolehan/biaya standar/nilai wajar
 Aset tetap  biaya perolehan/nilai wajar
 Aset tetap swakelola  upah, bahan, perencanaan,
pengawasan, perlengkapan, listrik, sewa alat, dll.
 Aset moneter  dijabarkan ke Rp kurs tengah BI
ASET
Definisi:
SDE yang dikuasai/dimiliki pemerintah akibat
peristiwa masa lalu & dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah/masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk sumber daya
non-keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum &
sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah & budaya.
ASET LANCAR
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset
lancar jika:
Diharapkan segera direalisasikan, dipakai, atau
dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 bulan sejak
tanggal pelaporan, atau
Berupa kas dan setara kas
ASET NON-LANCAR
 Mencakup aset yang bersifat jk panjang & aset tak
berwujud, yang digunakan secara langsung/tidak
langsung untuk kegiatan pemerintah/masyarakat
 Diklasifikasikan menjadi:
 investasi jangka panjang,
 aset tetap,
 dana cadangan, dan
 aset lainnya untuk mempermudah pemahaman
atas pos-pos aset non-lancar yang disajikan di
neraca.
KEWAJIBAN
Definisi:
Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar SDE pemerintah
o Kewajiban jk pendek (dibayar ≤ 12 bln)
Utang pegawai, utang bunga, utang PFK, bagian
lancar utang jk panjang dll.
o Kewajiban jk panjang (akan dibayar >12 bulan)
Obligasi, utang bank dll
EKUITAS DANA
Definisi:
Kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
 Ekuitas Dana Lancar (EDL)  selisih aset lancar dg utang
lancar: SiLPA, cad. piutang, cad persediaan, dana yg
disediakan untuk bayar utang jk pendek
 Ekuitas Dana Diinvestasikan (EDI)  kekayaan dalam
investasi jk panjang, aset tetap & aset lainnya dikurangi utang
jk panjang
 Ekuitas Dana Dicadangkan (EDC)  kekayaan yg
dicadangkan untuk tujuan ttt
LAPORAN ARUS KAS
 Laporan arus kas menyajikan informasi
mengenai sumber, penggunaan, perubahan
kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
 Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset
nonkeuangan, pembiayaan, dan non-
anggaran.
 Laporan arus kas diatur dalam PSAP no. 3
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH
NO. 02

LAPORAN REALISASI
ANGGARAN (LRA)
ISI LRA
 LRA sekurang-kurangnya mencakup pos berikut:
(a) Pendapatan (e) Penerimaan Pembiayaan
(b) Belanja (f) Pengeluaran
pembiayaan
(c) Transfer (g) Pembiayaan neto
(d) Surplus/(defisit) (h) SILPA
 Pos, judul & sub jumlah lainnya disajikan dalam LRA jika
diwajibkan oleh PSAP atau bila penyajian diperlukan
untuk menyajikan Laporan Realisasi Anggaran secara
wajar.
DEFINISI PENDAPATAN
Pendapatan adalah semua penerimaan
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah
AKUNTANSI PENDAPATAN
 Pendapatan diakui saat diterima pada KUN/KUD
 Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan
 Transfer masuk: penerimaan uang dari entitas
pelaporan lain, spt penerimaan dana perimbangan dari
pemerintah pusat & dana bagi hasil dari pemerintah
provinsi
 Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto,
 Untuk BLU, pendapatan diakui sesuai peraturan
perundangan yang mengatur BLU
AKUNTANSI PENDAPATAN
 Pengembalian yang sifatnya normal & berulang
(recurring) atas pendapatan pada periode
penerimaan/periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan
 Koreksi & pengembalian yang tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang
pendapatan pada periode yang sama
 Koreksi & pengembalian yang tidak berulang (non-
recurring) atas pendapatan yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang EDL pada
periode ditemukannya koreksi & pengembalian tersebut
15 Oktober Dispenda menerima Pajak Hotel & Restoran sebesar Rp5.000 juta,
dan Retribusi Parkir sebesar Rp2.000 juta.
22 November dibayarkan kelebihan penerimaan pajak hotel sebesar Rp100
juta (kejadian normal).
16 Desember dikembalikan retribusi rumah sakit sebesar Rp75 juta akibat
kesalahan tahun lalu (kejadian tidak berulang)

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


15 Okto Kas di Kas Daerah 1.1.1 7.000
Pendapatan Pajak Daerah 4.1.1 5.000
Pendapatan Retribusi Daerah 4.1.2 2.000

22 Nove Pendapatan Pajak Daerah 4.1.1 100


Kas di Kas Daerah 1.1.1 100

16 Dese Ekuitas Dana Lancar 3.1.1 75


Kas di Kas Daerah 1.1.1 75
DEFINISI BELANJA

Belanja adalah semua pengeluaran dari


Rekening KUN/KUD yang mengurangi EDL
dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah
AKUNTANSI BELANJA
 Belanja diakui saat terjadi pengeluaran dari KUN/KUD
 Pengeluaran melalui bendahara pengeluaran diakui saat
pertanggungjawaban pengeluaran disahkan fungsi
perbendaharaan
 Untuk BLU, belanja diakui sesuai peraturan perundangan BLU
 Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis
belanja), organisasi & fungsi
 Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas
pelaporan ke entitas pelaporan lain
 Realisasi belanja dilaporkan sesuai klasifikasi DASK
 Koreksi belanja pd periode pengeluaran dibukukan sbg
pengurang belanja periode yg sama. Jika diterima pd periode
berikutnya, dibukukan dlm pendapatan lain-lain
CONTOH SOAL
 5 April, menerima pengembalian biaya barang & jasa tahun
lalu Rp60 juta
 10 Mei, Sekda memberikan bantuan ke IAI sebesar Rp50 juta.
 15 Juni, Dinas Diknas membeli kendaraan sebesar Rp700 juta
 20 Juli, bantuan ke IAI seluruhnya dikembalikan oleh Ketua IAI.
 25 Agustus, Dishutbun menerima SPM-UP (SPM-PK) sebesar
Rp70 juta
 30 September, Dishutbun mempertanggungjawabkan biaya
listrik Rp60 juta
 5 Oktober, membayarkan bagi hasil pajak ke daerah bawahan
Rp2.000
DATE URAIAN REK DEBET KREDIT
5 April Kas di Kas Daerah 1.1.1 60
Lain-lain PAD 4.1.4 60
10 Mei Bantuan Sosial 5.1.6 50
Kas di Kas Daerah 1.1.1 50
15 Juni Belanja Peralatan dan Mesin 5.2.2 700
Kas di Kas Daerah 1.1.1 700
15 Juni Peralatan dan Mesin 1.3.2 700
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.2.2 700
20 Juli Kas di Kas Daerah 1.1.1 50
Bantuan Sosial 5.1.6 50
25 Agus Kas di Bendahara Pengeluaran 1.1.2 70
Kas di Kas Daerah 1.1.1 70
30 Sept Belanja Barang dan Jasa 5.1.2 60
Kas di Bendahara Pengeluaran 1.1.2 60
5 Okto Bagi Hasil Pajak (Transfer) 6.1.1 2.000
Kas di Kas Daerah 1.1.1 2.000
DEFINISI PEMBIAYAAN
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran
AKUNTANSI PEMBIAYAAN
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat
diterima pada KUN/KUD
 Akuntansi penerimaan pembiayaan
dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran)
 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat
dikeluarkan dari KUN/KUD
AKUNTANSI PEMBIAYAAN NETO

Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan


pengeluaran pembiayaan selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto

SILPA
Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan
dan pengeluaran selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA
12 Jan menerima pinjaman jk panjang Rp10.000 juta.
12 Juli membayar angsuran hutang pokok Rp200 juta
12 Agustus menambah penyertaan pada PDAM Rp500 juta

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


12 Jan Kas di Kas Daerah 1.1.1 10.000
Pinjaman Dalam Negeri - Bank 7.1.4 10.000

12 Juli Dana YHD untuk Pembayaran


Utang Jk Pendek 4.1.1 200
Utang Dalam Negeri Jk Pendek 2.1.4 200

12 Agust Penyertaan Modal Pemda (Pemby) 7.2.2 500


Kas di Kas Daerah 1.1.1 500
500
Penyertaan Modal Pemda 1.2.2
Diinvestasikan dalam Investasi
Jk Panjang 3.2.1 500
TRANSAKSI PENDAPATAN, BELANJA, DAN
PEMBIAYAAN BERBENTUK BARANG/JASA

Transaksi pendapatan, belanja & pembiayaan


berbentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam
LRA dengan cara menaksir nilai barang/jasa
pada tanggal transaksi. Transaksi tsb harus
diungkapkan pada CaLK sehingga memberikan
semua informasi yang relevan mengenai bentuk
dari pendapatan/belanja/pembiayaan yang
diterima.
Contoh: Hibah dalam wujud barang, barang
rampasan, dan jasa konsultansi
Contoh:
24 Juni, Pemkab menerima hibah dari Osama bin Laden dua bangunan
gudang senilai Rp750 juta. 17 Agustus, satu gudang senilai Rp400 juta
dihibahkan ke Pemprov.

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


24 Juni Belanja Modal – Gedung 5.2.3 750
Pendapatan Hibah 4.3.1 750

24 Juni Gedung dan Bangunan 1.3.3 750


Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.2.3 750

17 Agust Hibah 5.1.5 400


Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.2.3 400

17 Agust Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.2.3 400


Gedung dan Bangunan 1.3.3 400
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1

NO URAIAN Anggaran Realisasi (%)


(Rp.) (Rp.)

1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx
5 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya xxx xxx xx
6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xx
7 Total Pendapatan Asli Daerah (3+4+5+6) xxxx xxxx xx
8 PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN
9 Pendapatan Bagian Daerah dari PBB xxx xxx xx
10 Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTB xxx xxx xx
11 Pendapatan Bagian Daerah dari SDA xxx xxx xx
12 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx
13 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx

14 Total Dana Perimbangan (9+10+11+12+13) xxxx xxxx xx


15
16 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
17 Hibah xxx xxx xx
18 Dana Darurat xxx xxx xx
19 Pendapatan Bagian Daerah dari Pajak Penghasilan xxx xxx xx
20 Lain lain xxx xxx xx
21 Total Lain-lain Pendapatan yang Sah (17+18+19+20) xxx xxx xx
22 TOTAL PENDAPATAN (7+14+21) xxxxx xxxxx xx
23 BELANJA
24 Belanja Operasi
25 Belanja Pegawai xxx xxx xx
26 Belanja Barang Non Investasi xxx xxx xx
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH
NO. 03

LAPORAN ARUS
KAS (LAK)
TUJUAN PELAPORAN ARUS KAS

memberikan informasi mengenai sumber,


penggunaan & perubahan kas/setara kas selama
suatu periode akuntansi & saldo kas/setara kas
pada tanggal pelaporan
ENTITAS PELAPORAN ARUS KAS
 Entitas Pelaporan: unit pemerintahan yang terdiri dari
satu/lebih entitas akuntansi yang wajib menyampaikan
LPJ berupa laporan keuangan yaitu:
 Pemerintah pusat;
 Pemerintah daerah; dan
 Satuan organisasi pemerintah pusat/daerah atau
organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-
undangan satuan organisasi dimaksud wajib membuat
laporan arus kas.
 Entitas pelaporan yang wajib menyusun & menyajikan
LAK adalah unit organisasi yang mempunyai fungsi
perbendaharaan
AKTIVITAS OPERASI
 Indikator yg menunjukkan kemampuan operasi
pemerintah dlm menghasilkan kas yg cukup utk
membiayai aktivitas operasionalnya di masa yg akan
datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar
 Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yg
sifatnya sama dgn persediaan, yg dibeli utk dijual, maka
perolehan dan penjualan surat berharga tsb
diklasifikasikan sbg aktivitas operasi
 Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana utk kegiatan
entitas lain, yg peruntukannya belum jelas apakah sbg
modal kerja/penyertaan modal/membiayai aktivitas
periode berjalan, pemberian dana tsb hrs diklasifikasikan
sbg aktivitas operasi & dijelaskan dlm CaLK
ARUS MASUK KAS (Aktivitas Operasi)

Terutama diperoleh dari :


 Penerimaan Perpajakan;

 PNBP;

 Penerimaan Hibah;

 Penerimaan Bagian Laba perusahaan


negara/daerah dan Investasi Lainnya; dan
 Transfer masuk
ARUS KELUAR KAS (Aktivitas Operasi)

Terutama digunakan untuk pengeluaran :


 Belanja Pegawai;
 Belanja Barang;
 Bunga;
 Subsidi;
 Hibah;
 Bantuan Sosial;
 Belanja Lain-lain/Tak Terduga;dan
 Transfer keluar
AKTIVITAS INVESTASI
Mencerminkan penerimaan & pengeluaran kas untuk
meningkatkan & mendukung pelayanan pemerintah
dimasa yang akan datang
 Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset non-
keuangan:
(a) Penjualan Aset Tetap;
(b) Penjualan Aset Lainnya.
 Arus keluar kas dari aktivitas investasi aset non-
keuangan:
(a) Perolehan Aset Tetap;
(b) Perolehan Aset Lainnya.
AKTIVITAS INVESTASI
Mencerminkan penerimaan & pengeluaran kas
bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau
penggunaan surplus anggaran yang bertujuan
memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas
pemerintah & klaim pemerintah terhadap pihak
lain di masa yang akan datang.
ARUS MASUK KAS (Aktivitas Pembiayaan)

 Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan:


(a) Penerimaan Pinjaman;
(b) Penerimaan Hasil Penjualan SUN;
(c) Penerimaan dari Divestasi;
(d) Penerimaan Kembali Pinjaman;
(e) Pencairan Dana Cadangan.
ARUS KELUAR KAS (Aktivitas Pembiayaan)

Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan:


(a) Penyertaan Modal Pemerintah;
(b) Pembayaran Pokok Pinjaman;
(c) Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan
(d) Pembentukan Dana Cadangan.
AKTIVITAS INVESTASI
Mencerminkan penerimaan & pengeluaran kas
bruto yang tidak mempengaruhi anggaran
pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah.
Arus Masuk Kas:
• Penerimaan PFK
• Kiriman Uang Masuk
Arus Keluar Kas:
• Pengeluaran PFK
• Kiriman Uang Keluar
TRANSAKSI BUKAN KAS

 Transaksi investasi & pembiayaan yang tidak


mengakibatkan penerimaan atau pengeluaran
kas dan setara kas tidak dilaporkan dalam LAK
 Transaksi tersebut harus diungkapkan dalam
CaLK
 Contoh: Hibah dalam bentuk aktiva tetap.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH
NO. 04

CATATAN ATAS LAPORAN


KEUANGAN
HAL-HAL PENTING DALAM
Catatan Atas Laporan Keuangan

 CaLK adalah unsur LK Pokok & Wajib


 bukan tambahan. 
 CaLK bagian tak terpisahkan dari LK
 Setiap entitas wajib menyajikan CaLK
 Fungsi CaLK :
 Menjelaskan unsur dlm LK yang lain dgn
referensi silang
STRUKTUR DAN ISI
 Kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian
target UU APBN/Perda APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi;
 Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan;
 Dasar penyusunan LK, kebijakan akuntansi yang dipilih;
 Informasi yang diharuskan PSAP tetapi belum ada di
lembar muka LK;
 Rekonsiliasi pos-pos LK berbasis akrual ke pos-pos LK
berbasis kas;
 Informasi tambahan yang diperlukan;
KEBIJAKAN FISKAL/EKONOMI MAKRO, PENCAPAIAN
TARGET, KENDALA & HAMBATAN

 Untuk membantu memahami kondisi dan posisi


keuangan;
 Untuk menjelaskan perubahan anggaran yang
penting, hambatan dan kendala, serta masalah yang
dihadapi.
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA
KEUANGAN

 Strategi & sumber daya yang digunakan


 Gambaran realisasi & rencana kinerja
keuangan
 Prosedur untuk meyakini informasi kinerja
keuangan yang dilaporkan relevan & andal.
DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN &
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

 Asumsi dasar akuntansi


 Informasi yang diperlukan pengguna laporan
keuangan untuk melakukan penilaian secara
andal dalam pengambilan keputusan
 Kebijakan akuntansi
KEBIJAKAN AKUNTANSI
 Pertimbangan:
 Pertimbangan sehat
 Substansi mengungguli bentuk formal
 Materialitas
 Isi:
 Penjelasan prinsip akuntansi yang digunakan
 Metode penerapan, yang secara material
mempengaruhi penyajian laporan keuangan
 Pertimbangan penting dalam memilih prinsip yang
sesuai.
Isi Kebijakan Akuntansi
 Entitas pelaporan;
 Basis akuntansi;
 Basis pengukuran;
 Sejauh mana kesesuaian kebijakan akuntansi
yang berkaitan dengan ketentuan masa
transisi;
 Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang
diperlukan untuk memahami laporan
keuangan;
PENGUNGKAPAN INFORMASI YANG
DIHARUSKAN

 Informasi yang diharuskan & dianjurkan PSAP


 Pengungkapan lain yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar LK;
 Kewajiban kontinjensi;
 Komitmen.
REKONSILIASI BASIS AKRUAL & BASIS KAS

 Entitas yang menerapkan basis akrual harus


menyajikan rekonsiliasi pos-pos laporan
keuangan dari basis akrual ke basis kas
 Tujuannya untuk menyajikan hubungan antara
Laporan Kinerja Keuangan dengan Laporan
Realisasi Anggaran
PENGUNGKAAN LAINNYA
 Domisili, bentuk hukum & yurisdiksi entitas
 Penjelasan sifat operasi entitas & kegiatan
pokoknya
 Ketentuan perUUan yang menjadi landasan
kegiatan operasionalnya
 Kejadian penting selama tahun pelaporan:
 Penggantian manajemen pemerintahan
 Kesalahan yang terjadi
 Komitmen dan kontinjensi
 Penggabungan atau pemekaran entitas
 Kejadian yang mempunyai dampak sosial
PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAH
NO. 05

AKUNTANSI
PERSEDIAAN
untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
persediaan dan informasi lainnya yang dianggap
perlu disajikan dalam laporan keuangan.
a. Seluruh persediaan dalam laporan keuangan untuk
tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan
basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan,
belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis
akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban,
dan ekuitas.

b. Seluruh entitas pemerintah pusat dan daerah tidak


termasuk perusahaan negara/daerah.
PERSEDIAAN BERWUJUD
 Barang/perlengkapan (supplies) untuk
kegiatan operasional pemerintah
 Bahan/perlengkapan (supplies) untuk proses
produksi
 Barang dalam proses produksi yang
dimaksudkan untuk dijual/diserahkan ke
masyarakat
 Barang yang disimpan untuk dijual/diserahkan
ke masyarakat dalam rangka kegiatan
pemerintahan.
CONTOH PERSEDIAAN
 Barang konsumsi (ATK, obat-obatan dll)
 Amunisi
 Bahan untuk pemeliharaan
 Suku cadang
 Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
 Pita cukai dan leges
 Bahan baku
 Barang dalam proses/setengah jadi
 Tanah/bangunan untuk dijual/diserahkan ke
masyarakat
 Hewan & tanaman untuk dijual/diserahkan ke
masyarakat
Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi
masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Persediaan diakui pada saat diterima atau hak


kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Contoh:
4 Maret, Sekda membeli kertas senilai Rp150 juta untuk
keperluan sehari-hari.
31 Desember, persediaan tersisa senilai Rp25 juta.

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


4 Maret Belanja Barang & Jasa 5.1.2 150
Kas di Kas Daerah 1.1.1 150

4 Maret Persediaan – ATK 1.1.5 150


Cadangan Persediaan (EDL) 3.1.5 150

31 Des Cadangan Persediaan (EDL) 3.1.5 25


Persediaan – ATK 1.1.5 25
 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
 Biaya perolehan persediaan meliputi harga
pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan
& biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan.
 Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa
mengurangi biaya perolehan)
 Biaya standar apabila diperoleh dgn memproduksi
sendiri
 Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya
seperti donasi/rampasan
CONTOH HARGA PEROLEHAN
 Dinas Peternakan membeli 30 ekor sapi @ Rp5 juta.
 Biaya pengangkutan sebesar Rp3 juta ditanggung oleh
penjual
 Karena Dinas Peternakan membayar secara tunai, maka
diberikan discount sebesar 5% dari total harga jual.
 Upah tukang sapi pada saat diturunkan dari kendaraan
sebesar Rp500 ribu.

Berapa harga perolehan sapi tersebut?


PENGUNGKAPAN
Laporan Keuangan Mengungkapkan :
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan;
2. Penjelasan lebih lanjut persediaan
3. Kondisi persediaan
Persediaan kondisi rusak/usang tidak dilaporkan dalam
neraca, tetapi diungkapkan dalam CaLK
PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAH
NO. 06

AKUNTANSI
INVESTASI
untuk mengatur perlakuan akuntansi
untuk investasi dan pengungkapan
informasi penting lainnya yang harus
disajikan dalam laporan keuangan.
Biaya investasi: seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas
investor dalam perolehan suatu investasi misalnya komisi
broker, jasa bank, biaya legal & pungutan lainnya dari pasar
modal.
Investasi: aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomik seperti bunga, dividen & royalti, atau manfaat sosial,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Investasi jangka pendek: investasi yang dapat segera dicairkan
& dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan
atau kurang.
Investasi jangka panjang: investasi untuk dimiliki lebih dari
12 (dua belas) bulan
Investasi nonpermanen: investasi jangka panjang yang
tidak termasuk dalam investasi permanen, untuk dimiliki
secara tidak berkelanjutan.
Investasi permanen: investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.
Metode biaya: suatu metode akuntansi yang mencatat nilai
investasi berdasarkan harga perolehan.
Metode ekuitas: metode akuntansi yang mencatat nilai investasi
awal berdasarkan harga perolehan. Nilai investasi disesuaikan
dengan perubahan bagian investor atas kekayaan bersih/ekuitas
dari badan usaha penerima investasi (investee) yang terjadi
sesudah perolehan awal investasi.
Nilai historis: jumlah kas yang dibayar/dikeluarkan atau nilai
wajar berdasarkan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan
suatu aset investasi pada saat perolehannya.
Nilai nominal: nilai yang tertera dalam surat berharga (nilai yang
tertera dalam saham/obligasi)
Nilai pasar: jumlah/nilai penjualan investasi di pasar yang aktif
antara pihak-pihak yang independen.
Nilai wajar: nilai tukar aset/penyelesaian kewajiban antar pihak
yang memahami & berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar.
Perusahaan asosiasi: suatu perusahaan yang investornya
mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan anak
perusahaan maupun joint venture dari investornya.
INVESTASI JANGKA PENDEK

a. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan


b. Investasi ditujukan dalam rangka manajemen
kas, artinya pemerintah dapat menjual
investasi apabila timbul kebutuhan kas
c. Berisiko rendah

Contoh : Deposito berjangka waktu tiga sampai


dua belas bulan/yang diperpanjang secara
otomatis
Jenis investasi yang tidak termasuk kelompok
investasi jangka pendek:

1. Surat berharga yang dibeli untuk mengendalikan badan


usaha (menambah kepemilikan modal saham pada suatu
badan usaha)
2. Surat berharga yang dibeli untuk tujuan menjaga hubungan
kelembagaan dengan pihak lain (pembelian surat berharga
untuk menunjukkan partisipasi pemerintah)
3. Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan
dalam memenuhi kebutuhan kas jangka pendek
INVESTASI JANGKA PANJANG

Contoh Investasi Permanen: PMP pada perusahaan


negara/daerah, badan internasional dan badan usaha lainnya
yang bukan milik negara.
Contoh Investasi Nonpermanen: Dana yang disisihkan
pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti
bantuan modal kerja secara bergilir kepada kelompok
masyarakat.
Pengeluaran kas/aset dapat diakui sebagai investasi apabila
memenuhi salah satu kriteria:
1. Kemungkinan manfaat ekonomik & manfaat sosial/jasa
pontensial di masa yad dapat diperoleh pemerintah
2. Nilai perolehan/nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui
sbg pengeluaran kas pemerintah & tidak dilaporkan sbg
belanja dalam LRA, sedangkan pengeluaran untuk
memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan.
CONTOH:
Tanggal 21 Febr Pemda menempatkan dana dalam
deposito berjangka 3 bulan senilai Rp10.000 juta dan
membeli saham Bank Lampung senilai Rp15.000 juta.
DATE URAIAN REK DEBET KREDIT
21 Febr Deposito 1.1.2 10.000
Kas di Kas Daerah 1.1.1 10.000

21 Febr Pembiayaan - PMP 7.2.2 15.000


Kas di Kas Daerah 1.1.1 15.000

21 Febr Penyertaan Modal Pemerintah 1.2.1 15.000


Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang 3.2.1 15.000
1. Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga (ex
saham/obligasi jk pendek) dicatat sebesar biaya perolehan.
perolehan
2. Jika investasi diperoleh tanpa biaya perolehan, investasi
dinilai berdasar nilai wajar/harga pasar,
pasar atau biaya perolehan
setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang
diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut
3. Investasi jangka pendek non-saham (ex. deposito jk pendek)
dicatat sebesar nilai nominal deposito
1. Investasi permanen (PMP) dicatat sebesar biaya
perolehan
2. Investasi nonpermanen (obligasi jangka panjang) &
investasi tidak untuk dimiliki berkelanjutan dinilai
sebesar nilai perolehan
3. Investasi nonpermanen dinilai sebesar biaya
pembangunan (termasuk biaya perencanaan & biaya
lain untuk penyelesaian proyek sampai proyek
diserahkan ke pihak III).
4. Investasi jk panjang dari pertukaran aset pemerintah,
dinilai sebesar biaya perolehan/nilai wajar investasi
METODE PENILAIAN INVESTASI
1. Metode biaya: investasi dicatat sebesar biaya perolehan.
Penghasilan atas investasi diakui sebesar bagian hasil yang
diterima & tidak mempengaruhi besarnya investasi pada
badan usaha terkait.
2. Metode ekuitas: investasi awal sebesar biaya perolehan
ditambah/dikurangi bagian laba/rugi pemerintah setelah
tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam
bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi
nilai investasi pemerintah & tidak dilaporkan sebagai
pendapatan.
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan; terutama
untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka
waktu dekat.
KRITERIA PENERAPAN
METODE INVESTASI
 Kepemilikan <20%  metode biaya;
 Kepemilikan 20% - 50% atau kepemilikan <20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan  metode ekuitas;
 Kepemilikan >50%  metode ekuitas;
 Kepemilikan bersifat nonpermanen  metode nilai
bersih yang direalisasikan
PENGAKUAN HASIL INVESTASI
Hasil investasi dari investasi jk pendek berupa bunga deposito,
bunga obligasi & deviden tunai (cash dividend) dicatat sebagai
pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai dari PMP yang
pencatatannya memakai metode biaya,
biaya dicatat sebagai
pendapatan. Jika memakai metode ekuitas,
ekuitas deviden yang
diperoleh oleh pemerintah akan dicatat mengurangi nilai
investasi dan tidak dicacat sebagai pendapatan.
Untuk dividen saham akan menambah nilai investasi pemerintah
& ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah yang sama.
1 Juni memperoleh bunga deposito sebesar Rp100 juta.
1 Juni, Bank Lampung mengumumkan laba tahun 2005 Rp50.000 juta
dan 40% dibagikan sebagai deviden tunai tanggal 5 Juli. Pemkab
memiliki 10% saham PT Bank Lampung & Pemprov memiliki 50%.

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


1 Juni Kas di Kas Daerah 1.1.1 100
Lain-lain PAD 4.1.4 100
5 Juli Kas di Kas Daerah 1.1.1 2.000
(KAB) Bagian Laba BUMD 4.1.3 2.000

1 Juni Penyertaan Modal Pemda 1.2.2 25.000


(Prov) Dinvestasikan dlm Invstasi Jk Panjang 3.2.1 25.000

5 Juli Kas di Kas Daerah 1.1.1 10.000


Penyertaan Modal Pemda 1.2.2 10.000
PELEPASAN & PEMINDAHAN
Pelepasan investasi dapat terjadi karena penjualan/pelepasan hak
Penerimaan penjualan investasi jk pendek diakui sebagai
penerimaan kas & tidak dilaporkan sebagai pendapatan dalam
LRA, sedangkan penerimaan pelepasan investasi jk panjang
diakui sebagai penerimaan pembiayaan.
Pelepasan sebagian dari investasi yang dimiliki dinilai
menggunakan nilai rata-rata (total nilai investasi/total jumlah
saham yang dimiliki)
Pemindahan pos investasi dapat berupa reklasifikasi investasi
permanen menjadi investasi jangka pendek, Aset Tetap, Aset
Lain-lain dan sebaliknya.
PENGUNGKAPAN
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam LKP terkaitan
investasi pemerintah:
 Kebijakan akuntansi penentuan nilai investasi
 Jenis investasi permanen & nonpermanen;
 Perubahan harga pasar
 Penurunan nilai investasi yang signifikan & penyebab
penurunan tersebut
 Investasi yang dinilai dengan nilai wajar & alasan
penerapannya
 Perubahan pos investasi.
PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAH
NO. 07

AKUNTANSI ASET TETAP


Mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap.

Saat pengakuan aset, penentuan nilai tercatat, serta


penentuan & perlakuan akuntansi atas penilaian
kembali & penurunan nilai tercatat (carrying value)
aset tetap.

Seluruh unit pemerintah yang menyajikan lapkeu


utk tujuan umum & mengatur perlakuan akuntansi,
termasuk pengakuan, penilaian, penyajian &
pengungkapan yang diperlukan kecuali bila PSAP
lainnya mensyaratkan perlakuan akuntansi yang
berbeda.
Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah:
(a)Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun
dimanfaatkan oleh entitas lainnya, misalnya instansi
pemerintah lainnya, universitas, instansi vertikal, dll;
(b)Hak atas tanah. (a) Tanah;
(b) Peralatan dan Mesin;
Aset tetap diklasifikasikan
(c) Gedung dan Bangunan;
berdasarkan kesamaan
dalam sifat atau fungsinya (d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
dlm aktivitas operasi
entitas. (e) Aset Tetap Lainnya; dan
(f) Konstruksi dalam Pengerjaan.
Kriteria aset tetap:
a) Mempunyai masa manfaat >12 bulan;
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas;
d) Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap


telah diterima/diserahkan hak kepemilikannya dan
atau pada saat penguasaannya berpindah.
APAKAH INI ASET TETAP DAERAH?
a. Gunung 1. Pistol bupati
b. Bendera mereh putih di Diknas 2. Burung piaraan bupati
c. Jalan negara 3. Sapi di Disnak
d. Lapangan sepak bola 4. Hak pakai tanah
masyarakat 5. BOT
e. Ambulance Rumkit 6. Jembatan yang belum
f. Candi/Bangunan Bersejarah selesai
g. Pos jaga rumah jabatan 7. Palu dan linggis
h. Sistem Akuntansi 8. Kandungan minyak bumi
Terkomputerisasi 9. Pasir besi di pantai
i. Saluran air PDAM 10. Tanah Perkebunan PTP
j. Mobil yang dipinjamkan ke XIV
Kejati 11. Hutan
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada
saat perolehan.

Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai


aset & dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur
berdasarkan biaya perolehan.
Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset adalah sebesar
nilai wajar saat aset diperoleh.
Biaya perolehan: harga beli/konstruksi, termasuk bea
impor & setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung sampai barang siap digunakan.

Jika penyelesaian pengerjaan aset tetap melewati satu


KONSTRUKSI
periode, aset tetap digolong-kan & dilaporkan sbg
DALAM
konstruksi dalam pengerjaan sd aset selesai & siap
PENGERJAA
N pakai.

Biaya perolehan aset yang diperoleh secara gabungan ditentukan


dengan mengalokasikan harga gabungan berdasarkan perbandingan
nilai wajar aset ybs
PENJELASAN TAMBAHAN
 Pengeluaran stlh perolehan awal aset tetap yang
memperpanjang masa manfaat/memberi manfaat
ekonomik di masa yad (kapasitas, mutu produksi/
peningkatan standar kinerja), harus ditambahkan pada
nilai tercatat aset ybs
 Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset
tetap dikurangi akumumulasi penyusutan.
 Nilai penyusutan untuk diakui sebagai pengurang nilai
tercatat aset tetap & Diinvestasikan dalam Aset Tetap
 Metode penyusutan metode garis lurus (straight line
method), metode saldo menurun ganda (double declining
balance method) & metode unit produksi (unit of
production method)
(RETIREMENT AND DISPOSAL)
Suatu aset ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak
ada manfaat ekonomik masa yg akan datang harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dlm
Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap
dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dgn nilai tercatatnya.

(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: (1)
Penambahan; (2) Pelepasan; (3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; (4)
Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi: (1) Nilai penyusutan; (2) Metode penyusutan yang
digunakan; (3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; (4) Nilai tercatat
bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
1 Juni Dinas Kesehatan membangun Rumah Sakit senilai Rp5.000 juta
24 Juni, Pemkab menjual kendaraan dinas bekas senilai Rp500 juta
dengan harga sebesar Rp50 juta
30 September, gudung obat senilai Rp400 juta hangus terbakar dan
langsung dihapusbukukan berdasarkan SK Bupati

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


1 Juni Belanja Gedung & Bangunan 5.2.3 5.000
Kas di Kas Daerah 1.1.1 5.000
1 Juni Gedung & Bangunan 1.3.3 5.000
Diinvestasikan dalam Aset tetap 3.2.3 5.000
24 Juni Kas di Kas Daerah 1.1.1 50
Lain-lain PAD 4.1.4 50
24 Juni Diinvestasikan dalam Aset tetap 3.2.3 500
Mesin dan Peralatan 1.3.2 500
30 Sept Diinvestasikan dalam Aset tetap 3.2.3 400
Gedung dan Bangunan 1.3.3 400
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH NO. 08

AKUNTANSI KONSTRUKSI
DALAM PENGERJAAN
 Konstruksi dalam pengerjaan (KDP): aset-aset yang sedang
dalam proses pembangunan
 Uang muka kerja: jumlah yang diterima kontraktor sblm
pekerjaan dilakukan dalam rangka kontrak konstruksi
 Klaim: jumlah yang diminta kontraktor ke pemberi kerja
sbg penggantian biaya yang tidak masuk kontrak.
 Retensi: jumlah termin yang belum dibayar hingga
pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak
untuk pembayaran jumlah tersebut.
 Termin (progress billing): jumlah yang ditagih untuk
pekerjaan yang dilakukan dalam kontrak baik yang telah
dibayar ataupun yang belum dibayar oleh pemberi
kerja.
KDP diakui jika:
 besar kemungkinan manfaat ekonomi masa yad berkaitan
dengan aset tersebut akan diperoleh;
 biaya perolehan dapat diukur secara andal;
 aset masih dalam proses pengerjaan.

KDP dipindahkan ke pos aset tetap jika:


 Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
 Memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan;
Nilai konstruksi secara swakelola antara lain:
(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan
konstruksi;
(b) biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada
umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi
tersebut; dan
(c) biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan
konstruksi yang bersangkutan.
Biaya yg berhubungan langsung dg KDP:
(a) Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia;
(b) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
(c) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari
dan ke lokasi pelaksanaan konstruksi;
(d) Biaya penyewaan sarana dan peralatan;
(e) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung
berhubungan dengan konstruksi.
Biaya yg dapat diatribusikan ke KDP:
 Asuransi;
 Biaya rancangan & bantuan teknis yang tidak secara langsung
berhubungan dengan konstruksi;
 Biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan
konstruksi ybs seperti biaya inspeksi.

Metode alokasi biaya yang dianjurkan adalah metode rata-rata


tertimbang atas dasar proporsi biaya langsung.
Nilai konstruksi yang dikerjakan kontraktor meliputi:
(a) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan
dengan tingkat penyelesaian pekerjaan;
(b) Kewajiban yang masih harus dibayar ke kontraktor
berhubung pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar
pada tanggal pelaporan;
(c) Pembayaran klaim ke kontraktor sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi.
Pembayaran kontrak konstruksi umumnya secara
bertahap berdasar tingkat penyelesaian. Setiap
pembayaran yang dilakukan dicatat sebagai penambah
nilai KDP.
Jika pinjaman digunakan membiayai beberapa jenis aset,
biaya pinjaman dialokasikan ke masing-masing
konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang atas
total pengeluaran biaya konstruksi.
Apabila kegiatan pembangunan dihentikan sementara
bukan karena force majeur, biaya pinjaman
dikapitalisasi.
1 Juli bayar 20% uang muka pembangunan gedung Rp500 juta.
UM tersebut akan diperhitungkan dalam pembayaran termin I.
1 Oktober, bayar termin I (30%)
S.d. 31 Desember, pekerjaan fisik telah mencapai 70%.

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


1 Juli Uang Muka ke Kontraktor 1.1.9 500
Kas di Kas Daerah 4.1.4 500
1 Okto Belanja Gedung dan Bangunan 5.2.3 750
Kas di Kas Daerah 1.1.1 250
Uang Muka ke Kontraktor 1.1.9 500
1 Okto Konstruksi dalam Pengerjaan 1.3.6 750
Diinvestasikan dalam Aset tetap 1.1.1 750
31 Des Konstruksi dalam Pengerjaan 1.3.6 1.000
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.1.1 1.000
31 Des Dicadangkan u/ Bayar Utang Lancar 3.1.5 1.000
Utang Belanja 2.1.3 1.000
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Entitas harus mengungkapkan informasi tt KDP:


(a) Rincian kontrak KDP berikut tingkat penyelesaian dan
jangka waktu penyelesaiannya;
(b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya;
(c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;
(d) Uang muka kerja yang diberikan;
(e) Retensi.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH NO. 09

AKUNTANSI KEWAJIBAN
TUJUAN & RUANG LINGKUP
 Mengatur saat pengakuan, penentuan nilai
tercatat, amortisasi, biaya pinjaman, penyajian &
pengungkapan yang diperlukan.
a) Termasuk kewajiban jk pendek & panjang yang ditimbulkan
dari Utang Dalam Negeri dan Utang Luar Negeri.
b) Perlakuan akuntansi pinjaman dalam valas
c) Perlakuan akuntansi restrukturisasi pinjaman
d) Perlakuan akuntansi biaya yang timbul dari utang
e) Huruf (b), (c), dan (d) diatas berlaku sepanjang belum ada
pengaturan khusus dalam pernyataan tersendiri
KLASIFIKASI KEWAJIBAN
 Kewajiban Jangka Pendek  akan diselesaikan <12 bulan
 Kewajiban Jangka Panjang  akan diselesaikan >12 bulan)
 Entitas tetap mengklasifikasikan kewajiban jangka panjangnya,
meskipun kewajiban jatuh tempo & akan diselesaikan <12
bulan setelah tanggal pelaporan jika:
Jangka waktu aslinya utk periode >12 bulan;
Entitas bermaksud mendanai kembali (refinance) kewajiban
tersebut atas dasar jangka panjang; dan
Didukung perjanjian refinancing/reschedulling yang diselesaikan
sebelum laporan keuangan disetujui.
PENGAKUAN KEWAJIBAN
 Kewajiban diakui pd saat dana pinjaman diterima
dan/atau pd saat kewajiban timbul
 Kewajiban dapat timbul dari:
 transaksi dengan pertukaran (exchange transactions);
 transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions),
sesuai hukum yang berlaku dan kebijakan yg diterapkan
belum lunas dibayar sampai dgn saat tanggal pelaporan;
 kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-
related events);
 kejadian yang diakui pemerintah (government-
acknowledged events).
UTANG LANCAR
 Utang PFK:
saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum
disetorkan kepada pihak lain
 Bagian Lancar Utang Jk Panjang:
Nilai yang dicantumkan dalam LK untuk bagian
lancar utang jangka panjang adalah jumlah yang
akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan stlh tanggal
pelaporan.
 Kewajiban Lancar Lainnya:
Contoh biaya yang masih harus dibayar pada saat
laporan keuangan disusun.
1 Juli, membayar gaji PNS sebesar Rp2.500 dan memotong Taperum, premi
askes, dll Rp300 juta
9 Juli, menyetor seluruh potongan tersebut.
10 Juli, utang jangka panjang yang jatuh tempo sebesar Rp4.000 juta
31 Desember, tagihan listrik & telephon Rp250 juta belum dibayar.

DATE URAIAN REK DEBET KREDIT


1 Juli Belanja Pegawai 5.1.1 2.500
Utang PFK 2.1.2 300
Kas di Kas Daerah 1.1.1 2.200
9 Juli Utang PFK 2.1.2 300
Kas di Kas Daerah 1.1.1 300
10 Juli Utang Jangka Panjang 2.2.2 4.000
Utang Jangka Panjang Jatuh Tempo 2.1.4 4.000
10 Juli Dana YHD u/ Pmbyrn Utang Jk Pendek 3.1.5 4.000
Dana YHD u/ Pmbyrn Utang Jk Pnjang 3.2.5 4.000
31 Des Dana YHD u/ Pmbyrn Utang Jk Pendek 3.1.5 250 250
Utang Belanja 2.1.3
PERUBAHAN VALAS
 Utang pemerintah dalam mata uang asing dicatat
dengan menggunakan kurs tengah bank sentral saat
terjadinya transaksi.
 Pada setiap tanggal neraca pos kewajiban moneter
dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata
uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah
bank sentral pada tanggal neraca.
 Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam
mata uang asing antara tanggal transaksi dan
tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau
penurunan ekuitas dana periode berjalan.
PENYELESAIAN KEWAJIBAN
SEBELUM JATUH TEMPO
 Perbedaan harga perolehan kembali dgn nilai tercatat
netonya harus diungkapkan pd CaLK sbg bagian pos
kewajiban yg berkaitan
 Apabila harga perolehan kembali = nilai tercatat (carrying
value), penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
dianggap sbg penyelesaian utang secara normal, yaitu
dgn menyesuaikan jumlah kewajiban dan ekuitas dana yg
berhubungan.
 Jika harga perolehan kembali ≠ nilai tercatat (carrying
value), selain penyesuaian jumlah kewajiban & ekuitas
dana yg terkait, jumlah perbedaan yg ada diungkapkan
pd CaLK
PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
 Utang pemerintah diungkapkan secara rinci dg
daftar utang
 Informasi yang harus disajikan dalam CaLK adalah:
Saldo kewajiban diklasifikasikan berdasarkan kreditur
Saldo kewajiban berdasarkan jenis sekuritas & jatuh tempo
Bunga pinjaman terutang pada periode berjalan & tingkat
bunga
Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
Perjanjian restrukturisasi utang meliputi:
 Pengurangan pinjaman;
 Modifikasi persyaratan utang;
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH NO. 10

KOREKSI KESALAHAN,
PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI & PERISTIWA
LUAR BIASA
TUJUAN & RUANG LINGKUP
 Tujuan: mengatur perlakuan akuntansi atas koreksi
kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwa
luar biasa.
 Dalam menyusun & menyajikan LK harus menerapkan
PSAP ini untuk melaporkan pengaruh kesalahan,
perubahan kebijakan akuntansi & peristiwa luar biasa.
 PSAP ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam
menyusun LK yang mencakup LK semua entitas
akuntansi, termasuk BLU, yang berada di bawah
pemerintah pusat/daerah.
ISTILAH-ISTILAH
Kebijakan akuntansi: prinsip, dasar, konvensi, aturan,
dan praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas
pelaporan dalam penyusunan & penyajian LK
Kesalahan: penyajian pos-pos yang secara signifikan
tidak sesuai dengan yang seharusnya yang
mempengaruhi LK periode berjalan atau periode
sebelumnya
Koreksi: tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos
yang tersaji dalam LK sesuai dengan yang seharusnya.
Peristiwa Luar Biasa: kejadian/transaksi yang secara
jelas berbeda dari aktivitas normal entitas, tidak
diharapkan terjadi & berada diluar kendali/pengaruh
entitas sehingga memiliki dampak yang signifikan
terhadap LK
KOREKSI KESALAHAN
 Kesalahan dalam penyusunan LK pada suatu periode
sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode
berjalan.
 Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan
penyampaian bukti transaksi anggaran oleh pengguna
anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan
dalam penerapan standar & kebijakan akuntansi,
kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian.
 Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai
pengaruh signifikan bagi satu/lebih LK periode
sebelumnya sehingga LK tidak dapat diandalkan lagi.
JENIS KESALAHAN
 Kesalahan tidak berulang: kesalahan yang diharapkan
tidak akan terjadi kembali. Jenisnya:
 Kesalahan yang terjadi pada periode berjalan;
 Kesalahan yang terjadi pada periode sebelumnya;
 Kesalahan yang berulang & sistemik: kesalahan yang
disebabkan sifat alamiah (normal) jenis transaksi tertentu
yang diperkirakan akan terjadi berulang.
 Contoh: penerimaan pajak dari wajib pajak yang
memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan
restitusi/tambahan pembayaran dari wajib
pajakmemerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan
restitusi/tambahan pembayaran dari EP
JENIS KESALAHAN
1. Koreksi kesalahan tidak berulang terjadi pd periode berjalan
(mempengaruhi kas/tidak) dikoreksi pada akun ybs periode
berjalan
Contoh: Dana rumah tangga bupati digunakan untuk membeli laptop
sebesar Rp20 juta
Peralatan dan Mesin 20
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 20
2. Koreksi kesalahan tidak berulang periode sebelumnya &
mempengaruhi kas, jika LK periode tersebut belum diterbitkan,
dikoreksi pada akun pendapatan/belanja periode ybs
Contoh: Pendapatan pajak daerah Rp250 juta salah dicatat sebesar
Rp25 juta.
Kas di Kas Daerah 225
Pajak Daerah 225
3. Koreksi kesalahan belanja tidak berulang periode
sebelumnya & mempengaruhi kas & aset selain kas,
jika LK periode tersebut sudah diterbitkan, dikoreksi
pada pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun
ekuitas dana yang terkait
Contoh: Kontraktor mengembalikan kelebihan biaya
bangun jalan sesuai hasil audit BPK sebesar Rp2.500
juta.
Kas di Kas Daerah 2.500
Pendapatan Lain-lain 2.500
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.500
Jalan, Irigasi & Jaringan 2.500
4. Koreksi kesalahan belanja tidak berulang periode
sblmnya & mempengaruhi kas tapi tidak aset selain
kas, jika LK periode tersebut sudah diterbitkan,
dikoreksi pada akun pendapatan lain-lain.
Contoh: DPRD menyetorkan kelebihan tunjangan sesuai
hasil audit BPK sebesar Rp75 juta.
Kas di Kas Daerah 75
Pendapatan Lain-lain 75
5. Koreksi kesalahan pendapatan tidak berulang pada
periode sebelumnya & mempengaruhi kas, jika LK
periode tersebut sudah diterbitkan, dikoreksi pada EDL
Contoh: penyetoran bagian laba perusahaan negara yang
belum dilaporkan Rp250.
Kas di Kas Daerah 250
Ekuitas Dana Lancar 250
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
 Perubahan kebijakan aktsi harus dilakukan hanya jika
penerapan kebijakan aktsi yang berbeda diwajibkan
peraturan perUUan atau SAP yang berlaku, atau apabila
diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan
informasi mengenai LK yang lebih relevan & lebih andal
dalam penyajian LK entitas.
 Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal berikut:
 adopsi kebijakan aktsi pada peristiwa/kejadian yang secara
substansi berbeda dari peristiwa/kejadian sebelumnya; dan
 adopsi suatu kebijakan aktsi baru untuk kejadian/transaksi
yang sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.
 Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus
diungkapkan dalam CaLK.
PERISTIWA LUAR BIASA
• Peristiwa luar biasa menggambarkan kejadian/transaksi yang
secara jelas berbeda dari aktivitas biasa.
• Peristiwa di luar kendali/pengaruh entitas: kejadian yang sukar
diantisipasi & oki tidak dicerminkan di dalam anggaran.
• Dampak yang signifikan terhadap LRA karena peristiwa luar biasa
terpenuhi jika kejadian secara tunggal menyebabkan penyerapan
sebagian besar anggaran belanja tak tersangka sehingga
memerlukan perubahan/pergeseran anggaran secara mendasar.
• Anggaran belanja tak tersangka biasanya ditetapkan besarnya
berdasarkan perkiraan dengan memanfaatkan informasi kejadian
yang bersifat darurat pada tahun-tahun lalu.
• Dampak yang signifikan terhadap posisi aset/kewajiban karena
peristiwa luar biasa terpenuhi jika kejadian/transaksi dimaksud
menyebabkan perubahan yang mendasar dalam keberadaan atau
nilai aset/kewajiban entitas.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH NO. 11

LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
TUJUAN & RUANG LINGKUP
 Tujuan: mengatur penyusunan LK konsolidasian pada unit
pemerintahan u/ menyajikan LK demi meningkatkan kualitas &
kelengkapan LK dimaksud
 LK disajikan secara terkonsolidasi menurut Pernyataan Standar
ini agar mencerminkan satu kesatuan entitas.
 LK konsolidasian pada Pempus sebagai entitas pelaporan
mencakup LK semua entitas akuntansi, termasuk LK BLU
 Pernyataan Standar ini tidak mengatur:
• LK konsolidasian perusahaan negara/daerah;
• Akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi;
• Akuntansi untuk investasi dalam usaha patungan;
• Laporan statistik gabungan pemerintah & Pemda
ISTILAH
 BLU: instansi untuk memberikan pelayanan ke
masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan & didasarkan
prinsip efisiensi & produktivitas.
 Entitas akuntansi: unit pemerintahan pengguna
anggaran/pengguna barang yang wajib
menyelenggarakan akuntansi & menyusun LK untuk
digabungkan pada entitas pelaporan.
 Entitas pelaporan: unit pemerintahan yang terdiri dari
satu/lebih entitas akuntansi yang menurut peraturan
perUUan wajib menyampaikan LK
ISTILAH
 Konsolidasi: proses penggabungan akun-akun yang
diselenggarakan entitas pelaporan dengan entitas
pelaporan lainnya, dengan mengeliminasi akun-akun
timbal balik agar dapat disajikan sebagai satu entitas
pelaporan konsolidasian.
 Laporan keuangan konsolidasian: LK yang merupakan
gabungan keseluruhan LK entitas pelaporan sehingga
tersaji sebagai satu entitas tunggal.
PENYAJIAN
 LK konsolidasian terdiri dari LRA, Neraca, dan CaLK
 LK konsolidasian disajikan untuk periode yang = periode
pelaporan keuangan entitas pelaporan & berisi jumlah
komparatif dengan periode sebelumnya.
 Proses konsolidasi diikuti dengan eliminasi akun-akun timbal
balik (reciprocal accounts). Jika eliminasi belum dimungkinkan,
harus diungkapkan dalam CaLK
 Contoh akun timbal balik antara lain Sisa UYHD yang belum
dipertanggungjawabkan oleh Bendaharawan Pembayar sd
akhir periode akuntansi.
ENTITAS PELAPORAN
 Entitas tersebut dibiayai oleh APBN/APBD atau
mendapat pemisahan kekayaan dari anggaran
 Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perUUan,
 Pimpinan entitas adalah pejabat pemerintah yang
diangkat/pejabat negara yang ditunjuk/dipilih rakyat,
dan
 Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik
langsung maupun tidak langsung kepada wakil rakyat
sebagai pihak yang menyetujui anggaran.
ENTITAS AKUNTANSI
 Pengguna anggaran/pengguna barang sbg entitas
akuntansi menyelenggarakan akuntansi & menyampaikan
LK kepada entitas pelaporan.
 Setiap unit pemerintahan yang menerima anggaran
belanja/mengelola barang adalah entitas akuntansi yang
wajib menyelenggarakan akuntansi, dan secara periodik
menyiapkan LK menurut SAP. LK tersebut disampaikan
secara intern & berjenjang ke unit di atasnya untuk
penggabungan LK oleh entitas pelaporan.
 BUMN/BUMD menyajikan LK sesuai SAK, bukan SAP
PROSEDUR KONSOLIDASI
 Entitas pelaporan menyusun LK dengan menggabungkan
LK seluruh entitas akuntansi di bawahnya.
 Konsolidasi dapat dilaksanakan dengan/tanpa
mengeliminasi akun timbal balik
 Jika konsolidasi dilakukan tanpa mengeliminasi, nama
akun timbal balik & estimasi besaran jumlahnya
dicantumkan dalam CaLK
 LRA BLU digabungkan secara bruto ke LRA lembaga
teknis yang secara organisatoris membawahinya.
 Neraca BLU digabungkan ke neraca lembaga teknis yang
secara organisatoris membawahinya.

Anda mungkin juga menyukai