Pusat
4. Akuntansi belanja, beban dan transfer (termasuk ayat jurnal penyesuaian/ koreksi)
5. Akuntansi kas dan setara kas dan akuntansi persediaan (termasuk ayat jurnal
penyesuaian/ koreksi)
B. Pengertian dan Perbedaan Basis Kas, Akrual, dan Kas Menuju Akrual
PENGERTIAN
1. Basis Kas = suatu basis akuntansi di mana transaksi diakui SAAT KAS
KELUAR/MASUK. Digunakan untuk mencatat pengakuan pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.
2. Basis Akrual = suatu basis akuntansi di mana transaksi diakui SAAT TERJADINYA
transaksi tersebut. Digunakan untuk mencatat pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas.
PERBEDAAN
1. Pendapatan
a. Pendapatan LRA (Kas) = PENERIMAAN pemerintah yang menambah saldo
anggaran lebih (SAL) dalam periode TA ybs.
b. Pendapatan LO (Akrual) = HAK pemerintah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih (Ekuitas).
2. Belanja/Beban
a. Belanja LRA (Kas) = PENGELUARAN pemerintah yang mengurangi saldo
anggaran lebih (SAL) dalam periode TA ybs.
b. Beban LO (Akrual) = KEWAJIBAN pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih (Ekuitas).
A. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian
manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan (PSAP Nomor 02, Par.18)
Jurnal Standar Anggaran dilakukan pada saat diterbitkannya UU APBN atau UU APBNP
dan DIPA. Jurnal Standar Anggaran terdiri dari:
1. Jurnal Standar APBN, dilakukan pada saat diterbitkannya UU APBN atau UU APBNP.
Dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal c.q. Direktur Jenderal
Perbendaharaan q.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan selaku Unit
Akuntansi Pemerintah Pusat yang menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP). Jurnal Standar APBN digunakan untuk mencatat: Estimasi Pendapatan, Estimasi
Penerimaan Pembiayaan, Appropriasi Belanja/Transfer, Apropriasi Pengeluaran
Pembiayaan
2. Jurnal Standar DIPA, dilakukan pada saat diterimanya DIPA oleh satuan kerja.
Dilakukan oleh setiap satuan kerja selaku entitas akuntansi yang menerima DIPA. Jurnal
Standar DIPA digunakan untuk mencatat: Estimasi Pendapatan yang dialokasikan
Allotment belanja/transfer, Estimasi Penerimaan Pembiayaan yang dialokasikan,
Allotment Pengeluaran Pembiayaan
Contoh 2: Pada tanggal 31 Desember 2017, Satker XYZ membuat jurnal penutup untuk
transaksi-transaksi yang terealisasi pada tahun 2017 sebagai berikut:
Pajak 10.000.000
PNBP 240.000.000
Belanja Pegawai 1.000.000.000
Belanja Barang 350.000.000
Maka jurnal penutup yang dibuat Satker XYZ adalah :
Catatan : Bila ada perbedaan antara alokasi yang terdapat di DIPA dengan realisasinya
maka selisihnya diletakkan di akun kontra agar saldo akhir menjadi sama. Jika tidak ada
selisih maka tidak perlu. Dalam hal belanja melebihi pagu yang dialokasikan harus
dilakukan revisi DIPA
B. Akuntansi Pendapatan
Pendapatan Laporan Operasional (LO) adalah hak pemerintah pusat yang diakui
sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Pengakuannya berbasis Akrual, ketika muncul hak tagih walaupun kas belum diterima,
sudah diakui sebagai pendapatan LO pada buku besar akrual
A. Akuntansi Belanja
Belanja adalah Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Hanya dicatat di Buku besar
Kas dan Laporan Realisasi anggaran. Pengakuannya: (Langsung dari RKUN) Ketika SP2D-LS
terbit atau (Dari UP Bendahara) Pengakuan nya ketika bendahara menerbitkan SP2D-GU
Klasifikasi Belanja : Belanja Operasi (Belanja pegawai, Barang, bunga, subsidi, hibah,
bansos), Belanja Modal, Belanja lain-lain
B. Akuntansi Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Hanya dicatat di buku besar Akrual dan Laporan Operasional. Pengakuan :
Ketika timbul kewajiban, konsumsi aset atau penurunan manfaat ekonomi/potensi jasa
Klasifikasi Beban : Beban pegawai, persediaan, jasa, pemeliharaan, perjalanan dinas, bunga
utang, subsidi, hibah, bantuan sosial, lain-lain, penyisihan piutang tak tertagih, penyusutan
aset tetap, amortisasi aset tak berwujud.
C. Akuntansi Transfer
Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
Pemerintah pusat tidak menerima pendapatan transfer, tapi mengeluarkan transfer.
Pengakuan Transfer keluar-LRA, ketika SP2D untuk tujuan transfer sudah terbit. Beban
transfer diakui ketika SPM/SP2Dnya terbit untuk melakukan transfer uang dari pemerintah
pusat ke pemda timbul
Klasifikasi Transfer : Transfer dana Perimbangan dan Transfer lainnya. Dana perimbangan
bersumber dari APBN yang dialokasikan ke daerah. Terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus
Jurnal Standar Belanja, Beban dan Transfer
3. Jurnal Beban dan Belanja Non Modal yang dibayar secara tunai
Contoh : Pada 21 Maret, Membeli barang dan jasa non persediaan sebesar 1.000.000
menggunakan UP Bendahara pengeluaran.
Pada saat pembelian menggunakan UP, tidak ada pencatatatan. Pencatatan dilakukan
ketika SP2D-GUP terbit
Pada 23 Maret terbit SP2D-GUP, maka jurnal yang dicatat :
Buku Besar Kas
Belanja Barang dan Jasa 1.000.000
Piutang dari KUN 1.000.000
Buku Besar Akrual
Beban Barang dan Jasa 1.000.000
Ditagihkan ke entitas lain 1.000.000
Ketika Aset telah diregister ke aplikasi SIMAK BMN maka, UAKPA melakukan
pencatatan pada Buku besar Akrual:
Peralatan dan Mesin 100.000.000
Aset tetap yang belum diregister 100.000.000
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan.
Kas dan Setara Kas dalam neraca pemerintah pusat dapat terdiri dari:
1. Rekening Kas BUN di Bank Indonesia (BI)
merupakan saldo Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) yang ada di BI
2. Rekening Pemerintah Lainnya
merupakan saldo Rekening Pemerintah Lainnya (RPL) yang ada di BI dan
Bank Umum
3. Rekening Kas di KPPN
merupakan saldo Rekening Kas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) di seluruh Indonesia. Seluruh saldo Rekening Kas di KPPN
merupakan bagian dari Saldo Anggaran Lebih (SAL)
4. Kas di Bendahara Pengeluaran
merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab
bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP),
namun sampai dengan akhir tahun anggaran belum
disetor/dipertanggungjawabkan ke kas negara.
5. Kas di Bendahara Penerimaan
mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank, termasuk bunga dan
jasa giro, maupun saldo uang tunai yang berada di bawah tanggung jawab
bendahara penerimaan yang belum disetorkan ke kas negara.
6. Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran
dapat berupa pendapatan seperti bunga jasa giro, pungutan pajak, dan
pengembalian belanja yang belum disetor ke kas negara, belanja yang
sudah dicairkan akan tetapi belum dibayarkan kepada pihak ketiga, dan kas
dari hibah langsung KL.
7. Setara Kas
adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan
menjadi kas, serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan, yang
mempunyai masa jatuh tempo yang pendek, yaitu 3 (tiga) bulan atau
kurang dari tanggal perolehannya
8. Kas pada BLU
merupakan saldo kas yang ada di satuan kerja BLU pada beberapa KL.
C. PENGAKUAN PERSEDIAAN
Persediaan DIAKUI saat :
a. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
b. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau penguasaannya berpindah
Persediaan dicatat menggunakan metode perpetual. Pada akhir periode
pelaporan, catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.
Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca,
tetapi diungkapkan dalam CaLK. Untuk itu, laporan keuangan melampirkan
daftar persediaan barang rusak atau usang.
D. PENGUKURAN PERSEDIAAN
Persediaan dicatat dan disajikan sebesar :
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
- Meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan
biaya lainnya
b. Harga Pokok Produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
- Meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yg diproduksi dan
biaya tidak langsung yg dialokasikan secara sistematis
c. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan
E. METODE PENILAIAN PERSEDIAAN
Persediaan dinilai dengan menggunakan Metode First In First Out (FIFO)
Dalam hal metode FIFO belum dapat diterapkan, maka penilaian Persediaan
dilakukan dengan metode perhitungan berdasarkan harga perolehan terakhir.
F. JURNAL STANDAR PERSEDIAAN DAN BEBAN PERSEDIAAN (PPT
Dosko, Bapak Imam Subroto)
TRANSAKSI PERSEDIAAN
1. Saldo awal
- Terdapat suatu kondisi dimana satuan kerja sudah memiliki persediaan
pada periode sebelumnya namun tidak disajikan di neraca. Persediaan
tersebut harus dimasukkan sebagai bagian dari saldo awal di neraca.
Jurnal Akrual Debet Kredit
Persediaan XXX
2. Pengadaan persediaan
Barang dalam
Barang rangka bantuan
operasional Persediaan sosial dalam
persediaan bentuk barang
- Perekaman SPM/SP2D pembelian/pengadaan barang persediaan akan
membentuk jurnal akrual
Jurnal Akrual Debet Kredit
Persediaan XXX
4. Transfer masuk
adalah Penerimaan persediaan dari entitas lain yang masih dalam satu
entitas pelaporan terkonsolidasi, baik pada tingkat bawah (antar satker
dalam satu K/L) maupun tingkat atas (antar satker dan antar K/L)
Jurnal Akrual Debet Kredit
Persediaan XXX
5. Transfer keluar
adalah pengiriman ke entitas lain yang masih dalam satu entitas pelaporan
terkonsolidasi, baik pada tingkat bawah (antar satker dalam satu K/L) atau
tingkat atas (antar satker dan antar K/L)
Jurnal Akrual Debet Kredit
Persediaan XXX
6. Hibah masuk
- Penginputan persediaan saat diterima hibah barang
Jurnal Akrual Debet Kredit
Persediaan XXX
7. Hibah keluar
adalah Penyerahan persediaan secara sukarela kepada entitas akuntansi
lain yang tidak termasuk dalam satu entitas pelaporan terkonsolidasi
(Pemerintah Pusat)
Jurnal Akrual Debet Kredit
8. Usang/rusak
Ketika kondisi persediaan sudah usang/rusak, maka perlu dilakukan
pencatatan atas persediaan usang/rusak melalui menu persediaan keluar
pada aplikasi persediaan.
Jurnal Akrual Debet Kredit
9. Opname fisik
- Pencatatan lebih besar dari hasil opname fisik
Jurnal Akrual Debet Kredit
Persediaan XXX
Persediaan XXX
Persediaan XXX
-
Penyesuaian Nilai Persediaan akan dimapping oleh sistem pada aplikasi
SAIBA menjadi pendapatan/beban penyesuaian nilai persediaan dan
disajikan di LO
2. Penyesuaian Nilai Persediaan – Koreksi dan Reklasifikasi Persediaan TAB
- Aplikasi persediaan koreksi penambahan /reklasifikasi masuk
Jurnal Akrual Debet Kredit
Persediaan XXX
Persediaan XXX
- Nilai pada aplikasi persediaan lebih kecil dari nilai pada aplikasi SAIBA
Jurnal Akrual Debet Kredit
2. Reklasifikasi Piutang
PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH
Penyisihan piutang adalah pembentukan cadangan atas sebagian piutang yang diperkirakan
tidak akan dapat ditagih agar nilai piutang yang disajikan di neraca mencerminkan nilai bersih
yang dapat direalisasikan (net realizable value). Pembentukan penyisihan piutang tidak
tertagih didasarkan pada penggolongan kualitas piutang.
Kualitas LANCAR, apabila belum diakukan pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo yang
ditetapkan.
Kualitas KURANG LANCAR, apabila dalam jangka waktu satu bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakuan pelunasan.
Kualitas DIRAGUKAN, apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan.
Kualitas MACET, apabil dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau Piutang telah diserahkan kepada Panitia
Urusan Piutang Negara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Pengakuan Piutang Tak Tertagih dibentuk dan dibukukan pada setiap akhir semester.
Jenis dan Nilai Agunan yang Diperhitungkan sebagai Pengurang dalam Pembentukan
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Tanah bersertifikat hak milik (SHM) atay hak guna bangunan (HGB) berikut 80% dari hak
bangunan di atasnya yang diikat dengan hak tanggungan tanggungan
Tanah bersertifikat (SHM), HGB, atau hak paki berikut bangunan di atasnya 60% dari NJOP
yang tidak diikat dengan hak tanggunan
Tanah dengan bukti kepemilikan berupa Surat Girik (letter C) atau bukti 50% dari NJOP
kepemilikikan non sertifikat lainnya yang dilampiri surat pemberitahuan pajak
terhutang (SPPT) terakhir
Pesawat udara dan kapal laut dengan isi kotor paling sedikit 20 meter kubik 50% dari nilai hipotik
Kendaraan bermotor yang diikat dengan fidusia 50% dari nilai jaminan
fidusia
Pesawat udara, kapal laut, dan kendaraan bermotor yang tidak diikat sesuai 50% dari nilainya
ketentuan yang berlaku dan disertai bukti kepemilikan
Tanah bersertifikat (SHM/SHGB) dan bangunan di atasnya yang 80% x hak tanggungan
diikat dengan hak tanggungan
Tanah (SHM/ SHGB/ hak pakai) berikut bangunan di atasnya 60% x NJOP
yang tidak diikat dengan hak tanggunan
Tanah (Girik /letter C atau bukti kepemilikikan non sertifikat 50% x NJOP
lainnya) yang dilampiri SPPT terakhir
Pesawat udara dan kapal laut dengan isi kotor paling sedikit 20 50% x nilai hipotik
meter kubik
Kendaraan bermotor yang diikat dengan fidusia 50% x nilai jaminan
fidusia
Pesawat udara, kapal laut, dan kendaraan bermotor yang tidak 50% x nilainya
diikat sesuai ketentuan yang berlaku dan disertai bukti
kepemilikan
Pemberhentian Pengakuan Piutang selain Pelunasan, dapat dilakukan dengan dua cara.
Yakni Penghapusbukuan Piutang dan Penghapustagihan Piutang
JURNAL PENYESUAIAN
Selain Jurnal Penyesuaian yang harus dibuat di akhir periode pelaporan seperti:
1. Reklasifikasi Piutang
2. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Maka ada beberapa Jurnal Penyesuaian lainnya yang juga harus dibuat, yaitu:
AKUNTANSI INVESTASI
Pengertian Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti
bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/ atau barang dalam jangka
panjang untuk Investasi pembelian surat berharga dan Investasi langsung untuk
memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/ atau manfaat lainnya. (PMK 209/PMK.05/2015)
A.Bentuk Investasi
deposito,
sertifikat bank indonesia,
surat utang dan obligasi bumn/bumd,
penyertaan pada bumn/bumd,
penyertaan pada badan usaha lainnya.
B. Klasifikasi Investasi
1. Investasi Jangka Pendek
Pengukuran investasi jangka pendek
Investasi dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito
tersebut
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka
pendek dicatat sebesar biaya perolehan
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka
investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar
harga pasar.
Penyajian/Pengungkapan Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di neraca.
Hasil dari investasi, seperti bunga, diakui sebagai pendapatan dan disajikan pada LRA dan
LO.
Transaksi pengeluaran kas untuk perolehan investasi jangka pendek dicatat sebagai
reklasifikasi kas menjadi investasi jangka pendek oleh BUN dan BLU, dan tidak dilaporkan
dalam LRA.
Keuntungan atau kerugian saat pelepasan investasi jangka pendek disajikan dalam LO dan
sebagai penyesuaian SiLPA pada LRA.
2. Investasi Jangka Panjang (dimiliki lebih dari 12 bulan)
Investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 bulan.
Terbagi menjadi Investasi Jangka Panjang Nonpermanen dan Investasi Jangka Panjang
Permanen.
Investasi Jangka Panjang Non Permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan (dimaksudkan untuk tidak dimiliki
terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali). Jenis
Investasi ini terdiri dari:
o Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk
dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;
o Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada
pihak ketiga;
o Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti
bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;
o Investasi nonpermanen lainnya, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan
untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.
Investasi Jangka Panjang Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara berkelanjutan (terus menerus tanpa ada niat untuk
memperjualbelikan atau menarik kembali). Investasi ini terdiri dari:
o Penyertaan Modal Negara (PMN) pada perusahaan negara/ daerah, badan
internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik Negara.
o Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan
pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
C. Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah
Jurnal Saldo Awal
Jurnal Anggaran
Jurnal Perolehan Investasi-Kas