Anda di halaman 1dari 70

PROSES PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


(LKPD)

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Bimtek Penyusunan LKPD Pemerintah Kota Manado Tahun 2022


1
KEWAJIBAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH
DASAR HUKUM KEWAJIBAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH

UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara :


 Pasal 30 Ayat 1 “Presiden menyampaikan rancangan undang-undang
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK, selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir”
 Pasal 31 Ayat 1 ”Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan
rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang
telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
 Pasal 32 “Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP)”
DASAR HUKUM KEWAJIBAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH

UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara :


 Pasal 6 Ayat 2 “Kepala SKPD dalam melaksanakan tugasnya selaku
pejabat PA/PB SKPD yang dipimpinnya berwenang : h. menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya”.
 Pasal 56 Ayat 2a “Kepala SKPD selaku PA/PB menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan …”
 Pasal 56 Ayat 3 “LK disampaikan gubernur/bupati/walikota kepada
BPK paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir”
 Pasal 56 Ayat 4 “Kepala SKPD selaku PA/PB memberikan pernyataan
bahwa pengelolaan APBD telah diselenggarakan berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
DASAR HUKUM KEWAJIBAN PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH

PP Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan


Kinerja Instansi Pemerintah :
 Pasal 2a “Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD, setiap entitas pelaporan wajib menyusun dan
menyajikan laporan keuangan
 Pasal 10 “Kepala SKPD selaku PA menyusun LK …., sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada SKPD yang
bersangkutan dan menyampaikannya kepada
gubernur/bupati/walikota melalui PPKD”
 Pasal 11 “Laporan Keuangan …., disampaikan oleh
gubernur/bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
2
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN (SAP)
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) diatur dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang


diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah

SAP DISUSUN OLEH KSAP DAN BERLAKU BAGI


PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
PERKEMBANGAN SAP

PP 24/2005 Menjadi PP 71/2010

Basis Kas Basis Akrual

8
STRUKTUR SAP (PP 71 TAHUN 2010)

DISERTAI PUBLIKASI LAINNYA


KERANGKA
KONSEPTUAL
Interpretasi PSAP
• IPSAP dimaksudkan untuk
PERNYATAAN menjelaskan lebih lanjut
SAP
topik tertentu guna
menghindari salah tafsir
pengguna PSAP.
Buletin Teknis
STANDAR AKUNTANSI • Buletin Teknis merupakan
PEMERINTAHAN arahan/ pedoman untuk
penerapan PSAP maupun
IPSAP.
STRUKTUR SAP (PP 71 TAHUN 2010)

PSAP BASIS AKRUAL


PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 Laporan Operasional
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL

NO LAPORAN KEUANGAN
1 Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2 Neraca
3 Laporan Arus Kas (LAK)
4 Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
5 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(LPSAL)
6 Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7 Laporan Operasional (LO)
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
LAPORAN KEUANGAN

 Laporan keuangan tahunan KL/SKPD/PEMDA disertai dengan


pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh
menteri/pimpinan lembaga/ kepala SKPD/gubernur/bupati/
walikota (PP Nomor 8 Tahun 2006, Pasal 25)
 Pernyataan tanggung jawab memuat pernyataan bahwa
pengelolaan APBN/APBD telah diselenggarakan berdasarkan
istem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi
keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan SAP (PP Nomor 8
Tahun 2006, Pasal 26)
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
LAPORAN KEUANGAN
2
HUBUNGAN SAP, SISTEM
AKUNTANSI, LAPORAN
KEUANGAN DAN OPINI AUDIT
HUBUNGAN SAP, SISTEM, LAPORAN KEUANGAN,
DAN OPINI AUDIT

Sistem Laporan Audit


SAP Akuntansi Keuangan Laporan
Pemerintah Pemerintah Keuangan
Daerah Daerah
Ket:
1. Sistem akuntansi Kriteria Pemberian Opini Laporan Keuangan
dikembangkan oleh BPK (UU 15/2004)
berdasarkan SAP Kesesuaian dengan Standar OPINI
2. Laporan keuangan Akuntansi Pemerintahan AUDIT :
pemerintah 1. WTP
dihasilkan melalui
Kecukupan Pengungkapan
(adequate disclosure) 2. WDP
sistem akuntansi
3. BPK melakukan Kepatuhan terhadap peraturan 3. TIDAK
audit atas laporan perundang-undangan WAJAR
keuangan dan Efektivitas Sistem Pengendalian 4. TMP
memberikan opini Intern (SPI)
audit
PROSES PENYUSUNAN LKPD

Budgetary • 1. LRA
• 2. Perubahan SAL
Report
• 3. Laporan Operasional
Financial •

4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Neraca
Report •

6. Laporan Arus Kas
7. CaLK
PROSES PENYUSUNAN LKPD

LRA PEMDA
SAL PEMDA
LK SKPD A
LO PEMDA
LK SKPD B KERTAS KERJA
KONSOLIDASI LPE PEMDA
LK SKPD C
NERACA
LK SKPD
Dst… LAK
CaLK
LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran:


1. Menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA,
belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya
dalam satu periode,

2. Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian


sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah.

Tujuan : Memberikan informasi realisasi dan anggaran


entitas pelaporan, dan menunjukkan tingkat
ketercapaian target‐target yang telah disepakati
antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
CONTOH LRA
ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

 Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup


pos-pos sebagai berikut :
(1) Pendapatan-LRA (5) Penerimaan Pembiayaan
(2) Belanja (6) Pengeluaran pembiayaan
(3) Transfer (7) Pembiayaan neto
(4) Surplus atau defisit (8) SiLPA/SiKPA

 Pos, judul, dan sub jumlah lainnya disajikan dalam Laporan


Realisasi Anggaran apabila diwajibkan oleh PSAP, atau
apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan
Laporan Realisasi Anggaran secara wajar.
PENDAPATAN-LRA

Definisi • Semua penerimaan Rek Kas Umum Negara/Daerah


• Yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah
• Dalam periode TA bersangkutan
• Transfer masuk: penerimaan uang dari entitas
pelaporan lain (Contoh: Dana Perimbangan Pusat, DBH
Provinsi)
Klasifikasi • S.d jenis pendapatan (Akun – Kelompok – Jenis)

Pengakuan • Saat kas diterima di Rek Kas Umum Negara/Daerah


• Saat perolehan aset donasi diterima (bukti perpindahan
kepemilikan)
Pengukuran • Nominal - Azas bruto
Pengungkapan • Disajikan dalam LRA
• Rincian jenis pendapatan (Obyek dan Rincian Obyek)
dlm CaLK
BELANJA

Definisi • Semua pengeluaran dari Rek Kas Umum Negara/Daerah


• yang menjadi kewajiban pemerintah dan tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali
• dalam periode TA bersangkutan
Klasifikasi • Klasifikasi ekonomi, s.d jenis belanja (Akun – Kelompok – Jenis)
• Sedangkan klasifikasi belanja menurut organisasi dan fungsi
disajikan dalam CaLK
Pengakuan • Saat terjadinya pengeluaran dari Rek Kas Umum Negara/ Daerah
• Pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran: saat pengesahan
oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan (Saat SPJ
disahkan oleh BUD)
• Saat perolehan aset donasi diterima (bukti perpindahan
kepemilikan)
Pengukuran • Nominal - Azas bruto
Pengungkapan • Disajikan dalam LRA
• Rincian jenis belanja (Obyek dan Rincian Obyek) dlm CaLK
• Klasifikasi menurut organisasi disajikan dlm LRA atau di CaLK
• Klasifikasi menurut fungsi disajikan dalam CaLK
BELANJA

Belanja • Pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari


operasi • Yang memberi manfaat jangka pendek
• Belanja Pegawai; Belanja Barang; Bunga; Subsidi;
Hibah; Bantuan Sosial

Belanja • Pengeluaran anggaran untuk memperoleh Aset Tetap


modal dan Aset Lainnya
• Yang memeberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi
• belanja Aset Tetap; belanja Aset Tak Berwujud
Belanja Tak • Pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya
Terduga tidak biasa dan tidak diharapkan berulang
• Bencana alam, bencana sosial, pengeluaran tak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan kewenangan
pempus/pemda
Transfer (keluar) & Surplus/Defisit

Definisi • Pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas pelaporan


lain – misal: bagi hasil pajak/retribusi ke desa
Klasifikasi • S.d jenis pengeluaran (Akun – Kelompok – Jenis)
Pengakuan • Saat terjadinya pengeluaran dari Rek Kas Umum Negara/ Daerah
Pengukuran • Nominal - Azas bruto
Pengungkapan • Disajikan dalam LRA
• Rincian jenis pengeluaran (Obyek dan Rincian Obyek) dlm CaLK
• Klasifikasi menurut organisasi disajikan dlm LRA atau di CaLK
• Klasifikasi menurut fungsi disajikan dalam CaLK
Definisi • Selisih lebih antara pendapatan dan belanja (surplus)
• Selisih kurang antara pendapatan dan belanja (defisit)
• Selama satu periode pelaporan
Klasifikasi -
Pengakuan -
Pengukuran • Selisih jumlah pendapatan dan belanja
Pengungkapan • Disajikan dalam LRA
PEMBIAYAAN
Definisi • Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali
• Baik pada TA bersangkutan maupun TA berikutnya
• Yang dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran
Klasifikasi • Penerimaan Pembiayaan & Pengeluaran
Pembiayaan
• S.d jenis pengeluaran (Akun – Kelompok – Jenis)
• S.d jenis penerimaan (Akun – Kelompok – Jenis)
Pengakuan • Saat diterima pada Rek Kas Umum Negara/Daerah
• Saat dikeluarkan dari Rek Kas Umum
Negara/Daerah
Pengukuran • Nominal - Azas bruto
Pengungkapan • Disajikan dalam LRA
PEMBIAYAAN
Penggunaan • SiLPA tahun lalu (sebagian atau seluruhnya) yang
SiLPA dianggarakan akan digunakan dalam TA
bersangkutan
Pembentukan • Pembentukan Dana Cadangan, menambah Dana
Dana Cadangan bersangkutan
Cadangan
• Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana
Cadangan pemda merupakan penambah Dana
Cadangan
• Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan dalam pos
Pendapatan Asli Daerah Lainnya
Pencairan Dana • Pencairan Dana Cadangan, mengurangi Dana
Cadangan Cadangan yang bersangkutan

Pembiayaan • Selisih lebih/kurang antara penerimaan pembiayaan


Neto dan pengeluaran pembiayaan
• Selama satu periode pelaporan
• Dicatat dalam Pos Pembiayaan Neto
Laporan Perubahan SAL (L-PSAL)

 Saldo Anggaran Lebih (SAL) adalah gunggungan


saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA
tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun
berjalan serta penyesuaian lain yang
diperkenankan
 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
(SiLPA/SiKPA) adalah selisih antara realisasi
pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaan
dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD
selama satu periode pelaporan
Komponen L-PSAL

 Saldo Anggaran Lebih awal;


 Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun
berjalan; Koreksi
 Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan
Lain-lain;
 Saldo Anggaran Lebih Akhir.
CONTOH L-PSAL
NERACA

Neraca = Menggambarkan posisi keuangan


suatu entitas pelaporan
mengenasi aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal tertentu
NERACA
ASET • Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat peristiwa masa lalu
• Darimana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh pemerintah ataupun masyarakat
• Dapat diukur dalam satuan uang
• Termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya
ASET • Diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk
LANCAR dijual, dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan
• Kas & setara kas; Investasi Jangka Pendek; Piutang; Persediaan
ASET • Semua aset selain Aset Lancar:
NON Investasi Jangka Panjang; Aset Tetap; Dana Cadangan; Aset Lainnya
LANCAR
• Mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud
• Yang digunakan, secara langsung atau tidak langsung, untuk kegiatan
pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum
KAS
Definisi • Uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap
saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pemerintah
• Setara kas: investasi jangka pendek yang sangat likuid
yang siap dijabarkan menjadi kas dan bebas dari resiko
perubahan nilai yang signifikan (contoh: deposito
berjangka max 3 bulan)
Klasifikasi • Kas di Kas Daerah
• Kas di Bendahara Pengeluaran
• Kas di Bendahara Penerimaan
Pengakuan • Saat diterima pada Rek Kas Umum Negara/Daerah
• Saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
oleh pemerintah dan mempunyai nilai
Pengukuran • Nominal
Pengungkapan • Disajikan dalam Neraca
• Rincian (sub klasifikasi) disajikan dalam CaLK
INVESTASI

Definisi • Aset yang dimaksudkan memperoleh manfaat ekonomis,


misal: bunga, deviden dan royalti, atau manfaat sosial
• Sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah
dalam pelayanan kepada masyarakat

Klasifikasi a. Investasi Jangka Pendek, misal: deposito, obligasi


b. Investasi Jangka Panjang, misal: PMP
1) Investasi Permanen
2) Investasi Non-Permanen
INVESTASI JANGKA PENDEK
Definisi • Investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimiliki selama 12 bulan atau kurang
• Ditujukan dalam rangka manajemen kas
• Beresiko rendah
• Contoh: Deposito berjangka 3 sd 12 bulan; Obligasi Jangka
Pendek; SUN; SBI; SPN
Pengakuan • Saat kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau
jasa potensial di masa datang atas suatu investasi dapat
diperoleh pemerintah
• Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable)
• Pengeluaran untuk memperoleh, diakui sebagai pengeluaran
kas (tidak dilaporkan sebagai belanja)
• Hasil inv. (misal: bunga deposito, bunga obligasi, dan
deviden tunai)  dicatat sebagai pendapatan
PIUTANG

Definisi • Hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari


entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas
kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Klasifikasi 1. Piutang Pajak
2. Piutang Retribusi
3. Bagian Lancar Pinjaman
4. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
5. Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan
6. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
7. Piutang Lainnya
PIUTANG PAJAK & PIUTANG RETRIBUSI

Definisi Piutang Pajak


• Hak pemerintah untuk menerima pembayaran
pajak
• Atas pajak yang telah diterbitkan SKP/SKPD
yang belum diterima pembayarannya
Piutang Retribusi
• Hak pemerintah untuk menerima pembayaran
retribusi
• Atas retibusi yang telah diterbitkan SKR/SKRD
yang belum diterima pembayarannya
Pengakuan • Saat diterbitkan SKP/SKPD atau SKR/SKRD
Pengukuran • Nilai Nominal
Pengungkapan • Disajikan dalam Neraca
• Rincian (sub klasifikasi) disajikan dalam CaLK
PERSEDIAAN

Definisi • Merupakan Aset Berwujud


A. Aset lancar, bentuk barang/perlengkapan, untuk disimpan dan
digunakan, guna mendukung kegiatan operasional pemerintah
 Habis pakai : ATK
 Tidak habis pakai : Komponen peralatan, barang bekas
pakai (komponen bekas)
B. Dan barang untuk dijual dan/atau diserahkan, dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat
 Bahan/perlengkapan untuk proses produksi
 Barang dalam proses produksi
 Barang yang disimpan
 Termasuk: tanah, bangunan, hewan dan tanaman, untuk
dijual/diserahkan kepada masyarakat
C. Cadangan energi/pangan, untuk berjaga-jaga
• Dalam waktu 12 bulan dari tanggal pelaporan
• Bukan persediaan: bahan baku/perlengkapan proyek swakelola
untuk KDP
PERSEDIAAN
Pengakuan • Saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah
dan mempunyai nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal
• Saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau penguasaannya
berpindah
Pengukuran a. Biaya Perolehan : bila diperoleh dengan membeli
(harga beli + by pengangkutan + by penanganan + by langsung yg
secara langsung dapat dibebankan – discount – rabat)
b. Biaya Standar : bila diperoleh dengan memproduksi sendiri
c. Nilai Wajar : bila diperoleh dengan cara lain (misal: barang
donasi, rampasan)
• Pada akhir periode akuntansi  nilai hasil inventarisasi, yaitu:
 Nilai yg digunakan: biaya perolehan persediaan yg terakhir
• Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan  Nilai
wajar saat tanggal pelaporan
Pengungkapan • Disajikan dalam Neraca
• Rincian (sub klasifikasi) dan kondisi persediaan, disajikan pd CaLK
• Persediaan rusak, tidak dilaporan dalam neraca tapi diungkapkan
dalam CaLK
ASET TETAP

Definisi • Aset berwujud


• Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
• Untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum
Klasifikasi • Berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam
aktivitas operasi entitas.
Pengakuan • Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
• Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
• Tidak dimaksudkan untuk dijual, dalam operasi normal entitas
• Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

• Saat telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan


atau pada saat penguasaannya berpindah (bukti hukum, bukti
pembayaran)
ASET TETAP

Pengukuran • Biaya Perolehan


• Nilai Wajar (bila dengan biaya perolehan tidak memungkinkan)
• Biaya perolehan = harga beli/konstruksi + setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yg membuat aset tsb dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksudkan
• Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung:
 Biaya persiapan tempat
 Biaya pengiriman awal (initial delivery)
 Biaya simpan dan bongkar (handling cost)
 Biaya pemasangan (instalation cost)
 Biaya profesional (misal: konsultan perencana/pengawas)
 Biaya perizinan
 Biaya pengadaan barang jasa
• Biaya perolehan untuk aset yang diperoleh secara swakelola = by
tenaga kerja + by bahan baku + by tidak langsung (by perencanaan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lain yg
berkenaan dengan pembangunan aset tsb)
• Discount dan rabat, dikurangkan dari harga beli
• Untuk penyusunan neraca awal  Nilai Wajar saat tgl neraca awal
ASET TETAP

Biaya Perolehan • Harga pembelian/pembebasan


Tanah • Biaya memperoleh hak
• Biaya pematangan
• Biaya pengukuran
• Biaya penimbunan
• Nilai bangunan lama yang ada yang akan dimusnahkan
• Biaya lainnya, sampai siap pakai
Biaya Perolehan • Harga beli
Peralatan & Mesin • Biaya pesiapan
• Biaya pengangkutan
• Biaya simpan & bongkar
• Biaya instalasi
• Biaya lainnya, sampai siap pakai
Biaya Perolehan • Harga beli/konstruksi
Gedung & Bangunan • Biaya profesional (konsultan perencana/pengawas)
• Biaya perizinan (misal: IMB, notaris)
• Biaya lainnya, sampai siap pakai
Biaya Perolehan Jalan, • Harga beli/konstruksi
Irigasi & jaringan • Biaya profesional
• Biaya lainnya, sampai siap pakai
ASET TETAP

Aset tetap • Aset tetap yang tidak dapat dikelompokan dalam aset tetap di
Lainnya atas
• Yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
• Dalam kondisi siap dipakai
• Contoh: Koleksi perpustakaan/buku, barang bercorak
seni/budaya/olah raga
Aset Donasi • Dicatat sebesar Nilai Wajar saat perolehan
• Didukung dengan bukti perpindahan kepemilikan secara
hukum atau akta hibah

Aset • Tidak harus disajikan dalam neraca, namun harus


Bersejarah diungkapkan dalam CaLK
• Aset bersejarah yang digunakan untuk kegiatan operasional
pemerintah (misal: sebagai kantor)  sbg Aset Tetap Lainnya
PENYUSUTAN

Definisi • Penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan


kapasitas dan manfaat suatu aset tetap
• Selain tanah dan KDP, aset tetap disusutkan
• Akumulasi penyusutan, jumlah nilai penyusutan
sejak saat perolehan aset sampai dengan tanggal
pelaporan
Pengakuan • Nilai penyusutan masing-masing periode diakui
sebagai nilai pengurang Nilai Tercatat akun Aset
Tetap
• Saat tanggal pelaporan
Pengukuran • Metode Garis Lurus (Straight Line Methode)
• Metode Saldo Menurun Ganda (Double Dclining
Balance Methode)
• Metode unit Produksi (Unit of Production Methode)
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP)

Definisi • Aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan


• Dimaksudkan untuk operasional pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang
Pengakuan • Besar kemungkinan manfaat ekonomi masa yang akan
datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh
• Biaya perolehan dapat diukur secara andal
• Dipindahkan ke pos aset tetap, bila:
a. Secara substansi telah selesai dikerjakan
b. Dapat memberikan manfaat sesuai dengan tujuan
perolehan
ASET LAINNYA

Definisi • Aset Pemerintah yang tidak dapat diklasifikan


sebagai Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang,
Aset Tetap, dan Dana Cadangan
Klasifikasi a. Aset Tak Berwujud
b. Tagihan Penjualan Angsuran yg jatuh tempo lebih
dari 12 bln
c. Tuntutan Perbendaharaan (TP) & Tuntutan Ganti
Rugi (TGR)
d. Aset kerjasama dengan pihak ke-3 (Kemitraan)
e. Aset Lain-Lain (aset yang tidak dapat
diklasifikasikan dalam aset)
KEWAJIBAN
Definisi • Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
• Yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya
ekonomi pemerintah
Klasifikasi • Kewajiban Jangka Pendek, diharapkan dibayar dalam 12 bulan
setelah tanggal pelaporan
• Kewajiban Jangka Panjang
Pengakuan • Saat dana pinjaman diterima
• Saat kewajiban timbul
Pengukuran • Nilai Nominal:
• Utang Usaha  saat pemerintah menerima hak atas barang,
termasuk barang dalam perjalanan yang telah menjadi haknya
• Utang Bunga  saat biaya bunga telah terjadi dan belum dibayar
pada akhir periode pelaporan
• Utang PFK  Saldo pungutan/potongan yang belum disetor
• Bagian Lancar Utang Jangka Panjang  Nilai yang akan jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan
Pengungkapan • Disajikan dalam Neraca
• Rincian (sub klasifikasi), Schedule, umur utang, biaya pinjaman,
disajikan dalam CaLK
EKUITAS

Kekayaan bersih pemerintah

Yang merupakan selisih antara


aset dan kewajiban pemerintah

ASET – KEWAJIBAN = EKUITAS


KAIDAH
DEBIT, KREDIT, & SALDO NORMAL

SALDO
POS DEBET KREDIT
NORMAL

ASET (+) (-) DEBET


KEWAJIBAN (-) (+) KREDIT

EKUITAS (-) (+) KREDIT

PENDAPATAN (-) (+) KREDIT


(PENERIMAAN-
PEMBIAYAAN)
BELANJA (+) (-) DEBET
(PENGELUARAN-
PEMBIAYAAN)
LAPORAN OPERASIONAL (LO)

• Laporan yang menyediakan informasi:


• Pendapatan-LO,
• Beban,
Definisi • Surplus/defisit operasional
• Disandingkan dengan periode
sebelumnya

• Besarnya beban yang harus


ditanggung
• Operasi keuanganuntuk menilai
Informasi dalam kinerja
LO • Prediksi pendapatan-LO untuk
mendanai kegiatan
• Kenaikan/penurunan
ekuitassurplus/defisit operasional
UNSUR – UNSUR LO

Pendapatan-LO Beban Surplus/Defisit


dari operasi

Kegiatan non Surplus/Defisit


operasional sebelum Pos Pos Luar Biasa
Luar Biasa

Surplus/Defisit-
LO
PENDAPATAN - LO

Hak Pemerintah
• Karena peraturan Penambah
• Imbalan atas ekuitas
pelayanan

Tidak perlu
dibayar lagi
PENDAPATAN - LO

• Pada saat timbulnya hak


Pengakuan • Pada saat realisasi

• Secara prinsip menganut


Pengukuran Asas Bruto

• Pada Laporan
Penyajian Operasional
PENDAPATAN - LO

 Pendapatan Asli Daerah (PAD)-LO


 Pendapatan Pajak Daerah
 Pendapatan Retribusi Daerah
 Pendapatan Transfer
 Dana Alokasi Umum (DAU)
 Dana Alokasi Khusus (DAK)
 Transfer pemerintah pusat lainnya
 Transfer pemerintah provinsi
 Lain-lain Pendapatan yang Sah
 Pendapatan Hibah
BEBAN - LO

Penurunan manfaat Pada periode


ekonomi atau potensi pelaporan
jasa

BEBAN
Berupa:
Penurunaan ekuitas
- Pengeluaran aset
atau konsumsi aset
- Timbul kewajiban
BEBAN - LO

• timbulnya kewajiban
• terjadinya konsumsi aset
Pengakuan • terjadinya penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa

Penyajian • Pada Laporan Operasional


CONTOH REKENING

 Beban pegawai
 Beban persediaan
 Beban jasa
 Beban pemeliharaan
 Beban penyusutan
 Beban penyisihan piutang
LAPORAN ARUS KAS (LAK)

LAK : Laporan yang menyajikan informasi arus


masuk dan arus keluar kas dan setara kas pada
BUN/BUD

Klasifikasi Arus Kas :


1) Aktivitas operasi

2) Aktivitas investasi

3) Aktivitas pendanaan
4) Aktivitas transitoris
LAPORAN ARUS KAS (LAK)

Tujuan : Memberikan informasi mengenai


sumber, penggunaan, perubahan
kas dan satara kas selama suatu
periode akuntansi serta saldo kas
dan setara kas pada tanggal
pelaporan
LAPORAN ARUS KAS (LAK)
1) Aktivitas operasi : untuk kegiatan operasional pemerintah
Arus masuk : penerimaan perpajakan, pnpb, hibah, bagian
laba bumd/bumn, transfer, lain-lain/luar biasa
Arus keluar : belanja pegawai, barang, bunga, subsidi, hibah,
bansos, transfer, lain-lain/luar biasa

2) Aktivitas investasi : untuk perolehan dan pelepasan aset


tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk dalam
setara kas
Arus masuk : penjualan aset tetap, aset lainnya, pencairan
dana cadangan, penerimaan divestasi, penjualan investasi
dalam bentuk sekuritas
Arus keluar: perolehan aset tetap, aset lainnya,
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal
pemerintah, pembelian investasi dalam bentuk sekuritas
LAPORAN ARUS KAS (LAK)

3) Aktivitas pendanaan : untuk penerimaan kas yang perlu


dibayar kembali dan/atau pengeluaran kas yang akan
diterima kembali yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah dan komposisi utang dan piutang jangka
panjang
Arus masuk : penerimaan utang luar negeri, utang
obligasi, penerimaan kembali pinjaman kepada pemda
Arus keluar : pembayaran utang luar negeri, utang
obligasi, pengeluaran kas untuk dipinjamkan ke pemda
4) Aktivitas transitoris : untuk penerimaan atau
pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan
Arus masuk : penerimaan PFK
Arus keluar : pengeluaran PFK
LAPORAN ARUS KAS
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
(LPE)

Ekuitas Awal +

Surplus/Defisit LO +

Koreksi
= Ekuitas Akhir
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
CALK
 informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi,
 informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro,
 ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target,
 informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya,
 rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada
lembar muka laporan keuangan,
 informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan,
 informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
KETERKAITAN LAPORAN

Hubungan Antara LRA,LPSAL, LAK, Neraca, LO, LPE :


• SilPA pada LRA = penambah saldo Awal SAL di LPSAL
• Saldo akhir SAL di LPSAL = saldo Kas - Utang PFK di
Neraca.
• Saldo Kas akhir pada LAK = saldo Kas di Neraca.
• Saldo Surplus/Defisit di LO = penambah saldo awal
Ekuitas di LPE.
• Saldo Akhir Ekuitas di LPE = saldo Ekuitas di Neraca.
KETERKAITAN LAPORAN
Laporan Operasional LRA
Pendapatan 500
Beban (200) Pendapatan 450
Surplus/Defisit Opr 300 Belanja (0)
Kegiatan non Surplus/(defisit) 450
operasional 60 Pembiayaan 1.000
Surplus/Defisit LO 360 SILPA 1.450

Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan SAL
Ekuitas Awal 1.000
Surplus/Defisit LO 360 SAL Awal 100
Ekuitas Akhir 1.360 Penggunaan SAL (30)
SILPA 1.450
SAL Akhir 1.520

Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
TEMUAN BPK ATAS SALDO KAS LKPD TAHUN 2016

PENGELOLAAN KAS DI BENDAHARA


PENGELUARAN TIDAK TERTIB
• Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Sebesar Rp.XXX
Bukan Merupakan Kas Rill (Saldo kas adalah potongan
PFK yang belum disetorkan ke kas negara, dan sisa UP
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
• SP2D-TUP Terlambat Dipertanggunjawabkan oleh
Bendahara Pengeluaran
TEMUAN BPK ATAS SALDO KAS LKPD TAHUN 2016

PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN


KESEHATAN NASIONAL PADA FKTP TIDAK TERTIB
• Rekening Dana Kapitasi JKN Belum Dilaporkan
Sebagai Rekening Pemerintah Kota Manado
• Jasa Giro atas Rekening Dana Kapitasi JKN Belum
Disetor ke Kas Daerah
• Terdapat kelebihan Dana Kapitasi JKN yang Tidak
Tercatat pada Kas di Bendahara JKN
• Penyetoran Potongan PFK Terlambat dan Belum Disetor
oleh Bendahara Dana Kapitasi JKN
TEMUAN BPK ATAS SALDO KAS LKPD TAHUN 2016

PENGELOLAAN ASET TETAP TIDAK TERTIB


• Tanah Sebanyak Lima Bidang Belum Tercatat pada
Neraca Pemkot
• Tanah Milik Pemkot Belum Bersitifikat
• Aset Tetap Peralatan dan Mesin Belum Diketahui
Keberadaannya
TERIMAKASIH
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Jl. Diponegoro No.I Nomor 1 Manado
Web: http://www.bpkp.go.id
email: sulut@bpkp.go.id

hananto.widhiatmoko@bpkp.go.id
70

Anda mungkin juga menyukai