Anda di halaman 1dari 45

STANDAR AKUNTANSI

PEMERINTAHAN (SAP)
Standar Akuntansi Pemerintahan
• Standar digunakan untuk menyusun laporan keuangan:
o Pemerintah Pusat – termasuk LK Kementerian Lembaga

o Pemerintah Daerah – Provinsi, Kabupatan, Kota Badan Layanan


Umum

• Acuan standar internasional untuk akuntansi sektor publik menggunakan


International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) dan
memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi Indonesia.

2
DASAR HUKUM
• Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/daerah
Psl 17 yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
• Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
UU17/2003
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih

• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan


Psl 36 ayat (1) dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya
UU 17/2003 dalam 5 (lima) tahun

• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan


Psl 70 ayat (2) belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun
UU 1/2004 anggaran 2008

3
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
(PP Nomor 71 Tahun 2010)

SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam


menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah

DISUSUN OLEH KSAP SESUAI DENGAN MEKANISME YANG


BERLAKU DALAM PENYUSUNAN SAP DAN BERLAKU BAGI
PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

4
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Judul PSAP
Kerangka Konseptual
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi &
Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 Laporan Operasional
PSAP 13 Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
PSAP 06 Akuntansi Investasi (Revisi 2016)
PSAP 14 Aset Tak Berwujud

5
PENGATURAN PP 71 / 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
• SAP Berbasis Akrual  Lampiran I
LAMPIRAN I • Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat
BASIS AKRUAL
PP71/2010
segera diterapkan
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 12 PSAP
• Berlaku paling lambat TA 2015

PP 71

Menjadi
2010
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual 
Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas
LAMPIRAN II yang belum siap untuk menerapkan SAP
BASIS CTA
PP24/2005
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015

6
KONSEPSI DAN MANFAAT BASIS AKRUAL
• Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau
peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan
pada saat terjadinya, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau
dibayarkan

• Pendapatan diakui pada saat hak telah diperoleh (earned) dan beban
(belanja) diakui pada saat kewajiban timbul atau sumber daya dikonsumsi

• Basis kas adalah Basis akuntansi yang mengakui pengaruh


transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan
pendapatan, belanja dan pembiayaan.
• Laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat
• disajikan secara lengkap  hanya Kas
7
KONSEPSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI
LO disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga
penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang
dapat dipertanggungjawabkan

BASIS ANGGARAN
KAS
Laporan
LRA SILPA/SIKPA
Perubahan SAL

AKUNTANSI
BASIS
AKRUAL Surplus/ Laporan
LO Perubahan Ekuitas Neraca
Defisit-LO Ekuitas

8
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL
• TRANSAKSI KAS  PELAKSANAAN ANGGARAN

TRANSAKSI AKRUAL
• Pendapatan masih harus diterima
• Pendapatan diterima dimuka
• Beban yang masih harus dibayar
• Beban dibayar dimuka
• Beban Penyusutan

9
PENYESUAIAN KAS - AKRUAL
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO Belanja dan Beban

LRA LO LRA LO

Pendapatan-LO Belanja
Sekaligus Sekaligus
Pendapatan-LRA Beban

Beban sudah
Pendapatan LO Belanja Utang atas
Pend. Diterima Piutang dikeluarkan
sudah diterima Dibayar Belanja
Dimuka Pendapatan Kas-nya/
Kas-nya Dimuka (YMHD)
Dibayar

10
IMPLEMENTASI SAP (PP 71 pasal 6):
STANDAR DAN SISTEM

• Pemerintah menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP.

• Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan


Menteri Keuangan yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi
Pemerintahan.

• Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan


gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi
Pemerintahan.

• Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan
Menteri Dalam Negeri.

11
PERATURAN TERKAIT IMPLEMENTASI AKUNTANSI DI
PEMERINTAH PUSAT
PMK 215 Tahun 2016 mengganti PMK 213 Tahun 2013
• Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
PMK 214 Tahun 2013
• Bagan Akun Standar
PMK 215 Tahun 2013
• Jurnal Akuntansi Pemerintah
PMK 224 Tahun 2016 pengganti PMK 219 Tahun 2013
• Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat
PMK 225 Tahun 2016 pengganti PMK 270 Tahun 2014
• Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat
PMK 222 Tahun 2016 pengganti PMK 177 Tahun 2015
• Pedoman Penyusunan LKKL
PMK 221 Tahun 2016 pengganti PMK 216 Tahun 2015
• Penyusunan dan Penyampaian LK BUN

12
ALUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
(LKPP)
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN/BARANG DPR
Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Satker LKKL
LO
Satker BLU Wilayah/ LPE
Eselon 1 K/L Neraca
Provinsi
LRA
CaLK Presiden
BS/BL
LKPP:
1. LRA
2. LO
KONSOLIDASI 3. LPE
4. Neraca
5. LAK
KPPN/PKN Kanwil DJPB APK-DJPB 6. LP SAL
7. CaLK
BUN
Penerusan
Penerusan Transaksi
Transaksi
Utang
Utang & Hibah
& Hibah
Pinjaman
Pinjaman Khusus
Khusus
LKBUN BPK
Investasi
Investasi Transfer ke
Transfer ke Badan Lap. Arus Kas
Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah Lainnya LRA
LPE
LPSAL
Neraca
Sistem Akuntansi BUN CaLK
MENTERI KEUANGAN SEBAGAI BENDAHARA UMUM NEGARA
13
KERANGKA KONSEPTUAL
SAP AKRUAL
TUJUAN DAN POSISI
KERANGKA KONSEPTUAL
Tujuan

Acuan bagi:
 Penyusun standar;
 Penyusun laporan keuangan;
 Pemeriksa;
 Para pengguna laporan.

Posisi
 Kerangka Konseptual bukan standar akuntansi
 Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan jika terdapat
masalah akuntansi yg belum dinyatakan dalam SAP
 Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan
standar akuntansi, maka ketentuan standar akuntansi
diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual

15
LINGKUNGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENGGUNA LAPORAN
KEUANGAN
a. Ciri utama struktur pemerintahan dan
pelayanan  Masyarakat;
 Bentuk umum pemerintahan dan
pemisahan kekuasaaan
 Wakil rakyat, lembaga
pengawas, dan lembaga
 Sistem pemerintahan otonomi dan
pemeriksa;
transfer pendapatan antar pemerintahan
 adanya pengaruh proses poltik  Pihak yang memberi atau
 Hub. Antara pembayar pajak dgn berperan dalam proses donasi,
pelayanan pemerintahan. investasi, dan pinjaman
 Pemerintah
b. Ciri keuangan pemerintah
 Anggaran sbg pernyatan publik, target
fiskal dan sebagai alat pengendalian
 Investasi aset tidak langsung
menghasilkan pendapatan
 Kemungkinan Penggunaan akuntansi
dana

16
ENTITAS AKUNTANSI VS ENTITAS PELAPORAN
NO INDIKATOR ENTITAS AKUNTANSI ENTITAS PELAPORAN
1 Definisi Unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna Unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau
barang dan oleh karenanya wajib lebih entitas akuntansi atau entitas pelaporan
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun yang menurut ketentuan peraturan
laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas perundang-undangan wajib menyampaikan
pelaporan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan

2 Komponen 1. KPA-K/L yang mempunyai dokumen 1. Pemerintah Pusat


anggaran tersendiri
2. Bendahara Umum Daerah (BUD) 2. Pemerintah Daerah
3. Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan 3. Kementerian Negara/lembaga di
Pemda bila mempunyai dokumen lingkungan Pemerintah Pusat
pelaksanaan anggaran yang terpisah

4. Satuan organisasi di lingkungan


pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan
satuan organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan

17
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

• mempertanggungjawabkan pengelolaan dan


Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam
mencapai tujuan

• memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan


Manajemen pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana
pemerintah

• memberikan informasi keuangan yang terbuka,


Transparansi jujur, menyeluruh kepada stakeholders

• mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama


Evaluasi Kinerja dalam menggunakan sumber daya ekonomi untuk
mencapai kinerja Transparansi

• memberikan informasi mengenai kecukupan


Keseimbangan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh
Antargenerasi pengeluaran, dan apakah generasi y.a.d ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut
18
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN KOMPONEN LAPORAN
PEMERINTAH KEUANGAN POKOK

Menyajikan informasi yang 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran
bermanfaat bagi para pengguna
Lebih(Laporan Perubahan SAL)
dalam menilai akuntabilitas dan
3. Neraca
membuat keputusan ekonomi, 4. Laporan Operasional (LO)
sosial maupun politik. 5. Laporan Arus Kas (LAK)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK)

19
19
ASUMSI DASAR, KARAKTERISTIK KUALITATIF
DAN PRINSIP

Asumsi Prinsip;
 Basis akuntansi
 Asumsi kemandirian entitas
 Prinsip nilai historis;
 Asumsi kesinambungan entitas
 Prinsip realisasi;
 Asumsi keterukuran dalam satuan  Prinsip substansi mengungguli
uang (monetary measurement) bentuk formal;
Karakteristik Kualitatif  Prinsip periodisitas;
 Relevan;  Prinsip konsistensi;
 Andal;
 Prinsip pengungkapan lengkap;
 Dapat dibandingkan; dan dan
 Dapat dipahami
 Prinsip penyajian wajar.

20
20
KARAKTERISTIK KUALITATIF
KEMANDIRIAN ENTITAS
• Setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk
menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam
pelaporan keuangan.
• Adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab
penuh
KESINAMBUNGAN ENTITAS

• Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya.
Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas
pelaporan dalam jangka pendek.
KETERUKURAN DALAM SATUAN UANG (MONETARY MEASUREMENT)

• Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai
dengan satuan uang.
• Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

21
KARAKTERISTIK KUALITATIF
RELEVAN
• Laporan keuangan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan
atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan:

Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Tepat waktu

Lengkap

ANDAL
• Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,
menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
• Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka
penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
• Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
– Penyajian Jujur
– Dapat Diverifikasi (verifiability)
– Netralitas
22
22
KARAKTERISTIK KUALITATIF
DAPAT DIBANDINGKAN
• Informasi dalam laporan keuangan akan berguna dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas lain.
• Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
• Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari
tahun ke tahun.
• Perbandingan eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama.
• Apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang
diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

DAPAT DIPAHAMI
• Informasi laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
• Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas,
serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

23
23
PRINSIP AKUNTANSI

BASIS AKUNTANSI

 Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah entitas adalah Basis
Akrual

 Basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban dan ekuitas

 Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas maka LRA disusun
berdasarkan basis kas

24
24
PRINSIP AKUNTANSI
PRINSIP NILAI HISTORIS
 Asetdicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
 Kewajibandicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang.
 Nilai
historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif
dan dapat diverifikasi.

PRINSIP REALISASI
 Pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah
selama suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membiayai utang dan belanja yang
terjadi dalam periode tersebut.
 Prinsip penandingan pendapatan-belanja tidak mendapat penekanan seperti dalam
akuntansi komersial.
25
25
PRINSIP AKUNTANSI

PRINSIP SUBSTANSI MENGUNGGULI BENTUK FORMAL

 Peristiwa harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi, bukan hanya mengikuti aspek formalitas.

PRINSIP KONSITENSI
 Perlakuan akuntansi yang sama harus ditetapkan pada kejadian yang
serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip konsistensi
internal).
 Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat metode yang
baru diterapkan menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yang
lama.
 Pengaruh atas perubahan penerapan metode harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
26
26
PRINSIP AKUNTANSI
PRINSIP PERIODISITAS

• Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu dibagi menjadi periode-
periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya yang
dimilikinya dapat ditentukan

PRINSIP PENGUNGKAPAN LENGKAP


• Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna.
• Informasi tersebut dapat ditempatkan pada lembar muka laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan.

PRINSIP PENYAJIAN WAJAR


• Dalam penyajian dengan wajar posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan suatu entitas, diperlukan pertimbangan sehat yang mengandung unsur-
unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian
sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak
dinyatakan terlalu rendah
27
27
KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN
MATERIALITAS

• Laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas.

• Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

PERTIMBANGAN BIAYA DAN MANFAAT

• Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.

• Laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari
biaya penyusunannya.

• Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.

• Biaya itu juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat.

• Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di samping mereka yang menjadi tujuan informasi,
misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh
suatu entitas pelaporan.

28
KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN

KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTERISTIK KUALITATIF

• Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu


keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan
dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah.

• Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama


antara relevansi dan keandalan.

• Penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan


masalah pertimbangan profesional.

29
PENGAKUAN ASET DAN KEWAJIBAN

 Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan
mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal;

 Aset dalam bentuk piutang diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus
kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lainnya telah atau
tetap masih terpenuhi,dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi

 Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah titik pengakuannya


memerlukan pengaturan yang lebih rinci

 Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul

30
PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN

 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut


atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi

 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum


Negara/Daerah

 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset,


atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
 Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Negara/Daerah.
PENGUKURAN UNSUR LAPORAN KEUANGAN

 Pengukuran adalah proses penetapan nilai mata uang untuk


mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis

 Aset dicatat sebesar pengeluaran/ penggunaan sumber daya


ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut

 Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang


digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang
bersangkutan

32
PSAP 01
PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN
RUANG LINGKUP

 Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan


dengan basis akrual

 Pernyataan standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam


menyusun laporan keuangan suatu entitas pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan laporan keuangan konsolidasian, tidak
termasuk perusahaan negara/daerah

(Par 2)

34
DEFINISI

Pendatapan-LRA: semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara /Daerah yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan-LO: hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Belanja: semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Beban: penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

(Par 8)

35
DEFINISI

Surplus/Defisit-LRA:selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode


pelaporan.

Surplus/Defisit-LO: selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan, setelah
diperhitungkan surplus/ defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa.

Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable
assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Pos luar biasa: pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg terjadi karena kejadian atau transaksi yg bukan
merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau
pengaruh entitas bersangkutan.

Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun
anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan

(Par 8)

36
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN KEUANGAN

Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan


berada pada pimpinan entitas

(Par 13)

37
INFORMASI LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan
dalam hal:
• Aset; • Pendapatan-LRA;
• Kewajiban; • Belanja;
• Ekuitas; • Transfer;
• Pembiayaan;
• Saldo anggaran lebih
• Pendapatan-LO;
• Arus kas. • Beban; dan

(Par 11)

38 38
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Komponen laporan keuangan pokok:
 Laporan Realisasi Anggaran
 Laporan Perubahan SAL
 Neraca
 Laporan Operasional (LO)
 LAK
Setiap
 entitas menyajikan
Laporan komponen-komponen
Perubahan Ekuitas (LPE)laporan keuangan tersebut
kecuali :
 yangCaLK
• LAK (Parentitas
hanya disajikan oleh 14) yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum;
• Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum
Negara/Daerah dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan
konsolidasiannya. (Par 1)

39
LAPORAN KEUANGAN
• Tetap diperlukan untuk memenuhi kewajiban pemerintah yang diatur dalam
peraturan perundangan (statutory)
• Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya
pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan;
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan
e. Lain-lain;
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir. (Par 41)
• Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
LAPORAN ARUS KAS

 Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas


dan setara kas pada tanggal pelaporan.

 Disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan


umum (Par 15)

 Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas


operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris (Par 90)

41
LAPORAN OPERASIONAL

 Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;

b) Beban dari kegiatan operasional ;

c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;

d) Pos luar biasa, bila ada;

e) Surplus/defisit-LO.

• Kegiatan dapat dianalisis menurut klasifikasi ekonomi atau fungsi.

(Par 92-93)

42
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
• Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos:

a) Ekuitas awal;

b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;

c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi ekuitas, yang antara lain


berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya: koreksi kesalahan mendasar
dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan perubahan nilai
aset tetap karena revaluasi aset tetap.

d) Ekuitas akhir.

• Rincian dari unsur dalam LPE disajikan dalam CALK

(Par 101)

43
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

• Disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, dan
LPE harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.

• Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE.

• Catatan atas laporan keuangan terdiri dari:


 Informasi umum entitas pelaporan dan entitas akuntansi
 Informasi tentang kebijakan fisal / keuangan
 Ikhtisar pencapaian target keuangan
 Dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
 Informasi yang diharuskan PSAP yang belum disajikan
 Informasi lainnya untuk penyajian yang wajar

(Par 104 sd 113)


44
THANK
YOU!!!

Anda mungkin juga menyukai