KONSEKUENSI???
AKUNTABILITAS FLEKSIBILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN
GOOD GOVERNANCE
•Transparency
•Accountability
•Responsibility
•Independence
•Fairness
SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
AKUNTANSI ???
SISTEM
INFORMASI
KEUANGAN
AKTIVITAS AKUNTANSI
USER/PENGGUNA
MENGIDENTIFIKASI
MENCATAT
MENGKOMUNIKASIKAN
AKTIVITAS AKUNTANSI
IDENTIFIKASI
MELAKUKAN
ANALISIS TERHADAP
PERISTIWA EKONOMI
ORGANISASI
MENCATAT MENCATAT,
MENGKLASIFIKASIKAN
, MERINGKAS
MENYUSUN LAPORAN
MENGKOMUNIKASIKAN KEUANGAN
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN AKAN
DIANALISI S DAN
DIINTERPRETASIKAN OLEH
PENGGUNA LAPORAN
KEUANGAN :
EKSTERNAL: PEMERINTAH,
MASYARAKAT, DONATUR
INTERNAL: MANAJEMEN
UNTUK PERENCANAAN,
PENGENDALIAN, EVALUASI
DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
JENIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
pmk76/PMK.05/2013
(1) BLU menerapkan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
akuntansi Indonesia sesuai dengan jenis industrinya.
(2) DALAM HAL TIDAK TERDAPAT STANDAR AKUNTANSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
AYAT (1) , BLU DAPAT MENGEMBANGKAN STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI YANG
SPESIFIK DENGAN MENGACU PADA PEDOMAN AKUNTANSI BLU SEBAGAIMANA
DITETAPKAN DALAM LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
(3) Standar akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
menteri/pimpinan lembaga setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan
PSAP dan PSAK
PENYUSUTAN DAN Diakui tetapi Diakui dan Tidak masuk dalam Neraca K/L
AMORTISASI belum diterapkan
diterapkan
ASET Akrual Akrual Dibukukan dalam LK K/L
sebelum disusutkan (harga
perolehan)
LAPORAN LRA LO Konversi kecuali Neraca, dan
NERACA NERACA LAK tidak dikonsolidasikan
CaLK LAK dalam LK K/L
LBMN CaLK
Posisi LK BLUD dalam LKPD
Transaksi
Keuangan
Konsolidasian Pertanggungjawaban
Standar Standar
Akuntansi Akuntansi
SAP SAK
LRA LO
Neraca Neraca
CaLK LAK
CaLK
LK – PD
UU No. 1/2004
PP No.23 Konsolidasi PP No.8
Lampiran
Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK
Laporan Realisasi
Anggaran/Laporan Operasional;
Neraca;
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Arus Kas;
Laporan Kinerja
PEDOMAN UMUM
AKUNTANSI & PELAPORAN
KEUANGAN BLU (PMK
76/PMK.06/2008))
PEDOMAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Berdasarkan PP No. perlu menetapkan suatu pedoman akuntansi BLU sebagai
pedoman pengembangan standar akuntansi di bidang industri spesifik dan/atau
pedoman pengembangan sistem akuntansi Badan Layanan Umum (BLU).
Ruang Lingkup
• Pedoman ini menjelaskan gambaran umum, jenis dan ilustrasi format laporan
keuangan, akuntansi pendapatan, akuntansi biaya, akuntansi aset, akuntansi
kewajiban, dan akuntansi ekuitas.
Sistem Akuntansi BLU
• Kebijakan Akuntansi
• Sub sistem Akuntansi
• Prosedur Akuntansi
• Bagan Akun Standar.
Laporan Keuangan
Pengertian
• arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas BLU selama
satu periode yang mengakibatkan penambahan ekuitas bersih.
Klasifikasi
• Pendatan usaha dari jasa layanan
• Hibah
• Pendapatan APBN
• Pendapatan usaha lainnya
• Keuntungan penjaulan aset non lancar
• Pendapatan dari kejadian luar biasa
Pengakuan
• Pada saat diterima atau hak menagih timbul
Pengukuran
• Usaha nilai wajar; APBN pengeluaran bruto, hibah nilai wajar / kas
• Azas bruto
Pengungkapan
• Disajikan terpisah untuk setiap jenis pendapatan
• Rincian jenis pendapatan
Akuntansi Biaya
Pengertian
• penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas bersih..
Klasifikasi
• Biaya layanan
• Biaya umum dan adminisrasi
• Biaya lainnya
• Rugi penjaulan aset non lancar
• Biaya dari kejadian luar biasa
Pengakuan
• pada saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi masa depan
Pengukuran
• Jumlah kas yang dibayarkan; biaya berjalan yang dibayar di masa depan,
• alokasi sistematis, jumlah kerugian terjadi
Pengungkapan
• Disajikan terpisah untuk setiap jenis biaya
• Rincian jenis biaya pada catatan atas laporan keuangan
Akuntansi Aset
Pengertian
• sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh BLU sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa
depan diharapkan dapat diperoleh serta dapat diukur dalam satuan uang, dan
sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Jenis
• Kas dan setara kas
• Investasi jangka pendek
• Piutang usaha
• Piutang lain-lain
• Persediaan
• Uang Muka
• Biaya dibayar Dimuka
• Investasi jangka panjang
• Aset tetap
• Aset lainnya
Akuntansi Kewajiban
Pengertian
• utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan
aliran keluar sumber daya ekonomi BLU.
• Penyelesaian kewajiban: pembayaran, penyerahan aset, pemberian jasa dan
penggantian kewajiban dengan kewajiban lain
Pengertian
• hak residual BLU atas aset setelah dikurangi seluruh kewajiban yang dimiliki.
Ekuitas BLU terdiri atas ekuitas tidak terikat, ekuitas terikat temporer, dan ekuitas
terikat permanen.
Ekuitas
• Ekuitas tidak terikat ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu.
• Ekuitas terikat temporer ekuitas berupa sumber daya ekonomi yang
penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau
jangka waktu tertentu oleh pemerintah atau donatur. Pembatasan tersebut dapat
berupa pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan ekuitas tersebut
oleh BLU
• Ekuitas terikat permanen ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya
dibatasi secara permanen untuk tujuan tertentu oleh pemerintah/donatur.
GAMBARAN UMUM
STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
(PP 71 TAHUN 2010)
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2012
PEMERINTAH DAERAH
Sumber: IHPS BPK, Untuk tahun 2013, berdasarka datan Rakerna Akuntanasi 2014, WTP 65,WDP 19 dan 3 TMP
OPINI
LKP 2013
DASAR HUKUM
• Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai
Psl 1 kekayaan bersih
UU17/2003 • Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih
37
TUJUAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
PP 71
2010
39
S I STEM A KUN TANSI P E M ER INTAHAN PA DA P E M E RINTAH
P USAT DA N S I STEM AKUN TANSI P E MERI NTAH DAE R AH
DI S U SUN DE N G AN M E N GACU PA DA P E DOM AN U M U M
S I STEM A KUN TANSI P E M ER INTAHAN .
P E DOMAN UMUM S I STEM A KU N TANSI P E M ER INTAHAN
T E RSEBUT DI AT UR DE N GA N P E R ATU RA N M E N TERI
KE UAN GAN S E T ELA H BE R KOOR DINASI DE N GAN ME N TER I
DA L A M N EG ERI .
PUSAP
(PASAL 6)
PMK No 238/PMK.05/2011
Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
PENERAPAN BASIS AKRUAL
(PASAL 7)
K E R A N G K A KO N S E P T UA L A KU N TA N S I P E M E R I N TA H A N
P E R N YATA A N S TA N DA R A KU N TA N S I P E M E R I N TA H A N ( P S A P ) :
1 . P S A P N O M O R 0 1 T E N TA N G P E N YA J I A N L A P O R A N
K E UA N G A N ;
2 . P S A P N O M O R 0 2 T E N TA N G L A P O R A N R EA L I S A S I
ANGGARAN;
3 . P S A P N O M O R 0 3 T E N TA N G L A P O R A N A R U S K A S ;
4 . P S A P N O M O R 0 4 T E N TA N G C ATATA N ATA S L A P O R A N
K E UA N G A N ;
5 . P S A P N O M O R 0 5 T E N TA N G A KU N TA N S I P E RS E D I A A N ;
6 . P S A P N O M O R 0 6 T E N TA N G A KU N TA N S I I N V ES TA S I ;
7 . P S A P N O M O R 0 7 T E N TA N G A KU N TA N S I A S E T T E TA P ;
8 . P S A P N O M O R 0 8 T E N TA N G A KU N TA N S I KO N S T R U KS I
DA L A M P E N G E R JA A N ;
9 . P S A P N O M O R 0 9 T E N TA N G A KU N TA N S I K E WA J I BA N ;
1 0 . P S A P N O M O R 1 0 T E N TA N G KO R E KS I K ES A L A H A N ,
P E R U BA H A N K E B I JA K A N A KU N TA N S I , DA N P E R I S T I WA LUA R
BIASA;
1 1 . P S A P N O M O R 1 1 T E N TA N G L A P O R A N K E UA N G A N
KO N S O L I DA S I A N ;
1 2 . P SA P N O M O R 1 2 T E N TA N G L A P O R A N O P E R A S I O N A L .
1 3 . P SA P N O M O R 1 3 P E N YA J I A N L A P O R A N K E UA N G A N B LU
LO disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual
sehingga penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas dan Neraca mempunyai
keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan
BASIS KAS
ANGGARAN
Laporan
LRA SILPA/SIKPA
Perubahan SAL
BASIS
AKUNTANSI
AKRUAL Surplus/ Laporan
LO Perubahan Ekuitas Neraca
Defisit-LO Ekuitas
44
KOMPONEN LK – PD PP 71/2010
1. L A P OR AN R EA L ISASI A N G GARA N
2. L A P OR AN P E R U BA HAN SA L DO A N G GARA N L E BI H
( SA L )
3. N E R ACA
4. L A P OR AN A R U S K A S
5. L A P OR AN OP E R ASIONA L
6. L A P OR AN P E R U BA HAN E KU I TAS
7. CATATAN ATA S L A P OR AN K E UA N GAN
LAPORAN PERUBAHAN SAL
47
LAPORAN OPERASIONAL
LO MENYEDIAKAN INFORMASI MENGENAI
SELURUH KEGIATAN OPERASIONAL KEUANGAN
ENTITAS PELAPORAN YANG TERCERMINKAN
DALAM
Pendapatan-LO dari kegiatan operasional
Beban dari kegiatan operasional
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada
Pos luar biasa, bila ada
Surplus/defisit-LO
KONSEPSI BASIS
KONSEPSI
COST BASIS
Besarnya beban yang harus ditanggung oleh
pemerintah dalam menjalankan pelayanan
LO menyediakan
Operasi keuangan secara menyeluruh yang
informasi mengenai Performace berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah
seluruh kegiatan dalam hal efisiensi, efektivitas dan kehematan
operasional perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi
keuangan entitas
pelaporan yang Memprediksi pendapatan LO yang akan diterima
penyajiannya Estimation untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam
disandingkan dengan periode mendatang dengan menyajikan laporan
periode sebelumnya secara komparatif
efektivitas
Output
(keluaran) Laporan
Operasional
efisien Input
(cost dari
program/
kegiatan)
ekonomi Laporan Kinerja
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
UU 1/2004 & PP 8/2006
Mengatur tentang laporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Aset &
Pendapatan Beban Cost Kinerja
Kewajiban
Mengaitkan cost dengan kinerja
LAPORAN LAPORAN
EVALUASI KINERJA
KEUANGAN KINERJA
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
• Hak pemerintah • Penurunan manfaat
• Diakui sebagai ekonomi/potensi jasa
dalam periode
penambah ekuitas pelaporan
• Dalam tahun • menurunkan ekuitas
anggaran yg • berupa pengeluaran/
bersangkutan
Pendapatan-LO Beban (dari konsumsi
(dari kegiatan kegiatan aset atau timbulnya
• Tidak perlu
dibayar kembali operasional) operasional) kewajiban
• Pendapatan/Beban yg
• Sifatnya tidak rutin, bukan n operasi biasa
termasuk surplus/defisit
Kegiatan Non Pos Luar
• Tidak diharapkan
dari penjualan aset non Operasional Biasa sering/rutin terjadi
lancar dan penyelesaian • Di luar kendali/
kewajiban jangka panjang pengaruh entitas ybs
• Sifat & jumlah diungkap
dalam CalK
54
STRUKTUR DAN ISI
AKUNTANSI BEBAN
SURPLUS / DEFISIT LO
• Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
TRANSAKSI MATA UANG ASING
• Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah.
• Jika tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi.
• Jika tidak tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dalam
mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,
yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing
tersebut.
• Jika mata uang asing tersebut dibeli dengan menggunakan mata uang
asing\, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
dengan menggunakan kurs transaksi
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam
rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral tanggal transaksi.
TRANSAKSI DALAM BENTUK BARANG DAN JASA
35 BEBAN
36 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx
37 Beban Persediaan xxx xxx xxx xxx
38 Beban Jasa xxx xxx xxx xxx
39 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xxx
40 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xxx
41 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx
42 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx
43 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx
44 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
45 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx
46 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx
47 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx
48 JUMLAH BEBAN (36 s/d 47) xxx xxx xxx xxx
50 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (33-48) xxx xxx xxx xxx
51
52 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
53 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
54 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
55 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
56 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
57 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
58 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT KEGIATAN NON OPERASIONAL(53 s/d 57) xxx xxx xxx xxx
59 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (50 + 58) xxx xxx xxx xxx
60
61 POS LUAR BIASA xxx xxx xxx xxx
62 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
63 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
64 POS LUAR BIASA ( 62-63) xxx xxx xxx xxx
65 SURPLUS/DEFISIT-LO ( 59 + 64) xxx xxx xxx xxx
67
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
EKUITAS HANYA SATU KOMPONEN TIDAK TERBAGI ATAS EKUITAS DANA LANCAR, EKUITAS DANA DIINVESTASIKAN, DLL.
PEMERINTAH PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)
69
HUBUNGAN ANTAR LAPORAN
LAPORAN FINANSIAL:
Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
CHART OF ACCOUNT (COA)
(BAGAN AKUN)
Chart of Account (BAGAN AKUN)
36
Klasifikasi akun dalam laporan
keuangan
1. ASET
2. KEWAJIBAN
3. EKUITAS
4. PENDAPATAN
5. BIAYA
37
Contoh : PENGKODEAN AKUN
Digit pertama menggambarkan unsur dalam laporan
keuangan, contoh:
DIGIT PERTAMA AKUN
1 Aset
2 Kewajiban
3 Ekuitas
4 Pendapatan
5 Biaya
38
PENGKODEAN AKUN
• Digit kedua, menggambarkan klasifikasi kelompok pos laporan
keuangan sampai dengan sembilan sub klasifikasi, contoh:
39
PENGKODEAN AKUN
• Digit ketiga dan keempat menggambarkan sub klasifikasi dari
pos laporan keuangan sebelumnya sampai dengan 99 digit,
contohnya
40
PENGKODEAN AKUN
• Digit kelima dan keenam menggambarkan klasifikasi dari pos
laporan keuangan sebelumnya sampai dengan 99 digit,
contoh:
41
PENGKODEAN AKUN
• Digit ketujuh dan kedelapan menggambarkan sub klasifikasi
pos laporan keuangan sebelumnya sampai dengan 99 digit
berikutnya, contoh:
42
SIKLUS TRANSAKSI DAN
SIKLUS AKUNTANSI
ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
1. Aset
• Sumber daya yang dikuasai oleh sebagai akibat
peristiwa masa lalu yang diharapkan akan memberikan
manfaat di masa yang akan datang bagi
2. Kewajiban
• Hutang yang ada pada saat ini, yang ditimbulkan
karena adanya peristiwa di masa lalu. Hutang ini
menimbulkan kewajiban bagi untuk melakukan
pembayaran di masa yang akan datang
3. Ekuitas
• Merupakan sumber perolehan dana yang berasal dari donatur
dan dari hasil operasional .
• Ekuitas juga merupakan selisih antara aset dan kewajiban
Siklus Transaksi
Siklus
Pengeluaran Siklus
Peristiwa Ekonomi Laporan
( Transaksi ) Pelaporan
Keuangan
Keuangan
Siklus Pelayanan
Siklus Keuangan
46
Siklus transaksi
• Siklus pendapatan
terkait dengan pemberian jasa pelayanan kepada pasien atau
pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau tagihan
dari pihak lain.
• Siklus pengeluaran
terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa dari pihak
lain dan pelunasan utang dan kewajibannya.
• Siklus produksi/pelayanan
terkait dengan transformasi sumber daya rumah sakit menjadi
jasa pelayanan .
47
Siklus transaksi
• Siklus keuangan
terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital fund (dana
modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid
lainnya) dan sumber dana jangka panjang
• Siklus pelaporan keuangan
tidak terkait dengan siklus operasi (operating cycle)
sebagaimana empat siklus pertama di atas. Siklus ini
memperoleh data operasi dan akuntansi dari siklus yang lain
dan memprosesnya menjadi laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
48
SIKLUS
AKUNTANSI
NERACA
SIKLUS AKUNTANSJ SALDO
JURNAL SETELAH
PENYESUAIAN
NERACA/DAFTAR PENYESUAIAN
BUKU BESAR
SALDO
PROSES AKUNTANSI
PRINSIP :
DANA HARUS DAPAT DITELUSURI KEMANA ARAHNYA
DOUBLE ENTRY
JURNAL TRANSAKSI
• Merupakan catatan tentang transaksi ekonomi
yang terjadi di dalam organisasi
• Penjurnalan dilakukan setiap kali terjadi transaksi
. Jurnal, berisi informasi tentang:
– Tanggal transaksi
– Nama akun dan jumlahnya yang harus didebet dan
dikredit
– Keterangan singkat atas transaksi tersebut
– Pendebetan dicatat di sisi kanan dan pengkreditan
dicatat pada sisi kiri
Tehnik Penjurnalan
1. Analisis transaksi ekonomi dan dokumen
sumber
2. Mencatat transaksi ekonomi ke dalam buku
jurnal
FORMAT JURNAL UMUM JI
Tanggal Jurnal
5 Okt Transaksi Bahan Habis Pakai Rp 2.500.000
Hutang Usaha 2.500.000
31 Okt Penyesuaian Beban/Biaya Bahan Habis Pakai Rp 1.500.000
Bahan habis Pakai 1.500.000
Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’..)
Contoh Kasus Prepaid Expense:
• Asuransi
– Tanggal 5 Oktober Membayar polis asuransi sebesar Rp
600.000, akan jatuh tempo pada tanggal 30 September
tahun yang akan datang
Tanggal Jurnal
5 Okt Transaksi Asuransi Dibayar Di muka Rp 600.000
Kas 600.000
31 Okt Penyesuaian Beban asuransi Rp 50.000
Asuransi Dibayar di muka 50.000
Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
• Contoh Kasus Prepaid Expense:
• Depresiasi Aset Tetap
Tanggal 1 Oktober rumah sakit membeli peralatan kantor
seharga Rp 5.000.000 secara kredit dengan umur ekonomis 5
tahun
Tanggal Jurnal
5 Okt Transaksi Peralatan Kantor Rp 5.000.000
Hutang Usaha 5.000.000
31 Okt Penyesuaian Biaya Depresiasi Rp 1.000.000
Akumulasi Depresiasi 1.000.000
Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
Tanggal Jurnal
5 Okt Transaksi Kas Rp 1.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp 1.000.000
31 Okt Penyesuaian Pendapatan diterima di muka Rp 500.000
Pendapatan Pelayanan 500.000
Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
Tanggal Jurnal
31 Okt Penyesuaian Piutang usaha Rp 100.000
Pendapatan Pelayanan 100.000
Contoh Jurnal Penyesuaian (Cont’...)
Tanggal Jurnal
31 Okt Penyesuaian Beban Gaji Rp 250.000
Hutang Gaji 250.000
PENYELESAIAN DALAM SIKLUS AKUNTANSI
81
Reformasi Pelaporan Keuangan
Daerah
• Kas Basis Akrual Basis
• Dasar Hukum:
– UU No 17 Tahun 2003 ttg Keuangan Negara
– PP No 71 Tahun 2010 ttg Standar Akuntansi
Pemerintahan
– KMK No 1981 Tahun 2010 ttg Pedoman Akuntansi BLU
– Permendagri No 61 Tahun 2007 ttg Pedoman Teknis Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
– Permendagri 64 Tahun 2013 ttg Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan basis akrual
82
Sistem Akuntansi Berbasis Kas
• bertujuan untuk menghasilkan pelaporan
keuangan yang melibatkan arus kas selama
periode tertentu
• pendapatan dan biaya diakui dan dicatat pada
saat terjadinya arus kas masuk dan arus kas
keluar
• menghasilkan laporan keuangan yang dapat
memperlihatkan sumber dana, alokasi dan
penggunaan sumber dana
83
Sistem Akuntansi Berbasis Kas
• Karakteristik:
– Beban/biaya belum diakui dan dicatat sampai
terjadinya pembayaran kas (arus kas keluar)
– Sebelum terjadi pengeluaran kas, tidak akan terjadi
pengurangan dalam pendapatan
– Pendapatan diakui dan dan dicatat saat terjadinya
penerimaan kas (arus kas masuk)
– Laporan keuangan menunjukkan posisi kas yang ada
pada saat itu.
– Tidak perlu membuat cadangan piutang tak tertagih
(cadangan kerugian piutang)
84
Sistem Akuntansi Berbasis Kas
• Kelebihan-kelebihan:
– Dapat menunjukkan sumber dana, alokasi dan
penggunaan dana secara jelas
– Mudah dipahami
85
Sistem Akuntansi Berbasis Kas
• Kekurangan:
– Hanya memfokuskanpada arus kas untuk periode berjalan
– Adanya risiko pengakuan pendapatan yang terlalu tinggi
pada suatu periode dimana terjadi penerimaan kas yang
masih diperlukan adanya pemenuhan kewajiban
– Adanya risiko pengakuan pendapatan yang terlalu rendah
pada suatu periode dimana terjadi pengeluaran kas yang
merupakan pembayaran di muka atas suatu kewajiban
– Penghapusan piutang dilakukan secara langsung tanpa
estimasi cadangan kerugian piutang.
– Tidak mencerminkan kinerja organisasi periodik yang
sesungguhnya
86
Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
• sistem akuntansi dimana peristiwa ekonomi
diakui dan dicatat pada saat terjadinya
• Tujuan penggunaan basis akrual (accrual
basis) adalah memberikan gambaran yang
utuh terhadap posisi keuangan suatu entitas
87
Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
• Karakteristik:
– Pendapatan dan Beban diakui pada saat terjadinya
– Penyajian beban dilakukan sesuai dengan periode
terjadinya
– Beban yang dibayar di muka disesuaikan pada setiap
akhir periode pelaporan, sehingga menggambarkan
beban yang sesungguhnya ditanggung pada periode
– tersebut
Kewajiban disesuaikan pada setiap akhir periode
pelaporan, sehingga mencerminkan kewajiban yang
–
sesungguhnya terjadi pada periode tersebut
Penghapusan piutan tidak dilakukan secara langsung,
tetapi melalui pembentukan cadangan kerugian 88
Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
• Kelebihan:
– Menggambarkan posisi keuangan organisasi secara lebih
akurat
– Penghitungan surplus/defisit pada suatu periode menjadi
lebih realistis
– Konsisten dengan prinsip mempertemukan pendapatan
dan biaya pada periode yang sama (prinsip matching)
– Mencerminkan kinerja periodik organisasi sesungguhnya
– Meningkatkan akuntabilitas
– Memudahkan manajemen untuk melakukan analisis untuk
tujuan pengambilan kebijakan tertentu
89
Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
• Kelemahan-kelemahan:
– Diperlukan pemahaman akuntansi yang lebih baik,
sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang
handal di bidang akuntansi
–
Adanya risiko piutang tak tertagih tetap tercatat
sebagai pendapatan, sehingga pendapatan dicatat
– terlalu tinggi
Pembentukan cadangan kerugian piutang mengurangi
– pendapatan pada suatu periode
Karena dibentuk melalui suatu estimasi yang seringkali
bersifat subyektif, menimbulkan risiko penyajian
laporan keuangan yang tidak menggambarkan hal
sebenarnya 90
Pencatatan Pendapatan Berbasis Akrual
• Pendapatan dalam sistem akrual diakui dan
dicatat ketika mempunyai hak untuk
melakukan penagihan karena telah melakukan
pelayanan
Contoh:
Pada tanggal 15 Oktober, seorang pasien rawat
inap telah sembuh dan pulang. Biaya perawatan
total sebesar Rp 10.000.000. Meskipun demikian,
pasien belum membayar secara tunai.
91
Pencatatan Pendapatan Berbasis Akrual
Tgl Jurnal
15 Okt Transaksi Piutang Pelayanan Rp 10.000.000
Pendapatan Pelayanan Rp 10.000.000
92
Cadangan Kerugian Piutang
• Sistem akuntansi berbasis akrual tidak melakukan
penghapusan piutang secara langsung, melainkan
mengestimasi cadangan kerugian piutang pada
setiap akhir periode
Contoh:
• Jumlah piutang pelayanan pada tanggal 31
Desember 2011 adalah Rp 50.000.000. Rumah
sakit memperkirakan sebanyak 10% dari piutang
tersebut tidak akan bisa ditagih, maka pada
tanggal 31 Desember, membuat
jurnal cadangan kerugian piutang.
93
Pencatatan Cadangan Kerugian Piutang
Penjurnalannya sebagai berikut:
Tgl Jurnal
96
Pengakuan Pendapatan Berbasis Akrual
• Contoh:
Pada tanggal 7 Oktober, seorang pasien berjaminan
Asuransi ABA mendapat pelayanan dengan total biaya
pelayanan sebesar Rp 5.000.000. maka pada saat inilah
pendapatan dicatat dan diakui, jurnal yang dibuat
adalah sebagai berikut:
Tgl Jurnal
97
Pengakuan dan Pencatatan Biaya
dengan Basis Akrual
• Sistem akuntansi berbasis akrual, mengakui
biaya/beban pada saat terjadinya, dan dilaporkan
berdasarkan periode terjadinya.
• Jika melakukan pembayaran biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode, maka
pada akhir periode, harus dilakukan penyesuaian biaya
yang diakui untuk satu periode saja.
• Dengan demikian prinsip mempertemukan pendapatan
dan biaya (Matching revenue and expense) dalam satu
periode yang sama dapat dilakukan
98
Pengakuan dan Pencatatan Biaya
dengan Basis Akrual
• Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober , membayar biaya
asuransi kebakaran gedung sebesar Rp
12.000.000, biaya asuransi ini mempunyai
manfaat untuk 12 bulan, maka
pada akhir periode akuntansi, harus dilakukan
penyesuaian biaya asuransi.
99
Biaya dibayar dimuka
Penjurnalan saat pembayaran asuransi:
Tgl Jurnal
Kas Rp 12.000.000
100
Pengakuan dan Pencatatan Biaya
dengan Basis Akrual
• Dalam sistem berbasis akrual, Biaya atau beban harus
diakui dan dicatat pada periode terjadinya, meskipun
pada kenyataannya pengeluaran kas belum terjadi
Contoh:
membayar gaji karyawan setiap tanggal 5 , Pada tanggal
31 Desember harus meyusun laporan keuangan. sudah
memiliki kewajiban membayar gaji karyawan sebesar
Rp 250.000.000, tetapi gaji baru akan dibayarkan
tanggal 5 Januari tahun berikutnya. Maka pada periode
akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember
Gaji karyawan yang belum dibayarkan harus sudah
diakui sebagai biaya/beban 101
Pengakuan dan Pencatatan Biaya
dengan Basis Akrual
Penjurnalannya sebagai berikut:
Tgl Jurnal
102
Pengakuan dan Pencatatan Biaya
dengan Basis Akrual
• Sistem akuntansi berbasis akrual mengkapitalisasi harga
perolehan aset yang mempunyai nilai manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Oleh karena itu, setiap akhir periode
harus dilakukan penyesuaian terhadap manfaat aset.
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari , membeli kendaraan ambulan,
senilai Rp 200.000.000. Umur ekonomis kendaraan ini
diperkirakan 5 tahun, dengan nilai sisa sebesar 0. Nilai
manfaat kendaraan ini adalah 5 tahun.
Maka harga perolehan sebesar Rp 200.000.000, harus
dikapitalisasi setiap periode akuntansi, dan diakui sebagai
biaya depresiasi kendaraan
103
Pengakuan dan Pencatatan Biaya
dengan Basis Akrual
• Penjurnalan pada saat transaksi adalah sebagai
berikut:
Tgl Jurnal
Kas Rp 200.000.000
106
Akuntansi Persediaan
• Basis kas
pencatatan persediaan hanya terjadi ketika
puskesmas membeli persediaan, dan
langsung diakui sebagai biaya persediaan
pada saat terjadi pembelian
• Basis akrual
pencatatan persediaan dilakukan pada saat
pembelian dan pemakaian persediaan atau
berkurangnya persediaan
107
Jurnal Persediaan
Kasus:
• Tanggal 1 . membeli obat-obatan
senilai RP 50.000.000, potongan pembelian
sebesar 5 %.
• Tanggal 5. Rumah sakit melayani pasien
dengan pemakaian obat-obatan senilai Rp
5.000.000 yang dibebankan kepada pasien
dengan harga Rp 6.000.000
108
Jurnal Persediaan
Pencatatannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Jurnal
1 Persediaan Barang Farmasi 50.000.000
Potongan pembelian 2.500.000
Kas 47.500.000
109
Jurnal Persediaan
• Jika memproduksi obat tertentu dengan
menggunakan bahan dari persediaan barang
farmasi. Pada saat obat tersebut siap untuk dijual,
harus dibuat pencatatan untuk mentransfer
persediaan bahan obat menjadi obat yang siap
• dijual
Contoh:
tanggal 6, memproduksi obat batuk yang
diproses menggunakan bahan-bahan obat yang
dimiliki senilai Rp 6.000.000, maka ketika obat
batuk tersebut siap untuk dijual 110
Jurnal Persediaan
Pencatatannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Jurnal
6 Persediaan Barang Farmasi 6.000.000
Persediaan Barang Farmasi 6.000.000
111
Penilaian Persediaan
• Persediaan harus dilaporkan di dalam neraca
sebagai aset sebesar harga pokok persediaan.
Permasalahannya adalah persediaan barang
farmasi mungkin saja diberi secara bertahap atau
tidak dalam satu waktu tertentu, dan mungkin
saja dengan harga peroleh yang tidak sama.
112
Metode Penentuan Nilai Persediaan
113
Metode Fisik (Periodik)
• Aliran harga pokok persediaan tidak
diperhatikan.
• Tidak melakukan pencatatan, ketika terjadi
transaksi pemakaian persediaan.
• Pencatatan hanya dilakukan pada akhir
periode.
• Dinilai dengan cara melakukan pengamatan
secara fisik dan melakukan penyesuaian harga
pokok pada akhir periode
114
Contoh:
• Tanggal 1, nilai persediaan obat sebesar Rp
200.000
• Tanggal 3, melakukan pembelian persediaan
senilai Rp 10.000.000
• Tanggal 15, melakukan pelayanan dengan
rincian:
– Pendapatan tindakan Rp 1.000.000
– Pemakaian persediaan sebesar Rp 4.500.000 dan
dibebankan kepada pasien sebesar Rp 5.000.000
– Tanggal 30 ditaksir nilai persediaan sebesar Rp 500.000
115
Jurnal Persediaan (periodik)
• Pencatatannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Jurnal
3 Pembelian persediaan 10.000.000
Kas 10.000.000
15 Kas 6.000.000
Pendapatan Pelayanan 6.000.000
Tidak ada pencatatan pemakaian persediaan
116
Harga Pokok Penjualan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
117
Metode Perpetual
• Memperhatikan aliran biaya persediaan secara
terus menerus
• Persediaan diakui pada saat diperoleh dan
dikeluarkan
• Nilai persediaan akhir diperoleh berdasarkan
aliran biaya selama satu periode dan
merupakan saldo akhir dari persediaan
tersebut
118
Jurnal Persediaan (Perpetual)
Pencatatan pada kasus yang sama dengan kasus
metode periodik adalah sebagai berikut:
Tanggal Jurnal
3 Persediaan 10.000.000
Kas 10.000.000
15 Kas 6.000.000
Pendapatan Pelayanan 6.000.000
15 Beban Persediaan 4.500.000
Persediaan 4.500.000
119
Metode Penilaian Persediaan
• (1) FIFO (First in First Out);
Pengeluaran persediaan dicatat berdasarkan
harga terdahulu
• (2) LIFO (Last In First Out)
berdasarkan
Pengeluaran persediaan dicatat
harga terakhir
• (3) Metode Rata-rata (Average) berdasarkan
Pengeluaran persediaan dicatat
harga rata-rata (Sesuai dengan KMK 1981 Tahun
2010)
120
Ilustrasi Metode Penilaian Persediaan
Data Persediaan pada Puskesmas “Segar Bugar”
adalah sebagai berikut:
• Tgl 2 maret : Pembelian Persediaan sebesar 2000
unit dengan harga Rp 4.000 per unit
• Tgl 15 maret : Pembelian persediaan sebesar
6000 unit dengan harga Rp 4.400 per unit
• Tgl 19 maret: Pemakaian persediaan sebesar
4.000 unit
• Tgl 30 maret: pembelian persediaan sebesar 2000
unit dengan harga Rp 4.750 per unit
121
First In First Out (FIFO)
Tanggal Pembelian Pemakaian Saldo
2 maret 2.000 unit @ Rp 4.000 2000 @ Rp 4.000 = Rp 8.000.000
15 6.000 unit @ Rp 4.400 2000@ Rp 4.000 = Rp 8.000.000
6000@Rp 4.400 = 26.400.000
34.400.000
2000@Rp4.000=Rp 8.000.000 4.000@Rp4.400 = Rp17.600.000
2000@Rp4.400= 8.800.000
16.800.000
30 2.000 unit @ Rp 4.750 4000@ Rp4.400 = Rp17.600.000
2000@ Rp 4.750 = Rp 9.500.000
Rp 27.100.000
122
Rata-Rata Perpetual
123
Rata-rata Tertimbang
• Rata-rata perpetual mudah diterapkan untuk persediaan obat-
obatan, akan tetapi untuk persediaan lain yang habis pakai
dan sulit dihitung unit pemakaiannya maka metode yang
dapat diterapkan adalah metode rata-rata tertimbang
• Ilustrasi:
Tanggal Unit dibeli Harga Pokok Total Harga Pokok
Persediaan
2 mar 2.000 Rp 4.000 Rp 8.000.000
124
Rata-rata tertimbang
Harga pokok rata-rata tertimbang : Rp 43.900.000/10.000 = Rp 4.390
Harga Pokok Persediaan akhir: 6000 x Rp 4.390 = Rp 26.340.000
125
Perlakuan Akuntansi Untuk
Persediaan yang Kadaluarsa
• Persediaan barang yang kadaluarsa harus dihapuskan dan
dipisahkan dengan persediaan barang yang tidak kadaluarsa
Contoh:
• Pada tanggal 30 Maret, Puskesmas “segar bugar” mengakui
bahwa ada obat-obatan yang kadaluarsa senilai Rp 5.000.000
• Jurnal pemisahan dan penghapusan persediaan barang
kadaluarsa adalah sebagai berikut:
Tanggal Jurnal
30 maret Persediaan Barang Kadaluarsa Rp 5.000.000
Persediaan barang Farmasi Rp 5.000.000
Kerugian Persediaan Kadaluarsa Rp 5.000.000
Persediaan Barang Kadaluarsa Rp 5.000.000
126
• Jika pada tanggal 2 April persediaan barang
kadaluarsa tersebut kemudian dapat dijual
senilai Rp 500.000
• hasil penjualan persediaan barang kadaluarsa
tersebut harus diakui sebagai pendapatan
lain-lain dan jurnal yang dibuat adalah sebagai
berikut:
Tanggal jurnal
127
Aset Tetap
Pengertian:
Aset tetap adalah aset berwujud yang :
1. Dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa,
disewakan kepada pihak lain dalam kegiatan usaha
sehari-hari, atau tujuan administratif, dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.
128
ASET TETAP
Aset Tetap
Pengertian:
Aset tetap adalah aset berwujud yang :
1. Dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa,
disewakan kepada pihak lain dalam kegiatan usaha
sehari-hari, atau tujuan administratif, dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.
130
Jenis-Jenis Aset Tetap
Yang termasuk aset tetap di rumah sakit antara
lain:
• Tanah;
• Gedung dan Bangunan;
• Peralatan dan Mesin;
• Jalan, Irigasi dan Jaringan;
• Aset tetap lainnya; dan
• Konstruksi dalam pengerjaan
131
Konsep Penyusutan Aset Tetap
• Aset tetap seiring dengan berjalannya waktu akan
memiliki nilai ekonomis yang semakin menurun.
• Diperlukan alokasi biaya atas berkurangnya nilai
ekonomis Aset Tetap tersebut
• Untuk menentukan besarnya penyusutan nilai aset
tetap tersebut dapat menggunakan beberapa
metode.
132
Metode Penyusutan
1. Unit Produksi
2. Saldo Menurun Ganda (Double Declining
Balance)
3. Jumlah Angka Tahun (Sum Of Years)
4. Garis Lurus (Straight Line) yang
dianjurkan dalam KMK 1981 Tahun 2010
133
Penyusutan Metode Garis Lurus
134
Umur Ekonomis (sesuai KMK 1981 Tahun 2010)
135
Penghitungan Biaya Penyusutan
136
Contoh
Puskesmas “ Segar Bugar” membeli sebuah mobil
ambulance untuk operasionalnya pada 1 Januari tahun
2010, harga mobil Rp 500.000.000,00.
Maka perhitungan biaya penyusutannya (metode garis
lurus) adalah sebagai berikut:
• Nilai Perolehan = 500 juta
• Nilai Sisa = 1
• Umur Ekonomis = 5 tahun
• Biaya Penyusutan= 500 jt – 1
5
= +/- 100 Juta/tahun
137
Akuntansi Aset Tetap
• Pembelian pada tanggal 1 Januari 2012:
Kendaraan Rp 500.000.000
Kas Rp 500.000.000
138
SIAPKAH ANDA MENERIMA TANTANGAN??
Diskusi
• Sistem akuntansi berbasis apakah yang digunakan
pada anda?
• Kesulitan-kesulitan apakah yang akan anda
hadapi , jika sistem akuntansi berbasis akrual
diterapkan pada anda?
• Seberapa jauh persiapan anda dalam
menghadapi reformasi pelaporan keuangan yang
akan dilakukan pemerintah dengan menerapkan
sistem pelaporan keuangan berbasis akrual?
146
KONSOLIDASI SAK
KE DALAM SAP