Anda di halaman 1dari 83

PELATIHAN

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Landasan pelaporan keuangan
• Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
• Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
• Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum;
• Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
• Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
• Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
• Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
• Peraturan Menteri Keuangan nomor 76/PMK/05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan
• Pelaporan Keuangan Badan layanan Umum
• Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1981/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Akuntansi
BLU- ;
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
• SAK ETAP
• Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan;
LANDASAN PERATURAN
• UUD NO1/2004
• UU NO 44/2009
• PP NO 71/201O
• KMK NO 1981/2010
• PERMENDAGRI NO 79/2018
MATERI PELATIHAN
BAGIAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS SAK
1 PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN PERATURAN
2 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
3 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI DAN SIKLUS AKUNTANSI
4 DAFTAR AKUN (CHART OF ACCOUNT) DAN PRINSIP-PRINSIP
PENYUSUNANNYA
5 JURNAL
6 BUKU BESAR (GENERAL LEDGER)
7 DAFTAR SALDO (NERACA SALDO)
8 JURNAL PENYESUAIAN
9 LAPORAN KEUANGAN (NERACA, LAPORAN OPERASI/LAPORAN AKTIVITAS
DAN LAPORAN ARUS KAS
10 PENCATATAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
11 PENCATATAN DAN PENGAKUAN ASET
12 KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN SAK KE DALAM SAP
PERUBAHAN LINGKUNGAN
BLUD
SKPD BLU/BLUD

KONSEKUENSI???
AKUNTABILITAS FLEKSIBILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN
GOOD GOVERNANCE

•Transparency
•Accountability
•Responsibility
•Independence
•Fairness

SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
AKUNTANSI ???

SISTEM
INFORMASI
KEUANGAN
AKTIVITAS AKUNTANSI
USER/PENGGUNA
MENGIDENTIFIKASI

MENCATAT

MENGKOMUNIKASIKAN
AKTIVITAS AKUNTANSI

IDENTIFIKASI
MELAKUKAN
ANALISIS TERHADAP
PERISTIWA EKONOMI
ORGANISASI

MENCATAT MENCATAT,
MENGKLASIFIKASIKAN
, MERINGKAS

MENYUSUN LAPORAN
MENGKOMUNIKASIKAN KEUANGAN
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN AKAN
DIANALISI S DAN
DIINTERPRETASIKAN OLEH
PENGGUNA LAPORAN
KEUANGAN :
EKSTERNAL: PEMERINTAH,
MASYARAKAT, DONATUR

INTERNAL: MANAJEMEN
UNTUK PERENCANAAN,
PENGENDALIAN, EVALUASI
DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
JENIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Inf. Akuntansi Keuangan Inf. Akuntansi Manajemen


Pengguna Pihak eksternal Pihak internal
Keaatan pada aturan Harus mengikuti standar Fleksibel
dan peraturan yang ada
Orientasi waktu Informasi bersifat historis Informasi tentang masa depan
Luas informasi Informasi tentang Informasi tentang bagian-bagian
organisasi secara keseluruhan yang ada dalam organisasi

Sifat informasi Bersifat ringkas Rinci


Jenis informasi Berupa informasi keuangan Informasi keuangan dan
non keuangan
Standar Akuntansi

pmk76/PMK.05/2013

(1) BLU menerapkan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
akuntansi Indonesia sesuai dengan jenis industrinya.
(2) DALAM HAL TIDAK TERDAPAT STANDAR AKUNTANSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
AYAT (1) , BLU DAPAT MENGEMBANGKAN STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI YANG
SPESIFIK DENGAN MENGACU PADA PEDOMAN AKUNTANSI BLU SEBAGAIMANA
DITETAPKAN DALAM LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN
(3) Standar akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
menteri/pimpinan lembaga setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan
PSAP dan PSAK

Pernyataan Standar yang digunakan mengatur


tatacara Pengintegrasian Laporan Keuangan BLU
PSAP
dalam Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga
Pernyataan Standar yang digunakan untuk menyusun
PSAK Laporan Keuangan BLU (PSAK 45) yang selanjutnya
disesuaikan dengan bidang Industri
PSAP dan PSAK

URAIAN SAP SAK PERLAKUAN DALAM LK K/L

PENDAPATAN Basis Kas Basis Akrual Konversi sesuai SAP

BELANJA Basis Kas Basis Akrual Konversi sesuai SAP

PENYUSUTAN DAN Diakui tetapi Diakui dan Tidak masuk dalam Neraca K/L
AMORTISASI belum diterapkan
diterapkan
ASET Akrual Akrual Dibukukan dalam LK K/L
sebelum disusutkan (harga
perolehan)
LAPORAN LRA LO Konversi kecuali Neraca, dan
NERACA NERACA LAK tidak dikonsolidasikan
CaLK LAK dalam LK K/L
LBMN CaLK
Posisi LK BLUD dalam LKPD

Transaksi
Keuangan

Konsolidasian Pertanggungjawaban
Standar Standar
Akuntansi Akuntansi
SAP SAK

LRA LO
Neraca Neraca
CaLK LAK
CaLK
LK – PD
UU No. 1/2004
PP No.23 Konsolidasi PP No.8
Lampiran
Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK

Laporan Realisasi
Anggaran/Laporan Operasional;

Neraca;

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Arus Kas;

Catatan Atas Laporan Keuanga;


dan disertai

Laporan Kinerja
NERACA
• LAPORAN POSISI KEUANGAN ENTITAS
PADA SUATU TANGGAL TERTENTU
• KOMPONEN NERACA:
ASET
KEWAJIBAN
EKUITAS
DEFINISI :
LAPORAN YANG SISTEMATIS TENTANG AKTIVA,
HUTANG SERTA MODAL DARI SUATU ENTITAS PADA
SAAT TERTENTU.

TUJUAN :
UNTUK MENUNJUKKAN POSISI KEUANGAN SUATU
ENTITAS PADA SUATU TANGGAL TERTENTU,
BIASANYA PADA WAKTU DIMANA BUKU-BUKU
DITUTUP DAN DITENTUKAN SISANYA PADA SUATU
AKHIR TAHUN FISKAL ATAU TAHUN KALENDER,
SEHINGGA NERACA SERING DISEBUT BALANCE
SHEET.
Neraca terdiri dari 2 bagian utama :
1. Aktiva :
yang mencantumkan semua rekapitulasi data tentang hak-hak entitas.
- Aktiva Lancar (Likwid)
- Aktiva Tetap :
* Aktiva tetap yang berwujud
* Aktiva tetap tidak berwujud
2. Pasiva :
yang mencantumkan semua rekapitulasi data tentang kewajiban-kewajiban
entitas.
- Hutang
- Modal

Dalam Neraca selalu berlaku paersamaan akutansi yaitu


Aktiva = Pasiva
NERACA RSUD “X”
PER 31 DESEMBER 2011 dan 2012
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ASET LANCAR xxx xxx xxx
ASET TETAP xxx xxx xxx
ASET KSO
ASET LAINNYA
TOTAL ASET XXX XXX XXX
KEWAJIBAN xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PENDEL xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx xxx
TOTAL KEWAJIBAN xxx xxx xxx
EKUITAS xxx xxx xxx
TOTAL KEWAJIBAN + EKUITAS XXX XXX XXX
RSUD “X”
AKUN NERACA
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ASET LANCAR xxx xxx xxx
Kas dan Setara Kas xxx xxx xxx
Investasi jangka pendek xxx xxx xxx
Piutang pelayanan xxx xxx xxx
Piutang lain-lain xxx xxx xxx
Persediaan xxx xxx xxx
Uang Muka xxx xxx xxx
Biaya dibayar di muka xxx xxx xxx
JUMLAH ASET LANCAR xxx xxx xxx
AKUN Neraca RSUD “X”
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ASET TETAP xxx xxx xxx
Tanah xxx xxx xxx
Gedung dan Bangunan xxx xxx xxx
Peralatan dan Mesin xxx xxx xxx
Jalan, jaringan xxx xxx xxx
Aset tetap lain xxx xxx xxx
Konstruksi dalam pengerjaan xxx xxx xxx
JUMLAH ASET TETAP xxx xxx xxx
Akumulasi penyusutan xxx xxx xxx
NILAI BUKU ASET TETAP xxx xxx xxx
Aset KSO xxx xxx xxx
Aset lain-lain xxx xxx xxx
AKUN Neraca RSUD “X”
KEWAJIBAN 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
Kewajiban Jangka pendek xxx xxx xxx
Hutang Usaha xxx xxx xxx
Hutang Pajak xxx xxx xxx
Biaya yang masih harus dibayar xxx xxx xxx
Pendapatan diterima di muka xxx xxx xxx
Bagian lancar utang jangka panjang xxx xxx xxx
Hutang jangka pendek lainnya xxx xxx xxx
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx xxx
JUMLAH KEWAJIBAN xxx xxx xxx
Lanjutan AKUN Neraca RSUD “X”
EKUITAS 2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
Ekuitas Awal xxx xxx xxx
Surplus /Defisit tahun lalu xxx xxx xxx
Surplus/Defisit tahun berjalan xxx xxx xxx
Ekuitas Donasi xxx xxx xxx
JUMLAH EKUITAS xxx xxx xxx
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-
kemajuan entitas, faktor utama yang harus diperhatikan adalah :

Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu entitas utk


memenuhi kewajiban keuangannya yg hrs segera dipenuhi atau
kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih. Entitas dikatakan likuid jika mampu memenuhi kewajiban
keuangannya tepat pada waktunya atau mempunyai aktiva lancar >
hutang lancar (jangka pendek).
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan entitas untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila entitas tersebut dilikwidasikan, baik
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu
entitas dikatakan solvabel apabila mempunyai aktiva atau kekayaan
yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya.
Rentabilitas atau profitabilitas, adalah menunjukkan kemampuan
entitas untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
dapat diukur dgn kesuksesan entitas dan kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif, atau dpt diketahui dgn memperbandingkan
antara laba yang diperoleh dlm suatu periode dengan jumlah aktiva
atau jumlah modal entitas.
LAPORAN OPERASIONAL
LO MENYEDIAKAN INFORMASI MENGENAI SELURUH
KEGIATAN OPERASIONAL KEUANGAN ENTITAS
PELAPORAN YANG TERCERMINKAN DALAM
Pendapatan-LO dari kegiatan operasional
Beban dari kegiatan operasional
Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada
Pos luar biasa, bila ada
Surplus/defisit-LO
KONSEPSI BASIS

• Pendapatan LO dan beban dalam bentuk barang/jasa harus


dilaporkan berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal transaksi
dan diungkap dalam CaLK
• Transaksi pendapatan dan beban dalam bentuk barang/jasa
antara lain hibah dalam wujud barang, barang rampasan, dan
jasa konsultasi
• Pembiayaan tidak diperhitungkan dalam perhitungan
surplus/defisit LO karena transaksi pembiayaan tidak terkait
dengan operasi pada periode pelaporan.
PP 24/2005 CTA PP 71/2010 AKRUAL
Opsional (Laporan Laporan pendapatan
Kinerja Keuangan) dan beban akrual

KONSEPSI
COST BASIS
Besarnya beban yang harus ditanggung oleh
pemerintah dalam menjalankan pelayanan

LO menyediakan
Operasi keuangan secara menyeluruh yang
informasi mengenai Performace berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah
seluruh kegiatan dalam hal efisiensi, efektivitas dan kehematan
operasional perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi
keuangan entitas
pelaporan yang Memprediksi pendapatan LO yang akan diterima
penyajiannya Estimation untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam
disandingkan dengan periode mendatang dengan menyajikan laporan
periode sebelumnya secara komparatif

Equity Peningkatan ekuitas (bila surplus operasional) dan


penurunan ekuitas (bila defisit operasional) 28
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL

• Laporan Operasional menyajikan informasi beban akrual yang dapat


digunakan untuk menghitung cost per program/kegiatan pelayanan

Laporan Operasional Perhitungan Cost


COST untuk
Beban pegawai Labor cost setiap
Beban belanja barang program/
Beban bunga
kegiatan
Beban subsidi Material cost
Beban hibah
Beban bantuan sosial
Beban penyusutan Overhead cost
Beban transfer
Beban lain-lain
PERANAN LAPORAN
OPERASIONAL
Evaluasi kinerja Konsep VFM digunakan untuk menilai apakah
berdasarkan konsep suatu organisasi telah mencapai benefit
Value for Money maksimal, dengan mengunakan sumber daya
(ekonomi, efisien & yang ada.
efektif)
Outcome
(Hasil)

efektivitas
Output
(keluaran) Laporan
Operasional
efisien Input
(cost dari
program/
kegiatan)
ekonomi Laporan Kinerja
PERANAN LAPORAN OPERASIONAL
UU 1/2004 & PP 8/2006
Mengatur tentang laporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah

Kinerja berupa keluaran/hasil dari kegiatan/program yang hendak atau telah


dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran (beban/cost), dengan
kuantitas dan kualitas terukur

Manajemen Keuangan Manajemen Kinerja

Aset &
Pendapatan Beban Cost Kinerja
Kewajiban
Mengaitkan cost dengan kinerja

LAPORAN LAPORAN
EVALUASI KINERJA
KEUANGAN KINERJA
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL
• Hak pemerintah • Penurunan manfaat
• Diakui sebagai ekonomi/potensi jasa
dalam periode
penambah ekuitas pelaporan
• Dalam tahun • menurunkan ekuitas
anggaran yg • berupa pengeluaran/
bersangkutan
Pendapatan-LO Beban (dari konsumsi
(dari kegiatan kegiatan aset atau timbulnya
• Tidak perlu
dibayar kembali operasional) operasional) kewajiban

• Pendapatan/Beban yg
• Sifatnya tidak rutin, bukan n operasi biasa
termasuk surplus/defisit
Kegiatan Non Pos Luar
• Tidak diharapkan
dari penjualan aset non Operasional Biasa sering/rutin terjadi
lancar dan penyelesaian • Di luar kendali/
kewajiban jangka panjang pengaruh entitas ybs
• Sifat & jumlah diungkap
dalam CalK
32
STRUKTUR DAN ISI

– Menyajikan berbagai unsur


• pendapatan-LO,
• beban,
• surplus/defisit dari operasi,
• surplus/defisit dari kegiatan non operasional,
• surplus/defisit sebelum pos luar biasa,
• pos luar biasa,
• surplus/defisit-LO,

– Dalam Laporan Operasional ditambahkan pos, judul, dan sub


jumlah lainnya apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan, atau apabila penyajian tersebut
diperlukan untuk menyajikan Laporan Operasional secara
wajar
IDENTIFIKASI

Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasikan secara


jelas, dan, jika dianggap perlu, diulang pada setiap
halaman laporan, informasi berikut:
a) nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi
lainnya;
b) cakupan entitas pelaporan;
c) periode yang dicakup;
d) mata uang pelaporan; dan
e) satuan angka yang digunakan.
INFORMASI DALAM CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN

• Entitas pelaporan menyajikan pendapatan-LO yang


diklasifikasikan menurut sumber pendapatan.
• Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada
Catatan atas Laporan Keuangan.
• Entitas pelaporan menyajikan beban yang diklasifikasikan
menurut klasifikasi jenis beban.
• Beban berdasarkan klasifikasi organisasi dan klasifikasi lain
yang dipersyaratkan menurut ketentuan perundangan yang
berlaku, disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PENDAPATAN LO

• Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumber pendapatan.


• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto, dan tidak
mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
• Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto
(biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan
tidak dapat di estimasi terlebih dahulu dikarenakan proses
belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
• Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum.
AKUNTANSI BEBAN

AKUNTANSI BEBAN

• Beban diakui pada saat:


– timbulnya kewajiban;
– terjadinya konsumsi aset;
– terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa.
• Dalam hal badan layanan umum, beban diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur
mengenai badan layanan umum.
• Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.
AKUNTANSI BEBAN

• Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang


atau kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas
pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

• Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali


beban, yang terjadi pada periode beban dibukukan
sebagai pengurang beban pada periode yang sama.
Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas
beban dibukukan dalam pendapatan lain-lain. Dalam hal
mengakibatkan penambahan beban dilakukan dengan
pembetulan pada akun ekuitas.
SURPLUS DEFISIT KEGIATAN OPERASIONAL

• Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih


antara pendapatan dan beban selama satu periode
pelaporan.
• Defisit dari kegiatan operasional adalah selisih kurang
antara pendapatan dan beban selama satu periode
pelaporan.
• Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban
selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional.
KOMPONEN LAPORAN OPERASIONAL

SURPLUS DEFISIT KEGIATAN NON OPERASIONAL


• Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu dikelompokkan
tersendiri dalam kegiatan non operasional.
• Selisih lebih/kurang antara surplus/defisit dari kegiatan operasional dan
surplus/defisit dari kegiatan non operasional merupakan surplus/defisit
sebelum pos luar biasa.

POS LUAR BIASA


• Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam Laporan
Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit sebelum Pos Luar
Biasa.
• Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus diungkapkan pula dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.

SURPLUS / DEFISIT LO
• Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
TRANSAKSI MATA UANG ASING

• Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah.
• Jika tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs tengah bank sentral pada tanggal
transaksi.
• Jika tidak tersedia dana dalam mata uang asing, maka transaksi dalam
mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,
yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing
tersebut.
• Jika mata uang asing tersebut dibeli dengan menggunakan mata uang
asing\, maka:
a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
dengan menggunakan kurs transaksi
b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam
rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral tanggal transaksi.
TRANSAKSI DALAM BENTUK BARANG DAN JASA

• Transaksi pendapatan-LO dan beban dalam bentuk


barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan
Operasional dengan cara menaksir nilai wajar
barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi.
• Transaksi ini harus diungkapkan pada Catatan atas
Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan
semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari
pendapatan dan beban.
LAPORAN OPERASIONAL

• Keterkaitan laporan keuangan mengingat dual basis penganggaran dan


pelaporan.
• Keterkaitan laporan keuangan, terutama Laporan Operasional, dengan
laporan kinerja
• Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus
akuntansi berbasis akrual sehingga :
– Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan
– Laporan pertanggungjawaban anggaran dapat dibedakan dengan
laporan kinerja keuangan
– Dapat diketahui kinerja operasional pemerintah untuk periode pelaporan
tertentu
– Laporan Operasional mempunyai nilai prediktif karena informasinya
dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan LO yang akan diterima
untuk mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)
Kenaikan/
No URAIAN 20X1 20X0 (%)
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xxx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xxx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xxx xxx
6 Pendapatan Asli Daerah Lainnya xxx xxx xxx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 ) xxx xxx xxx xxx
9 PENDAPATAN TRANSFER
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN
11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx
13 Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xxx
14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxx xxx xxx xxx
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
18 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xxx
19 Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xxx
20 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19 ) xxx xxx xxx xxx
22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xxx xxx
25 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) xxx xxx xxx xxx
26 Jumlah Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) xxx xxx xxx xxx
28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
29 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xxx
30 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xxx
31 Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xxx
32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah (29 s/d 31) xxx xxx xxx xxx
33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) xxx xxx xxx xxx
44
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)

35 BEBAN
36 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx
37 Beban Persediaan xxx xxx xxx xxx
38 Beban Jasa xxx xxx xxx xxx
39 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xxx
40 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xxx
41 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx
42 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx
43 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx
44 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
45 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx
46 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx
47 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx
48 JUMLAH BEBAN (36 s/d 47) xxx xxx xxx xxx
50 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (33-48) xxx xxx xxx xxx
51
52 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
53 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
54 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
55 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
56 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
57 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
58 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT KEGIATAN NON OPERASIONAL(53 s/d 57) xxx xxx xxx xxx
59 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (50 + 58) xxx xxx xxx xxx
60
61 POS LUAR BIASA xxx xxx xxx xxx
62 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
63 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
64 POS LUAR BIASA ( 62-63) xxx xxx xxx xxx
65 SURPLUS/DEFISIT-LO ( 59 + 64) xxx xxx xxx xxx

45
LAPORAN ARUS KAS
• LAPORAN YANG MENUNJUKKAN ARUS KAS
KELUAR DAN ARUS KAS MASUK DI BLUD
• Informasi tentang arus kas suatu BLU berguna
bagi para pemakai laporan keuangan sebagai
dasar untuk menilai kemampuan BLU rumah sakit
yang bersangkutan di dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan BLU
rumah sakit untuk mengunakan arus kas tersebut
LAPORAN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
ARUS KAS NETTO DR AKT OPERASI xxx xxx xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI XXX XXX XXX
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
ARUS KAS NETTO DR AKT INVESTASI xxx xxx xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
ARUS KAS NETTO DR AKT PENDANAAN XXX XXX XXX
KENAIKAN NETTO KAS XXX XXX XXX
SALDO KAS AWAL XXX XXX XXX
SALDO KAS AKHIR XXX XXX XXX
AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI xxx xxx xxx
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Penerimaan Usaha dan jasa layanan xxx xxx xxx
Penerimaan Hibah xxx xxx xxx
Penerimaan APBN/APBD xxx xxx xxx
Penerimaan kas lainnya xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Belanja Pegawai xxx xxx xxx
Belanja barang xxx xxx xxx
Penyetoran ke Kas negara xxx xxx xxx
Belanja lain-lain xxx xxx xxx
AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI xxx xxx xxx
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Hasil Penjualan Aset Tetap xxx xxx xxx
Perolehan Aset Lainnya xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Perolehan Aset Tetap xxx xxx xxx
Perolehan Aset Tetap lainnya xxx xxx xxx
AKUN ARUS KAS RSUD “x” TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS xxx xxx xxx
PENDANAAN
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Perolehan Pinjaman xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Pembayanan Pokok Pinjaman xxx xxx xxx
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

LPE MERUPAKAN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


YANG MENYA JIKAN SEKURANG -KURANGNYA POS-POS:
ekuitas awal,
surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi
ekuitas,
ekuitas akhir.
EKUITAS HANYA SATU KOMPONEN TIDAK TERBAGI ATAS
EKUITAS DANA LANCAR, EKUITAS DANA
DIINVESTASIKAN , DLL.
PEMERINTAH PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)

NO URAIAN 20X1 20X0

1 EKUITAS AWAL XXX XXX


2 SURPLUS/DEFISIT-LO XXX XXX
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN
3 MENDASAR:
4 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN XXX XXX
5 SELISIH REVALUASI ASET TETAP XXX XXX
6 LAIN-LAIN XXX XXX
7 EKUITAS AKHIR XXX XXX

52
LAPORAN PERUBAHAN SAL

L A P OR AN P E R UBA HAN SA L DO A N G GARA N L E BI H M E R U PAK A N


KOM P ON EN L A P OR A N K E UA N GAN YA N G M E N YA JI K AN
S ECA R A KOMPA R ATIF DE N GAN P E R IODE S E BE LU MNYA P OS -
P OS BE R I KUT :
Saldo Anggaran Lebih awal,
Penggunaan Saldo Anggaran Lebih,
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan,
Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya,
Saldo Anggaran Lebih Akhir.
PEMERINTAH PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGAN LEBIH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam rupiah)

NO URAIAN 20X1 20X0

1 Saldo Anggaran Lebih Awal XXX XXX


2 Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun (XXX) (XXX)
Berjalan
3 Subtotal (1 - 2) XXX XXX
4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) XXX XXX
5 Subtotal (3 + 4) XXX XXX
6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya XXX XXX
7 Lain-lain XXX XXX
8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7) XXX XXX

54
Catatan atas Laporan Keuangan
Pendahuluan Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
a. Sejarah pembentukan BLU; a. Pendahuluan;
b. Dasar hukum pembentukan BLU; b. Kebijakan akuntansi;
c. Alamat kantor pusat BLU, unit vertikal BLU, dan unit usaha BLU; c. Penjelasan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran/laporan
d. Keterangan mengenai hakikat operasi dan kegiatan utama BLU; operasional;
e. Nama pejabat pengelola dan dewan pengawas BLU; d. Penjelasan atas pos-pos neraca;
f. Jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah e. Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas;
karyawan selama periode yang bersangkutan. f. Kewajiban kontinjensi;
g. Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya.
Pendapatan
Kebijakan Akuntansi Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar- • Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan;
dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik • Hibah terikat dan tidak terikat;
yang dipilih oleh BLU dalam penyusunan dan penyajian laporan • Pendapatan Usaha Lainnya, meliputi hasil kerja sama dengan pihak
keuangan. lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain;
• Pendapatan dari APBN, meliputi Pendapatan APBN Operasional
Biaya
dan APBN Investasi.
• Biaya Pelayanan: biaya pegawai; biaya bahan; biaya jasa layanan;
biaya pemeliharaan; biaya daya dan jasa; dan lain-lain. • Aset lancar, mencakup: kas dan setara kas; investasi jangka pendek;
• Biaya Umum dan Administrasi : biaya pegawai; biaya administrasi • piutang usaha; persediaan; • uang muka; dan biaya dibayar di
perkantoran; biaya pemeliharaan; biaya langganan daya dan jasa; muka.
biaya promosi; lain-lain. • Investasi Jangka Panjang
• Biaya Lainnya : biaya bunga; biaya administrasi bank; dan lain-lain. • Aset tetap, mencakup: tanah; gedung dan bangunan; peralatan dan
mesin; jalan, irigasi, dan jaringan; aset tetap lainnya; konstruksi
dalam pengerjaan.
• Aset lainnya mencakup: aset kerja sama operasi; aset sewa guna
Ekuitas Ekuitas BLU diklasifikasikan menjadi: usaha; aset tak berwujud; dan aset lain-lain.
• Ekuitas Tidak Terikat, yang terdiri atas: ekuitas awal; surplus & defisit
tahun lalu; surplus & defisit tahun berjalan; ekuitas donasi; • Kewajiban jangka pendek: utang usaha, utang pajak, biaya dibayar
• Ekuitas Terikat Temporer; dan dimuka, pendapatan diterima dimuka, bagian lanjar utang jangka
• Ekuitas Terikat Permanen. panjang, utang jangka panjang lainnya.
• Kewajiban jangka panjang
• Komponen-komponen pelaporan arus kas
• Kewajiban Kontijensi
• Informasi Tambahan
HUBUNGAN ANTAR LAPORAN

 LAPORAN FINANSIAL:

LO LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS NERACA

LAPORAN PELAKSANAAN ANGGARAN:

LRA LAPORAN PERUBAHAN SAL


Laporan Operasional LRA
Pendapatan 500
Beban (200) Pendapatan 450
Surplus/Defisit Opr 300 Belanja (0)
Kegiatan non
operasional
Surplus/Defisit LO
60
KETERKAITAN
360 L Surplus/(defisit)
Pembiayaan
APORAN
SILPA
450
1.000
1.450

Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan SAL
Ekuitas Awal 1.000
Surplus/Defisit LO 360 SAL Awal 100
Ekuitas Akhir 1.360 Penggunaan SAL (30)
SILPA 1.450
SAL Akhir 1.520

Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
CHART OF ACCOUNT (COA)
(BAGAN AKUN)
Chart of Account (BAGAN AKUN)

• Proses akuntansi dimulai dengan penyusunan Bagan


Akun (Chart of Account/COA)
• Chart of Account adalah daftar kode yang digunakan
untuk mengklasifikasikan transaksi yang terjadi dalam
organisasi
• Tujuan pengkodean akun adalah untuk memudahkan
pencatatan, pemrosesan informasi dan pelaporan
keuangan.
• Kode akun harus disusun secara sistematis, sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmu akuntansi, serta mengacu
pada stuktur untuk membangun suatu sistem akuntansi
• Setiap kode dalam suatu akun mempunyai makna dan
tujuan 35
CHART OF ACCOUNT (BAGAN AKUN)
• Dalam Laporan keuangan untuk pihak eksternal, kode akun
menggambarkan posisi akun dalam laporan keuangan.
Sedangkan penyusunan kode akun untuk pelaporan keuangan
kepada pihak internal, kode akun menggambarkan
pertanggungjawaban dan pengendalian.

• Penyusunan kode akun disesuaikan dengan kondisi dan


kebutuhan organisasi. Digit berikutnya dalam kode akun
merupakan kode sub klasifikasi dari akun tersebut

36
Klasifikasi akun dalam laporan
keuangan
1. ASET
2. KEWAJIBAN
3. EKUITAS
4. PENDAPATAN
5. BIAYA

37
Contoh : PENGKODEAN AKUN
Digit pertama menggambarkan unsur dalam laporan
keuangan, contoh:
DIGIT PERTAMA AKUN
1 Aset
2 Kewajiban
3 Ekuitas
4 Pendapatan
5 Biaya

38
PENGKODEAN AKUN
• Digit kedua, menggambarkan klasifikasi kelompok pos laporan
keuangan sampai dengan sembilan sub klasifikasi, contoh:

DIGIT KEDUA AKUN


1 Aset
11 Aset Lancar
12 Investasi Jangka Panjang
13 Aset Tetap
14 .......

39
PENGKODEAN AKUN
• Digit ketiga dan keempat menggambarkan sub klasifikasi dari
pos laporan keuangan sebelumnya sampai dengan 99 digit,
contohnya

DIGIT KE 3 & 4 AKUN


1 Aset
11 Aset Lancar
1101 Kas dan Setara Kas
1102 Investasi Lancar
1103 Piutang Pelayanan

40
PENGKODEAN AKUN
• Digit kelima dan keenam menggambarkan klasifikasi dari pos
laporan keuangan sebelumnya sampai dengan 99 digit,
contoh:

DIGIT KE 5 & 6 AKUN


1 Aset
11 Aset Lancar
1101 Kas dan Setara Kas
110101 Kas
110102 Kas Kecil

41
PENGKODEAN AKUN
• Digit ketujuh dan kedelapan menggambarkan sub klasifikasi
pos laporan keuangan sebelumnya sampai dengan 99 digit
berikutnya, contoh:

DIGIT KE 7 & 8 AKUN


1 Aset
11 Aset Lancar
1104 Persediaan
110401 Persediaan Barang Farmasi
11040101 Persediaan Alat Kesehatan
11040102 Persediaan Obat

42
KONSOLIDASI SAK
KE DALAM SAP
PERUBAHAN
PENATAUSAHAAN
BLUD
UU No. 1 tahun 2014 DASAR HUKUM
tentang Perbendaharaan
Negara

UU No. 23 Tahun 2014


tentang Pemerintah
Daerah

PP No. 58 Tahun 2005


tentang Pengelolaan
Keungan Daerah

Permendagri No. 79 Tahun


2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah
Struktur Anggaran
Permendagri 61 thn 2007 Permendagri 79 thn 2018

1. Pendapatan 1. Pendapatan BLUD


 Jasa Layanan  Jasa Layanan
 Hibah  Hibah
 Hasil Kerjasama dgn Pihak Lain  Hasil Kerjasama dgn Pihak Lain
 APBD  APBD
 APBN  Lain-lain Pendapatan BLUD yg Sah
 Lain-lain Pendapatan BLUD yg Sah
2. Belanja BLUD
2. Biaya a. Belanja Operasi
a. Biaya Operasional b. Belanja Modal
> Biaya Pelayanan
> Biaya Umum & Administrasi
b. Biaya Non Operasional
3. Pembiayaan BLUD
c. Pengeluaran Investasi/Modal a. Penerimaan Pembiayaan
> SiLPA thn lalu
> Divestasi
> Penerimaan Utang/Pinjaman
b. Pengeluaran Pembiayaan
> Investasi
> Pembayaran Pokok Utang/Pinjaman
Susunan RBA
Permendagri 61 thn 2007 Permendagri 79 thn 2018
Pasal 73 (1) Pasal 59 (1)

RBA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12,


memuat: RBA sebagaimana dimaksud daiam Pasal 58
a. kinerja tahun berjalan; ayat (1),rneliputi:
b. asumsi makro dan mikro; a. ringkasan pendapatan, belanja dan
c. target kinerja; pembiayaan;
d. analisis dan perkiraan biaya satuan;
e. perkiraan harga; b. rincian anggaran pendapatan, belanja
f. anggaran pendapatan dan biaya; dan pembiayaan;
g. besaran persentase ambang batas; c. perkiraan harga;
h. prognosa laporan keuangan;
i, perkiraan maju (forward estimate);
d. besaran persentase ambang batas; dan
j. rencana pengeluaran investasi/modal; dan e. perkiraan maju atau /Forward estimate
k. ringkasan pendapatan dan biaya untuk
konsolidasi dengan RKA-SKPD/APBD.
Struktur Rekening Biaya/Belanja
STRUKTUR BELANJA BLUD
(Pasal 55 Permendagri 79/2018)

Belanja Operasi Belanja Modal

belanja pegawai, belanja tanah,


belanja barang dan jasa, belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan,
belanja bunga dan
belanja jalan, irigasi dan jaringan,
belanja lain belanja aset tetap lainnya
Mekanisme Pertanggungjawaban
Realisasi BLUD ke PEMDA
Permendagri 79 thn 2018
Realisasi Pendapatan BLUD, Belanja BLUD, dan
Pembiayaan BLUD disampaikan/dilaporkan ke
Permendagri 61 thn 2007 PPKD secara berkala (setiap bulan) (Ps 69) dgn
menggunakan dokumen :

1. Surat Pernyataan
1. Pendapatan Tanggungjawab (SPTJ) dan
 Menggunakan Format Laporan Pendapatan (Ps 62
ayat 4&5)
Laporan Pendapatan BLUD,
 Disampaikan ke PPKD setiap Triwulan Belanja BLUD & Pembiayaan
BLUD yg di tandatangani Pemimpin
BLUD
2. Biaya 2. Surat Permintaan Pengesahan
> Menggunakan format SPM Pengesahan + Pendapatan, Belanja dan
Surat Pernyataan Tanggungjawab (SPTJ) + Pembiayaan (SP3BP) utk di
Laporan Pengeluaran Biaya (Ps 66) sampaikan ke PPKD
> Disampaikan ke PPKD setiap Triwulan 3. Surat Pengesahan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan (SP2BP)
utk di sahkan oleh PPKD
Konsolidasi Data BLUD dgn
Pemda
Permendagri 79 tahun 2018
Konsolidasi Data Anggaran
BLUD Konversi Rekening
BLUD ke Rekening
APBD
SKPD PPKD/SKPKD/BUD
Lampiran
RBA
RBA
PMDN
79/2018 hrf

BLUD
BLUD
D.

Akun: Pendapatan Daerah


RBA
RKA Kelompok : PAD
Pendapatan PMDN
Jenis: Lain-lain PAD yg SAH
79/2018
Pendapatan
BLUD (Ps 61
ayat (1)
Lampiran
PMDN Objek : Pendapatan BLUD
) 79/2018 hrf
E.1.

1 (SATU) PROGRAM
Sumber Dana PMDN RKA Belanja 1 (SATU) KEGIATAN
79/2018
BLUD (Ps 61
Lampiran
PMDN
1 (SATU) OUTPUT
RBA ayat (2)
)
79/2018 hrf
JENIS BELANJA
E.2.
Belanja
BLUD  PROGRAM
Sumber Dana  KEGIATAN
RKA Belanja  OUTPUT
APBD  JENIS BELANJA
 OBJEK
 RINCIAN OBJEK
RBA Penerimaan RKA Penerimaan
RBA Pembiayaan Pembiayaan Lampiran
PMDN
Pembiayaa PMDN
79/201
79/2018 hrf
E.3.
n BLUD 8 (Ps
RBA Pengeluaran 61 ayat RKA
(4) )
Pembiayaan Pengeluaran Lampiran
PMDN
Pembiayaan 79/2018 hrf
E.4.
Konsolidasi Data Realisasi
Konversi PPKD/SKPKD/BU
BLUD Rekening BLUD
ke Rekening SKPD
APBD D
Persetujua PMDN 79/2018 (Ps
n
SPTJ PMDN 79/2018 (Ps
69 ayat (3) )
Persetujua
n
69 ayat (4) )

(Surat Pernyataan Tanggung


Jawab) Lampiran

SP3BP
PMDN
79/2018 hrf
H.

(Surat Permintaan Pengesahan

SP2BP
Laporan Pendapatan BLUD, Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan) Lampiran
Belanja BLUD & Pembiayaan PMDN
BLUD Lampiran
PMDN
79/2018 hrf
Lampiran
I. (Surat Pengesahan Pendapatan, PMDN
79/2018 hrf
Belanja dan Pembiayaan) 79/2018 hrf
G.
J.

PMDN 79/2018 (Ps


PENDAPATAN
69 ayat (1) & (2) )
BELANJA

PEMBIAYAAN

LK - SKPD LK - PPKD
Proses Transaksi BLUD
(Pelaksanaan Anggaran sumber
dana BLUD)
Laporan Keuangan BLUD
Permendagri 79 tahun 2018 ttg BLUD
PMK 217/PMK.05/2015 ttg PSAP 13 : Penyajian Laporan Keuangan BLU
Laporan Keuangan
Permendagri 61 tahun 2007 di susun dengan 2 standar akuntansi
menggunakan SAK dan SAP, terdiri atas (ps 118 ayat 1):

a. neraca;
b. laporan operasional;
c. laporan arus kas;
d. catatan atas laporan keuangan.

Permendagri 79 tahun 2018 di susun dengan 1 standar akuntansi


menggunakan SAP
a. laporan (ps 99
realisasi ayat 3), terdiri atas :
anggaran;
b. laporan perubahan saldo anggaran lebih;
c. neraca;
d. laporan operasional;
e. laporan arus kas;
f. laporan perubahan ekuitas; dan
g. catatan atas laporan keuangan.
HUBUNGAN
ANTAR LAPORAN
1 2 3 Laporan Arus Kas
Laporan Realisasi Anggaran Laporan Perubahan SAL
Akun Jumlah (Rp)
Akun Jumlah (Rp) Akun Jumlah (Rp)
1 Arus Kas Operasi 70
Pendapatan -LRA (Pendapatan APBD
1 1 SAL/SiLPA (Awal) 10 Arus Masuk 200
tidak di catat di LRA) 160
Belanja (Belanja Sumber Dana APBD Penggunaan SAL/SiLPA (Tahun Pendapatan APBD 40
2 2 Sebelumnya/sebagai penerimaan
dan BLUD 130 Pendapatan BLUD selain
Pembiayaan tahun berjalan) (10)
3 Surplus/Defisit (1 - 2) 30 APBD (Jasa Layanan, Hibah,
3 Sub Total (1 - 2) 0 Kerjasama, dan Lain2
4 Penerimaan Pembiayaan 10
4 SAL/SiLPA (Tahun Berjalan) 40 Pendapatan BLUD) 160
5 Pengeluaran Pembiayaan 0
Arus Keluar 130
Penyesuaian SAL/SiLPA (Pendapatan
6 Pembiayaan Netto (4 - 5) 10 5
Alokasi APBD) 40 Pembayaran (Belanja Sumber
7 SAL/SiLPA (Tahun Berjalan) (3+6) 40 Dana APBD dan BLUD 130
6 Sub Total (3+ 4 + 5) 80
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 70
Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun
7 2 Arus Kas Investasi 0
Sebelumnya 0
8 Lain-Lain 0 3 Arus Kas Pendanaan 0
9 SAL/SiLPA (Akhir) 80 4 Arus Kas Transitoris 0
5 Kenaikan/Penurunan Kas 70
6 Saldo Awal Kas 10
4 Laporan Operasional 5 Laporan Perubahan 7 Saldo Akhir Kas 80
Akun Jumlah (Rp) Ekuitas
Pendapatan - LO (termasuk
Akun Jumlah (Rp) 6 Neraca
1 Pendapatan APBD) 200 1 Ekuitas Awal 300 Akun Jumlah (Rp)
2 Beban 150 2 Surplus/Defisit LO 30 1 Aset 430
3 Surplus/Defisit Operasional (1-2) 50 3 Ekuitas Akhir 330 KAS 80
4 Kegiatan Non Operasional (20) ASET TETAP 350
5 Pos Luar Biasa 0
6 Surplus/Defisit-LO (1-2) 30 2 Kewajiban dan Ekuitas 430
a. Kewajiban 100
b. Ekuitas 330
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai