Anda di halaman 1dari 42

Audit Keuangan Sektor Publik

KONSEP DASAR
PEMERIKSAAN
KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN KEUANGAN
DEFINISI
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan
profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi
mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang


dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
LINGKUP PEMERIKSAAN BPK

PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERIKSAAN KINERJA

PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN


TERTENTU

Sumber : Pasal 4 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2004


Pasal 6 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2006
LINGKUP PEMERIKSAAN BPK

Dalam rangka pemeriksaan


keuangan dan/atau kinerja,
pemeriksa melakukan pengujian dan
penilaian atas pelaksanaan sistem
pengendalian intern pemerintah.
(Pasal 12 UU 15 Tahun 2004)
TUJUAN PEMERIKSAAN KEUANGAN

memberikan keyakinan yang memadai


(reasonable assurance) apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau basis akuntansi komprehensif
selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.

(Paragraf 01 Bab II Kep BPK RI No. 04/K/I-III.2/5/2008)


DASAR HUKUM PEMERIKSAAN KEUANGAN
Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(Pasal 30 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003)

Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah


tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
tahun anggaran berakhir (Pasal 31 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003)

Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN/D,


Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri
dengan laporan keuangan perusahaan negara / perusahaan daerah dan badan
lainnya. (Pasal 30 dan 31 ayat (2))
LAPORAN KEUANGAN
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

 Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
 Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh
pengeluaran;
 Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas
pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
 Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan
mencukupi kebutuhan kasnya;
 Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan
sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal
dari pungutan pajak dan pinjaman;
 Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami
kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

 MASYARAKAT

 WAKIL RAKYAT, LEMBAGA PENGAWAS, DAN


LEMBAGA PEMERIKSA

 PIHAK YANG MEMBERI ATAU BERPERAN DALAM


PROSES DONASI, INVESTASI, DAN PINJAMAN; DAN

 PEMERINTAH
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);

c) Neraca;

d) Laporan Operasional (LO);

e) Laporan Arus Kas (LAK);

f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).


Sumber : Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
KARAKTERISITIK KUALITATIF LK
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu
diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

a) Relevan;
b) Andal;
c) Dapat dibandingkan; dan
d) Dapat dipahami.

Sumber : Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010


KARAKTERISITIK KUALITATIF LK
Relevan : apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat • Memiliki manfaat umpan balik (feedback
mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka value)
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi • Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi • Tepat waktu
mereka di masa lalu. • Lengkap

Andal : bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan


material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. • Penyajian Jujur
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak • Dapat Diverifikasi (verifiability)
dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara • Netralitas
potensial dapat menyesatkan

Dapat Dibandingkan : Informasi yang termuat dalam laporan


Dapat Dipahami : Informasi yang disajikan dalam
keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan
laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara
disesuaikan dengan batas pemahaman para
internal dan eksternal.
pengguna
NERACA PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
ASET
1 ASET LANCAR XXX
2 INVESTASI JK. PANJANG XXX
3 ASET TETAP XXX
4 ASET LAINNYA XXX
JUMLAH ASET (1+2+3+4) XXX

KEWAJIBAN
1 KEWAJIBAN JK. PANJANG XXX
2 KEWAJIBAN JK. PENDEK XXX
JUMLAH KEWAJIBAN (1+2) XXX

EKUITAS
EKUITAS XXX
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS XXX
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

1 EKUITAS AWAL XXX


2 SURPLUS/DEFISIT XXX
3 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MEDASAR

4 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN XXX


5 SELISIH REVALUASI ASET XXX
6 LAIN-LAIN XXX
7 EKUITAS AKHIR XXX
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH

1 SALDO ANGGARAN LEBIH AWAL XXXX


2 PENGGUNAAN SAL SEBAGAI PENERIMAAN
PEMBAYARAN TAHUN BERJALAN (XXXX)
3 SUBTOTAL (1+2) XXXX
4 SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN ANGGARAN
(SiLPA/SiKPA) XXXX
5 SUBTOTAL (3+4) XXXX
6 KOREKSI KESALAHAN PEMBUKUAN TAHUN
SEBELUMNYA XXXX
7 LAIN-LAIN XXXX
8 SALDO ANGGARAN LEBIH AKHIR XXXX
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

ANGGARAN REALISASI
PENDAPATAN XXXX XXXX
BELANJA XXXX XXXX
SURPLUS/DEFISIT XXXX XXXX
PEMBIAYAAN XXXX XXXX
LAPORAN ARUS KAS
OPINI BPK
WTP (Unqualified Opinion)
Laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.

• Bukti pemeriksaan cukup memadai sesuai standar


• Semua aspek standar Umum SPKN telah dipenuhi
• Seluruh laporan keuangan lengkap disajikan
WTP dengan Paragraf Penjelasan
Laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Namun:
• Tidak ada konsistensi dalam penerapan penerapan prinsip
akuntansi berlaku umum pada masalah tertentu --> transaksi ttt
WDP (Qualified Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-
hal yang dikecualikan.
TW (adverse Opinion)
Laporan keuangan tidak disajikan secara wajar posisi keuangan
yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi umum material
TMP (disclaimer opinion)
Laporan keuangan tidak dapat diyakini wajar atau tidak dalam
semua hal yang material sesuai Standar Akuntansi.

• Adanya pembatasan lingkup pemeriksaan yang menyebabkan


pemeriksa tidak memperoleh bukti cukup memadai dalam
pemeriksaan tersebut
• Going concern belum pasti.
TAHAPAN PEMERIKSAAN
KEUANGAN
TAHAPAN PEMERIKSAAN

PELAPORAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN
HASIL
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
PERENCANAAN PEMERIKSAAN
1) Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan
2) Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa
3) Pemahaman atas Entitas
4) Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya
5) Pemahaman Sistem Pengendalian Intern
6) Pemahaman dan Penilaian Risiko
7) Penetapan Materialitas Awal dan Kesalahan Tertolerir
8) Penentuan Metode Uji Petik
9) Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal
10) Penyusunan Program Pemeriksaan dan Program Kerja Perorangan
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
1) Pelaksanaan Pengujian Analitis Terinci
2) Pengujian Sistem Pengendalian Intern
3) Pengujian Substantif atas Transaksi dan Saldo Akun
4) Penyelesaian Penugasan: Reviu Kewajiban Kontinjensi, Reviu Kontrak
Jangka Panjang, Identifikasi Kejadian Setelah Tanggal Neraca
5) Penyusunan Ikhtisar Koreksi
6) Penyusunan Konsep Temuan Pemeriksaan
7) Pembahasan dengan Pejabat Entitas yang Berwenang
8) Perolehan Tanggapan Resmi dan Tertulis
9) Penyampaian Temuan Pemeriksaan
PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
1) Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
2) Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Penanggung
Jawab Pemeriksaan
3) Penyampaian dan Pembahasan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
dengan Pejabat Entitas yang Berwenang
4) Perolehan Surat Representasi
5) Penyusunan Konsep Akhir dan Penyampaian Laporan Hasil
Pemeriksaan
METODOLOGI PEMERIKSAAN
METODOLOGI PEMERIKSAAN
Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui :
• inspeksi,
• pengamatan,
• pengajuan pertanyaan, dan
• konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
(SPKN 2007, PSP 02 PARAGRAF 03)
METODOLOGI PEMERIKSAAN
Pemeriksa dapat memperoleh data dan informasi dengan
melakukan antara lain :
• pengamatan,
• wawancara,
• survei, dan
• pengukuran.
Dalam menentukan metode perolehan data, Pemeriksa
menggunakan pertimbangan profesional. Apabila diperlukan,
Pemeriksa dapat menggunakan tenaga ahli untuk membantu
perancangan metodologi pemerolehan data dan informasi.
(SPKN 2017, PSP 200 PARAGRAF A19)
METODOLOGI PEMERIKSAAN
• Metodologi pemeriksaan keuangan menggunakan
pendekatan pemeriksaan berbasis risiko.
• Metodologi pemeriksaan keuangan meliputi tiga
tahapan pemeriksaan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.
• Pemeriksaan dengan pendekatan berbasis risiko ini
memberikan fokus perhatian pada area-area berisiko
tinggi.
• Penilaian risiko tersebut dilakukan pada tingkat entitas,
siklus, kemudian diturunkan pada tingkat akun sehingga
pemeriksaan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif
dan efisien.
TERIMA KASIH

42

Anda mungkin juga menyukai