Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Stewardship Theory

Stewardship theory yang dikemukakan oleh (Donaldson dan Davis,

1991:62), dimana manajemen organisasi sebagai Steward/penatalayanan

(pemerintah) akan bertindak dengan penuh kesadaran, arif dan bijaksana bagi

kepentingan organisasi. Sehingga steward (pemerintah) bekerja dan menjalankan

aktivitasnya atas nama masyarakat dan demi kemaslahatan principal. Steward

bekerja tidak didasarkan pada kepentingan individu maupun golongan melainkan

lebih ditujukan pada kepentingan organisasi.

Stewardship theory dibangun atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia

bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan

penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain.

Stewardship theory menekankan pada adanya hubungan yang kuat dalam

mencapai sebuah tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan

utilitas yang maksimal dari pihak principal, sehingga stewardship theory

menekankan pada tindakan seorang manajer yang mengutamakan kepentingan

principal atau organisasi diatas kepentingan pribadi. Manajer akan bertindak

sesuai dengan keinginan pemilik demi tercapainya tujuan organisasi (Raharjo,

2007). Dalam konteks pemerintah daerah steward dipersamakan dengan

Pemerintah dan Rakyat sebagai prinsipalnya. Prinsip Steward pada organisasi

pemerintahan diartikan sebagai pemberian pelayanan yang terbaik oleh pihak

pemerintah kepada masyarakat sebagai principal.

9
Kaitan stewardship theory dengan penelitian ini terletak pada topik

yang dibahas yaitu kualitas laporan keuangan yang baik yang dapat diwujudkan

melalui pemahaman yang baik tentang SAP, pemanfaatan sistem informsi

pengelolaan keuangan daerah serta penerapan sistem pengendalian intern yang

efektf. Salah satu media yang digunakan oleh principal dalam menilai

pencapaian kinerja pemerintah daerah adalah laporan keuangan sehingga

pemerintah dituntut untuk mengeluarkan seluruh keahliannya dalam

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas sebagai bentuk

pertanggungjawaban keuangan kepada publik. Penyajian laporan keuangan yang

komprehensip dan berkualitas oleh pemerintah daerah merupakan bentuk

implimentasi dari stewardship theory pada organisasi pemerintah daerah.

2.2 Laporan Keungan

2.2.1 Definisi Laporan Keuangan

Menurut Machfoedz dan Mahmudi (2007) laporan keuangan adalah hasil

akhir dari proses akuntansi. Proses akuntansi dimulai dari bukti transaksi,

kemudian dicatat dalam harian yang disebut jurnal, kemudian secara periodik dari

jurnal dikelompokkan ke dalam buku besar sesuai dengan transaksinya, dan tahap

terakhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan. Sedangkan

menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2012:5), laporan keuangan adalah

struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah

entitas.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur

mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu

10
entitas pelaporan. Entitas pelaporan dalam pemerintah adalah unit pemerintahan

yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa

laporan keuangan, yang terdiri dari: a) Pemerintah Pusat, b) Pemerintah

Daerah, c) Satuan organinsasi di lingkungan pusat/daerah atau organisasi lainnya.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan yang merupakan

salah satu bagian dari Standar Akuntansi Pemerintahan, dijelaskan mengenai

tujuan pelaporan keuangan daerah. Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010

paragraf 26 bahwa pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan

informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan

membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik, dengan:

1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya keuangan;

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode

berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi

yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang

telah dicapai;

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan

mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kasnya;

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi

entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya,

11
baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal

dari pungutan pajak, dan pinjaman;

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat

kegiatan yang dilakukan selama periode berjalan.

2.2.3 Komponen Laporan Keungan

Dalam Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 28

menjelaskan tujuh (7) komponen laporan keuangan pokok pemerintah

daerah, yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Berdasarkan Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 61,

laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan

pemakaian sumber daya keuangan yang dikelolah oleh pemerintah

pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan

realisasinya dalam satu periode berjalan. Dalam PSAP BA 01

Paragraf 37 menyatakan lebih lanjut bahwa LRA menyajikan

sekurang-kurangnya unsur-unsur Pendapatan-LRA, Belanja,

Transfer, Surplus/Defisit-LRA, dan Pembiayaan.

Dalam PSAP No. 2 paragraf 11-12 dijelaskan bahwa manfaat suatu

laporan realisasi anggaran berkurang jika laporan tersebut tidak

tersedia tepat pada waktunya. Faktor-faktor seperti kompleksitas

operasional pemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atas

ketidakmampuan entitas pelaporan untuk menyajikan laporan

keuangan tepat waktu. Suatu entitas pelaporan menyajikan laporan

12
realisasi anggaran selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah

berakhirnya tahun anggaran.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Perubahan SAL)

Berdasarkan Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 63

dinyatakan bahwa laporam perubahan saldo anggaran lebih

menyajikan informasi kenaikan atau penurunan saldo anggaran lebih

tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara

PSAP No. 1 Tahun 2010 paragraf 41 menyatakan bahwa laporan

perubahan saldo anggaran lebih menyajikan secara komparatif dengan

periode sebelumnya pos-pos saldo anggaran lebih awal, penggunaan

saldo anggaran lebih, Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun

berjalan, Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, dan saldo

anggaran lebih akhir.

3. Neraca

Pada Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 63

dikatakan bahwa neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas

pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

4. Laporan Operasional (LO)

Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 78

dijelaskan bahwa laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber

daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang

dikelolah oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan

penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan.

5. Laporan Arus Kas (LAK)

13
Dalam Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 80

dikatakan bahwa laporan arus kas menyajikan informasi kas

sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan

transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan,

pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama

periode tertentu.

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 82 menjelaskan

bahwa laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 Paragraf 83 memuat

bahwa catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif

atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Neraca, Laporan Perubahan

Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga

mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan

oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan

dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi

Pemerintah serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk

menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

14
2.3 Kualitas Laporan Keuangan

Kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu

diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya,

(Standar Akuntansi Pemerintahan, 2010:245). Informasi yang bermanfaat bagi

para pemakai adalah informasi yang mempunyai nilai. Agar informasi tersebut

dapat mendukung dalam pengambilan keputusan dan dapat dipahami oleh para

pemakai, maka informasi akuntansi harus mempunyai beberapa karakteristik

kualitatif yang disyaratkan. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan

pemerintah antara lain (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010) :

1. Relevan, yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat

mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi

masa depan, serta mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

Informasi yang relevan memiliki unsur-unsur berikut :

a. Manfaat umpan balik (feedback value). Informasi memungkinkan

pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi ekspektasi mereka di

masa lalu.

b. Manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat membantu

pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang

berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu (timeliness). Informasi yang disajikan secara tepat

waktu dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan

keputusan.

15
d. Lengkap, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam

laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam

penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal, yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari

pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan

setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal

memenuhi karakteristik berikut:

a. Penyajian jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi

serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar

dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan

lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap

menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas, yaitu informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan

tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna

jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya

atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.

16
4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan

dengan batas pemahaman para pengguna.

2.4 Pemahaman Standar Akuntansi Pemerinthan (SAP)

Standar Akuntansi Pemerintah merupakan suatu pedoman untuk

menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor. SAP dijadikan

acuan wajib dalam penyajian laporan keuangan entitas pemerintah baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, SAP berisi prinsip-prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah. SAP juga mengatur mengenai informasi yang harus disajikan dalam

laporan keuangan, bagaimana menetapkan, mengukur dan melaporkannya.

Selain itu SAP juga digunakan oleh pengguna laporan keuangan termasuk

legislatife untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Sejalan dengan hal tersebut Bastian (2006) menyatakan bahwa SAP merupakan

prinsip akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan pemerintah, dengan demikian SAP merupakan persyaratan yang

memiliki kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan di Pemerintah Indonesia.

Pemahaman standar akuntansi pemerintah merupakan suatu kemampuan

seseorang untuk mengukur, mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan penyajian

unsur-unsur laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

standar akuntansi pemerintah (Inuzula dan Bustami, 2021). pemahaman standar

akuntansi pemerintahan merupakan sebuah proses untuk mengerti benar tentang

17
standar akuntansi pemerintahan yang berlaku umum dalam rangka penyusunan

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD/APBN sehingga dapat

memberikan lapotan keuangan pemerintah yang berkualitas (Siahaan dan

Simanjuntak, 2020)

2.5 Pemanfaatan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Sistem informasi akuntansi pada pemerintah daerah lebih dikenal dengan

nama Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD), yaitu suatu sistem yang

mendokumentasikan, mengadministrasikan serta mengolah dan pengolahan

keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan

kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah

daerah. Sedangkan Informasi Keuangan Daerah adalah segala informasi yang

berkaitan dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka

penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah (Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No 56 Tahun 2005).

Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang

Sistem Informasi Keuangan Daerah disebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan

kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola

keuangan daerah dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan

publik. Pemerintah Daerah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan

teknologi dengan membangun jaringan TI yang terintegrasi pada setiap unit

akuntansi pemerintah.

Menurut Widjajanto (2001) teknologi informasi berperan dalam

18
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan di

dalam organisasi termasuk dalam hal pelaporan sehingga mendukung proses

pengambilan keputusan dengan lebih efektif. Teknologi informasi meliputi

komputer (mainframe, mini, micro), perangkat lunak (software), database,

jaringan (internet, intranet), electronic commerce, dan jenis lainnya yang

berhubungan dengan teknologi (Wilkinson et al, 2000).

Winidyaningrum (2010) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi

informasi sangat membantu percepatan proses pengolahan data transaksi dan

penyajian laporan keuangan pemerintah sehingga laporan keuangan tersebut

tidak kehilangan nilai informasinya. Untuk menjangkau pengguna dimanapun

berada, dan mereka dapat mengakses informasi keuangan dan non-keuangan

kapan saja. Biaya dan manfaat dari pengungkapan laporan keuangan melalui

media internet menjadi hal yang penting bagi entitas pelaporan keuangan.

Dengan pengungkapan laporan keuangan menggunakan internet, entitas

pelaporan dapat mengembangkan informasi strategi yang lebih efisien untuk

para pemangku kepentingan, yang membutuhkan informasi yang berguna dan

tepat waktu untuk membuat keputusan mereka (Damaso and Lourenço; 2011).

2.6 Sistem Pengendalian Intern

2.6.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah rencana dan metode dari sebuah organisasi

yang dipakai dalam rangka menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan

informasi yang akurat dan terpercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk

mendorong ditaatinya kebijakan manajemen (Krismiaji, 2015). Pengendalian

intern merupakan salah satu dasar terkuat good governance.

19
Sementara dalam COSO, pengendalian internal adalah suatu proses yang

dipengaruhi oleh direksi, manajemen, dan personel lainnya, yang didesain untuk

memberi keyakinan memadai atas terwujudnya tujuan dalam efektivitas dan

efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, ketaatan pada hukumdan

peraturanyang berlaku (Kresiadanti, 2013:4). Pengendalian internal yang kuat

akan dapat meningkatkan tingkat akuntabilitas pengelolaan keuangan sebaliknya

jika pengendalian internalnya lemah maka akuntabilitas pengelolaan mengelola

keuangan akan semakin menurun. Pengendalian internal yang efektif mampu

memberi keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan organisasi yang

terlihat dari penyajian laporan keuangan yang berkualitas.

Instansi pemerintah dituntut dan diwajibkan untuk mengimplementasikan

sistem pengendalian intern yang efektif dan efisien, dalam upaya perwujudan

akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana. Diperolehnya keyakinan yang

memadai, bahwa dana yang dipercayakan kepada pemerintah telah dikelola

dengan baik, diwujudkan dengan peningkatan dalam: 1) Efisiensi dan efektivitas

yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan/program kerja pemerintah; 2)

Penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan/program yang

lebih tepat waktu kepada shareholders dan juga stakeholders; 3) ketaatan

terhadap peraturan dan perundang-undangan, diwujudkan melalui semakin

menurun atau berkurangnya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam

penggunaan anggaran belanja negara (BPKP, 2009:28).

20
2.6.2 Tujuan Pengendalian Intern

Menurut Tugiman (2006), tujuan pengendalian intern adalah sebagai

berikut:

1. Dapat dipercaya dan integeritas informasi,

Informasi merupakan produk ekonomi yang memeiliki nilai, sehingga

pengendalian intern dilakukan untuk memberi keyakinan yang

memadai bahwa informasi yang disajikan oleh entitas yang

mengimplementasikan pengendalian internal dapat dipercaya oleh

penerima informasi.

2. Kepatuhan terhadap kebijakan, rencana dan prosesur serta undang-

undang yang berlaku,

Tujuan pengendalian internal adalah memastikan bahwa suatu operasi

dari sebuah organisasi berjalan dengan baik, sistematis dan beruntun

serta juga untuk menilai bahwa aktivitas atau kegiatan yang telah

dilakukan sesuai dengan kaidah aturan dan norma-norma hukum yang

berlaku.

3. Pengamanan aktiva

Pengendalian yang begitu konkrit adalah design dan penerapan untuk

mengamankan asset negara/daerah yang mencakup kunci-kunci setiap

akses pintu masuk/keluar, petugas keamanan, pasword komputer dan

lain-lain.

4. Ekonomi dan efesiensi kegiatan,

Adanya aktivitas pengendalian ini sangat diharapkan dapat mampu

mengendalikan kegiatan atau program yang diselenggarakan oleh

21
pemerintah berjalan dengan ekonomis dan efisien, karena mengingat

terbatasnya sumber daya yang dimiliki maka diharuskan untuk

dialokasi dengan tepat sehingga tidak menyebabkan terjadinya

kesalahan dalam penggunaan sumber daya oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab yang berada didalam suatu organisasi.

5. Efektivitas pencapaian tujuan,

Titik utama dari seluruh aktivitas pengendalian yaitu pada tercapainya

tujuan dan sasaran organisasi untuk dapat diperoleh dengan mudah,

sehinga peran vital dari efektivitas pengendalian internal begitu

diharapkan terlaksana dengan sebaik-baiknya.

2.6.3 Unsur Pengendalian Intern

Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 pengendalian internal terdiri

dari lima unsur yang saling terkait, yang terdiri sebagai berikut:

1. 1. Lingkungan Pengendalian

Menurut PP nomor 60 tahun 2008 pasal 4 menjelaskan bahwa

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara

lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan

kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam

lingkungan kerjanya, melalui: (a) Penegakan integritas dan nilai

etika, (b) Komitmen terhadap kompetensi, (c) Kepemimpinan yang

kondusif, (d) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai

dengan kebutuhan, (e) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

yang tepat, (f) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat

tentang pembinaan sumber daya manusia, (g) Perwujudan peran

22
aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif, dan (h) Hubungan

kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

2. Penilaian Risiko

Menurut PP nomor 60 tahun 2008 pasal 41, sistem pengendalian

intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit

organisasi baik dari luar maupun dari dalam yang terdiri atas; (a)

Identifikasi risiko, dan (b) Analisis risiko.

3. Kegiatan Pengendalian

Berdasarkan PP nomor 60 tahun 2008 pasal 18 menjelaskan bahwa

aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan

dalam berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Pimpinan instansi

pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai

dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi

instansi pemerintah yang bersangkutan.

4. Informasi Dan Komunikasi

PP nomor 60 tahun 2008 pasal 41 pimpinan instansi pemerintah

wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan

informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat Adapun langkah yang

harus dilakukan oleh pimpinan instansi pemerintah adalah; (a)

Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana

komunikasi, dan (b) Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui

sistem informasi secara terus menerus.

23
5. Pemantaun

Menurut PP nomor 60 tahun 2008 pasal 43, Pimpinan instansi

pemerintah wajib melakukan pemantauan dalam proses

pengendalian intern pemerintah yang dilaksanakan melalui

pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah dan tindak lanjut

rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Tahun Judul Hasil
1 Lakharis Inuzula dan Pemahaman Standar Hasil dari penelitian ini
Koko Bustami, 2021 Akuntansi Pemerintah Dan membuktikan bahwa
Pemanfaatan Sistem pemahaman standar
Informasi Pengelolaan akuntansi pemerintah dan
Keuangan Daerah Terhadap pemanfaatan sistem
Kualitas Laporan Keuangan informasi pengelolaan
Pemerintah Daerah keuangan daerah
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah
daerah
2 Emilianus Eu Koto Pengaruh Pemanfaatan Hasil dari penelitian ini
Goo dan Paulus Libu Sistem Informasi Keuangan membuktikan bahwa
Lamawitak (2021) Daerah, Kapasitas Sumber pemanfaatan sistem
Daya Manusia Dan informasi keuangan
Pengendalian Internal daerah tidak berpengaruh
Terhadap Kualitas Laporan terhadap kualitas laporan
Keuangan Pemerintah Daerah keuangan. Sedangkan
pengendalian internal
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan.
3 Nova Rosmalita dan Pengaruh Pemanfaatan Sitem Hasi penelitian ini
Nadirsyah (2020) Informasi Keuangan Daerah, membuktikan bahwa
Kualitas Sumber Daya pemanfaatan ssitem
Manusia Dan Pengawsan informasi keuangan
Keuangan Daerah Terhadap daerah, kualitas sumber
Kualitas Laporan Keuangan daya manusia dan
Pemerintah Aceh pengawsan keuangan
daerah berpengaruh

24
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah
4 Debby Christin Pengaruh Pemahaman Hasil penelitian
Sihasale, dkk (2018) Standar Akuntansi menunjukkan bahwa
Pemerintahan Dan pemahaman standar
Pemanfaatan Sistem akuntansi pemerintahan
Informasi Akuntansi dan pemanfaatan sistem
Terhadap Kualitas Laporan informasi akuntansi
Keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh terhadap
Dengan Kompetensi SDM kualitas laporan
Sebagai Variabel Moderasi. keuangan pemerintah
daerah.
5 Neli Sri Mulyati, Pengaruh Sistem Hasil penelitian ini
dkk (2019) Pengendalian Intern membuktikan bahwa
Terhadap Kualitas Laporan sistem pengendalian
Keuangan intern berpengaruh
terhadap kualitas
laporan keuangan
pemerintah.
6 Siskha Bintaurina Pengaruh Pemahaman Hasil pengujian
(2020) Standar Akuntansi menunjukkan bahwa
Pemerintahan Dan pemahaman standar
Pemanfaatan Sistem akuntansi pemerintahan
Informasi Akuntansi tidak berpengaruh
Terhadap Kualitas Laporan terhadap kualitas laporan
Keuangan Pemerintah Daerah keuangan pemerintah
daerah. Sedangkan
pemanfaatan sistem
informasi akuntansi
berpengaruh terhadap
kualitas laporan
keuangan pemerintah
daerah.
7 Indra Firmansyah Pengaruh Sistem Hasil penelitian
dan Rani Tarida Pengendalian Internal membuktikan bahwa
Sinambela (2020) Terhadap Kualitas Laporan sistem pengendalian
Keuangan Pemerintah Daerah internal berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas laporan
keuangan pemerintah
daerah
8 Septony B Siahaan Pengaruh Pemanfaatan Hasil dari penelitian ini
dan Arthur Sistem Informasi Keuangan membuktikan bahwa
Simanjuntak (2020) Daerah, Pemahaman Standar pemanfaatan sistem
Akuntansi Pemerintahan Dan informasi keuangan
Sistem Pengendalian Internal daerah, pemahaman
Pemerintah Terhadap standar akuntansi
Kualitas Laporan Keuangan pemerintahan dan sistem

25
Pemerintah. pengendalian internal
pemerintah berpengaruh
terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah.
2.8 Pengembangan Hipotesis

2.8.1 Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerinahan Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan

PP No. 71/2010 tentang SAP beserta aturan turunannya yaitu

Permendagri 64/2013 tentang Penerapan SAP berbasis akrual, yang dikeluarkan

oleh pemerintah dan menjadi pedoman penyusun dan pengguna laporan

keuangan, yang diharapkan didalam regulasi tersebut adalah pemerintah

diharapkan mampu menerapkan teknik dan logika akuntansi yang tepat mengenai

pengakuan pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial

berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam

pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam

APBN/APBD. Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang SAP maka

dapat membantu dalam menghasilkan informasi keuangan yang berkualitas.

Dalam konteks pemerintah daerah steward dipersamakan dengan

Pemerintah dan Rakyat sebagai prinsipalnya. Prinsip Steward pada organisasi

pemerintahan diartikan sebagai pemberian pelayanan yang terbaik oleh pihak

pemerintah kepada masyarakat sebagai principal. Salah satu media yang

digunakan oleh principal dalam menilai pencapaian kinerja pemerintah daerah

adalah laporan keuangan sehingga pemerintah akan mengeluarkan seluruh

kemampuan dan keahliannya untuk memahami secara lengkap SAP agar bisa

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas sebagai bentuk

pertanggungjawaban keuangan kepada publik. Penyajian laporan keuangan yang

26
komprehensip dan berkualitas oleh pemerintah daerah merupakan bentuk

implimentasi dari stewardship theory.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sihasale, dkk (2018), Siahaan dan

Simanjuntak (2020), Inuzula dan Bustami (2021) telah membuktikan bahwa

pemahaman standar akuntansi pmerintahan berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah. Bintaurina (2020) menyatakan hal yang berbeda

bahwa pemahaman standar akuntansi pmerintahan tidak berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Sesuai dengan uraian diatas maka dapat diajukan hipotess sebagai berikut:

H1 : Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan Berpengaruh Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan

2.8.2 Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan

Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Teknologi informasi kini berkembang dengan pesat sehingga diharapkan

pemerintah dapat meningkatkan kemampuan pengelolaaan keuangan daerah

serta dapat menyampaikan informasi keuangan daerah kepada publik. Manfaat

yang ditawarkan oleh suatu teknologi informasi adalah kecepatan pemrosesan

data atau transaksi dan penyiapan laporan, dapat menyimpan data dalam jumlah

yang besar, meminimalisir terjadinya kesalahan, dan biaya pemrosesan lebih

rendah. Senada dengan Indriasari (2008) yang menyatakan bahwa adanya

berbagai teknologi informasi ini dapat memudahkan pihak-pihak yang terkait

dengan penyusunan laporan keuangan dalam melakukan pengelolaan data dan

informasi dengan lebih cepat serta lebih akurat dan meminimalisir adanya

kekeliruan.

27
Teknologi informasi berperan dalam menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi para pengambil keputusan di dalam organisasi termasuk dalam

hal pelaporan sehingga mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih

efektif. Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi

pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak

untuk mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah

secara cepat dan akurat. Manfaat lain yang ditawarkan dalam pemanfaatan

teknologi informasi adalah kecepatan dalam pemrosesan informasi. Sistem

akuntansi di Pemerintah Daerah sudah pasti memiliki transaksi yang kompleks

dan besar volumenya. Oleh karena itu, pemanfaatan sistem informasi pengelolaan

keuangan daerah akan sangat membantu mempercepat proses pengolahan data

transaksi dan penyajian laporan keuangan, sehingga laporan keuangan tersebut

tidak kehilangan nilai informasi yaitu ketepatwaktuan.

Teori stewardship memandang bahwa manajemen organisasi sebagai

“Steward/penatalayanan”, akan bertindak dengan penuh kesadaran, arif dan

bijaksana bagi kepentingan organisasi. Oleh karena itu organisasi pemerintahan

sebagai steward mempunyai tugas untuk melayani principal (masyarakat dan

investor) melalui penyajian informasi keuangan yang berkualitas bagi organisasi

dan para pengguna informasi keuangan pemerintah, sehingga akan berupaya

semaksimal mungkin dalam memanfaatakan teknologi informasi yang ada berupa

aplikasi/software pengelolaan keuangan untuk menghasilkan informasi laporan

keuangan yang berkualitas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosmalita dan Nadirsyah (2020),

Siahaan dan Simanjuntak (2020), Inuzula dan Bustami (2021) telah membuktikan

28
bahwa pemanfaaan sistem informasi keuangan daerah berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sihasale, dkk (2018), Bintaurina

(2020) membuktikan hal yang serupa bahwa pemanfaatan sistem informasi

akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah.

Sedangkan, Goo dan Lamawitak (2021) menyatakan hal yang berbeda bahwa

pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Sesuai dengan uraian diatas maka dapat diajukan hipotess sebagai berikut:

H2 : Pemanfaatan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Berpengaruh

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

2.8.3 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa pengendalian intern merupakan proses

yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai

pencapaian tujuan pemerintah daerah yang tercermin dari keandalan laporan

keuangan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta

dipatuhinya peraturan perundang-undangan.

Sistem pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang

digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi

keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang

berlaku. Pada tingkatan organisasi, tujuan sistem pengendalian intern berkaitan

dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap

pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum

29
dan regulasi (Anggraeni, 2014). Sistem pengendalian internal yang baik

diharapkan dapat meningkatkan keandalan data akuntansi yang dihasilkan

(Warren et al. 2005). Melalui sistem pengendalian internal yang baik juga akan

mengurangi resiko adanya kekeliruan maupun kesalahan-kesalahan dalam

penyusunan laporan keuangan sehingga mampu menciptakan kualitas laporan

keuangan yang baik.

Teori stewardship memandang bahwa manajemen organisasi sebagai

“Steward/penatalayanan”, akan bertindak dengan penuh kesadaran, arif dan

bijaksana bagi kepentingan organisasi. Oleh karena itu organisasi pemerintahan

sebagai steward mempunyai tugas untuk melayani. Dalam penelitian ini

manajemen pemerintah bertindak sebagai steward atau penerima amanah

diharuskan untuk melayani principal (masyarakat dan investor) melalui penyajian

informasi keuangan yang berkualitas bagi organisasi dan para pengguna

informasi keuangan pemerintah. Demi mewujudkan hal tersebut maka manajemen

pemerintah akan mengarahkan kemampuannya untuk menjalankam sistem

pengendalian intern dengan efektif dalam upaya menghasilkan informasi laporan

keuangan yang berkualitas.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyati, dkk (2019), Goo dan

Lamawitak (2021), telah membuktikan bahwa sistem pengendalian intern

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Firmansyah

dan Sinambela (2020), Siahaan dan Simanjuntak (2020) membuktikan hal yang

serupa bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan pemerintah.

Sesuai dengan uraian diatas maka dapat diajukan hipotess sebagai berikut:

30
H3 : Sistem Pengendalian Intern Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

2.9 Model Penelitian

Pemahaman SAP (X1)

Pemanfaatan Sistem Kualitas Laporan


Informasi (X2) Keuangan Pemerintah (Y)

Sistem Pengenalian
Intern (X3)

Gambar 2.1
Model Penelitian

31

Anda mungkin juga menyukai