Anda di halaman 1dari 24

AKUNTANSI

KEPERILAKUAN
NAMA : SUSAN AFIDA FACERIA
NIM : 2019-30-379
Aspek keperilakuan pada
Akuntansi pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan istilah yang
digunakan dalam menjelaskan akuntansi perencanaan serta pengukuran dan evaluasi
kinerja organisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Garis pertanggungjawaban ini
meliputi pendapatan, serta biaya-biaya yang diakumulasikan dan dilaporkan oleh pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian dalam organisasi
yang diakumulasikan secara menyeluruh untuk kepentingan pencatatan.
Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap
pengetahuan umum bahwa masalah-masalah bisnis dapat dikendalikan seefektif
mungkin dengan mengendalikan orang-orang yang bertanggung jawab untuk
menjalankan operasi tersebut.
Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk
memastikan bahwa individu-individu pada seluruh tingkatan di perusahaan telah
memberikan kontribusi yang memuaskan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan secara menyeluruh. Akuntansi pertanggungjawaban adalah
komponen yang penting dari sistem pengendalian keseluruhan di suatu
perusahaan. Manfaat khususnya berasal dari fakta bahwa struktur akuntansi
pertanggungjawaban memberikan suatu kerangka kerja yang berarti untuk
melakukan perencanaan, agregasi data, dan pelaporan hasil kinerja operasi di
sepanjang jalur pertanggungjawaban dan pengendalian. Akuntansi
pertanggungjawaban ditujukan untuk manusia, peran mereka, dan tugas-tugas
yang dibebankan pada mereka dan bukan sebagai mekanisme impersonal untuk
akumulasi dan pelaporan data secara keseluruhan.
Aspek keperilakuan pada perencanaan
laba dan penganggaran
Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia. Aspek perilaku
yang terkait dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat pada
proses penyusunan anggaran. Adanya anggaran mengakibatkan manusia
membatasi tindakannya. Anggaran pula yang menyebabkan kinerja manajer
selalu dan secara kontinyu dipantau serta dibandingkan dengan standar yang
telah ditetapkan. Hal ini pula yang mengakibatkan timbulnya tekanan. Akibatnya
anggaran kemudian dianggap sebagai sesuatu yang dapat menghambat atau
mengancam karir. Dengan demikian anggaran mempengaruhi perilaku manusia.
Anggaran bersifat teknis, tetapi unsur manusia yang paling berperan.
Anggaran mempunyai dampak langsung terhadap manusia. Aspek perilaku yang
dengan anggaran merujuk pada perilaku manusia yang terlibat pada proses
penyusunan anggaran.
Terdapat tiga tahap utama proses penyusunan anggaran:

(1) penetapan tujuan,

(2) implementasi, dan

(3) pengendalian dan evaluasi kinerja. Aspek keperilakuan yang harus


diperhatikan pada tahap penetapan tujuan adalah seluruh aspek perencanaan
yang meliputi partisipasi, kesesuaian tujuan, dan komitmen
Aspek keperilakuan pada pengakumulasi
dan pengendalian biaya
1.Penetapan Standar

Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan


sistem biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja. Standar yang memiliki
fungsi ganda, yaitu, berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi pengendalian biaya dan
sebagai alat evaluasi kinerja. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat
prasyarat utama bagi sistem pengendalian yang unggul secara keperilakuan, yaitu:

standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang menerimnya
sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer, orang-orang harus merasa bahwa mereka
memilih pengaruh dalam menetapkan tujuan mereka sendir, orang-orang harus yakin bahwa
mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk variasi normal yang terjadi secara
kebetulan dalam kinerja, dan umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi
maupun evaluasi.
2. Partisipasi dalam penetapan standar
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari
seluruh argumen yang mendukung partisipasi menjadi “Jika seseorang
pekerja berpartisipasi dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia
akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar tersebut, dan oleh
karena itu akan bekerja keras untuk mencapainya.” Jadi dapat dikatakan
bahwa, jika seseorang mengetahui sampai sejauh mana kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan dia menetapkan standar
kinerjanya sendiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya maka dia akan
mampu untuk mencapai hasil yang maksimal. Dimana standar yang dia
tetapkan tersebut harus lebih tinggi dari standar kinerja yang ditetapkan oleh
perusahaan.
3. Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak
tercapai daripada dipenuhi. Standar yang ketat berguna bagi mandor atau manajer
saja yang akan termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Sementara
itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena
standar begitu mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer mengabaikan standar
tersebut karena dianggap tidak berarti. Standar tersebut sebaiknya disesuaikan
dengan kemampuan dari unit-unit kerja yang terlibat sehingga standar tersebut tidak
menjadi terlalu ketat maupun terlalu longgar bagi unit-unit kerja tersebut. Tanpa
memedulikan tingkat partisipasi atau keketatannya, setelah standar ditetapkan, maka
standar itu harus diperbarui sehingga dapat mempertahanlan relevansinya
4. Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penerapan
overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variable,
ke produk pada tariff estimasi yang didasarkan pada tinkat kapasitas yang telah
ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dari
yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yang dibebankan sebelumnya terlalu
tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini akan dipengaruhi oleh
tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dari tarif tersebut.
5. Alokasi Biaya Tidak Langsung
Dalam riset yang didukung oleh National Assosiation of Accountants James
Fremgen dan Shu S.liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan
dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu:a. Biaya jasa korporat, yaitu
biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk mamfaat korporat dan pusat
pertanggungjawabanb. Biaya administratif korporat, yaitu biaya yang diperlukan
untuk mengoperasikan kantor korporat.
6. Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik
antara biaya aktual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik
dalam bentuk anggaran maupun standar. Perbandingan ini akan menghasilkan
sejumlah varians. Varians tersebut dapat berupa hasil dari berbagai penyebab,
beberapa diantaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan.
7. Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atas
signifikansi diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi
pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat
ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan rentan terhadap
tindakan perbaikan. Kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada
fakta bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk
menentukan apakah varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang
dapat diidentifikasi dan dikendalikan , atau apakah varians tersebut bersifat
acak atau tidak dapat dikendalikan.
8. Aspek keprilakuan
Aspek Akuntansi Keperilakuan Pada Pengambilan
Keputusan dan Para Pengambil Keputusan

Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memikirkan, mengelola, dan


memecahkan masalah. Dalam organisasi, pengambilan keputusan merupakan proses memilih
diantara berbagai alternative tindakan yang akan berdampak di masa depan. 9 Pengambilan
keputusan telah disamakan dengan proses berpikir, mengelola, dan memecahan masalah. Oleh
karena itu, beberapa definisi yang ada, masing-masing digunakan untuk tujuan tertentu

Motif kesadaran sangat penting dalam proses pengambilan keputusan karena merupakan
sumber dari proses berfikir. Terdapat 2 faktor penting dari motif kesadaran, yaitu :

a) Keinginan akan kestabilan atau kepastian.

b) Keinginan akan kompleksitas dan keragaman


Kekuatan dan Kelemahan Individu sebagai Pengambil
Keputusan

Manusia merupakan makhluk yang rasional karena mereke memiliki kapasitas untuk berfikir,
memilih, dan belajar. Akan tetapi, rasionalitas manusia sangat terbatas karena mereka hampir tidak
pernah memperoleh informasi yang penuh dan hanya mampu memproses informasi yang tersedia
secara berurutan

Proses pengambilan keputusan lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat pengalaman sebelumnya
dari individu yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Bouwman (1984) mengungkapkan
sejumlah perbedaan yang menarik dalam strategi danpendekatan yang digunakan serta data spesifik
yang dipilih oleh pakar dan pendatang baru ketika mengambil keputusan yang berdasarkan informasi
akuntansi atau informasi lainnya..
ASPEK KEPERILAKUAN PADA PERSYARATAN
PELAPORAN
Syarat-syarat Pelaporan
Karena pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi sumber daya,
biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara sukarela kecuali pelapor yakin bahwa hal
ini akan mempengaruhi sipenerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan
oleh pelapor. Informasi yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses
pengelolaan dan pengendalian organisasi. !anpa informasi, manajer, kreditor, dan
pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana
atau apakah tindakan korektif diperlukan. "ersyaratan pelaporan dikenakan dan
dipaksakan oleh beraneka ragam orang dan organisasi dengan para yang beraneka
rupa.
Perersyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang seperti :
1. Akuntansi keuangan
2. Akuntansi perpajakan
3. Aluntansi sosial
4. Dan lain-lain
(Metode lain adalah dengan menanyakan kepada para pelapor mengenai
perilakumereka. 'uatu ara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan surey, yang
dapat terdiriatas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan yang
ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan
yang ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan jawaban
yang terbuka atau atasgabungan dari keduanya.
Aspek Keperilakuan Pada Penganggaran Modal
Keputusan investasi merupakan salah satu keputusan dalam manajemen
keuangan. Keputusan ini peting mengingat perusahaan ataupun perserorangan yang
akan melakukan usaha atau mengembangkan usahanya memerlukan modal yang
besar.
Perusahaan yang melakukan perencanaan proyek investasi dalam rangka
pengembangan usahanya untuk memenuhi permintaan konsumen atau pembelinya,
memerlukan perhitungan penganggaran modal untuk dapat menentukan keputusan
investasi, apakah proyek itu layak dijalankan atau tidak berapa lama pengembalian
modal yang dikeluarkan, dan bagaimana arus kas menurut proyeksi perusahaan.
Penganggaran modal dapat didefinisikan sebagai proses mengalokasian
dana untuk proyek atau pembelian jangka panjang. Penyusunan anggaran
modal dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul dan melibatkan sejumlah
uang yang relatif besar, komitmen dana jangka panjang, dan ketidakpastian
yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang digunakan dan kesulitan dalam
mengestimasi variabel pengambilan keputusan (jumlah arus kas, penentuan
waktu dan seterusnya).
ASPEK KEPERILAKUAN DARI
PENGANGGARAN MODAL

Menurut para ahli, teknik penganggaran modal yang canggih melibatkan


sejumlah keputusan subjektif mengenai, misalnya, arus kas yang diharapkan
dan tingkat imbal hasil. Pembuat keputusan individu umumnya memiliki tujuan
tersendiri, yang memiliki jarak dari memaksimalkan remunerasi pribadi untuk
meningkatkan keamanan kerja, atau mencari status dan kekuasaan. Pembuat
keputusan mungkin, misalnya, melakukan investasi jangka pendek sehingga
mereka sendiri terlihat baik, tetapi tidak menguntungkan dalam jangka panjang.
ASPEK KEPERILAKUAN DARI PENGANGGARAN
MODAL

Menurut para ahli, teknik penganggaran modal yang canggih melibatkan sejumlah
keputusan subjektif mengenai, misalnya, arus kas yang diharapkan dan tingkat imbal
hasil. Pembuat keputusan individu umumnya memiliki tujuan tersendiri, yang memiliki
jarak dari memaksimalkan remunerasi pribadi untuk meningkatkan keamanan kerja, atau
mencari status dan kekuasaan. Pembuat keputusan mungkin, misalnya, melakukan
investasi jangka pendek sehingga mereka sendiri terlihat baik, tetapi tidak menguntungkan
dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, masalah ketidaksesuaian tujuan dapat timbul-apa yang terbaik bagi
pengambil keputusan individu mungkin tidak baik bagi perusahaan secara keseluruhan.
Prosedur penganggaran modal sebagai alat untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
saham, dibangun atas asumsi pengambilan keputusan rasional.
FAKTOR-FAKTOR PENTING KEPERILAKUAN DARI
PENYUSUNAN ANGGARAN MODAL :

Faktor keperilakuan merupakan teknik seleksi yang memerlukan identifikasi atas


proyek potensial,estimasi arus kas untuk setiap proyek,penggunaan teknik analisis,seleksi
keputusan,dan kemudian penerapan proyek-proyek yang kelihatannya sederhana dan
langsung,yang secara keseluruhan proses tersebut melibatkan sejumlah pertimbangan
keperilakuan atas dampak yang luas.

Keputusan dalam proses penyusunan anggaran modal sering kali mencerminkan faktor-
faktor keperilakuan dari pihak pengambil keputusan tersebut.Walaupun hal ini mengandung
risiko yang relatif tinggi,tetapi hal ini masih belum memperoleh perhatian yang serius dari
ahli penganggaran.Kondisi ini tampak jelas dalam proses penyusunan anggaran untuk proyek.
Penyusunan anggaran modal atas proyek dapat dilakukan berdasarkan
pada apa yang dipahami dan diminati oleh penyusun.Selain itu, pengajuan
usulan anggaran modal tersebut juga sebaiknya mempertimbangkan pihak-
pihak yang memberikan persetujuan.Jika kondisi yang muncul demikian
ini,maka pengambilan keputusan mengenai anggaran modal secara rasional
melalui pendekatan matematis dan pendekatan ilmiah lainnya dapat
dikesampingkan,karena hampir tidak memiliki kontribusi.
Oleh karena itu,semua fakta keperilakuan dari pihak penyusun anggaran
modal besrta pihak yang menyetujui usulan anggaran tersebut perlu
diidentifikasi sedini mungkin sebelum anggaran tersebut diimplementasikan.
ASPEK KEPERILAKUAN PADA AUDIT INTERNAL

Tuntutan-tuntutanhukum yang biasanya dihadapi oleh auditor dan kerugian-


kerugian keuangan yangterkaitdengan tuntutan tersebut memunculkan berbagai
dimensi keperilakuan pada diriauditor,khususnya aspek-aspek yang terkait dengan
proses pengambilan keputusan danaktifitas-aktifitas auditor dalam mempertimbangkan
sesuatu sebelum mengambilkeputusan.Salah satu karakteristik yang membedakan
akuntan publik dengan auditor internal berkaitan dengan keterkaitan secara pribadi.
Akuntan publik terikat dengan catatan-catatansuatu organisasi dan prinsip-prinsip
akuntan si yang dibangun oleh badan profesi akuntansi.Sebaliknya, auditor internal
terkait dengan aktifitas-aktifitas manajemen dan orang-orangyang menjalankanoperasi
organisasi. Selain itu, auditor internal juga berkaitandenganmemastikan kepatuhan
terhadap prosedur, undang-undang, serta praktik-praktik bisnisyang bersih. Praktik-
praktik ini meliputi pelaksanaan praktik-praktik yang ekonomis danoperasiyang efisien
serta penetapan standar-standar operasional untuk pencapaian efektifitas .
Audit pada saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia
akuntansi, khususnyaaspek-aspek yang terkait dengan proses
pengambilan keputusan dan aktivitas-aktivitasauditor dalam
mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan. Audit
merupakansalah satu bidang kajian akuntansi. Dalam audit tidak hanya
dibicarakan tentang teknik – teknik audit tetapi juga bagaimana auditor
mengambil kebijakan untuk menentukan suatufakta. Sering kali,
pertimbangan – pertimbangan yang diambil oleh auditor menjadi
penentudalam memutuskan suatu masalah, terutama dalam hal
menetapkan pendapat. Untuk itu,sikap, persepsi, dan perilaku menjadi
acuan dalam pembahasan mengenai pertimbanganseorang auditor, baik
auditor internal maupun eksterna
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai