Anda di halaman 1dari 7

Nama : Auvis Anissa

Nim : 202033037
Kelas : Ekonomi Minat A

POKOK MASALAH

1. Pengangguran dan Kemiskinan Menjadi Permasalahan Ekonomi Tertinggi


Permasalahan ekonomi pertama yang terjadi di beberapa negara khususnya Indonesia adalah
kemiskinan dan pengangguran yang cukup tinggi yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil suatu
bisnis. Dengan demikian penyebab kemiskinan dan pengangguran akan menjadi suatu kendala bagi
kualitas produk yang tidak dapat terbeli oleh masyarakat sangat rendah.
Sehingga dampak bagi pebisnis dalam meraih penghasilan untuk suatu usaha, supaya dapat memutar
keuntungannya dan memproduksi barang jadi terhambat. Akibatnya perusahaan yang berkembang
akan menjadi bangkrut dan menyebabkan suatu negara menjadi krisis moneter.
Cara mengatasi masalah ekonomi yaitu dengan memberikan kemudahan kredit usaha kecil, bantuan
langsung secara tunai, modal kerja dan sebagainya.

2. Memberikan Lapangan Pekerjaan


Dengan adanya lapangan pekerjaan dan karyawan yang bertambah di suatu perusahaan, maka terjadi
peningkatan produksi yang berdampak menambah penghasilan suatu negara. Dengan adanya
kebijakan seperti ini akan menguntungkan pemilik bisnis dalam mendapatkan investor untuk
menambah modal perusahaan.

3. Permasalahan Sampah Yang Menumpuk


Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk, membuat tingkat konsumsi meningkat dan akhirnya
membuat jumlah sampah semakin banyak permasalahan hukum di Indonesia meningkat. Hal ini lah
yang menjadi permasalahan di Indonesia, karena belum adanya solusi untuk menganggulanginya. Hal
ini tentunya membuat lingkungan menjadi kotor dan tentu saja merugikan lingkungan. Nah berikut ini
solusi yang bisa dilakukan:
 Membuat tempat pembuangan sampah terpadu, yang lokasinya agak jauh dari pemukiman warga.
 Penerapan 4R yaitu Replace, reduce, reuse, serta recycle.
 Membuat tempat sampah terpisah antara organik dan anorganik.

4. Bangunan-Bangunan Liar dan Kumuh


Hal ini sepertinya sering terjadi di kota-kota besar. Banyaknya masyarakat serta daerah pemukiman
yang sedikit membuat bangunan liar dan kumuh ini merajalela di setaip sudut kota. Tentu saja hal ini
menjadikan pemandangan kota semakin kotor, kumuh, dan tak terawat. Untuk mengatasi ini tentu saja
harus ada pengurangan mengenai warga-warga yang berdatangan untuk menetap di kota besar,
pembuatan tempat tinggal/rusun, dan lainnya. Nah itu tadi beberapa permasalahan lingkungan serta
solusi untuk menghadapinya. Yang kita bahas terdapat ada 15 permasalahan yang sering terjadi dan
ditemukan dibeberapa lingkungan sekitar kita, semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda
JENIS-JENIS ANGKET

Ada 3 jenis kuesioner penelitian yang daftar pertanyaan dan cara pengisian jawabannya berbeda-beda,
antara lain:

1. Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah kuesioner penelitian yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menuliskan pendapat pribadinya terhadap daftar pertanyaan atau pernyataan yang tercantum. Tapi,
para peneliti perlu memperhatikan daftar pernyataan atau pertanyaan dalam kuesioner penelitian
mudah dipahami.

2. Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner penelitian dengan daftar pertanyaan atau pernyataan yang sudah
dilengkapi pilihan jawabannya sekaligus. Umumnya, kuesioner tertutup ini menggunakan pilihan
jawaban, seperti ya atau tidak dan sebagainya.

Penelitian dengan kuesioner tertutup ini termasuk cukup efektif, karena responden bisa langsung
memberikan tanda centang (√) dalam kolom jawaban yang disediakan dan sesuai dengan pilihannya.

3. Kuesioner campuran
Kuesioner campuran adalah kuesioner penelitian dengan perpaduan antara kuesioner terbuka dan
tertutup. Metode penelitian ini digunakan untuk membahas topik lebih mendalam. Umumnya, para
peneliti menggunakan kuesioner campuran untuk mendapatkan serangkaian data-data penelitian
berupa angka.
PERNYATAAN KUESIONER

NO PERNYATAAN SKOR
1 Saya sudah belajar matematika di malam hari sebelum peran di SS S TS STS
esok hari
2 Saya sampai di sekolah sebelum pukul 07.00 1 2 4 5
3 Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran ketika guru 1 2 4 5
memasuki kelas.
4 Matematika adalah pelajaran yang menarik dan menantang 1 2 4 5
5 Saya sering melamun ketika pelajaran berlangsung. 1 2 4 5
6 Saya cenderung pasif ketika diskusi kelompok. 5 4 2 1
7 Saya suka bercanda ketika pelajaran berlangsung. 5 4 2 1
8 Saya mengerjakan soal dengan cepat dan sering tidak teliti. 5 4 2 1
9 Saya akan meminta Guru untuk memperingati anak-anak yang 5 4 2 1
membuat keributan di luar kelas saat pelajaran berlangsung.
10 Saya tidak memperhatikan penjelasan Guru meskipun saya 5 4 2 1
duduk di bangku paling belakang
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Teknik Pengambilan Sampel Probability Sampling


Probability sampling adalah jenis dalam teknik sampling yang melakukan pengambilan sampelnya
dengan random atau secara acak.

Teknik probability sampling digunakan untuk populasi yang besaran anggotanya dapat ditentukan
lebih dulu oleh peneliti.

Metode ini menggunakan analisis statistik untuk membantu penentuan sampel terpilih. Ada beberapa
model maupun jenis lain dari teknik pengambilan sampel probability sampling. Berikut
penjelasannya.

a. Simple random sampling atau pengambilan sampel acak sederhana


Jenis teknik pengambilan sampel probability sampel yang pertama adalah dengan cara sederhana dan
acak seperti melakukan pengundian atau menggunakan pendekatan bilangan yang acak.
Kelebihan dari teknik ini adalah untuk mengurangi bias atau kecenderungan berpihak pada anggota
populasi tertentu serta peneliti dapat mengetahui adanya kesalahan baku atau standar error yang ada
pada penelitian.

Sedangkan kelemahan dari teknik metode ini adalah rendahnya jaminan menguasai sampel yang
terpilih karena bersifat representatif atau dapat mewakili populasi yang dituju.

Contoh pengambilan sampel metode acak sederhana:

Dibutuhkan kira-kira 15 sampel dari populasi penelitian dengan jumlah 90 orang. Peneliti perlu lebih
dulu membuat undian untuk mendapatkan sampel pertama dari 90 populasi tersebut.

Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih sebagai sampel akan dikembalikan
lagi, sehingga populasi tetap utuh berjumlah 90 orang.

Mengembalikan sampel terpilih tersebut, akan memungkinkan responden berikutnya tetap sama
dengan responden yang telah dipilih pertama kali. Hal ini perlu dilakukan oleh peneliti secara terus
menerus hingga jumlah 15 sampel terpenuhi semuanya.

Ada beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti untuk memilih sampel dengan
Menggunakan metode ini, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Menyiapkan kerangka sampel penelitian.
- Menyiapkan tabel angka random.
- Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan oleh peneliti.

b. Systematic random sampling atau pengambilan sampel acak sistematis


Pengambilan sampel dengan teknik ini menetapkan sampel awal secara acak, lalu sampel selanjutnya
dapat dipilih secara sistematis berdasarkan pada pola tertentu. Pola umum dari teknik ini ialah dengan
cara mengambil bilangan kelipatan dari jumlah anggota populasi dengan jumlah sampel yang akan
diambil oleh peneliti.
Contohnya, peneliti mengambil sampel dari populasi dengan jumlah 40 orang yang akan masuk ke
suatu ruangan. Setiap orang yang masuk ke dalam ruangan tersebut diberi urutan dan orang dengan
urutan kelipatan 4 akan diambil sebagai sampel.
Artinya orang ke -4, 8, 12, 16 dan seterusnya akan dijadikan sebagai sampel penelitian hingga
mencapai 40 populasi.

Kelebihan dari teknik pengambilan sampel ini adalah cepat dan mudah pelaksanaannya dibandingkan
cara lain. Cara ini juga dapat memudahkan peneliti karena memungkinkan peneliti untuk mengambil
sampel di lapangan tanpa harus menggunakan kerangka sampel tertentu.
Kekurangan dari teknik ini adalah peneliti tidak dapat memprediksi variasi dari populasi apabila
urutan yang dilakukan tidak sepenuhnya acak.
Selain itu, apabila populasi memiliki pengulangan karakteristik yang relatif tetap, maka sampel yang
diambil akan cenderung sama atau bersifat seragam.

Berikut beberapa langkah-langkah untuk mengambil sampel dengan metode ini.


 Menentukan populasi serta menyusun sampling frame
 Menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan metodologis
 Menentukan kelas interval atau K
 Menentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval dengan acak
 Peneliti dapat mulai mengambil sampel dimulai dari angka maupun nomor awal yang telah
terpilih dan nomor interval berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel

c. Stratified random sampling atau pengambilan sampel acak berstrata


Teknik pengambilan sampel acak berstrata dilakukan dengan penentuan sampel penelitian yang
mengelompokkan anggota populasi dalam kelompok tingkatan tertentu, seperti tingkat rendah, sedang
hingga tinggi.
Contohnya penelitian masyarakat pada partisipasi pemilihan umum yang telah dikelompokan
berdasarkan usia pemilih.
Tingkatan dari kelompok tersebut akan ditentukan oleh peneliti dari usia yang paling rendah ke tinggi
atau sebaliknya.
Berikut langkah-langkah mengambil sampel dengan metode ini.
 Menentukan populasi serta daftar anggota populasi
 Membagi populasi sesuai dengan strata yang dikehendaki oleh peneliti
 Menentukan jumlah sampel dalam setiap strata
 Memilih sampel dari setiap strata dengan acak.

d. Cluster random sampling atau pengambilan sampel acak berdasar area atau wilayahnya
Teknik pengambilan sampel ini dapat menentukan sampel berdasarkan kelompok wilayah dari
anggota populasi penelitian. Dengan teknik ini, subjek dari penelitian akan dikelompokan sesuai
dengan area atau tempat domisili anggota populasi.
Tujuannya adalah untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian yang berbeda dalam suatu wilayah
tertentu.

Contohnya ketika peneliti ingin mengetahui tingkat partisipasi masyarakat kota Yogyakarta pada
program pemerintah daerah.
Peneliti akan menentukan sampel dari wilayah yang tersebar di kota Yogyakarta baik itu pada tingkat
dusun, desa maupun kecamatan.
Berikut langkah-langkah mengambil sampel dengan menggunakan metode ini.
 Menentukan populasi warga Yogyakarta yang akan diteliti
 Menentukan berapa jumlah warga Yogyakarta maupun kelompok individu yang akan diambil
sebagai sampel
 Memilih warga Yogyakarta sampel dengan acak
 Meneliti setiap individu warga Yogyakarta sampel sebagai sampel penelitian

2. Teknik Pengambilan Sampel Non Probability Sampling


Teknik non probability adalah kebalikan dari teknik probability sampling. Teknik ini melakukan
pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
maupun anggota populasi yang dipilih menjadi sampel.
Menurut Supardi, teknik non probability sampling sesuai jika dipilih untuk populasi sampel yang
sifatnya infinit atau besaran anggota populasinya belum atau bahkan tidak dapat ditentukan lebih dulu
sebelumnya.
Ada empat macam dari jenis teknik non probability sampling, berikut penjelasannya.

a. Purposive sampling
Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan
peneliti tentang sampel mana yang paling sesuai, bermanfaat serta dianggap mampu mewakili suatu
populasi atau bersifat representatif.

Teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih tinggi kualitas sampelnya. Sebab peneliti telah
membuat kisi maupun batas berdasarkan dengan kriteria tertentu yang telah dijadikan sebagai sampel
penelitian.

Contohnya seperti didasarkan pada ciri gender, demografi, jenis pekerjaan, umur dan lainnya. Teknik
ini termasuk teknik pengambilan sampel yang cukup sering digunakan dalam suatu penelitian.
Kelebihan dari teknik ini adalah tujuan dari penelitian dapat dengan mudah terpenuhi, sampel dapat
bersifat lebih relevan dengan desain penelitian serta teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih
mudah untuk dilaksanakan.
Sedangkan kekurangan dari teknik ini sama seperti teknik pengambilan sampel secara acak, yaitu
tidak ada jaminan bahwa sampel dapat mewakili populasi yang telah ditentukan.

b. Snowball sampling
Snowball sampling atau biasa dikenal pula dengan teknik pengambilan sampel bola salju. Teknik ini
menentukan sampel sesuai dengan wawancara dengan sampel sebelumnya atau dengan cara
korespondensi.
Melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik ini, artinya peneliti dapat meminta
informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya dilakukan secara terus menerus
hingga akhirnya seluruh kebutuhan sampel penelitian terpenuhi.
Teknik pengambilan sampel dengan metode snowball sampling sangat cocok digunakan untuk
penelitian tentang hal-hal yang sifatnya cukup sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi dari
para respondennya.
Contohnya seperti penelitian tentang penyintas kekerasan seksual, penderita HIV, kelompok waria
dan kelompok khusus lainnya.
c. Accidental sampling
Sesuai dengan namanya, teknik pengambilan sampel accidental sampling dapat menentukan sampel
secara tidak sengaja atau accidental. Peneliti akan mengambil sampel pada orang yang kebetulan
ditemui pada saat itu.

Contohnya penelitian dilakukan pada populasi pelanggan toko A, maka peneliti cukup menunggu di
depan toko A lalu menetapkan sampel pada siapapun yang melakukan transaksi jual beli di toko A
tanpa melihat gender, umur, profesi dan lain sebagainya.

d. Quota sampling
Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara menentukan kuota atau jumlah dari sampel
penelitian lebih dulu. Prinsip dari penentuannya sama dengan accidental sampling. Akan tetapi
peneliti perlu menetapkan lebih dulu jumlah sampel yang akan diperlukan.

Contohnya peneliti menetapkan penelitian akan dilakukan setiap hari selama satu minggu dengan
jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang.
Maka jika peneliti pada hari tersebut telah memenuhi kuota yaitu memperoleh 100 sampel maka,
tugas peneliti untuk mencari sampel penelitian pun selesai.
Kelebihan dari menggunakan teknik ini dalam pengambilan sampel adalah sifatnya lebih praktis,
karena sampel penelitian telah diketahui sebelumnya. Sedangkan kekurangan dari teknik adalah bias
penelitian yang cenderung cukup tinggi dapat terjadi.

.Dalam menentukan teknik pengambilan sampel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
 Mendefinisikan populasi yang akan diamati
 Menentukan kerangka sampel serta mengumpulkan seluruh peristiwa yang memungkinkan
 Menentukan teknik maupun metode sampling yang tepat
 Melakukan pengumpulan data
 Melakukan pemeriksaan ulang.

Anda mungkin juga menyukai