KAMPANYE
Nida Sabila J – 2010411136
Rananditta B – 2010411137
Tania Larasati P - 2010411156
Dea Daniya S.P - 2010411169
APA DAN UNTUK APA RISET NORMATIF?
• Menurut Snyder (Gudykunst, 2002), riset formatif dapat diartikan sebagai riset
yang dilakukan dalam masa perencanaan kampanye yang ditujukan untuk
mengonstruksi program kampanye yang lebih baik. Ungkapan “lebih baik”
biasanya ditandai oleh “lima tepat” :
1. Tepat fokus kampanye
Tepat khalayak sasaran
Tepat pesan
Tepat saluran
Tepat agen perubahan
• Segala upaya identifikasi yang dilakukan tersebut, dalam istilah Putz (Klingemann dkk, 2002), disebut
sebagai “analisis situasi” yang ditujukan untuk:
1. Membuktikan secara empiris adanya suatu masalah yang perlu ditangani lewat aktivitas kampanye.
Menganalisis tingkat atau kondisi kesadaran, sikap, dan perilaku khalayak pada objek kampanye.
Menentukan patokan-patokan untuk evaluasi kampanye
• Metode Riset Formatif
Menurut Simon (1992), tradisi kampanye umumnya dikenal dengan tiga metode riset formatif, diantaranya:
1. Metode Survei
Riset survei melibatkan pengumpulan data dalam jumlah yang besar. Data dikumpulkan melalui kuisioner
atau wawancara kepada beberapa sampel. Wawancara dalam metode survei mengacu pada kuisioner dengan
metode sampling probability sampling.
2. Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan survei di awal karena akan menolong peneliti untuk menentukan pertanyaaan spesifik
yang harus dijawab.
3. Menentukan Populasi dan Sampel
Dengan mengumpulkan populasi dan sampel dapat memastikan siapa saja orang yang akan menjawab
pertanyaan yang kita ajukan seputar kampanye yang akan dilakukan berdasarkan segmen khalayal yang telah
ditentukan sebelumnya
• Hal yang mempengaruhi kualitas sampel
1. Sampling Bias, yaitu sampel yang tidak memberikan kesempatan patan yang sama kepada semua
unsur populasi untuk dipilih.
Contoh: apabila ingin meneliti peran wanita dalam suatu organisaasi yang mencapai 50 persen
dari karyawan yang ada, tetapi sampel yang diambil diperoleh dari 20 persen wanita dan 80
persen pria, sampel tersebut disebut bias karena secara sistematis under representative untuk
wanita dan over representative untuk pria.
Metode Penarikan Sampel, yaitu suatu prosedur yang digunakan untuk memilih sampel dari
suatu populasi.
Ukuran sampel, yaitu banyaknya jumlah unsur dari suatu populasi yang diambil menjadi sampel.
Sampling error, yaitu adanya penyimpangan dari karakteristik populasi atau disebut juga
perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dan hasil yang didapat dari sensus.
METODE PENARIKAN SAMPEL
• Kelebihan
1. Melibatkan sejumlah orang untuk mencapai kesimpulan agar bisa dipertanggungjawabkan dan
hasilnya dapat digunakan
2. Menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, seperti angket, wawancara, dan observasi.
3. Bersifat ekploratif karena sering tampak suatu masalah yang tidak terduga.
Relatif murah bila ditinjau dari besarnya jumlah orang yang memberi informasi
• Kekurangan
1. Meneliti pendapat populasi yang tidak mendalam, terutama bila menggunakan angket.
Pendapat populasi bisa berubah-ubah dalam waktu singkat karena pengaruh tertentu.
Tidak ada jaminan bahwa angket dijawab oleh seluruh sampel
METODE DISKUSI KELOMPOK TERARAH
(FOCUS GROUP DISCUSSION)
• Metode ini berhadapan dengan sekelompok kecil orang serta melibatkan wawancara
yang lebih lama dan mendalam tentang pandangan orang tersebut sebagai seorang
individu.
• Dalam wawancara diperlukan kemampuan mengajukan pertanyaan secara tajam, halus
dan tepat, serta kemampuan untuk menangkap buah pikiran orang lain dengan cepat.
• Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wawancara :
1. Keterampilan komunikasi verbal
Keterampilan pribadi pewawancara
Responden
• Cara wawancara mendalam
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mewawancara :
1. Wawancara terstruktur
- Semua pertanyaan yang telah dirumuskan sudah ditulis
Menggunakan daftar pertanyaan atau menghapalnya agar percakapan menjadi lancer dan
wajar.
2. Wawancara tidak terstruktur
- Daftar pertanyaan tidak dipersiapkan sebelumnya
Pewawancara hanya boleh menghadapi satu masalah secara umum
Responden secara bebas dapat mengemukakan pendapatnya secara spontan
• Cara wawancara
1. Wawancara terstruktur
Semua pertanyaan telah dirumuskan dengan cermat. Dengan melakukan wawancara terstruktur,
tujuan wawancara jadi lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan. Jawabannya pun akan lebih
mudah untuk dicatat.
2. Wawancara tidak terstruktur
Daftar pertanyaan tidak di persiapkan dulu. Pewawancara boleh menanyakan hal yang dirasa perlu.
Disarankan untuk mencatat pokok 2 penting yang akan dibicarakan. Wawancara tidak terstruktur
lebih sulit untuk diolah karena adanya kebebasan responden dalam menjawab, jadi pewawancara
harus membatasi dengan mengadakan struktur dalam pertanyaan.
• Proses wawancara
- Memperhatikan hal-hal yang memudahkan komunikasi seperti pakaian, bahasa, dll. yang disukai
atau tidak oleh responden.
- Menjaga hubungan baik dg responden. Cara : memberikan ucapan selamat, memperkenalkan diri,
menunjukkan kartu pengenal, menjelaskan tujuan, dan pentingnya keterangan dari responden
bagi penelitian.
- Buat catatan utk hal-hal penting. Pada zaman sekarang dapat digunakan tape recorder, tapi tetap
harus mencatat hal-hal penting untuk mengantisipasi kerusakan barang elektronik tersebut.
- Mengakhiri wawancara :
1. Wawancara singkat dengan ucapan terima kasih serta senyuman.
2. Wawancara intensif, menunjukkan bahwa ia harus pergi dengan membereskan
barangan-barang sambil bersiap untuk berangkat lalu berdiri dan ucapkan terima kasih banyak
atas segala bantuan serta berjabat tangan untuk pamit. Sebelum pisah beri suatu pujian untuk
meninggalkan kesan yang menyenangkan pada responden.
• Probing dalam wawancara
Berfungsi untuk mengorek keterangan. Dilakukan untuk meminta keterangan lebih lanjut bila
jawaban yang didapat kurang jelas/lengkap. Jika pertanyaan kurang dipahami responden, kita dapat
mengulanginya. Bila responden lupa dengan topik bahasan nya, kita dapat membantunya untuk
mengingatkan dengan menanyakan hal-hal sederhana. Jika responden tidak dapat menjawab karena
takut/segan, kita dapat mengatakan bahwa yang perlu kita ketahui adalah perasaannya, tanggapan,
atau pikirannya. Dan kita tidak menilai hal tersebut benar/salah.
• Kelebihan
1. Dapat memperoleh keterangan yang mendalam tentang suatu masalah
Dapat memperoleh informasi yang diinginkan dengan cepat
Dapat memastikan bahwa pertanyaan dipahami dengan benar oleh responden
Dapat memastikan bahwa respondenlah yang memberi jawaban langsung
Memungkinkan fleksibilitas dalam cara-cara bertanya
Pewawancara yang sensitif dapat menilai validitas jawaban berdasarkan gerak gerik, nada, dan air
muka responden
Informasi yang diperoleh akan lebih dipercayai kebenarannya.
Responden dapat mengungkapkan keterangan-keterangan yang tidak mungkin diberikan di angket
tertulis.
• Kekurangan
1. Ada kesangsian tentang validitas jawaban-jawaban dari wawancara, khususnya bila
mengandung unsur-unsur nilai
Pewawancara tidak konstan keadaannya dalam menghadapi berbagai orang secara
berturut-turut.
Apabila pelaksanaan wawancara ditugaskan kepada beberapa orang, akan terdapat
perbedaan antara pribadi & keterampilan para petugas yang dapat mempengaruhi data yang
dikumpulkan
Memerlukan usaha untuk memilih, melatih, dan mengawasi para staf pekerja lapangan