MODUL
PELATIHAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
S1 – Psikologi
Skema Sertifikasi :
ANALISIS SENIOR REKRUTMEN &
SELEKSI MSDM
PELATIHAN
ANALISIS SENIOR
REKRUTMEN & SELEKSI
MSDM 1
Unit Kompetensi :
M.70SDM01.010.2
Menyusun Uraian Jabatan
2021
UNIVERSITAS GUNADARMA
MODUL
PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
S1 - PSIKOLOGI
Skema Sertifikasi :
PELATIHAN
ANALISIS SENIOR REKRUTMEN & SELEKSI MSDM 1
Unit Kompetensi :
M.70SDM01.010.2 - Menyusun Uraian Jabatan
Penyusun :
Dr. Nurul Qomariyah, M.Psi., Psi.
Kartika Aprillia, M.Psi., Psi.
Siska Sartika, S.Psi., M.Si.
Editor
Dr.dr Matrissya Hermita, M.Si., M.Ikom
Depok, 2021
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, atas berkat dan dan karunianya, Modul 1
Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema Analisis Senior Rekrutmen & Seleksi
SDM dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari seri modul pendukung
untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk skema Analisis Senior Rekrutmen &
Seleksi SDM yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan rekrutmen dan seleksi SDM secara terstruktur sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai melalui orang-orang yang ada di dalamnya. Pelatihan ini diberikan
khususnya bagi mahasiswa di program studi Psikologi.
Modul ini terbagi menjadi tiga bab. Bab pertama membahas mengenai
menyusun uraian jabatan, bab kedua mengenai menyusun standar operasional
prosedur (SOP) MSDM, dan bab ketiga mengenai mengelola proses perumusan
indikator kinerja individu. Selain itu modul ini juga berisi soal-soal latihan, contoh
studi kasus dan petunjuk praktikum.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Kaprodi Psikologi, Ibu Dr. Ira
Puspitawati, MSi.psikolog atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan
kurikulum yang diberikan di perkuliahan, Bapak Dr. Seto Mulyadi, Psikolog, Kepala
Lembaga Pengembangan Psikologi atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan
teknis pelaksanaan kursus sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang
ada pada modul pelatihan ini, serta staff/asisten laboratorium yang membantu
penyusunan modul ini. Saran dan kritik dari pembaca, penyusun harapkan untuk
perbaikan modul ini di masa mendatang.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
Metodologi Pelatihan iv
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 1
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
digunakan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi staffing, penilaian, imbalan dan
sebagainya.
Analisis jabatan merupakan informasi tertulis mengenai pekerjaan-pekerjaan apa
yang harus dikerjakan oleh pegawai dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai. Dari
analisis jabatan dapat dibuat rancangan pekerjaan dan ditetapkan uraian pekerjaan.
Dengan demikian analisis jabatan dapat memberikan informasi tentang aktivitas
pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku
manusia dan alat-alat yang digunakan.
Schuler (1992) berpendapat bahwa analisis jabatan adalah suatu proses penguraian
dan pencatatan pekerjaan-pekerjaan. Sedangkan khusus uraian dan catatan tersebut
adalah sasaran pekerjaan-pekerjaan yaitu tugas-tugas atau aktivitas dan kondisi yang
meliputinya. Dasar dari analisis jabatan adalah spesifikasi pekerjaan yang tertulis secara
mendetail tentang ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan individu yang dibutuhkan
oleh kinerja pekerjaan tersebut. Namun demikian, tidak semuanya berjalan baik. Uraian
kerja yang termasuk didalamnya menginformasikan tentang standar kinerja, karakteristik
tugas yang dirancang, dan karakteristik individu pekerja. Selain itu spesifikasi pekerjaan
meliputi karaktersitik individu, interest dan preferensi yang kompatibel dengan pekerjaan
atau memuaskan kinerja pekerjaan. Modifikasi antara uraian pekerjaan daan spesifikasi
pekerjaan adalah untuk menjaga agar sasaran manajemen SDM seperti peningkatan
produkstivitas dan kualitas hidup pekerja senantiasa terjaga.
1.1. Metode dan Perangkat Analisis Jabatan ditetapkan dalam Bentuk Dokumen
Tertulis
Metode Analisis Jabatan (Job Analysis Method) – Analisis Jabatan atau Job
Analysis merupakan salah satu proses penting untuk menempatkan orang yang tepat
pada posisi yang tepat. Untuk dapat melakukan Analisis Jabatan dengan efektif,
pihak manajemen khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) perlu
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan
tersebut. Untuk mengumpulkan data dan informasi tersebut, pihak manajemen
Metodologi Pelatihan 2
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
biasanya akan memilih satu atau kombinasi dari beberapa metode tergantung pada
kebutuhan dan persyaratan organisasi dan tujuan dari proses analisis jabatan
tersebut.
Memilih metode analisis jabatan yang sesuai biasanya tergantung pada struktur
organisasi, tingkat hirarki, sifat pekerjaan, tanggung jawab dan tugas yang terlibat
didalamnya. Sebelum memilih metode yang tepat untuk melakukan analisis jabatan,
sebaiknya pihak manajemen SDM meneliti terlebih dahulu setiap kelebihan dan
kelemahan metode yang akan digunakan karena mengingat data dan informasi yang
diperoleh untuk analisis jabatan ini sangat penting untuk membantu perusahaan atau
organisasi dalam mengatasi tren pasar saat ini, perubahaan organisasi dan mengatasi
masalah-masalah harian yang terjadi.
Terdapat tiga metode yang biasanya digunakan dalam Analisis Jabatan atau
Analisis Pekerjaan ini. Ketiga Metode Analisis Jabatan tersebut diantaranya adalah
Metode Observasi (Observation Method), Metode Wawancara (Interview Method)
dan Metode Kuesioner (Questionnaire Method).
1. Metode Observasi (Observation Method)
Pada metode analisis jabatan yang menggunakan observasi ini, seorang
analis jabatan (orang yang melakukan analisis jabatan) mengamati seorang
karyawan dan mencatat semua tugasnya baik yang dilakukannya maupun yang
tidak dilakukannya, tanggung jawab maupun bukan tanggung jawabnya,
keterampilan yang dibutuhkan, metode atau cara digunakan untuk melakukan
tugas serta kemampuan dan mental atau emosional yang dibutuhkan untuk
menangani tantangan dan risiko.
Mungkin banyak yang menganggap bahwa metode observasi ini merupakan
metode yang termudah namun kenyataannya tidaklah demikian. Hal ini
disebabkan karena setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengamati sesuatu
dan setiap orang juga memiliki cara berpikir sendiri dalam menafsirkan
penemuannya atau apa yang telah dilihatnya. Dengan demikian, proses observasi
ini dapat mengakibatkan bias pada hasil pengamatannya. Perasaan suka dan tidak
Metodologi Pelatihan 3
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
suka secara pribadi juga dapat menghasilkan hasil observasi yang tidak tepat atau
bukan hasil yang sebenarnya. Salah satu cara terbaik untuk mengatasi
permasalahan metode observasi ini adalah melalui pelatihan khusus analis jabatan
atau pelatihan terhadap orang yang melakukan tugas analisis jabatan ini.
Terdapat tiga teknik khusus untuk observasi ini, yaitu dengan pengamatan
langsung (direct observation), analisis metode kerja (work analysis method) dan
teknik insiden kritis (Critical Insident Technique). Pengamatan langsung
atau direct observation adalah mengamati langsung dan melakukan pencatatan
perilaku seorang karyawan dalam situasi yang berbeda-beda. Analisis Metode
Kerja atau Work Analysis Method adalah analisis pengamatan yang meliputi
waktu dan gerak secara khusus, teknik analisis ini biasanya digunakan pada
karyawan pabrik yang melakukan perakitan. Sedangkan teknik yang ketiga adalah
teknik insiden kritis yang mengidentifikasikan perilaku kerja yang menghasilkan
kinerja.
2. Metode Wawancara (Interview Method)
Wawancara adalah metode pengumpulan data dan informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan langsung kepada karyawan. Pada umumnya, terdapat tiga
jenis wawancara yaitu wawancara individual yaitu wawancara hanya dengan
karyawan terkait, wawancara kelompok dengan kelompok karyawan yang
mengerjakan pekerjaan yang sama dan wawancara dengan penyelia (supervisor)
atau atasan karyawan yang bersangkutan yang mengetahui pekerjaan tersebut.
Dengan metode wawancara ini, seorang karyawan diwawancarai untuk
mendapatkan informasi tentang masalah yang mereka hadapi, penggunakan cara
atau teknik tertentu dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaannya. Metode wawancara ini juga dapat membantu pewawancara untuk
mengetahui apa yang sebenarnya dipikirkan oleh karyawannya tentang tanggung
jawab dan pekerjaannya sendiri.
Untuk mendapatkan hasil yang jujur dan benar serta data dan informasi
yang asli, pertanyaan yang diajukan selama wawancara harus dipilih dengan teliti
Metodologi Pelatihan 4
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 5
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
narasumber, serta sumber data lainnya seperti catatan harian pemegang jabatan,
rencana kerja dan laporan pelaksanaan pekerjaan, visi dan misi organisasi,
struktur organisasi dan tata kerja serta informasi kepegawaian lainnya.
2. Sebagai landasan untuk melaksanakan analisis jabatan, perlu memperhatikan visi
dan misi organisasi, struktur organisasi, tata kerja, tugas pokok, dan fungsi, serta
sumber data lainnya seperti rencana keja, laporan pelaksanaan pekerjaan, dan
informasi kepegawaian lainnya sebagai sumber data yang berperan dalam
penyusunan uraian jabatan dan syarat jabatan.
3. Apabila visi dan misi belum terdokumentasi secara tertulis, maka TPAJ dapat
memperoleh dari pimpinan instansi tentang arah kebijakan instansi di masa yang
akan datang.
4. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan formulir analisis jabatan.
5. Para pemegang jabatan yang ditunjuk menjadi responden dalam pengisian
formulir analisis jabatan adalah pegawai yang:
a. Menguasai pekerjaan di unit kerjanya;
b. Dapat menjelaskan program-program unit kerjanya;
c. Mengerti tentang proses kerja di unit kerjanya.
1.3. Data dan Informasi Jabatan di Analisis berdasarkan Metode dan Perangkat
Analisis Jabatan yang ditetapkan
Untuk mengenalisis jabatan perlu dilakukan tahapan pengumpulan data dengan
menggunakan formulir analisis jabatan dan atau dengan melakukan pengamatan
langsung, wawancara, dan atau penyebaran kuesioner kepada pemegang jabatan
struktural dan fungsional di lingkungan instansi. Data-data yang meliputi nama
jabatan, kode jabatan, ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja,
hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja,
dan resiko bahaya dituangkan ke dalam formulir analisis jabatan.
Metodologi Pelatihan 6
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Uraian jabatan adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung
jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Penyusunan
uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama untuk menghindarkan terjadinya
perbedaan pengertian, untuk menghindari terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk
mengetahui batas-batas tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan.
Metodologi Pelatihan 7
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
4. Pengawasan yang harus dilakukan dan yang diterima. Bagian ini menjelaskan
nama-nama jabatan yang ada diatas dan di bawah jabatan ini, dan tingkat
pengawasan yang terlibat.
5. Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini menjelaskan hubungan vertikal dan
horizontal jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam hubungannya
dengan jalur promosi, aliran serta prosedur kerja.
6. Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan.
7. Kondisi kerja, yang menjelaskan tentang kondisi fisik lingkungan kerja dari
suatu jabatan. Misalnya panas, dingin, berdebu, ketal, bising dan lain- lain
terutama kondisi kerja yang berbahaya.
8. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas
2.2. Uraian Jabatan serta Posisi Jabatan dibuat berdasarkan Data dan
Informasi Jabatan yang telah dikumpulkan
Formulir Uraian Jabatan akan memperlihatkan secara sistematis gambaran
dari informasi yang dikumpulkan. Formulir Uraian Jabatan tersebut berisi pokok-
pokok informasi yang menggambarkan suatu jabatan secara singkat namun jelas.
Berikut ini contoh pengisiann formulir analisis jabatan:
Metodologi Pelatihan 8
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 9
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 10
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
2. Kode Jabatan
Kode jabatan merupakan kode yang dibuat untuk memudahkan
pengadministrasian jabatan.
3. lkhtisar Jabatan
lkhtisar jabatan merupakan ringkasan dari uraian tugas yang disusun dalarn satu
kalimat yang mencerminkan pokok-pokok tugas jabatan. Penyusunan ikhtisar
jabatan harus memenuhi kriteria:
a. Apa yang dikerjakan dan sebutkan pula obyek yang dikerjakan.
b. Bagaimana cara rnengerjakan.
c. Mengapa tugas itu harus dikerjakan.
Contoh iktisar jabatan operator komputer:
Menyimpan data dengan cara memasukkan ke dalam komputer, kemudian
membuat copy file dan mencetaknya, serta menjaganya dari pihak-pihak yang
tidak berkepentingan agar data tersimpan dengan baik dan mudah dicari apabila
diperlukan sewaktu-waktu.
4. Uraian Tugas
Uraian tugas rnerupakan suatu paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan
yang dilakukan oleh pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi
hasil kerja dalam kondisi tertentu, ditulis dengan singkat dan jelas, serta disusun
secara berurutan dari yang paling berat sampai dengan yang paling ringan.
Penyusunan uraian tugas harus memenuhi kriteria:
a. Apa yang dikerjakan dan sebutkan pula obyek yangdikerjakan
b. Bagaimana cara mengerjakan.
c. Mengapa tugas itu harus dikerjakan.
Contoh uraian tugas operator komputer:
a. Menerima dan membaca data yang masuk dan mencocokkan dengan buku
ekspedisi untuk mengetahui jumlahnya.
b. Menyiapkan komputer dan menghidupkannya ke posisi on agar siap
dioperasikan.
Metodologi Pelatihan 11
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 12
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 13
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, M. (2016). Panduan praktis menyusun sop. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Kusdiyati, S., & Fahmi, I. (2016). Observasi psikologi. Bandung: PT. Remaja Rosdarya
Robbins, S. P. (1994). Teori organisasi: struktur, desain dan aplikasi. Alih bahasa jusuf
udaya. Jakarta : Arcan.
Metodologi Pelatihan 14
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 15
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Pilihlah jawaban yang paling tepat, di antara empat jawaban yang tersedia!
2. Seorang analis jabatan (orang yang melakukan analisis jabatan) mengamati seorang
karyawan dan mencatat semua tugasnya baik yang dilakukannya maupun yang
tidak dilakukannya, tanggung jawab maupun bukan tanggung jawabnya,
keterampilan yang dibutuhkan, metode atau cara digunakan untuk melakukan tugas
serta kemampuan dan mental atau emosional yang dibutuhkan untuk menangani
tantangan dan risiko. Hal ini menunjukkan bahwa, analis jabatan tersebut
menggunakan metode …..
a. Wawancara
b. Observasi
c. Telaah Dokumen
d. Kuesioner
3. Seorang analis jabatan (orang yang melakukan analisis jabatan) bertanya kepada
seorang karyawan dan mencatat semua jawabannya mengenai apa yang
dilakukannya dalam jabatan. Hal ini menunjukkan bahwa, analis jabatan tersebut
menggunakan metode …..
a. Wawancara
b. Observasi
c. Telaah Dokumen
Metodologi Pelatihan 16
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
d. Kuesioner
Metodologi Pelatihan 17
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
8. Berikut ini adalah kriteria pemegang jabatan yang dapat dilibatkan dalam analisis
jabatan adalah…
a. Sudah bekerja minimal 2 tahun, pegawai tetap, dapat menjelaskan program unit
kerja
b. Sudah bekerja minimal 1 tahun, pegawai tetap, dapat menjelaskan program unit
kerja
c. Pegawai tetap, menguasai pekerjaan di unit kerjanya, dapat menjelaskan
program unit kerja
d. menguasai pekerjaan di unit kerjanya, dapat menjelaskan program unit kerja,
dan mengerti tentang proses kerja di unit kerjanya
9. Informasi tentang nama jabatan, bagian dan nomor kode jabatan dalam suatu
perusahaan, tercantum di dalam…
a. Identitas jabatan
b. Ikhtisar jabatan
c. Tugas jabatan
d. Hubungan jabatan
10. Informasi mengenai definisi singkat jabatan, yang berfungsi sebagai informasi
tambahan, tercantum di dalam…
a. Identitas jabatan
b. Ikhtisar jabatan
c. Tugas jabatan
d. Hubungan jabatan
Metodologi Pelatihan 18
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
12. Bagian yang menjelaskan nama-nama jabatan yang ada diatas dan di bawah
jabatan, adalah…
a. Pengawasan jabatan
b. Tugas jabatan
c. Hubungan jabatan
d. Kondisi jabatan
13. Bagian yang menjelaskan mengenaik keadaan fisik lingkungan kerja dari suatu
jabatan, adalah…
a. Pengawasan jabatan
b. Tugas jabatan
c. Hubungan jabatan
d. Kondisi jabatan
Metodologi Pelatihan 19
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
15. Berikut ini merupakan syarat dalam merumuskan nama jabatan, kecuali…
a. Ringkas
b. Bersifat substantif
c. Bersifat objektif
d. Jelas
17. Yang merupakan sarana atau peralatan yang dipergunakan untuk mernproses bahan
kerja menjadi hasil kerja adalah…
a. Bahan kerja
b. Perangkat kerja
c. Pelengkap kerja’
d. Hasil kerja
Metodologi Pelatihan 20
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
19. Yang merupakan hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk memilih, mengambil
sikap, atau tindakan tertentu dalam melaksanakan tugas, dan mempunyai peranan
sebagai penyeimbang terhadap tanggung jawab, adalah…
a. Tanggung jawab kerja
b. Wewenang kerja
c. Perangkat kerja
d. Korelasi jabatan
20. Menjaga file dan komputer dari kerusakan, adalah contoh dari…
a. Tanggung jawab kerja
b. Wewenang kerja
c. Perangkat kerja
d. Korelasi jabatan
Metodologi Pelatihan 21
Universitas Gunadarma
MODUL
PELATIHAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
S1 – Psikologi
Skema Sertifikasi :
ANALISIS SENIOR REKRUTMEN &
SELEKSI MSDM
PELATIHAN
ANALISIS SENIOR
REKRUTMEN & SELEKSI
MSDM 1
Unit Kompetensi :
M.70SDM01.013.2
Menyusun Standar Operasional Prosedur
(SOP) MSDM
2021
UNIVERSITAS GUNADARMA
MODUL
PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
S1 - PSIKOLOGI
Skema Sertifikasi :
ANALISIS SENIOR REKRUTMEN & SELEKSI MSDM
PELATIHAN
ANALISIS SENIOR REKRUTMEN & SELEKSI MSDM 1
Unit Kompetensi :
M.70SDM01.013.2 - Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) MSDM
Penyusun :
Dr. Nurul Qomariyah, M.Psi., Psi.
Kartika Aprillia, M.Psi., Psi.
Siska Sartika, S.Psi., M.Si.
Editor
Dr.dr Matrissya Hermita, M.Si., M.Ikom
Depok, 2021
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, atas berkat dan dan karunianya, Modul 1
Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema Analisis Senior Rekrutmen & Seleksi
SDM dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari seri modul pendukung
untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk skema Analisis Senior Rekrutmen &
Seleksi SDM yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan rekrutmen dan seleksi SDM secara terstruktur sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai melalui orang-orang yang ada di dalamnya. Pelatihan ini diberikan
khususnya bagi mahasiswa di program studi Psikologi.
Modul ini terbagi menjadi tiga bab. Bab pertama membahas mengenai
menyusun uraian jabatan, bab kedua mengenai menyusun standar operasional
prosedur (SOP) MSDM, dan bab ketiga mengenai mengelola proses perumusan
indikator kinerja individu. Selain itu modul ini juga berisi soal-soal latihan, contoh
studi kasus dan petunjuk praktikum.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Kaprodi Psikologi, Ibu Dr. Ira
Puspitawati, MSi.psikolog atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan
kurikulum yang diberikan di perkuliahan, Bapak Dr. Seto Mulyadi, Psikolog, Kepala
Lembaga Pengembangan Psikologi atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan
teknis pelaksanaan kursus sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang
ada pada modul pelatihan ini, serta staff/asisten laboratorium yang membantu
penyusunan modul ini. Saran dan kritik dari pembaca, penyusun harapkan untuk
perbaikan modul ini di masa mendatang.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DALAM .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
Metodologi Pelatihan iv
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan v
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
1.1. Tujuan dan Strategi Fungsional, Kebijkan MSDM, Proses Bisnis dan Pihak
Terkait Diidentifikasi untuk Penyusunan SOP
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan
(Robbins, 1994). Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah
dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Namun, untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu dalam prosesnya
melibatkan banyak orang dan banyak tempat. Proses yang panjang dan tingkat
kompleksitas tertentu memungkinkan terjadinya kesalahan dan setiap proses
memiliki mekanisme aturan tertentu. Dan tercapainya tujuan utama suatu organisasi
terletak pada keterkaitan proses fungsi-fungsi organisasi. Produk dan jasa yang
diberikan kepada pelanggan merupakan hasil dari berbagai proses.
Maka apabila suatu organisasi tidak memiliki pengaturan prosedur yang jelas
akan berdampak buruk pada perkembangan organisasinya. Hal tersebut
menyebabkan organisasi tersebut akan kehilangan fokus siapa sesungguhnya yang
menjadi pemakai jasa mereka dan bagaimana cara memberikan pelayanan yang baik
kepada penggunanya. Pada umumnya organisasi tersebut akan beresiko terjebak
Metodologi Pelatihan 6
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
pada bidang kerja yang sempit dan berfokus pada kepentingan diri sendiri, sehingga
organisasi akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki proses yang dimiliki
secara terus menerus. Oleh karena itu, agar efektif maka suatu proses harus memiliki
umpan balik terhadap kinerja organisasi serta harus mampu menciptakan dan
memberikan nilai tambah kepada penggunanya.
Penggunaan SOP dalam organisasi bertujuan untuk memastikan organisasi
beroperasi secara konsisten, efektif, efisien, sistematis dan terkelola dengan baik,
untuk menghasilkan produk yang memiliki mutu konsisten sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan (Soemohadiwidjojo, 2015). Dengan penerapan SOP, efisiensi
dari setiap unit kerja perusahaan tersebut akan dapat ditingkatkan secara siginifikan,
baik dari segi waktu, proses kerja, tenaga kerja maupun biaya operasional.
Dampaknya, perusahaan akan jauh lebih mampu bersaing bila dibandingkan dengan
perusahaan lain, terlebih lagi bila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang
tidak menerapkan SOP dalam jajaran organisasinya (Budihardjo, 2016).
Oleh karena itu SOP sangat dibutuhkan di dalam organisasi. Jika di dalam
suatu organisasi dibuat SOP yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi, hal
tersebut dikarenakan ada kemungkinan terjadinya penyimpangan–penyimpangan
prosedur yang juga semakin tinggi. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan
suatu organisasi dalam menyusun SOP antara lain adalah (Lembaga Administrasi
Negara, 2005):
1. Semakin meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh suatu organisasi
2. Meningkatnya kompleksitas sarana dan prasarana pendukung dalam memberikan
pelayanan
3. Meningkatnya koordinasi dan persyaratan pelaporan dengan grup/unit lain.
4. Semakin meningkatnya persyaratan legal dan peraturan (keselamatan pelaksanaan
kerja, hak masyarakat dan karyawan untuk mengetahui persamaan kesempatan
ras,gender, usia, cacat, standar kinerja, hubungan pegawai dll).
Metodologi Pelatihan 7
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 8
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Prosedur kerja yang dimaksud bersifat tetap, rutin, dan tidak berubah-ubah,
prosedur kerja tersebut dibakukan menjadi dokumen tertulis. Bagi sebagian
orang, ada yang menggunakan istilah Standard Operational Procedure,
bahkan ada yang meng-Indonesiakan menjadi Standar Operasional Prosedur.
Menurut Arnina (2016) Istilah SOP atau Standar Operasional Prosedur
seringkali digunakan untuk menyebut semua dokumen yang mengatur kegiatan
operasional organisasi. Misalnya seperti protokol, prosedur tetap, instruksi
kerja, diagram alir, dan lainnya.
Tambunan (2008) berpendapat SOP pada dasarnya adalah pedoman yang
berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu
organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan,
Langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang
dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu organisasi, telah berjalan secara
efektif, konsisten, standar, dan sistematis. Kemudian menurut Nur’Aini (2016)
SOP juga dapat diartikan sebagai panduan hasil kerja yang diinginkan (ideal),
serta proses kerja yang harus dilaksanakan. SOP dibuat dengan menuliskan
target-target atau hasil kerja apa yang harus dipenuhi oleh masing–masing
posisi. SOP mendokumentasikan secara tertulis mengenai prosedur (proses
atau langkah) kerja secara rinci dan sistematis. Alur kerja (prosedur) tersebut
tentu harus mudah dipahami, dan dapat diimplementasikan dengan baik dan
konsisten.
SOP sendiri merupakan instruksi sederhana yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka
memenuhi persyaratan operasional (EMS Departemen, 1998). SOP sebagai
serangkaian instruksi tertulis yang didokumentasikan dari aktivitas rutin dan
berulang yang dilakukan oleh suatu organisasi. Sehingga secara singkat SOP
sendiri merupakan penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan,
kapan, dimana dan oleh siapa. SOP juga pada umumnya merupakan panduan
berisi uraian secara jelas tentang apa yang diharapkan dan di persyaratkan
Metodologi Pelatihan 9
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 10
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
2. Kejelasan Tugas
SOP dibuat agar setiap pelaksana/ petugas/ pengawal mengetahui dengan
jelas peran dan fungsi tiap – tiap posisi dalam organisasi (institusi).
3. Kejelasan Alur
SOP dapat memperjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab apa saja
dari masing – masing pelaksana/ petugas/ pengawal.
4. Melindungi Organisasi (Institusi)
SOP dibuat dengan tujuan untuk melindungi organisasi atau unit kerja, serta
petugas atau karyawan dari tindakan mal-praktik; atau kesalahan yang
bersumber dari administrasi atau faktor lainnya yang dapat berdampak
buruk bagi keberlangsungan hidup organisasi (institusi).
5. Menimalisasi Kesalahan
Dengan kejelasan tugas, alur, tanggung jawab dan wewenang, maka setiap
pelaksana/ petugas/ pengawal dapat meminimalisasi atau menghindari
kegagalan, kesalaham, keraguan, dan duplikasi dalam bekerja.
6. Efisiensi
SOP dibuat dengan tujuan membuat semua pekerjaan menjadi lebih efisien.
Semua aktivitas kerja diharapkan dapat lebih cepat, cermat, dan tepat sesuai
dengan tujuan atau hasil yang ingin diraih, dengan bantuan SOP yang ada.
7. Penyelesaian Masalah
SOP berisi aturan dan batasan – batasan tertentu; bisa saja dalam
pelaksanaannya terjadi gesekan antar karyawan yang menyebabkan konflik
yang berkepanjangan. Dengan adanya SOP dapat dijadikan landasan agar
setiap karyawan dapat bekerja sesuai koridor kembali, yaitu tunduk pada
aturan dan batasan sesuai SOP.
8. Batasan Pertahanan
Terkadang banyak pihak eksternal yang dengan seenaknya ingin
mengetahui hal – hal yang sifatnya sangat privat bagi perusahaan. Sebagai
contoh, seorang peneliti yang menginginkan untuk melakukan penelitian
Metodologi Pelatihan 11
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
perilaku kerja dari sebuah organisasi (institusi). Dengan adanya SOP yang
baku, maka pihak peneliti wajib melewati beberapa prosedur. Peneliti tidak
bisa langsung menuju ke bagian departemen atau bagian tertentu.
Metodologi Pelatihan 12
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 13
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 14
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
bersangkutan memberi tugas pada seseorang atau suatu tim yang diputuskan
berdasarkan suatu Surat keputusan dari pimpinan tertinggi perusahaan tersebut.
Sedankan pihak pelaksana adalah semua orang yang berada dalam jajaran
perusahaan atau organisasi yang mengaplikasikan SOP. Mulai dari pegawai
terendah seperti Office Boy (OB) hingga kepada pejabat tertinggi seperti
Manajer, Direktur maupun Direktur Utama. Mereka semua adalah pihak
pelaksana SOP. Hal ini karena semua orang yang menjadi bagian dari
pelaksana operasional perusahaan, dengan sendirinya juga merupakan pihak
pelaksana SOP. Kemudian ada pihak pengawas pelaksanaan SOP adalah para
manajer pengguna dari masig-masing departemen. Terutama karena yang
paling berkepentingan terhadap berhasil atau tidaknya pelaksanaan SOP.
Namun, dimungkinkan pula para manajer memberikan pendelegasian
wewenang kepada seseorang yang dipilih untukbertugas sebagai supervisor,
khususnya supervisor atau pengawas pelaksanaan SOP. Terakhir adalah atasan
pengawas SOP. Jika para manajer menjadi pengawas SOP maka atasan para
manajer yaitu Direktur ataupun Direktur Utama. Artinya para manajer
bertanggungjawab kepada Direktur, bukan hanya untuk pekerjaan utama sesuai
fungsional dalam departemen yang dipimpinnya, melainkan untuk
keberhasilan pelaksanaan SOP dalam departemen tempat para manajer
masing-masing bertugas.
Menurut Nur’Aini (2016), ada beberapa posisi yang sebaiknya tergabung
dalam tim untuk membuat SOP. Beberapa orang yang dapat terlibat adalah
sebagai berikut:
1. Ahli
Orang yang dianggap ahli disini tergantung siapa yang memandang atau
menganggap orang tersebut ahli. Ahli bisa seseorang yang menjadi bagian
dari perusahaan ataupun orang yang berada di luar perusahaan. Pihak
internal bisa saja dianggap sebagai key person ataupunseorang trouble
shooter yang biasanya berpengaruh bagi perusahaan. Sedangkan dari pihak
Metodologi Pelatihan 15
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 16
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 17
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
2.1. Format SOP MSDM Ditentukan sesuai Kebutuhan dan Kebijakan Organisasi
2.1.1. Langkah – Langkah Penting dalam Penyusunan SOP
Dalam Menyusun SOP, ada langkah-langkah penting yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Analisis Kebutuhan
Dalam langkah awal penyusunan SOP ini akan dijelaskan mengenai analisis
kebutuhan akan SOP. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi SOP,
serta pengembangan rencana aksi/tindakan lanjut.
2. Pengembangan (Developing)
Dalam langkah yang kedua ini akan dibahas mengenai proses
pengembangan SOP, hal-hal yang diperlukan dalam mendukung
pengembangan SOP.
3. Penerapan (Implementing)
Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang perencanaan implementasi.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk mensosialisasikan SOP kepada
para pengguna, pendistribusian SOP kepada pengguna, analisis kebutuhan
pelatihan yang diperlukan, serta pengawasan kinerja.
Metodologi Pelatihan 18
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 19
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 20
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 21
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
5. Rekaman
Rekaman adalah dokumen yang menjadi bukti bahwa SOP yang dituangkan
dalam dokumen pedoman, prosedur dan instruksi kerja telah dilaksanakan.
Rekaman dapat berupa formulir yang telah diisi, lembar kerja yang telah
ditandatangani, dokumen persetujuan produk yang telah distempel, atau
berupa foto kejadian. Rekaman juga berfungsi sebagai alat telusur berbagai
tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan SOP, baik apakah sebuah
aktivitas/proses dilaksanakan dengan benar, maupun apabila terjadi
kesalahan atau pelanggaran.
Metodologi Pelatihan 22
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
2.2. SOP MSDM Disusun sesuai Format dan Pengelolaan Proses Bisnis yang
Berlaku di Organisasi
2.2.1. Prinsip dan Unsur – Unsur dalam Penyusunan SOP
Menurut Nur’Aini (2016), dalam penyusunan SOP ada beberapa prinsip
yang harus dipahami oleh pembuat SOP. Prinsip – prinsip tersebut antara lain:
1. SOP Ditulis dengan Jelas
SOP yang ditulis sebaiknya ditulis secara jelas. SOP dibuat dengan
sederhana sehingga mudah dimenegrti dan mudah diterapkan pada satu
kegiatan tertentu.
Metodologi Pelatihan 23
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 24
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
3. Petunjuk operasional
Petunjuk operasional sangat penting untuk mengarahkan pengguna
bagaimana membaca dan memahami dokumen SOP. Petunjuk operasional
disajikan di halaman awal pedoman. Petunjuk ini harus dinyatakan dengan
bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
4. Pihak yang terlibat
Sebagai pihak penyusun, sebaiknya SOP disusun oleh satu tim. Hal ini
betujuan supaya perihal dalam perubahan SOP mudah dikomunikasikan.
5. Formulir
Formulir di sini adalah bentuk standard an dokumen-dokumen kosong yang
sering disebut blanko atau dokumen. Di dalam SOP, blanko atau dokumen
merupakan media validasi dan kontrol prosedur. Jadi, formulir ini berfungsi
sebagai kontrol SOP serta pelaksanaan audit. Oleh karena itu, di dalam
pedman SOP harus juga dijelaskan dengan tepat bagaimana cara pengisian
setiap formulir dalam prosedur yang bersangkutan.
6. Masukan
Media masukan disiapkan, sehingga kegiatan dalam sistem dapat dilakukan,
dengan asumsi bahwa kualitas data sudah memenuhi persyaratan sesuai
yang dinyatakan dalam kebijakan ataupun syarat prosedur.
7. Proses
Tujuannya mengubah masukan menjadi keluaran. Proses dapat terdiri dari
satu atau lebih subproses. Data dan informasi di dalam masukan diubah
menjadi informasi dan knowledge yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
8. Laporan
Laporan yang dimaksud dalam SOP harus dibedakan dengan formulir,
blanko, atau dokumen. Laporan dalam suatu prosedur, biasanya sangat
Metodologi Pelatihan 25
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
spesifik dan tidak sama dengan laporan yang diproduksi di dalam prosedur
lainnya.
9. Validasi
Validasi adalah bagian yang penting dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi. Tujuan melakukan validasi untuk
memastikan bahwa semua keputusan yang diambil dan kegiatan yang
dilakukan telah sah (valid).
10. Kontrol
Kontrol dibagi dengan berbagai cara. Ada yang menurut spesifiknya,
prosedurnya, kepatuhannya dan sebagainya. Untuk dapat menerapkan SOP
dan prosedur-prosedur, maka kontrol yang diterapkan harus mencakup
semua bentuk kontrol tersebut.
Metodologi Pelatihan 26
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Nur’Aini (2016) menyebutkan ada beberapa poin penting yang perlu ada
dalam SOP, diantaranya sebagai berikut:
1. Persetujuan
Persetujuan dalam hal ini dapat dilihat dari siapa saja yang menandatangani
SOP tersebut. Persetujuan di sini sesuai dengan kebijakan masing – masing
perusahaan. Siapa saja yang bertanggung jawab atas SOP yang dibuat;
hanya manajer HRD, atau bisa saja sampai pihak direksi, semua tergantung
masing – masing perusahaan.
2. Tujuan
SOP terkadang bersifat umum dan dibaca oleh banayk orang. Penyusun
perlu menuliskan dengan jelas untuk kepentingan apa SOP itu disiapkan.
Terminologi menjadi hal penting yang perlu distandarisasi (dibekukan) agar
semua pembaca SOP memiliki satu frame yang sama untuk sebuah istilah
yang ada dalam SOP tersebut.
3. Kebijakan
Dalam hal ini, kebijakan diartikan sebagai aturan main dari sebuah sistem.
Hal tersebut perlu disiapkan agar implementasi SOP tersebut dapat berjalan
lancar dan tidak menyimpang dari ketetapan yang ada.
4. Penjelasan Prosedur
Selain itu, yang harus ada dalam SOP adalah mengenai penjelasan berbagai
tahapan atau langkah yang tertulis dalam SOP tersebut. Penejlasan di sini
dapat dituangkan dalam beberapa macam bentuk, ada dalam bentuk chart,
gambar, atau narasi. Penjelasan ini bertujuan untuk mengakomodasi semua
kebutuhan pembaca SOP tersebut.
Metodologi Pelatihan 27
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
5. Lampiran
Lampiran dalam SOP biasanya berisi hal – hal yang berhubungan dengan
SOP tersebut, misalnya : contoh formulir, contoh laporan, dan sebagainya.
Metodologi Pelatihan 28
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 29
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 30
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Tidak
Apakah ada STK
Eksisting?
Ya
Cari
Gunakan STK Eksisting sebagai referensi
referensi
Definisikan penanggungjawab proses, pihak terkait, dan pejabat yang menyetujui STK
Tidak
Apakah sudah sesuai?
Ya
Metodologi Pelatihan 31
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 32
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 33
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 34
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
2.3. SOP MSDM Diterapkan Setelah Mendapat Validasi dan Pengesahan dari
Pimpinan Organisasi yang Berwenang dengan Sosialisasi yang Efektif
2.3.1. Validasi
Dalam mevalidasi SOP, ada beberapa tahap yang harus dilakukan:
1. Pengujian dan review
SOP harus melalui tahap pengujian dan review. Berbagai catatan
mengenai pengujian harus dibuat oleh tim untuk jenis prosedur yang
dibuatkan standar, sehingga proses penyempurnaa SOP yang perlu
disempurnakan dapat dilakukan dengan baik. Setelah proses tersebut
diselesaikan, selanjutnya SOP yang telah dirumuskan, siap untuk
disampaikan kepada pimpinan. Penyampaian kepada pimpinan sebaiknya
disertai pengantar yang antara lain berisi penjelasan mengenai prosedur-
prosedur apa saja yang distandarkan; sejauhmana prsedur yang telah
distandarkan tersebut memenuhi harapan pimpinan serta telah memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Nur’Aini, 2016).
2. Implementasi SOP
Proses implementasi ini merupakan langkah selanjutnya dalam penerapan
SOP. Menurut Nur’Aini (2016) terdapat beberapa tujuan yang harus
dicapai dalam penerapan SOP, sebagai berikut:
a. Setiap pelaksana harus mengetahui SOP yang baru atau yang telah
diubah, dan harus mengetahui alasan perubahannya.
b. Salinan atau kopi SOP disebarluaskan sesuai dengan kebutuhan dan
siap diakses oleh semua pengguna potensial.
c. Setiap pelaksana harus mengetahui perannya sesuai SOP, dan dapat
menggunakan semua pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki
untuk menerapkan SOP secara aman dan efektif (termasuk pemahaman
akibat yang akan terjadi bila gagal dalam melaksanakan SOP).
Metodologi Pelatihan 35
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 36
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 37
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
b. Tahap Evaluasi
Evaluasi disebut juga dengan audit. Fungsinya untuk melihat seberapa
baik peran SOP terhadap kemajuan perusahaan. Evaluasi tidak hanya
memberikan penilaian terhadap suatu Sop yang disasar. Namun harus
menghasilkan data-data yang sistematis, independent dan
Metodologi Pelatihan 38
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 39
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
a) Etika Profesionalisme
Dalam evaluasi, perhatikan etika dan norma yang ada dalam
sebuah perusahaan. perhatikan posisi Anda sebagai apa dan
membatasi tindakan sesuai dengan wewenang. Perhatikan
integritas dan kinerja karyawan terutama dalam praktikbta
terhadap SOP yang diterapkan.
b) Evaluasi bersifat independent, tidak berpihak dan objektif.
Evaluasi perlu dilakukan secara objektif dan professional dalam
melakukan evaluasi. Banyak perusahaan mengundang tim audit
eksternal, hal ini dikarenakan dinilai lebih objektif.
c) Informasi yang diperoleh dari karyawan untuk dievaluasi harus
benar dan jujur
Wawancara dapat dilakukan dengan karyawan pelaksana terkait,
bukan orang lain di luar SOP yang ingin dievaluasi.
d) Disesuaikan dengan alur kerja karyawan
Menyesuaikan SOP mana yang akan dievaluasi, dan jadwal kerja
masing=masing karyawan.
e) Memiliki data dan bukti yang kuat untuk menunjang evaluasi.
Data dan bukti di lapangan dapat menjadi salah satu senjata
dsalam melakukan proses evaluasi
2) Metode-metode dalam evaluasi
a) Observasi
Observasi ini dapat dilakukan bersamaan dengan dilakukannya
pemantauan, karena tahapan evaluasi dimulai dengan monitoring
terlebih dahulu. Observasi dapat dilakukan dengan melihat
langsung kerja karyawan di lapangan juga dapat dilakukan
dengan mengumpulkan data berupa dokumen yang dapat
mendukung proses evaluasi.
Metodologi Pelatihan 40
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
b) Wawancara
Sama halnya dengan wawancara dalam monitoring. Beberapa
pertanyaan yang dapat digunakan, seperti: apakah SOP yang
sudah ada memudahkan pekerjaan Anda? Apakah Anda
memahami dengan benar SOP yang diterapkan perusahaan ini?
Apakah Anda telah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan SOP
yang ditentukan? Apakah Anda tahu tujuan perusahaan membuat
SOP ini bagi posisi Anda? Siapa saja yang terlibat dalam
pekerjaan ini? Kapankah Anda melakukan pekerjaan sesuai SOP?
Bagaimana Anda menerapkan SOP dalam pekerjaan sehari-hari?
Dapatkah Anda tunjukkan kepada saya peningkatan kinerja
dengan adanya SOP tersebut?
c) Analisis
Melalui data yang telah terkumpul dari hasil observasi dan
wawancara, dapat dilakukan analisis. Semua data yang diperoleh
dapat dijadikan acuan untuk menentukan Langkah apa yang akan
dilakukan terhadap penerapan SOP yang ada. Apakah perlu
dilakukan perbaikan atau pembaharuan secara keseluruhan. Hasil
dilaporkan kepada pimpinan terkait.
d) Laporan hasil analisis
Evaluasi dilakukan untuk mencari fakta yang dijadikan landasan
dalam melakukan perubahan system kerja. Oleh sebab itu,,
sebaiknya evaluasi tidak berangkat dari isu namun berdasarkan
pada fakta yang ada. Hasil evaluasi yang didapatkan kemudin
dilihat apakah telah sesuai atau sejalan dengan visi dan misi
perusahaan. dari hasil evaluasi tersebut kemudian dapat ditarik
kesimpulan apakah SOP telah berjalan sesuai dengan rencana
atau belum. Apabila belum sesuai rencana, bagian mana yang
perlu dilakukan perbaikan. Dan apabila terjadi kesalahan atau
Metodologi Pelatihan 41
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 42
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
(…………………)
(……………….)
2.3.2. Pengesahan
Menurut Budihardjo (2016), langkah terakhir dalam penyusunan
dokumen SOP adalah pengesahan dokumen SOP yang telah menjalani uji
lapangan. Apabila telah dianggap memenuhi persyaratan, draft final dokumen
SOP tersebut dapat ditetapkan sebagai dokumen definitive. Proses selanjutnya
adalah proses pengesahan dokumen, yaitu proses penandatangan oleh pejabat
perusahaan atau Lembaga, yang terkait langsung dengan proses produksi
ataupun proses operasionalnya.
Metodologi Pelatihan 43
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, M. (2016). Panduan praktis menyusun sop. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Kusdiyati, S., & Fahmi, I. (2016). Observasi psikologi. Bandung: PT. Remaja Rosdarya
Robbins, S. P. (1994). Teori organisasi: struktur, desain dan aplikasi. Alih bahasa jusuf
udaya. Jakarta : Arcan.
Metodologi Pelatihan 44
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 45
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Pilihlah jawaban yang paling tepat, di antara empat jawaban yang tersedia!
Metodologi Pelatihan 46
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
4. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat menyusun SOP adalah sebagai
berikut, kecuali….
a. Semakin meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh suatu organisasi
b. Semakin meningkatnya pelanggan yang menggunakan hasil produksi organisasi
c. Meningkatnya kompleksitas sarana dan prasarana pendukung dalam
memberikan pelayanan
d. Meningkatnya koordinasi dan persyaratan pelaporan dengan grup/unit lain
5. Yang merupakan perangkat lunak pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses
kerja atau prosedur kerja tertentu adalah…
a. Bussiness Process Mapping
b. Bussiness Strategic Mapping
c. Spesific Operating Procedure
d. Standard Operating Procedure
Metodologi Pelatihan 47
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
9. Jika ada pihak eksternal yang dengan seenaknya ingin mengetahui hal – hal yang
sifatnya sangat privat bagi perusahaan, maka hal tersebut dapat diselesaikan dengan
kehadiran SOP. Hal tersebut merupakan tujuan dibuatnya SOP, yaitu…
a. Efisiensi
b. Penyelesaian masalah
c. Batasan pertahanan
d. Meminimalisir kesalahan
10. Berikut ini merupakan waktu yang tepat untuk penyusunan SOP, kecuali…
a. Sebelum suatu pekerjaan dilakukan
b. Saat ditemukan kesalahan dalam pekerjaan
c. Saat ada lokasi berbeda, dan (perbedaan) di semua hal yang mempengaruhi
lingkungan kerja
d. Saat ada posisi baru
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk uji coba SOP, sebelum SOP itu benar
benar digunakan…
a. 2 minggu – 1 bulan
b. 1 bulan – 2 bulan
c. 2 bulan – 3 bulan
Metodologi Pelatihan 48
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
d. 3 bulan – 6 bulan
Metodologi Pelatihan 49
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
d. Keempat
16. Sejauh mana penerapan SOP memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja
organisasi. Hal ini disebut sebagai proses….
a. Developing
b. Implementing
c. Monitoring
d. Evaluation
17. Penilaian sejauh mana perlu dilakukan perubahan-perubahan dalam SOP yang
hasilnya menjadi masukan bagi penilaian kebutuhan SOP. Hal ini disebut sebagai
proses…
a. Developing
b. Implementing
c. Monitoring
d. Evaluation
18. Dokumen yang harus ada dalam SOP sesuai standar ISO adalah sebagai berikut,
kecuali…
a. Undang-Undang ketenagakerjaan
b. Pedoman
c. Prosedur
d. Instruksi kerja
19. SOP harus dibuat dengan sederhana sehingga mudah dimenegrti dan mudah
diterapkan pada satu kegiatan tertentu. Hal ini merupak prinsip penyusunan SOP,
yaitu
a. SOP ditulis dengan jelas
b. SOP merupakan pedoman
Metodologi Pelatihan 50
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
20. Merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut diperlukan
pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan membutuhkan jawaban “ya”
atau “tidak” yang akan mempengaruhi sub langkah berikutnya. Yang dimaksud
pernyataan di atas adalah format SOP….
a. Simple steps
b. Hierachical steps
c. Graph
d. Flowcharts
Metodologi Pelatihan 51
Universitas Gunadarma
MODUL
PELATIHAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
S1 – Psikologi
Skema Sertifikasi :
ANALISIS SENIOR REKRUTMEN &
SELEKSI MSDM
PELATIHAN
ANALISIS SENIOR
REKRUTMEN & SELEKSI
MSDM 1
Unit Kompetensi :
M.70SDM01.026.2
Mengelola Proses Perumusan Indikator
Kinerja Individu
2021
UNIVERSITAS GUNADARMA
MODUL
PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
S1 - PSIKOLOGI
Skema Sertifikasi :
PELATIHAN
ANALISIS SENIOR REKRUTMEN & SELEKSI MSDM 1
Unit Kompetensi :
M.70SDM01.026.2 - Mengelola Proses Perumusan Indikator Kinerja Individu
Penyusun :
Dr. Nurul Qomariyah, M.Psi., Psi.
Kartika Aprillia, M.Psi., Psi.
Siska Sartika, S.Psi., M.Si.
Editor
Dr.dr Matrissya Hermita, M.Si., M.Ikom
Depok, 2021
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, atas berkat dan dan karunianya, Modul 1
Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema Analisis Senior Rekrutmen & Seleksi
SDM dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari seri modul pendukung
untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk skema Analisis Senior Rekrutmen &
Seleksi SDM yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan rekrutmen dan seleksi SDM secara terstruktur sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai melalui orang-orang yang ada di dalamnya. Pelatihan ini diberikan
khususnya bagi mahasiswa di program studi Psikologi.
Modul ini terbagi menjadi tiga bab. Bab pertama membahas mengenai
menyusun uraian jabatan, bab kedua mengenai menyusun standar operasional
prosedur (SOP) MSDM, dan bab ketiga mengenai mengelola proses perumusan
indikator kinerja individu. Selain itu modul ini juga berisi soal-soal latihan, contoh
studi kasus dan petunjuk praktikum.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Kaprodi Psikologi, Ibu Dr. Ira
Puspitawati, MSi.psikolog atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan
kurikulum yang diberikan di perkuliahan, Bapak Dr. Seto Mulyadi, Psikolog, Kepala
Lembaga Pengembangan Psikologi atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan
teknis pelaksanaan kursus sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang
ada pada modul pelatihan ini, serta staff/asisten laboratorium yang membantu
penyusunan modul ini. Saran dan kritik dari pembaca, penyusun harapkan untuk
perbaikan modul ini di masa mendatang.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DALAM .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
Metodologi Pelatihan iv
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Kinerja individu merupakan hal yang penting dan sentral dalam Psikologi Industri
dan Organisasi (PIO), karena apapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun
praktisi PIO berujung pada kinerja, yaitu apakah kegiatan tersebut, baik rekrutmen,
seleksi, pelatihan, dsb dapat mendorong tercapainya kinerja yang optimal. Selain itu, data
mengenai kinerja individu dapat digunakan untuk berbagai hal. Cleveland, Murphy, dan
Williams (dalam Viswesvaran, 2005) menyatakan bahwa data mengenai kinerja individu
dapat digunakan untuk 1) membuat keputusan antar orang (between-person decisions), 2)
keputusan terkait diri seseorang (within-person decisions), 3) perbaikan sistem (system
maintenance), dan 4) dokumentasi (documentation).
1. Membuat keputusan antar orang (between-person decisions)
Data mengenai kinerja individu dapat digunakan untuk tujuan administrasi gaji,
keputusan untuk promosi karyawan, serta untuk merancang sistem pembayaran
jasa/prestasi karyawan.
2. Keputusan dalam diri seseorang (within-person decisions)
Data mengenai kinerja karyawan, dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk
memberikan umpan balik kepada karyawan. Umpan balik ini juga dapat membantu
organisasi mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan, yang mana hal
tersebut dapat digunakan untuk menilai kebutuhan pelatihan dan penempatan.
Metodologi Pelatihan 1
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 2
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Pada tahap mendefiniskan bisnis saat ini jawablah tigal hal ini
1. Apa yang dijual atau ditawarkan oleh organisasi ini?
2. Dimana organisai menjual atau menawarkan hal ini?
3. Bagaimana barang atau jasa yang ditawarkan organisasi ini berbeda dengan
organisasi lain?
Metodologi Pelatihan 3
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Contoh
Pertanyaan Jawaban
Apa yang dijual atau ditawarkan oleh Perusahaan X menjual mobil
organisasi ini?
Dimana organisasi menjual atau Di Indonesia
menawarkan hal ini?
Bagaimana barang atau jasa yang Mobil yang dijual adalah mobil listrik
ditawarkan organisasi ini berbeda
dengan organisasi lain?
Setelah tiga pertanyaan tersebut dijawab, maka kita dapat menuju Langkah
selanjutnya yaitu melakukan audit internal dan eksternal. Audit ini perlu
dilaksanakan karena tidak ada organisasi yang kebal dari tekanan kompetitif.
Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats) adalah salah satu
bentuk audit internal dan eksternal yang dapat dilakukan.
Contoh matriks SWOT
Potensi Kekuatan (Strengths) Potensi Kesempatan (Opportunities)
• Pioner mobil lisrik di • Indonesia sedang bersiap menuju
Indonesia era baru teknologi
• Memiliki penelitian dan • Belum ada perusahaan mobil
pengembangan yang kuat listrik di Indonesia sebelumnya
• Memiliki produk yang • Pemerintah menawarkan
berkualitas pinjaman modal dalam jumlah
• Memiliki hak paten besar
Potensi Kelemahan (Weakness) Potensi Ancaman (Threats)
• Modal yang terbatas • Kalah bersaing dengan mobil
• Sulitnya bahan baku yang konvensional
berkualitas • Pengambilalihan perusahaan oleh
• Merek produk belum terlalu pemerintah jika tidak dapat
terkenal disbandingkan merek mengembalikan modal
mobil konvensional • Mobil konvensional memiliki
harga yang lebih murah
Saat organisasi telah mengetahui apa kekuatannya, kelemahannya, kesempatan
yang dimiliki, serta ancaman yang mungkin datang, maka kita dapat melakukan
tahap selanjutnya yaitu memformulasikan arah baru, atau merumuskan Visi. Visi
adalah pernyataan umum yang merangkum bagaiamana organisasi melihat esensi
bisnis mereka di kemudian hari.
Metodologi Pelatihan 4
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Contoh Visi
PT X ingin menjadi pemimpin pasar mobil listrik di Indonesia dan juga
berperan di kelas dunia, dengan mengedepankan teknologi canggih yang dapat
memuaskan konsumen serta membantu dan memudahkan masyarakat
Indonesia.
Setelah Visi organisasi terbentuk, maka organisasi harus merumuskan misi. Misi
merupakan ringkasan mengenai apa yang harus dilakukan oleh organisasi saat ini.
Contoh Misi
Menciptkan mobil-mobil listrik yang berkualitas dan memberikan pelayanan
terbaik untuk para konsumen
Metodologi Pelatihan 5
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 6
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Contoh :
• Kompetisi • Rencana
Indikator Fungsional
• Faktor Pasar Strategis
• Umpan Balik dari • Ketersediaan
Pelanggan Sumber Daya
Indikator Tim
• Peraturan • Nilai utama
Perundang- • Kinerja
udangan
Indikator Individu
Metodologi Pelatihan 7
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
1.3. Sasaran dan Indikator Kinerja di setiap Unit Kerja diturunkan (di-cascade)
kepada setiap Individo di Unit Kerja sesuai dengan Tanggung Jawabnya
Ketika sasaran fungsional atau unit sudah diketahui, maka sasaran fungsional
tersebut harus dipecah lagi menjadi sasaran individu. Hal inilah yang menjadi fokus
kinerja individu. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, bahwa kinerja
merupakan konsep yang abstrak, sehingga agar kinerja dapat diukur, maka domain
kontruk dari kinerja harus diekspilisitkan. Terkait hal ini, beberapa tokoh
menetapkan dimensi-dimensi kinerja.
Kane (Anderson) memaparkan enam dimensi dari dari kinerja, yaitu kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas biaya, kebutuhan akan pengawasan, dan
dampak antarpribadi. Beberapa dari dimensi ini mungkin tidak relevan untuk semua
aktivitas pekerjaan. Bernardin dan Russell (1998) menekankan perlunya memahami
hubungan timbal balik di antara enam dimensi kinerja. Misalnya, aktivitas kerja
yang dilakukan dalam jumlah dan kualitas yang cukup tetapi tidak tepat waktu
mungkin tidak berguna bagi organisasi.
Adapun menurut Campbell (Anderson) terdapat delapan dimensi kinerja.
Delapan faktor tersebut adalah: kecakapan tugas spesifik pekerjaan, kecakapan tugas
non-pekerjaan spesifik, komunikasi tertulis dan lisan, menunjukkan upaya,
mempertahankan disiplin pribadi, memfasilitasi kinerja rekan kerja dan tim,
pengawasan, dan manajemen atau administrasi. Sedangkan menurut Murphy
(Anderson), kinerja terdiri dari empat dimensi yaitu kinerja tugas, perilaku
interpersonal, perilaku downtime, dan perilaku destruktif. Kinerja tugas berfokus
pada melakukan aktivitas yang telah ditentukan oleh peran. Perilaku interpersonal
mengacu pada membantu orang lain, penilaian kerja tim, dan perilaku prososial.
Perilaku downtime (waktu henti) mengacu pada keterlambatan, atau ketidakhadiran.
Adapun perilaku destruktif adalah ketidaksesuaian dengan kepatuhan terhadap
aturan, kekerasan di tempat kerja, pencurian, dan perilaku lain yang kontraproduktif
dengan tujuan organisasi.
Metodologi Pelatihan 8
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Indikator kinerja individu juga dapat disusun berdasarkan profil peran individu
di dalam organisasi. Oleh karena itu, tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam
menetapkan indikator kinerja individu adalah:
1. Menentukan profil peran individu
Profil peran memaparkan hal-hal yang diharapkan dari perilaku individu
(pemegang jabatan) kertika bekerja, baik terkait hasil pekerjaan, apa yang harus
diketahui, apa yang dapat dilakukan, dan bagaimana individu berperilaku dalam
menunjukkan kompetensi, serta bagaimana mereka menjunjung tinggi nilai-nilai
inti organisasi. Contoh profil peran ditunjukkan pada Gambar berikut ini.
Metodologi Pelatihan 9
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Untuk mendefinisikan area hasil utama (key results area) individu, maka
individu tersebut harus menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh
manajer mereka, seperti di bawah ini.
a. Menurut Anda, apa yang paling penting untuk Anda lakukan?
b. Apakah Anda yakin, bahwa hal-hal yang Anda harapkan dapat tercapai di
semua area ini?
Metodologi Pelatihan 10
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
c. Bagaimana Anda atau orang lain, akan tahu, bahwa Anda atau mereka sudah
mencapai hal tersebut?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini mungkin perlu dipilah, karena
seringkali dapat menghasilkan sekumpulan informasi yang campur aduk,
sehingga harus dianalisis, dibedakan dan disempurnakan menjadi tujuh atau
delapan bidang utama. Proses ini membutuhkan beberapa keterampilan, yang
perlu dikembangkan dengan pelatihan diikuti dengan latihan. Ini adalah area di
mana spesialis SDM dapat melatih dan menindaklanjuti secara bermanfaat satu-
per-satu setelah sesi pelatihan awal.
Untuk mendefinisikan kompetensi teknis, yaitu apa yang orang perlu
ketahui dan mampu lakukan, terdapat tiga pertanyaan yang perlu dijawab:
a. Untuk menjalankan peran ini secara efektif, apa yang dapat dilakukan oleh
pemegang peran terkait dengan masing-masing area hasil utama?
b. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan pemegang peran untuk
menjalankan peran secara efektif, baik dalam hal kualifikasi, pengetahuan
teknis, pengetahuan prosedural, pemecahan masalah, keterampilan
perencanaan dan komunikasi, dll.?
c. Bagaimana orang tahu kapan peran itu dijalankan dengan baik?
Pendekatan yang biasa digunakan untuk memasukkan kompetensi perilaku
dalam kesepakatan kinerja adalah dengan menggunakan kerangka kompetensi
yang dikembangkan untuk organisasi. Manajer dan individu kemudian dapat
mendiskusikan implikasi kerangka kerja pada tahap perencanaan. Berikut ini
adalah contoh kerangka kompetensi:
• Dorongan pribadi – menunjukkan dorongan untuk mencapai, bertindak dengan
percaya diri yang disertai dengan ketegasan dan ketahanan.
• Kesadaran bisnis – mengidentifikasi dan mengeksplorasi peluang bisnis,
memahami masalah bisnis serta prioritas organisasi dan terus-menerus mencari
metode untuk memastikan bahwa organisasi menjadi lebih seperti bisnis.
Metodologi Pelatihan 11
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
• Kerja tim – bekerja secara kooperatif dan fleksibel dengan anggota tim lainnya
dengan pemahaman penuh tentang peran yang harus dimainkan sebagai
anggota tim.
• Komunikasi – berkomunikasi dengan jelas dan persuasif, secara lisan atau
tertulis.
• Fokus pelanggan – berhati-hati tanpa henti dalam menjaga kepentingan
pelanggan eksternal dan internal untuk memastikan bahwa keinginan,
kebutuhan, dan harapan mereka terpenuhi atau terlampaui.
• Mengembangkan orang lain – mendorong pengembangan anggota timnya,
memberikan umpan balik, dukungan, dorongan, dan pembinaan.
• Fleksibilitas – beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam situasi yang
berbeda dan melaksanakan berbagai tugas.
• Kepemimpinan – membimbing, mendorong dan memotivasi individu dan tim
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
• Perencanaan – memutuskan rangkaian tindakan, memastikan bahwa sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan akan tersedia dan
menjadwalkan program kerja yang diperlukan untuk mencapai hasil akhir yang
ditentukan.
• Pemecahan masalah – menganalisis situasi, mendiagnosis masalah,
mengidentifikasi masalah utama, menetapkan dan mengevaluasi tindakan
alternatif dan menghasilkan solusi yang logis, praktis, dan dapat diterima.
2. Nilai Utama Organisasi
Penetapan indikator kinerja individu, juga tidak lepas dari nilai-nilai utama
organisasi, karena salah satu tujuan manajemen kinerja adalah untuk
menghidupkan nilai-nilai. Adanya kesamaan nilai pada seluruh anggota
organisasi, juga akan menentukan kesuksesan organisasi tersebut. Nilai-nilai
utama ini dapat mencakup kualitas, peningkatan yang berkelanjutan, pelayanan
pelanggan, inovasi, kepedulian terhadap orang-orang, serta adanya peluang yang
sama bagi semua orang.
Metodologi Pelatihan 12
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 13
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
2.1. Sasaran dan Indikator Kinerja Individu Dikaji Kembali Kesesuaian dan
Keterkaitannya dengan Sasaran dan Indikator Kinerja Unit Kerja
Agar dapat tercapai, maka tujuan maupun indikator kinerja individu harus
dirumuskan dengan baik. Tujuan yang baik memiliki beberapa kriteria, yaitu:
1. Konsisten dengan nilai-nilai departemen dan organisasi.
2. Tepat, yaitu jelas dan terdefinisi dengan baik serta menggunakan kata-kata yang
positif.
3. Menantang, yaitu untuk merangsang standar kinerja yang tinggi dan untuk
mendorong kemajuan
4. Dapat terukur, yaitu terkait dengan ukuran kinerja kuantitatif atau kualitatif
5. Memungkinkan untuk dicapai, yaitu mampu dilakukan dengan
mempertimbangkan kemampuan individu serta kendala yang mungkin
memengaruhi kapasitas individu untuk mencapai tujuan, seperti kurangnya
sumber daya (uang, waktu, peralatan, dukungan dari orang lain), kurangnya
pengalaman atau Latihan, serta faktor-faktor eksternal yang berada di luar kendali
individu.
6. Disepakati bersama, yaitu disetujui oleh atasan dan individu yang bersangkutan.
Hal ini dapat menumbuhkan kesadaran, bukan pemaksaan, terkait tujuan.
Meskipun demikian terkadang individu harus dibujuk untuk menerima standar
yang lebih tinggi daripada yang mereka yakini mampu untuk mereka capai.
Metodologi Pelatihan 14
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
7. Terkait waktu, yaitu dapat dicapai dalam skala waktu yang ditentukan
8. Menekankan pada kerjasama tim, yaitu dapat bekerja sebagai anggota tim sebaik
dan seefektif saat ia bekerja sendiri (sebagai individu).
Selain kriteria di atas, banyak organisasi yang menggunakan SMART untuk
merumuskan tujuan yang baik. SMART yang dimaksud adalah
S : Specific, yaitu tidak ambigu, lugas, dapat dimengerti dan menantang.
M : Measurable, yaitu secara kuantitas, kualitas, waktu, dan uang
A : Achievable, yaitu menantang namun tetap dapat dicapai oleh individu yang
kompeten dan berkomitmen.
R : Relevant, yaitu relevan dengan tujuan organisasi sehingga tujuan individu
selaras dengan tujuan perusahaan.
T : Time framed, yaitu harus diselesaikan dalam skala waktu yang disepakati.
Berdasarkan dua kriteria di atas, yaitu konsisten dan relevan, maka diketahui
bahwa tujuan individu harus selaras dengan tujuan organisasi. Jika tidak selaras,
maka pencapaian tujuan organisasi merupakan suatu keniscayaan. Pada hakikatnya,
individu merupakan bagian penting di dalam organisasi, karena organisasi adalah
kumpulan individu yang memiliki tujuan yang sama.
Oleh karena itu, saat indikator kinerja individu sudah dirumuskan, maka
indikator kinerja tersebut harus dicek kembali kesesuaiannya dengan indikator
kinerja fungsi dan organisasi, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, “apakah
perilaku kerja individu ini dapat mendukung pencapaian kinerja di tingkat yang lebih
tinggi, yaitu level tim, fungsi dan dan organisasi?”
Metodologi Pelatihan 15
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 16
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
DAFTAR PUSTAKA
Budiharjo, M. (2016). Panduan praktis menyusun sop. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Kusdiyati, S., & Fahmi, I. (2016). Observasi psikologi. Bandung: PT. Remaja Rosdarya
Robbins, S. P. (1994). Teori organisasi: struktur, desain dan aplikasi. Alih bahasa jusuf
udaya. Jakarta : Arcan.
Metodologi Pelatihan 17
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Metodologi Pelatihan 18
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
Pilihlah jawaban yang paling tepat, di antara empat jawaban yang tersedia!
1. Data mengenai kinerja individu dapat digunakan untuk beberapa kegiatan berikut,
kecuali…
a. membuat keputusan antar orang
b. keputusan terkait diri seseorang
c. perbaikan system
d. penyusunan SOP
Metodologi Pelatihan 19
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
b. Karena apapun kegiatan atau perilaku yang dilakukan oleh karyawan di tempat
kerja, diharapkan dapat membantu organisasi mencapai tujuannya.
c. Karena individu diberi upah oleh organisasi
d. Agar terciptanya keadilan di tempat kerja
5. Ada tiga pertanyaan inti yang dapat dijawab oleh organisasi dalam membuat
rencana strategik, kecuali…
a. Apa yang dijual atau ditawarkan oleh organisasi ini?
b. Dimanakah posisi organisasi saat ini di tengah persaingan yang ada?
c. Mau dibawa kemana organisasi ini?
d. Bagaimana caranya organisasi dapat mencapai posisi yang dituju?
6. Pada tahap mendefiniskan bisnis saat ini, ada tiga pertanyaan yang harus diawab,
kecuali….
a. Apa yang dijual atau ditawarkan oleh organisasi ini?
b. Dimana organisai menjual atau menawarkan hal ini?
c. Bagaimana barang atau jasa yang ditawarkan organisasi ini berbeda dengan
organisasi lain?
d. Bagaimana caranya organisasi dapat mencapai posisi yang dituju?
7. Pioner mobil lisrik di indonesia, memiliki penelitian dan pengembangan yang kuat,
memiliki produk yang berkualitas, memiliki hak paten. Hal-hal tersebut merupakan
contoh dari….
a. Potensi kekuatan
b. Potensi kelemahan
c. Potensi kesempatan
d. Potensi ancaman
Metodologi Pelatihan 20
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
8. Indonesia sedang bersiap menuju era baru teknologi, belum ada perusahaan mobil
listrik di indonesia sebelumnya, pemerintah menawarkan pinjaman modal dalam
jumlah besar. Hal-hal tersebut merupakan contoh dari….
a. Potensi kekuatan
b. Potensi kelemahan
c. Potensi kesempatan
d. Potensi ancaman
11. Saat organisasi sudah menemukan visi, misi, dan rencana strategiknya, maka
sasaran pada tingkat organisasi ini harus diturunkan untuk tingkat di bawahnya,
yaitu tingkat bisnis, dan tingkat fungsional. Istilah “diturunkan”, sering disebut
juga sebagai….
a. Customize
b. Cascade
Metodologi Pelatihan 21
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
c. Lowered
d. Precipitation
13. Yang dimaksud dengan berfokus pada melakukan aktivitas yang telah ditentukan
oleh peran adalah…
a. kinerja tugas
b. perilaku interpersonal
c. perilaku downtime
d. perilaku destruktif
15. Yang mengacu pada ketidaksesuaian dengan kepatuhan terhadap aturan, kekerasan
di tempat kerja, pencurian, dan perilaku lain yang kontraproduktif dengan tujuan
organisasi adalah…
a. kinerja tugas
b. perilaku interpersonal
c. perilaku downtime
Metodologi Pelatihan 22
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
d. perilaku destruktif
16. Untuk mendefinisikan area hasil utama (key results area) individu, maka individu
tersebut harus menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh manajer mereka,
seperti di bawah ini, kecuali….
a. Menurut Anda, apa yang paling penting untuk Anda lakukan?
b. Apakah Anda yakin, bahwa hal-hal yang Anda harapkan dapat tercapai di semua
area ini?
c. Bagaimana Anda atau orang lain, akan tahu, bahwa Anda atau mereka sudah
mencapai hal tersebut?
d. Bagaimana orang tahu kapan peran itu dijalankan dengan baik?
17. Untuk mendefinisikan kompetensi teknis, yaitu apa yang orang perlu ketahui dan
mampu lakukan, terdapat tiga pertanyaan yang perlu dijawab, kecuali…
a. Bagaimana Anda atau orang lain, akan tahu, bahwa Anda atau mereka sudah
mencapai hal tersebut?
b. Untuk menjalankan peran ini secara efektif, apa yang dapat dilakukan oleh
pemegang peran terkait dengan masing-masing area hasil utama?
c. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan pemegang peran untuk
menjalankan peran secara efektif, baik dalam hal kualifikasi, pengetahuan
teknis, pengetahuan prosedural, pemecahan masalah, keterampilan perencanaan
dan komunikasi, dll.?
d. Bagaimana orang tahu kapan peran itu dijalankan dengan baik?
18. Tujuan harus jelas dan terdefinisi dengan baik serta menggunakan kata-kata yang
positif. Hal ini merupakan penjelasan mengenai kriteria tujuan yang baik, yaitu…
a. Konsisten
b. Tepat
c. Menantang
Metodologi Pelatihan 23
MENYUSUN KEBUTUHAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN 2021
d. Terukur
Metodologi Pelatihan 24