Namun ironisnya, Harry Sullivan sendiri tidak memiliki hubungan interpersonal yang
nyata, karena saat kecil, ia kesepian dan terisolasi secara fisik, dan ketika remaja, ia
mengalami pengalaman skizofrenik; lalu pada masa dewasa, ia hanya mengalami
hubungan interpersonal yang palsu.
Biography
Harry Stack Sullivan lahir di kota pertanian kecul di Norwich, New York, pada 21
Februari 1892, satu-satunya anak yang bertahan hidup dari sepasang orang tua Irish
Catholic yang miskin. Saat memasuki masa sekolah, ia itdak memiliki teman karena
cara pikirnya yang terlalu cerdas dan aksennya yang aneh. Pada saat ia berumur 8
setengah tahun, Ia menjalin hubungan dekat dan intim dengan Clarence Bellinger,
tetangganya laki-laki yang berumur 13 tahun. Keduanya cacat secara sosial namun
memiliki kecerdasan yang tinggi. Hubungan inilah yang sangat berperan dalam
perkembagan Sullivan dan menjadi sebuah titik perubahan di mana ia menyadari
bahwa terdapat sebuah kekuatan pada hubungan intim, yaitu kemampuan untuk
mencintai orang lain yang mirip dengannya.
Tensions
Seperti halnya Freud dan Jung, Sullivan juga melihat kepribadian sebagai sebuah
sistem energy. Energy ini dapat diwujudkan dalam bentuk tension (kemungkinan
untuk bertindak) atau sebagai tindakan itu sendiri (energy transformation). Energy
transformations mengubah tensions menjadi tindakan terlihat maupun tidak terlihat
dan ditujukan untuk memuaskan needs dan mengurangi anxiety. Maka dari itu, tidak
semua tension dapat dirasakan secara sadar (seperti anxiety, premonitions,
drowsiness, hunger, dan sexual excitement, dapat dirasakan tetapi tidak selalu ada
pada tingkatan kesadaran, paling tidak partial distortions dari kenyataan). Sullivan
mengenali dua tipe tensions; needs dan anxiety. Needs biasanya menghasilkan
tindakan yang produktif, sedangkan anxiety menuju ke perilaku yang non produktif
atau tidak integrative.
Needs
Needs adalah bagian dari tensions yang dihasilkan dari ketidakseimbangan biologis
antara seseorang dengan lingkungan fisiokimianya, di dalam maupun di luar suatu
organisme. Walaupun needs memiliki komponen biologis, banyak yang juga
bercabang dari situasi interpersonal. Interpersonal need yang paling dasar adalah
tenderness (Memerlukan tindakan dari paling tidak 2 orang; misal balita ingin
menerima tenderness dengan menangis, tersenyum; sedangkan sang ibu
memberikan tenderness dengan menyentuh, atau menggenggam, bayi).
Tipe tension kedua adalah anxiety, yang terpisah, lebih tersebar dan ambigu; yang
tidak perlu tindakan yang kosisten untuk memenuhinya. Anxiety diipindahkan dari
orang tua ke bayi dengan proses empathy, ketika ibu merawat bayi dengan cemas,
maka bayi pun juga pasti memiliki kecemasan. Kecemasan pada bayi sering salah
dipandang sebagai needs, yang dapat menambahkan kecemasan lebih.
Kecemasan juga memiliki efek yang signifikan pada orang dewasa pula,
karena merupakan dorongan penggangu yang dapat menghamat perkembangan
relasi interpersonal yang sehat. Kecemasan dapat menyebabkan:
Energy Transformations
Tensions yang diubah menjadi tindakan secara terlihat maupun tidak terlihat; yang
bertujuan memenuhi kebutuhan dan mengurangi kecemasan. Overt actions, dapat
berupa emosi, pikiran; sedangkan covert behaviors biasanya tersembunyi dari orang
lain.
Dynamisms
1. Berhubungan dengan zona tubuh yang spesifik (mulut, anus, dan genital)
2. Berhubungan dengan tensions. Memiliki 3 kategori:
Disjunctive (Meliputi pola perilaku kehancuran, seperti konsep
malevolence)
Isolating (Meliputi pola perliaku (seperti gairah) yang tidak berelasi
dengan hubungan interpersonal)
Conjunctive (Meliputi pola perilaku menguntungkan, seperti intimacy
dan self-system)
Malevolence
Dynamism disjunctive yang jahat dan penuh kebencian, ditandai dengan perasaan
hidup dalam musuh sendiri. Bersumber dari umur 2 atau 3 tahun dimana tindakan
anak yang dulunya membawa rasa tenderness diabaikan, atau ditemukan dengan
kecemasan dan perasaan sakit. Ketika orang tua mecoba untuk mengatur anaknya
dengan menyakiti secara fisik atau kata-kata, maka beberapa anak akan belajar
untuk menahan mengekspresikan keinginan tenderness dan melindungi diri sendiri
dengan mengembangkan sikap malevolent. Hal ini dapat berupa sikap takut-takut,
kenakalan, kekejaman, atau perilaku asocial maupun antisosial lainnya.
Intimacy
Intimacy tumbuh dari keinginan untuk tenderness, tetapi lebih spesifik dan meliputi
hubungan interpersonal antara kedua orang yang kurang lebih memiliki status yang
sama. Intimasi bukanlah keinginan seksual, melainkan berkembang sebelum
pubertas (preadolescent) yang ada antara dua anak yang melihat satu sama lain
pada status yang sama. Intimasi merupakan bentuk dynamism yang mengurangi
kecemasan dan kesepian, sehingga merupakan pengalaman menguntungkan yang
diinginkan orang-orang yang sehat.
Lust
Self-System
Dynamisms yang paling kompleks dan inklusif adalah self-system, yaitu pola
perilaku yang konsisten, yang mempertahankan keamanan interpersonal seseorang
dengan melindungi mereka dari kecemasan. Self-system merupakan conjunctive
dynamisms yang muncul dari situasi interpersonal, namun berkembang lebih dahulu
sebelum intimasi, yaitu sekitar ketika berumur 12 sampai 18 bulan. Ketika
kecerdasan anak mulai meningkat, saat itu pula lah mereka dapat membedakan
perilaku mana yang meningkatkan dan mengurangi kecemasan, sehingga
kemampuan ini membuat self-system memiliki built-in warning device.
1. Dissociation
Meliputi dorongan, keinginan, dan kebutuhan yang ditolak manusia untuk
naik ke kesadaran. Perilaku yang diabaikan atau terlalu aneh dan berbeda,
tidak akan hilang, namun terus mempengaruhi kepribadian dalam level
unconscious. Biasanya dissociation tersirat dalam mimpi, lamunan, dan
aktivitas yang terjadi di luar kesadaran, dan diarahkan untuk
mempertahankan keamanan interpersonal.
2. Selective inattention
Merupakan penolakan untuk melihat seseuatu yang kita tidak ingin lihat.
Berbeda dari dissociation, operasi ini lebih mudah dimunculkan ke kesadaran
dan cangkupannya lebih terbatas. Mereka muncul ketika kita telah
menetapkan self-system dan dipicu dari kejadian yang tidak konsisten
dengan self-system tersebut (orang yang merasa taat hukum, akan ‘lupa’
kejadian ketika mereka melanggar lampu merah dan kecepatan minimum).
Hal ini penting dalam menentukan elemen pengalaman mana yang diambil
dan mana yang ditolak atau diabaikan.
Personifications
Mulai pada infancy dan terus berlanjut pada tingkatan perkembangan lain, manusia
mulai memiliki gambaran tentang diri sendiri dan orang lain, yang disebut
personifications. Gambaran ini mungkin tepat, tetapi mungkin juga dapat
menyimpang secara parah akibat terpengaruh needs dan anxiety seseorang.
Bad-Mother, Good-Mother
Impresi yang ada pada balita terhadap orang yang mengasuhnya. Bad mother
personification merupakan representasi ketika mereka tidak diberi makan dengan
baik, dari nipple maupun botol (kecemasan, jahat). Sedangkan good mother
personification muncul setelahnya, yang berdasarkan perilaku yang halus dan
kooperatif dari pengasuh (tenang, lembut).
Me personifications
Eidetic Personifications
Sifat-sifat yang tidak realistis atau teman khayalan yang dimunculkan oleh anak
demi melindungi harga diri mereka disebut eidetic personifications. Hal ini dapat
menumbuhkan konflik pada hubungan interpersonal ketika seseorang
memproyeksikan sifat-sifat yang tertinggal dari hubungan sebelumnya ke orang
tersebut. Akibatnya mengurangi komunikasi dan menghambat orang untuk berfungsi
pada level kognisi yang sama.
Levels of Cognition
Parataxic adalah pengalaman yang prelogikal dan biasanya terjadi atas hasil dari
asumsi adanya hubungan sebab-akibat antara dua kejadian yang terjadi secara
kebetulan, yang maknanya tetap private. Contoh: Anak yang dikondisikan untuk
berkata “please” untuk mendapat permen. Ia mencapai suatu kesimpulan tidak logis
bahwa ketika kata “please” dikatakan berbarengan dengan “permen” maka ia akan
mendapatkan permen, tanpa suatu alasan tertentu. Kesimpulan ini disebut
parataxic distortion, atau kepercayaan tidak logis yang memunculkan hubungan
sebab-akibat yang ada diantara dua kejadian yang sementara berjarak dekat.
Namun, tentunya “please” dan “permen” tersebut harus dilengkapi dengan orang
yang mau memberikan permen kepadanya, ketika tidak adanya figur ini, maka suatu
anak akan meminta kepada Tuhan, atau orang khayalan untuk memenuhi
permintaannya.
TA B L E 8 . 1
Stages of Development
Sullivan menyatakan bahwa perpindahan dari satu tingkatan ke tingkatan yang lain
merupakan masa yang sangat penting dalam perubahan kepribadian.
Infancy
Childhood
Dimulai dari perkembangan bahasa syntax dan berlanjut hingga adanya kemunculan
teman bermain dari status yang sama. Biasanya umur anak pada masa ini adalah
dari 18-24 bulan sampai sektiar 5 atau 6 tahun. Pada masa ini anak mulai
menyatukan personifikasi ibu yang baik dan buruk dan membedakan pengasuhnya
sebagai sosok ayah atau ibu. Anak juga menyatukan personifikasi diri (bad me,
good me) dan melihat suatu yang baik dan buruk tersebut sebagai nilai moral, bukan
lagi tingkat kecemasan.
Juvenile Era
Dimulai dengan munculnya keinginan memiliki teman bermain dengan status yang
sama dan diakhiri ketika seseorang menemukan satu sahabat karib untuk memenuhi
keinginan intimasinya. Juvenile era kira-kira merupakan masa 3 tahun awal
bersekolah (5 atau 6 tahun dan berakhir saat berumur sekitar 8 setengah tahun).
Pada masa ini, anak diharuskan untuk belajar bersaing, berkompromi, dan berkerja
sama.
Preadolescence
Dimulai dari umur 8 setengah tahun dan berakhir pada masa adolescence, sebuah
masa yang mementingkan hubungan intimasi dengan satu orang khusus, biasanya
dengan gender yang sama. Sebelumnya, hubungan interpersonal lebih dilakukan
untuk diri sendiri, namun di masa ini, anak belajar untuk menjalin hubungan intimasi
berdasarkan cinta secara timbal-balik. Sahabat dapat dengan bebas
mengekspresikan opini dan emosi ke satu sama lain tanpa adanya ketakutan akan
perasaan malu atau dilecehkan (merupakan dunia intimasi). Masa ini sangatlah
penting di mana ketika terjadi masalah pada tahapan-tahapan sebelumnya,
kesalahan dapat diselesaikan pada masa ini; namun ketika masalah atau kesalahan
terjadi saat masa preadolescence, maka akan sulit untuk diatasi pada tahap tahap
selanjutnya.
Early Adolescence
Dimulai dari pubertas dan berakhir dengan keinginan untuk memiliki hubungan cinta
seksual dengan satu orang lain. Ditandai dengan munculnya ketertarikan genital dan
hubungan penuh gairah. Biasanya terjadi pada waktu SMP.
Keinginan anak untuk intimasi, gairah, dan keamanan (bebas dari
kecemasan), sering bertabrakan dan menciptakan stress dan konflik dalam 3 cara.
Late Adolescence
Dimulai ketika orang muda dapat merasakan gairah dan intimasi terhadap orang
yang sama, dan berakhir pada adulthood, ketika mereka telah menciptakan
hubungan cinta yang kekal. Masa ini adalah masa self-discovery, dan biasanya
dialami pada umur 15 hingga 17 atau 18 tahun. Tidak seperti masa sebelumnya
yang didorong oleh perubahan biologis, manusia pada masa ini sepenuhnya
ditentukan oleh hubungan interpersonal. Remaja akhir yang sukses, ditandai dengan
berfungsinya mode syntaxic, sehingga mereka dapat berkomunikasi dan saling
bertukar ide. Namun ketika terdapat masalah pada tahapan sebelumnya, dapat
menyebabkan seseorang tidak mampu untuk menjalin hubungan interpersonal yang
intim, memiliki pola aktivitas seksual yang tidak konsisten, dan kebutuhan yang kuat
untuk mempertahankan operasi keamanan.
Adulthood