Anda di halaman 1dari 12

STUDI KASUS KOMPENSASI YANG TERJADI PADA KARYAWAN PT.

MITRA
INSAN UTAMA

Rulandus Michael Agoha


202033026

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2033
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat TUHAN Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat,hidayah dan
inayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Sumber Daya Manusia bisa
tepat waktu. Tidak lupa Kami juga mengucapkan terimakasih kepada yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalahContoh study kasus Kompensasi dan semoga makalah yang kami buat bisa
bermanfaat bagi kalian semua. Kami juga menyadari dari makalah yang kami buat masih banyak
kekurangan-Nya. Jadi, apa ada kesalahan dalam makalah kami mohon kritik dan saran dari kalian
para pembaca untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan di makalah kami.
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

 Dalam meningkatkan efesiensi dan produktivitasnya salah satu upaya yang ditempuh organisasi
untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan.
Dengan memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan
kepuasan kerja karyawan. Karyawan harus menerima hak-haknya sebagai karyawan yaitu imbalan
atau kompensasi setelah mereka menjalankan kewajiban. Defenisi kompensasi adalah segala sesuatu
yang diterima karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam suatu organisasi. Masalah
kompensasi merupakan suatu yang sangat kompleks, namun pling penting bagi karyawan maupun
organisasi itu sendiri. Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena
besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu dan kepuasan
kerja karyawan. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan
memperoleh kepuasan kerja dan akan termotipasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan
tetapi bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang telpat, perestasi kerja, motivasi dan
kepuasan kerja karyawan akan menurun.

B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian dari Kompensasi?


2.Bagaimana contoh dari study kasus kompensasi?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kompensasi


2.Untuk mengetahui contoh dari study kasus kompensasi
BAB II
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A.Pengertian Kompensasi

Secara umum, pengertian Kompensasi berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial atau biasa disebut
financial reward yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan
sebuah perusahaan.Bentuk kompensasi yang berupa finansial ini diberikan karena pengeluaran
moneter yang dilakukan oleh perusahaan.Benefit untuk karyawan ini bisa langsung diberikan kepada
karyawan secara langsung maupun tidak langsung.Dimana biasanya seorang karyawan menerima
benefit dari perusahaan dalam bentuk-bentuk non moneter.

Menurut Hasibuan, kompensasi adalah semua pendapatan berupa uang, barang langsung atau tidak
langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Menurut Mondy & Noe(2005), kompensasi adalah keseluruhan dari semua hadiah yang
diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas jasa mereka. Menurut Ivancevich (2001),
tujuan dari fungsi kompensasi adalah menciptakan suatu sistem imbalan yang adil kepada
majikan dan karyawan sama. Hasil yang diinginkan adalah pegawai yang tertarik untuk
bekerja dan termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik untuk majikan.

B. Study kasus kompensasi

Profil Perusahaan
PT. Mitra Insan Utama dibentuk karena penyelamatan Tenaga Kerja Impassing yang
dikelola oleh Koperasi Karyawan PT. PLN, dimana pada saat itu Koperasi tidak boleh
menangani penyediaan tenaga kerja. PT. Mitra Insan Utama didirikan di Bandung pada
tanggal 22 April 2002 dengan saham mayoritas dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Karyawan PT. PLN Unit Bisnis dan Distribusi Jawa Barat & Banten.
Pada tahun 2005, terjadi perubahan kepemilikan saham. Saham dari YKK PT. PLN Unit
Bisnis dan Distribusi Jawa Barat & Banten diakuisisi saham mayoritasnya oleh Yayasan
Pendidikan Kesejahteraan(YPK) PT PLN (Persero).
Pada tahun 2013, PT Mitra Insan Utama diambil alih/akuisisi saham mayoritasnya oleh anak
perusahaan PT PLN (Persero) yaitu PT Haleyora Power dan berubah nama menjadi PT
Haleyora Powerindo, berdasarkan Akta Risalah rapat Nomor 17 tanggal 23 Januari 2013.
Surat persetujuan anggaran dasar dari Kementrian Hukum dan HAM RI diperoleh pada
tanggal 15 Maret 2013 menjadi perusahaan terkemuka penyedia layanan Operasi dan
Pemeliharaan Transmisi dan Distribusi bidang
ketenagalistrikan yang memberikan layanan dengan standar mutu tinggi dan menerapkan
kesempurnaan keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja, kesempurnaan operasional dan
penyempurnaan berkesinambungan.

2.2 Kasus Kompensasi

Masalah pemberian kompensasi yang dilansir oleh realita online pada 17 oktober
2011. Dalam Realita Online judul yang ditampilkan adalah 160 karyawan PT MIU
dirumahkan, demo ke kantor PLN Surakarta, dalam artikel tersebut disebutkan bahwa :
Ratusan karyawan PT Mitra Insan Utama (MIU) yang tergabung dalam PUK Serikat Pekerja
Elektronik Elektrik (SPEE) FSPMI Purwakarta berunjuk rasa ke Kantor PLN Purwakarta di
Jl KK Singawinata Kel Cisereuh,Purwakarta, Senin (17/10).
Karyawan Subkontraktor PLN tersebut menuntut manajemen PLN Purwakarta
membayarkan kompensasi 160 karyawan PT MIU yang dirumahkan pada Agustus 2011 lalu.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa berorasi di tepi jalan atau persis depan Kantor PLN
Purwakarta. Aksi tersebut sempat mengganggu arus lalu lintas yang melintasi ruas jalan
tersebut. Puluhan petugas Dalmas membarikade Kantor PLN Purwakarta mengantisipasi hal-
hal yang tak diinginkan. Selain berorasi, massa PT MUI berunjuk rasa membentangkan
sejumlah poster dan spanduk berisi hujatan terhadap manajemen PLN Purwakarta. ” PLN
dalam lingkaran setan. Penuhi kesejahteraan kami,” tulis sejumlah spanduk yang diusung
pengunjuk rasa. Enam perwakilan pengunjuk rasa yang dikomandoi tim advokasi SPEE,
Mursito, melakukan pembicaraan secara tertutup dengan direksi PLN Purwakarta. Hasil
pembicaraan dianggap kurang memuaskan. Dan diagendakan pada Rabu (19/10/2011),
kembali melakukan pertemuan yang difasilitasi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purwakarta.
”Kami minta saudara-saudara untuk hadir lagi hari Rabu mendatang ke Kantor Disnaker.
Persoalan ini penyelesaiannya akan dilanjutkan di Disnaker Purwakarta,” ujar Mursito di
hadapan ratusan massa FSEE, usai berdialog dengan direksi PLN Purwakarta. Ketua FSPMI
Purwakarta, Fuad mengatakan, aksi tersebut merupakan akumulasi kekecewaan karyawan
tetap PT MUI yang pada Agustus 2011 lalu dirumahkan oleh PLN Purwakarta. ”Alasan
dirumahkannya itu, karena tidak ada job lagi.Semestinya PLN membayar kompensasi atas
dirumahkannya 160 karyawan PT MIU. Kenyataan mereka tidak mendapat apa apa,” ungkap
Fuad seperti dikutip Pos Kota, Senin.
Analisa Kasus

Unjuk rasa tersebut dilatar belakangi oleh kekecewaan 160 pekerja yang dirumahkan tanpa
diberikan kompensasi oleh perusahaan, sehingga dengan melakukan aksi demo tersebut
diharapkan adanya kejelasan kompensasi terhadap pekerja tersebut. Alasan perusahaan
merumahkan pekerja adalah karena sudah tidak adanya pekerjaan lagi bagi pekerja.
Jika kita tilik, kompensasi dibagi menjadi dua macam. ada kompensasi langsung (financial)
dan kompensasi tidak langsung (non financial), kompensasi langsung adalah upah dasar
ditambah bayaran yang berdasarkan prestasi sedang kompensasi tidak langsung adalah
katagori umum tunjangan karyawan, program proteksi yang diamanatkan, asuransi
kesehatan, upah waktu tidak bekerja, dan bermacam – macam tunjangan lainnya. Dari artikel
yang didapatkan maka yang dituntut oleh pekerja adalah kompensasi tidak langsung yang
menyangkut “upah waktu tidak bekerja”. Walau bagaimanapun jika suatu perusahaan
memberhentikan karyawannya setidaknya perusahaan tersebut memberikan kompensasi
terhadap pekerjanya. Hal ini menyangkut rasa keadilan terhadap pegawai.
Berikut ini adalah bukti bahwa PT.MIU tidak “mengindahkan” Undang-Undang
Ketenagakerjaan Tahun 2003 yang telah diberlakukan oleh Negara :
1. Pasal 77 (2),
Tentang waktu kerja lembur, perusahaan menetapkan jam lembur diganti dengan
piket / shift.
2. Pasal 78 (2),
Tentang pembayaran upah kerja lembur, perusahaan melaksanakan pembayaran upah
kerja lembur sering terlambat / proses pembayaran berlarut – larut.
3. Pasal 88 (1, 2, 3, 4), Pasal 89 (1, 2, 3, 4), Pasal 90 (1, 2, 3), Pasal 91(1,2)
Tentang kebijakan perusahaan, perusahaan dalam hal pengupahan dinilai tidak
memenuhi standar penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan tidak didasarkan
kepada ketetapan upah minimum yang berlaku.
4. Pasal 92 (1),
Tentang struktur dan skala upah, perusahaan tidak memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan dan kompetensi dalam menentukan pengupahan.
5. Pasal 99 (1, 2),
Tentang kesejahteraan, Perusahaan hanya memberikan fasilitas jaminan sosial
tenaga kerja kepada pegawainya tanpa memperhatikan keluarga pekerja
(suami / istri / anak).
6. Pasal 113 (1, 2) dan Pasal 114
Tentang peraturan perusahaan, perusahaan dalam membuat dan merubah peraturan
kepada pekerja / serikat pekerja.
7. Pasal 104 (1)
Tentang serikat pekerja/serikat buruh, perusahaan tidak mengijinkan/
merestui pekerjanya untuk membentuk serikat pekerja/ serikat buruh.

8. Pasal 11 dan Pasal 12 (1, 2, 3)


Tentang pelatihan kerja, perusahaan baru memberikan pelatihan kerja awal tahun
2010 dengan catatan perusahaan membebankan biaya pelatihan kerja kepada
pekerja/buruh.

Solusi

Pemerintah dalam hal penyelesaian persengketaan antara buruh dan pengusaha telah
membentuk Lembaga Peradilan Hukum Industrial ataupun Peradilan Niaga sebagai jalan
terakhir ketika persengketaan itu tidak menemukan titik temu.
Pemerintah juga dalam hal ini Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat bertindak
sebagai fasilitator pertemuan antara pihak pengusaha dan buruh (bipartit) ataupun juga
bertindak sebagai komponen yang terlibat didalamnya untuk bertemu bersama-sama
(tripartit). Selain itu,sebaiknya komunikasi yang baik antara perwakilan buruh dan
pengusaha. Pihak serikat buruh dan pengusaha harus mengetahui hak dan kewajiban yang
sebenarnya telah diatur didalam perundang- undangan yang berlaku. SDM yang harus
meningkatkan pendidikan dan skill nya. Dan terutama untuk pengusaha agar memandang
buruh sebagai aset di dalam perusahaan. Jangan memandang buruh itu adalah robot untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kompensasi / upah adalah sebuah imbalan balas jasa dari apa yang telah seseorang kerjakan.
Fungsi dari kompensasi salah satunya adalah :
Penggunaan SDM secara efisien.

Mendorong stabilitas ekonomi.

Kompensasi juga mempunyai tujuan yang sangat penting bagi perkembangan suatu
perusahaan. Karena tanpa adanya kompensasi, perusahaan tersebut tidak akan berkembang.
Salah satu tujuan kompensasi adalah : Memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan,
mempertahankan karyawan yang ada, menjamin keadilan, menghargai prilaku yang
diinginkan, mengendalikan biaya-biaya dan mematuhi
peraturan-peraturan legal.

Saran

Kompensasi sangatlah penting bagi perusahaan, maka dari itu kompensasi harus sangat
diperhatikan oleh perusahaan. Karena jikalau masalah kompensasi tidak berjalan dengan
baik perusahaan tidak akan
berkembang dengan cepat karena masalah keuangan pasti keliru. Dan bagi karyawan,
apabila masalah kompensasi tidak benar maka akan
terjadi kecemburuan sosial. Jadi, masalah kompensasi harus diperhatikan baik-baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://juniarari.blogspot.co.id/2011/11/kompensasi-manajemen-sumber- daya.html (diakses


pada tanggal 18 November 2015)

http://www.hapindo.co.id/profile_seper.php (diakses pada tanggal 18 November 2015)

http://realita-online.blogspot.co.id/2011/10/pt-miu-rumahkan-160- karyawan-pln.html (diakses


pada tanggal 20 November 2015)

Suwatni dan Donni Juni Priansa.2011.Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis.Bandung:Alfabeta

UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai