Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI

UPAH

Kelompok 3 :
1. Ardian Ramadhan
2. Dean Afrian Saputra
3. Ditha Farliani
4. Fathinatul Husnah
5. Fauzi Pebrianda Erlangga
6. Putri Ayu Ningsih
7. Rayhan Taufiq
SMA MUHAMMADIYAH 1 A.D PEKANBARU
TP. 2016/2017
1

KATA PENGANTAR
Pertama dan utama sekali kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah
SWT, yang mana telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ekonomi kami ini tentang UPAH. Kedua kami ucapkan
terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu kami, yaitu kepada ibuk
Mila Karwinda S.Pd dan ibuk PPL yang telah memberikan pengarahan dan
membimbingnya kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini dan tak
lupa pula kepada teman teman yang telah memberikan pengarahan juga kepada
kami semua.
Untuk itu, kami berharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
kedepannya kami bisa lebih baik lagi. Atas kesalahan dan kekhilafan yang kami
lakukan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Akhir kata perkenankanlah kami mengutip pepatah lama yang berbunyi
Tak Ada Gading Yang Tak Retak. Karna menurut kami makalah ini masih
banyak kekurangannya dan kami selalu terbuka terhadap kritik dan saran dari
bapak/ibu guru dan teman teman.

Pekanbaru, 11 Agustus 2016

Kelompok 3
Penulis

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang.....................................................................................................................4
1.2 Manfaat................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Upah................................................................................................................5-6
2.2 Jenis-Jenis Upah...................................................................................................................6
2.3 Sistem Pengupahan/Pembayaran Upah di Indonesia........................................................7-8
2.4 Faktor Pemberda Besarnya Upah.....................................................................................8-10
2.5 Hubungan Antara Upah dan Kepuasan Kerja................................................................11-12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembangunan ketenagakerjaan Indonesia mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan.
Keterkaitan itu tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa
kerja tetapi juga keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah dan masyarakat. Untuk
itu diperlukan pengaturan yang menyeluruh dan komprehensif, antara lain mencakup sumber
daya manusia, peningkatan produktivitas dan lain sebagainya. Bertitik tolak dari karyawan
sebagai sumber daya manusia itulah, maka perusahaan perlu mengetahui bahwa tenaga kerja
memerlukan penghargaan serta diakui keberadaannya, juga prestasi kerja yang mereka ciptakan
dan harga diri yang mereka miliki. Salah satu cara memberikan penghargaan terhadap prestasi
kerja karyawan yaitu dengan melalui upah.
Produktivitas tenaga kerja merupakan bagian kewajiban tingkat hasil kerja yang harus
diberikan pekerja kepada pemberi kerja. Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang
tinggi, perusahaan perlu memperhatikan masalah upah dan jaminan sosial yang merupakan
faktor pendorong dalam mencapai produktivitas kerja, karena dengan produktivitas yang tinggi
akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
1.2. Manfaat
1.2.1 Dapat memberikan masukan atau input bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang
berhubungan dengan bidang Hukum Ketenagakerjaan dan Produktivitas.
1.2.2 Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menetapkan langkah-langkah
selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan khususnya mengenai
Hukum Ketenagakerjaan dan peningkatan produktivitas kerja.

BAB II
4

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Upah
Upah merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena jumlah upah atau
balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan mempunyai pengaruh yang
tidak kecil terhadap jalannya perusahaan. Upah yang dimaksud disini adalah balas jasa yang
berupa uang atau balas jasa lain yang diberikan lembaga atau organisasi perusahaan kepada
pekerjanya. Pemberian upah atau balas jasa ini dimaksud untuk menjaga keberadaan karyawan di
perusahaan, menjaga semangat kerja karyawan dan tetap menjaga kelangsungan hidup
perusahaan yang akhirnya akan memberi manfaat kepada masyarakat. Upah merupakan masalah
yang menarik dan penting bagi perusahaan, karena upah mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap pekerja. Jadi, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan / atau jasa yang telah atau akan dikerjakan.
Beberapa definisi upah, sebagai beikut :
1. Menurut UU No. 25 tentang Ketenagakerjaan
Upah adalah hak bekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan,
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan
perundang-undangan termasuk tunjangan bagi keluarganya.
Seorg karyawan yg ingin bkrj diprushaan
2. Menurut Edwin D. Flippo
Upah adalah harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain.
3. Menurut Hadi Prabowo
Upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah
dikeluarkan oleh tenaga kerja setelah melalui masa dan syarat-syarat tertentu.
4. Menurut Dewan Penelitian Upah Nasional
Upah adalah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberian kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan atau akan dilakukan, berfungsi
sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi,
dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu pekerjaan atas dasar
suatu perjanjian kerja. (Mulio Nasution, SE, 1994).
Sistem upah pada umumnya dipandang sebagai suatu alat untuk mendistribusikan upah
kepada karyawan, pendistribusian ini berdasarkan produksi, lamanya kerja, lamanya dinas dan
berdasarkan kebutuhan hidup. Fungsi system upah sebagai alat distribusi adalah sama pada
semua jenis dan bentuk sistem upah, tetapi dasar-dasar pendistribusiannya tidak harus sama.
Upah juga merupakan penghargaan dari energi karyawan yang menginvestasikan sebagai hasil
produksi, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, yang berwujud uang, tanpa suatu

jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu atau bulan, maka hakekat upah adalah suatu
penghargaan dari energy karyawan yang dimanifestasikan dalam bentuk uang.
2.2 Jenis-Jenis Upah
1.

Upah Nominal
Upah nominal adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara tunai kepada pekerja/buruh

yang berhak sebagai imbalan atas pengerahan jasa-jasa atau pelayanannya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja.
2.

Upah Nyata (Riil Wages)


Upah nyata adalah uang nyata, yang benar-benar harus diterima seorang pekerja/buruh

yang berhak.
3.

Upah Hidup
Upah hidup, yaitu upah yang diterima pekerja/buruh relatif cukup untuk membiayai

keperluan hidupnya secara luas, yang bukan hanya kebutuhan pokoknya, melainkan juga
kebutuhan sosial keluarganya, seperti pendidikan, asuransi, rekreasi, dan lain-lain.
4.

Upah Minimum
Upah minimum adalah upah terendah yag akan dijadikan standard, oleh pengusaha untuk

menentukan upah yang sebenarnya dari pekerja/buruh yang bekerja diperusahaannya.


5.

Upah Wajar
Upah wajar adalah upah yang secara relatif dinilai cukup wajar oleh pengusaha dan

pekerja/buruh sebagai imbalan atas jasa-jasanya pada perusahaan. Upah wajar ini sangat
bervariasi dan selalu berubah-ubah antar upah minimum dan upah hidup sesuai dengan faktorfaltor yang memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. kondisi perekonomian negara;
b. nilai upah rata-rata di daerah tempat perusahaan itu berada;
c. peraturan perpajakan;
d. standar hidup para pekerja/buruh itu sendiri;
e. posisi perusahaan dilihat dari struktur perekonomian negara.
2.3. Sistem Pengupahan/ Pembayaran di Indonesia
6

Sistem pengupahan adalah dasar atau pedoman yang digunakan sebagai acuan penetapan
upah. Ada beberapa pertimbangan sebelum menentukannya, yaitu pertimbangan produktivitas,
rasa kemanusiaan, dan rasa keadilan antar pekerja. Secara umum, sistem pengupahan
diklasifikasikan :
1. Sistem upah menurut banyaknya produksi
Sistem ini adalah upah borongan atau upah per unit. Upah menurut banyaknya
produksi diberikan dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan berproduksi
lebih banyak.
Kelebihan sistem ini adalah pekerja terpacu untuk bekerja lebih giat lagi karena bila
ia bekerja dengan giat, maka ia mendapatkan lebih.
Kelemahannya adalah sistem ini hanya menguntungkan pekerja muda yang energik
dan melupakan pekerja senior yang karena telah lewat tidak bisa bersaing dengan tenaga
kerja muda.
2. Sistem upah menurut lamanya dinas
Sistem upah semacam ini akan mendorong untuk lebih setia dan loyal terhadap
perusahaan dan lembaga kerja.
Kelebihan sistem ini adalah sangat menguntungkan bagi yang lanjut usia dan juga
orang-orang muda yang didorong untuk tetap bekerja pada suatu perusahaan. Hal ini
disebabkan adanya harapan bila sudah tua akan lebih mendapat perhatian. Jadi upah ini kan
memberikan perasaan aman kepada karyawan,
Kelemahan sistem upah ini adalah kurang bisa memotivasi karyawan.
3. Sistem upah menurut lamanya kerja
Sistem upah ini menggunakanwaktu sebagai standar pengupahannya. Waktu berupa
p per jam, per hari, per hutan, atau satuan lainnya sesuai kesepakatan.
Kelebihan sistem ini adalah kualitas kerja lebih terjamin karena pekerja mengerjakan
o pekerjaan tanpa terburu-buru.
Kelemahan sistem ini adalah produktivitas kerja kurang karena tuntutan atau target
oooiberdasarkan waktu bukan jumlah dan sistem ini juga memerlukan pengawasan yang lebih.
4. Sistem upah menurut kebutuhan
Upah yang diberikan menurut besarnya kebutuhan karyawan beserta keluarganya
disebut upah menurut kebutuhan. Seandainya semua kebutuhan itu dipenuhi, maka upah itu
akan mempersamakan standar hidup semua orang.
Kelebihan sistem ini adalah akan memberikan rasa aman karena nasib karyawan
ditanggung oleh perusahaan.
Kelemahan dari sistem ini adalah kurang mendorong inisiatif kerja, sehingga sama
halnya dengan sistem upah menurut lamanya kerja dan lamanya dinas.
Sistem pembayaran upah di Indonesia terbagi menjadi :
1. Upah menurut waktu (dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang)
2. Upah menurut satuan hasil (besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang
dihasilkan oleh seseorang)
3. Upah borongan (pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama antara
pemberi dan penerima pekerjaan)
4. Sistem bonus (pembayaran tambahan diluar upah atau gaji yang ditujukan untuk
merangsang agar pekerja dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan rasa penuh
tanggung jawab)
7

5. Sistem mitra usaha (pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham
perusahaan, tapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada
organisasi pekerja diperusahaan tersebut).
2.4. Faktor Pembeda Besarnya Upah
Besar-kecilnya upah di suatu perusahaan, tidak bisa dilihat dan diukur hanya dari satu
atau beberapa aspek saja. Dengan perkataan lain, besar-kecilnya upah pekerja/buruh di suatu
perusahaan atau pada suatu jabatan tertentu (yang setara), sangat ditentukan oleh banyak faktor,
antara lain, misalnya :
a. Faktor lamanya masa kerja yang atas dasar pengalaman kerja (experience) mempengaruhi
perkembangan skill secara empirik (autodidak).
b. Faktor profesionalisme, keterampilan dan kecakapan serta kemahiran dalam melakukan
pekerjaan.
c. Tinggi rendahnya produktivitas, atau besar kecilnya produk yang dihasilkan (kinerja).
d. Faktor volume dan beban kerja serta besar kecilnya resiko pekerjaan.
e. Tinggi rendahnya jabatan (terkait wewenang dan tanggung jawab) seseorang pekerja/buruh.
f. Aspek kewilayahan, seperti jauh dekatnya lokasi atau tempat kerja atau perbedaan wilayah
penetapan upah.
g. Aspek kewilayahan, seperti jauh dekatnya lokasi atau tempat kerja atau perbedaan wilayah
penetapan upah.
Secara Umum faktor faktor penentu besarnya upah adalah :
Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan)
maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya, jika pencari kerja sedikit daripada lowongan
pekerjaan, maka kompensasi relatif besar.
2. Organisasi buruh
Organisasi yg dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/ buruh baik diperusahaan maupun
diluar perusahaan, yg bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/ buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya.
3. Kemampuan perusahaan untuk membayar
Meskipun serikat pekerja menuntut upah yang tinggi, tetapi akhirnya realisasi pemberian
upah akan tergantung juga pada kemampuan membayar dari organisasi. Bagi organisasi, upah
merupakan salah satu komponen biaya produksi yang akan mengurangi keuntungan. Jika
kenaikan biaya produksi sampaimengakibatkan kerugian organisasi jelas organisasi tidak akan
mampu memenuhi fasilitas pegawai.
4. Prodiktivitas tenaga kerja
Upah sebenarnya merupakan imbalan bagi pegawai, semakin tinggi prestasi pegawai
sudah seharusnya semakin tinggi pula upah yang akan diterima. Prestasi ini biasanya dinyatakan
sebagai produktivitas, hanya yang menjadi masalah nampak belum ada kesepakatan dalam
melindungsi produktivitas.
5. Biaya hidup
Apabila hidup didaerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah semakin besar.
Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup didaerah itu rendah maka tingkat kompensasi/relatif kecil.
1.

6. Peraturan pemerintah
Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi tinggi rendahnya upah.
Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bahwa dari tingkat upah yang dibayarkan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN PERBEDAAN UPAH


Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja
didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan adalah :
1. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Permintaan dan penawaran tenaga karja didalam suatu jenis pekerjaan sangat besar
peranannya dalam menentukan upah disesuatu jenis pekerjaan. Didalam suatu pekerjaan dimana
terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah
cenderung dalam tingkat yang rendah.
2. Perbedaan Corak Pekerjaan
Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut
merupakan pekeriaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja akhir-akhir ini
menuntut untuk memperoleh upah yang lebih tinggi dari pada pesuruh kantor karena mereka
melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik.
3. Perbedaan Kemampuan, Keahlian,dan Pendidikan
Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal
bekerja, sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktifitas masing-masing.
Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin membutuhkan
tenaga-tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang
untuk mendapatkan pekerjaan mudah.
4. Pertimbangan Bukan Keuangan Dalam Memilih Pekerjaan
Daya tarik sesuau pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan,
selan itu faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang seing kali bersedia menerima upah yang lebih
rendah apabila beberapa terdapat pertimbasngan yang tidak ssuai dengan apa yang
diinginkannya. Sebaliknya apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak yang tidak sesuai
dengan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima
pekerjaan yang ditawarkan.
5. Mobilitas Tenaga Kerja
9

Dalam teori ini terdpat pemislan faktor-faktor produksi, dalam konteks mobilitas tenaga
kerja pemisalan ini berarti: kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka tenaga
kerja akan pindah kepasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.
6. Biaya hidup
Apabila hidup didaerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah semakin besar.
Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup didaerah itu rendah maka tingkat kompensasi/relatif kecil.
7. Peraturan pemerintah
Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi tinggi rendahnya upah.
Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bahwa dari tingkat upah yang dibayarkan.
Selain itu upah dari suatu pekerjaan di berbagai wilayah tidak selalu
sama, adapun faktor yang menjadi penyebab yaitu :
1.

Faktor Geografis
Ada kalanya di tempat-tempat tertentu terdapat masalah kekurangan
buruh walaupun tingkat upah lebih tinggi, sedangkan ditempat lain terdapat
penangguran dan tingkat upah nya relatif rendah. Dalam keadaan seperti itu
adalah wajar apabila para pengangguran tersebut berppindah ketempat
yang lebih banyak lowongan pekerjaan yang lebih menjamin.

2.

Faktor-faktor Instusionel
Di pekerjaan-pekerjaan tertentu terdapat organisasi-organisasi yang
profesional yang berusaha membatasi masuknya tenaga-tenaga kerja baru,
dengan tujuan untuk menjamin supaya pendapatan mereka tetap berada
pada tingkat yang tinggi.

2.5 Hubungan Antara Upah dan Kepuasan Kerja

10

Kepuasan kerja adalah perasaan orang terhadapa pekerjaannya. Walaupun kita sadari
bahwa uapah bukanlah segala galanya bagi pekerja, tetapi hampir sebagian pekeraja bekerja
karena ingin mendapatkan penghasilan. Kepuasan kerja bersifat individual, artinya apa yang
dirasakan puas bagi seseorang belum tentu puas bagi lainnya. Berikut ini, ada beberapa pendapat
pakar mengenai faktor faktor yang mempengarhi kepuasan kerja, yaitu :
1. Menurut Blum (1956), faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :
a. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.
b. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan
pppberekreasi, kegiatan politik, dan hubungan kemasyarakatan.
c. Faktor utama dalam pekerajaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi
pppkerja, dan kesempatan untuk maju.
2. Menurut Gilmer (1966), faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan adalah :
a. Kesempaptan untuk maju
b. Keamanan kerja
c. Gaji
d. Perusahaan dan manajemen
e. Pengawasan (supervisi)
f. Faktor instrik dan pekerjaan
g. Kondisi kerja
h. Aspek sosial dalam pekerjaan
i. Komunikasi, dan
j. Fasilitas
3.Menurut Horald E. Burt, faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan adalah :
a. Faktor hubungan antar karyawan, meliputi;
- Hubungan antara manajemen dan karyawan
- Faktor fisik dan kondisi kerja
- Hubungan sosial antar karyawan
- Sugesti dari teman
- Emosi dan situasi kerja
b. Faktor individual, meliputi;
- Sikap orang terhadap pekerjaannya
- Umur orang sewaktu bekerja
- Jenis kelamin
c. Faktor eksternal
- Keadaan keluarga karyawan
- Rekreasi
- Pendidikan baik formal maupun non formal
Dari berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa faktor faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja dikelompokkan menjadi empat kelompok utama, yaitu :
1. Faktor Psikologik
Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi psikologis individu seseorang
seperti minat, bakat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja.
2. Faktor sosial
Merupakan faktor yang berhubungan interaksi sosial baik antara sesama pekerja, pekerja
dangan atasan, maupun masyarakat.
3. Faktor fisik
11

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik dan lingkungan kerja pekerja
sepertijenis kerja, keadaan ruangan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja,
peralatan keselamatan kerja.
4. Faktor Finansil
Merupakan fakto yang berhubungn dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan yang
meliputi besarnya upah dn sistem penggajian, jaminan sosial, macam macam tunjangan,
fasilitas yang diberikan.
Dapat disimpulkan upah berperan didalam upaya memberikan kepuaan kerja, walaupung
bukan hanya sekedar faktor. Terdapat banyak faktor ain di luar itu, yang secara rasio sulit untuk
diwujudkansemuanya karena akan berakibat manajemen hanya memusatkan segenapdaya untuk
itu, sehingga bisa melupakan produktivitas kerja.

BAB III
12

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Penetapan upah yang wajar berbeda-beda menurut beberapa konsep. Tetapi secara umum,
tingkat upah yang terjadi adalah karena hasil bekerjanya permintaan dan penawaran dan tingkat
upah tidak akan beranjak dari tingkatnya semula.
2. Dalam menentukan upah, produktivitas merupakan acuan pokok bagi pihak perusahaan.
3. Berbagai tingkatan upah tenaga kerja berkaitan dengan suatu struktur eksternal dan internal.
Struktur eksternal yang mempengaruhi tingkat upah antara lain sektoral, jenis jabatan, geografis,
keterampilan, seks, ras dan faktor lainnya. Sedangkan struktur upah internal didasarkan pada
struktur organisasi yang teratur dan kriterianya didasarkan atas isi jabatan.
4. Struktur upah tenaga kerja bersifat dinamis yang antara lain disebabkan oleh produktivitas,
besarnya penjualan, laju inflasi, sikap pengusaha dalam menghadapi hal-hal yang dapat
mengakibatkan upah berubah, dan institusional.
3.2. Saran
1.

Dalam pemberian upah karyawan, pengusaha harus menyeimbangkannya dengan hasil kerja

karyawan tersebut.
2. Diharapkan kritik dan saran untuk membangun dan memperbaiki makalah ini kedepan.

Daftar Pustaka

13

http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/2187416-pengukuran
produktivitas-kerja/#ixzz1aZH3Gx6L
www.bps.go.id
www.okezone.com
http://puspays-airen.blogspot.co.id/2013/08/sistem-upah-yang-berlaku-di-indonesia1.html

14

Anda mungkin juga menyukai