Anda di halaman 1dari 15

“Upah Dan Sistem Upah”

KELOMPOK 7
Very Wahyudi (180130087)
Teuku Muammar (180130095)
Syika Ramadhani (180130114)

MATA KULIAH : PSIKOLOGI INDUSTRI


DOSEN PEMBIMBING : Ir. BAKHTIAR.,ST.,MT.,IPM

Program Studi Teknik Industri


Universitas Malikussaleh
T.A 2019/2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, Semoga kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman penulis.Penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, 07 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1. pengertian upah dan system upah...............................................................3
2.2. pengertian UMR dan alasan UMR disetiap daerah berbeda.............6
2.3. macam macam upah perangsang dan cotohnya ....................................8
2.4. syarat syarat system upah yang baik..........................................................11
BAB III PENUTUP............................................................................................................13
3.1. kesimpulan.........................................................................................................13
3.2. saran.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem upah pada umumnya dipandang sebagai suatu alat untuk


mendistribusikan upah kepada karyawan. Pendistribusian ini ada yang
berdasarkan pada produksi, lamanya kerja, lamanya dinas dan berdasarkan
kebutuhan hidup (Maier, 1965).

Fungsi sistem upah sebagai alat distribusi, adalah sama pada semua jenis
dan bentuk sistem upah, tetapi dasar-dasar pendistribusian tidak mesti harus sama.
Misalnya saja sistem upah meurut produksi, maka pendistribusian upah juga
menurut jumlah prestasi yang dicapai melalui satuan-satuan produksi tertentu.
Apabila sistem upah menurut lamanya kerja, maka upah diperhitungkan dari
jumlah waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan suatu tugas, diantaranya
ada yang disebut upah harian, upah mingguan, upah bulanan dan lain-lain. Upah
sebenarnya merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh
pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah.

Menurut Edwin B. Flippo, upah adalah : harga untuk balas jasa yang
diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Ini berarti upah adalah hadiah kerja
yang diberikan dalam bentuk finansial. Upah adalah penghargaan dari energi
karyawan yang dimannifestasikan sebagai hasil produksi, atau semua jasa yang
dianggap sama dengan itu, yang berujud uang, tanpa suatu jaminan yang pasti
dalam tiap-tiap minggu atau bulanan.

Beda dengan gaji adalah Gaji sebenarnya juga upah, tetapi sudah pasti
banyaknya dan waktunya. Artinya banyaknya upah yang diterima sudah pasti
jumlahnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian upah dan sistem upah ?
2. Jelaskan kenapa UMR berbeda beda ?
3. Apa saja macam macam upah perangsang dan bagaimana contohnya ?
4. Apa saja syarat system upah yang baik menurut ahli ?

1
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian upah dan system upah
2. Untyuk mengetahui alasan UMR berbeda beda
3. Untuk mengetahui macam macam upah perangsang dan contohnya
4. Untuk mengetahui system upah yang baik menurut para ahli.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Upah Dan Sistem Upah

2.1.1 Pengertian Upah

Upah adalah hak pekerjaan atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesempatan atau peraturan perundangan-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh. Adapun faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Persaingan

2. Biaya Keperluan Hidup

3. Peraturan UU tentang UMR

4. Perbedaan jenis pekerjaan

5. Produktifitas marginal

Adapun syarat dalam pemberian upah adalah mampu memberikan kepuasaan kepada
pekerja artinya mampu memberikan upah yang sebanding dengan perusahaan yang sama, adil,
dan menyadari fakta bahwa setiap orang memiliki perbedaan akan kebutuhan. Sedangkan tujuan
dalam pemberian upah adalah untuk memacu ketertarikan para tenaga kerja yang berbakat untuk
masuk keperusahaan. Meningkatkan loyalitas dan mempertahankan karyawan yang berbakat
serta memberikan motivasi kepada karyawan.

2.1.2 Sistem upah di Indonesia

Sistem upah adalah kebijakan ataupun strategi yang menentukan kompensasi atau
bayaran yang diterima oleh pekerja sebagai balasjasa atas hasil kerja mereka yang akan diterima
pekerja

Adapun sistem pemberian upah di indonesia dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Sistem upah menurut waktu


Sistem ini pembayaran upahnya berdasarkan waktu waktu kerja pekerja misalnya
ditentukan perjam, perhari, perminggu atau perbulan.

2. sistem upah borongan


Sistem ini berdasarkan balas jasa atas suatu pekerjaan yang dipaketkan/
siborongkan. Keuntngan sistem ini pekerja mengetahu dengan pasti jumlah upah yang
diterima, majikan jidak perlu berhubungan lansung dengan pekerja.

3
3. Sistem Co-Partnership
Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi
perusahaan. Dengan saham atau obligasi tersebut, para pekerja merasa memiliki sendiri
perusahaan tersebut.

4. sistem bagi hasil.


Adalah system upah dimana dalam pemberian upah dilakukan dengan
memberikan bagian tertentu kepada karyawan dari hasil keuntungan yang didapat.

5. sistem upah premi.


Adalah disediakannya upah tambahan atau premi bagi karyawan yang mampu
bekerja lebih baik.
contoh. Jika sebadu menyelesaikan 200 potong kain dalam satu jam, dibayar Rp
5000 dan jika dapat kelebihan dari 200 ptong kain maka diberikan premi misalnya
prestasi kerjanya 210 potong perjam maka 5000 ditambah (10/200xRp 5000) = Rp 5250

6. sistem upah berkala


Upah ditentukan berdasarkan tinmgkat kemajuan atau kemunduran hasil
penjualan. Jika penjualan meningkat maka upah juga meningkat dan begitu sebaliknya.

7. sistem bonus
selain upah tetap , pekerja mendapatkan ubah tambahan sebagai partisipasi dalam
meajukan perusahaan. Biasany upah tambhan ini dilakukan akhir tahun setelah tutup
buku.

8. sistem upah menurut prestasi


yakni pemberian upah berdasarkan prestasi (jumlah barang yang dihasilkan)
pekerja semakin banyak Barang yang dihasilkan maka semakin besar upah yang
diberikan.

2.2 Pengertian UMR Dan Alasan Kenapa UMR Berbeda Disetiap Daerah

UMR atau upeh minimum regional adalah upah yang ditetapkan oleh gubernur sebagai
jaringan pengaman dengan cakupan wilayah provinsi.

 Kementerian Ketenagakerjaan memutuskan kenaikan upah minium regional 2020 naik


8,51%, mengacu pada besaran inasi nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Berikut ini kenaikan UMP dari provinsi dengan penerimaan UMP terbesar hingga
terkecil.

4
1. DKI Jakarta dari sekitar Rp 3.940.973 pada 2019 menjadi sekitar Rp 4.267.349 pada
2020.
2. Papua dari sekitar Rp 3.240.900 pada 2019 menjadi sekitar Rp 3.516.700 pada 2020.
3. Sulawesi Utara dari sekitar Rp 3.051.076 pada 2019 menjadi sekitar
Rp 3.310.723 pada 2020.
4. Bangka Belitung dari sekitar Rp 2.976.705 pada 2019 menjadi sekitar
Rp 3.230.022 pada 2020.
5. Papua Barat dari sekitar Rp 2.934.500 pada 2019 menjadi sekitar Rp 3.134.600 pada
2020
6. Nangroe Aceh Darussalam dari sekitar Rp 2.916.810 pada 2019 menjadi sekitar Rp
3.165.030 pada 2020.
7. Sulawesi Selatan dari sekitar Rp 2.860.382 pada 2019 menjadi sekitar
Rp 3.103.800 pada 2020.
8. Sumatera Selatan dari sekitar Rp 2.804.453 menjadi sekitar Rp 3.043.111 pada 2020.
9. Kepulauan Riau dari sekitar Rp 2.769.683 menjadi sekitar Rp 3.005.383 pada 2020.
10. Kalimantan Utara dari sekitar Rp 2.765.463 menjadi sekitar Rp 3.000.803 pada 2020.
11. Kalimantan Timur dari sekitar Rp 2.747.561 menjadi sekitar Rp 2.981.378 pada 2020.
12. Kalimantan Tengah dari sekitar Rp 2.663.435 menjadi sekitar Rp 2.903.144 pada
2020.
13. Riau dari sekitar Rp 2.662.025 menjadi sekitar Rp 2.888.563 pada 2020.
14. Kalimantan Selatan dari sekitar Rp 2.651.781 menjadi sekitar Rp 2.877.447 pada
2020.
15. Maluku Utara dari sekitar Rp 2.508.092 menjadi sekitar Rp 2.721.530 pada 2020.
16. Jambi dari sekitar Rp 2.423.889 menjadi sekitar Rp 2.630.161 pada 2020.
17. Maluku dari sekitar Rp 2.400.664 menjadi sekitar Rp 2.604.960 pada 2020.
18. Gorontalo dari sekitar menjadi4.020 menjadi sekitar Rp 2.586.900 pada 2020.
19. Sulawesi Barat dari Rp 2.369.670 menjadi sekitar Rp 2.571.328 pada 2020.
20. Sulawesi Tenggara dari Rp 2.351.870 menjadi sekitar Rp 2.552.014 pada 2020
21. Sumatera Utara dari Rp 2.303.403 menjadi sekitar Rp 2.499.422 pada 2020.
22. Bali dari Rp 2.297.967 menjadi sekitar Rp 2.493.523 pada 2020.
23. Sumatera Barat dari Rp 2.289.228 menjadi sekitar Rp 2.484.041 pada 2020.
24. Banten dari Rp 2.267.965 menjadi sekitar Rp 2.460.968 pada 2020.
25. Lampung dari Rp 2.240.646 menjadi sekitar Rp 2.431.324 pada 2020.
26. Kalimantan Barat dari Rp 2.211.500 menjadi sekitar Rp 2.399.698 pada 2020
27. Sulawesi Tengah dari Rp 2.123.040 menjadi sekitar Rp 2.303.710 pada 2020.
28. Bengkulu dari Rp 2.040.000 menjadi sekitar Rp 2.213.604 pada 2020.
29. NTB dari Rp 2.012.610 menjadi sekitar Rp 2.183.883 pada 2020.
30. NTT dari Rp 1.793.293 menjadi sekitar Rp 1.945.902 pada 2020.
31. Jawa Barat dari Rp 1.668.372 menjadi sekitar Rp 1.810.350 pada 2020.
32. Jawa Timur dari Rp 1.630.059 menjadi sekitar Rp 1.768.777 pada 2020.
33. Jawa Tengah dari Rp 1.605.396 menjadi sekitar Rp 1.742.015 pada 2020.
5
34. DIY dari Rp 1.570.922 menjadi sekitar Rp 2.004.000 pada 2020.

Dari UMR 34 provinsi diatas kit dapat mengetahui yang bahwa disetiap provinsi
UMRnya berbeda beda. Tingkat UMR yang berbeda beda disesuaikan dengan angka kehidupan
layak didaerah tersebut.

2.3 Macam Macam Upah Perangsang Dan Contohnya

Sebagai bahan perbandingan untuk lebih dipahami mengenai sistem upah perangsang
yang mana yang paling dianggap baik oleh pimpinan perusahaan, untuk diterapkan pada kondisi
perusahaan yang ada, sesuai dengan modal dan peralatannya agar mencapai sukses dalam
berproduksi, berikut macam-macam sistem upah perangsang yang dikemukakan oleh para ahli :

1. Differential Piece-rate Plan dari Taylor


Sistem ini dikemukakan oleh Taylor yang pada pokoknya memberikan tambahan
upah per unit produksi bila karyawan dapat mencapai standard. Karyawan yang
bekerja selama satu minggu (40 jam) paling tidak harus berproduksi 4 units untuk
mencapai standard maka harga per unitnya $ 80.00. Dengan demikian bisa dilihat :

employee Units per week Price rate Weekly earnings


A………….. 3,6 $15.00 $54.00
B (standard) 4,0 $20.00 $80.00
C………….. 6,0 $20.00 $120.00
D………….. 8,0 $20.00 $160.00

1. The Rowan Plan


Sistem ini agak lebih baik dipandang dari para karyawan sebab telah dijamin
dengan upah dasar, dan preminya meliputi 20 sampai 50 % bagi karyawan yang dapat
melampaui standard. Misalnya kerja dalam satu minggu dengan ketentuan 40 jam,
upah dasarnya $ 80.00 dan standard produksinya adalah 4 units, sedang apabila
karyawan dapat menyelesaikan 6 units, maka akan diterima premi atau bonus sebagai
berikut :
1 minggu (40 jam) = 4 units = $ 80.00
1 unit 40 jam : 4 = 10 jam
1 minggu mendapat 6 units berarti = 60 jam
Waktu yang dihemat = 60 – 40 jam = 20 jam

Premi yang diterima  = $2.00 x 40 x (20/60) = $ 26.60  = (upah dasar x waktu


yang dihemat/waktu yang diperoleh)) Maka karyawan yang dapat menyelesaikan 6
units selama 1 minggu akan mendapatkan upah sebesar $ 80.00 + $ 26.60 = $ 106.60.

6
Employee Units Time Time Percen Percent Hourly Weekly
per taken saved normal normal rate earnings
week per per time time
piece, piece, taken saved
hours hours per per
piece piece
A……… 3,6 11,1 …… 111,1 ……… $2.00 $80.00
B……… 4,0 10,0 …… 100,0 ……… $2.00 $80.00
C……… 6,0 6,7 3,3 66,7 33,3 $2.66 $106.00
D……… 8,0 5,0 5,0 50,0 50,0 $3.00 $120.00

2. The Gantt Task and Bonus System Gantt


memberikan bonus (premi) jika karyawan telah menyelesaikan 90 % dari standard
yang telah ditetapkan. Bonus itu diatur melalui dua macam. Pertama, bonus yang
diberikan antara 90 – 100 % dan untuk itu diberikan 20 %. Sedang bonus diatas 100
% diberikan 33 1/3 %. Oleh Dale Yoder (1955) dikatakan bahwa sistem ini tidak
diterapkan secara kaku, akan tetapi menurut keadaan setempat. Biasanya (yang sangat
umum) baru setelah mencapai standard produksi 100 % diberi bonus 20 %, demikian
juga bonus diatas 100 %. Suatu misal, karyawan yang bekerja selama satu minggu dia
akan dapat hasil sebagai berikut. Jika tak dapat melampaui standard dia akan
menerima upah = jumlah jam kerja x upah per jam. Bagi yang melampaui standard
upahnya menjadi = jumlah jam x (upah per jam + bonus per jam). Andaikan
karyawan mendapat 3.6 unit atau 4.6 atau 8 unit, maka upah yang akan diterima bisa
dilihat :

Employee Units Standar Wage Premiu Weekly Labor


perweek d hours for time m earnings cost
allowed allowed per
piece
A…….. 3,6 36 $80.00 ……..... $80.00 $22.00
B…….. 4,0 40 $80.00 $16.00 $96.00 $24.00
C…….. 6,0 60 $120.00 $24.00 $144.00 $24.00
D…….. 8,0 80 $160.00 $32.00 $192.00 $24.00

3. The Halsey Plan Sistem Halsey


ini serupa dengan sistem Rowan, hanya cara memberikan premi bagi karyawan
yang dapat melampaui standard tetap yaitu 50 %. Seandainya upah dasar 1 minggu
(40 jam) sama dengan $ 80.00 standard produksinya 4 units, padahal seorang
karyawan bisa menyelesaikan 6 units dalam waktu 1 minggu maka ia akan mendapat
premi sebagai berikut : = 6 - 4 x (80/4) x 50%       = $ 2.00 Namun bagi karyawan
yang tidak dapat melampaui standard tidak begitu khawatir, sebab jaminan upah

7
minimal sistem ini akan diberikan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
dapat dilihat :

Employee Unit Time Time Hours Base Premium Weekly


per taken saved saved wage for time ernings
week per per saved
piece, piece,
hours hours
A……… 3,6 11,1 ……. None $80 ……….. $80
B……… 4,0 10,0 ……. None $80 ……….. $80
C……… 6,0 6,7 3,3 20 $80 $ 20 $100
D……… 8,0 5,0 5,0 40 $80 $ 40 4120

4. Sistem Jasa Produksi


Sistem ini memberikan jasa kepada setiap karyawan yang bekerja aktif paling
tidak tega bulan sebelum penutupan pembukuan pada tiap-tiap akhir tahun. Jasa ini
diberikan dalam bentuk uang, jumlahnya menurut tingkatan gaji karyawan masing-
masing. Kadangkadang jasa produksi ini tiga kali lebih besar daripada gaji yang
mereka terima tiap bulan, kadang-kadang hanya dua kali lipat, ataupun sering juga
sama dengan gaji karyawan tiap bulan. Hal ini sangat tergantung keuntungan bersih
pada perhitungan akhir tahun. Jika karyawan baru bekerja aktif selama 4 bulan, maka
jasa produksi dari karyawa itu besarnya = 4/12 kali yang seharusnya dia terima satu
tahun. Sistem jasa produksi ini telah berlaku di beberapa perusahaan besar di
Indonesia.

2.4 Syarat Syarat Sistem Upah Yang Baik

Realisasi dari suatu rencana upah yang sehat tidak akan terealisisr tanpa terlebih dahulu
merealisisr rencana dan sistem upah yang baik. Dengan kata lain, besarnya upah tergantung
sepenuhnya pada baik buruknya rencana dan sistem upah yang ditetapkan. Halsey mengajukan
beberapa macam syarat untuk dipenuhi terhadap rencana dan sistem upah yang baik, yaitu :

1. Adil bagi pekerja dan pimpinan perusahaan. Artinya karyawan jangan sampai
dijadikan alat pemerasan dalam mengejar angka-angka produksi karyawan
2. Sistem upah sebaiknya bisa mempunyai potensi untuk mendorong semangat kerja
karyawan dalam produktivitas kerja
3. Selain upah dasar (standard) perlu disediakan pula upah perangsang sebagai imbalan
tenaga yang dikeluarkan oleh karyawan

8
4. Sistem upah itu sebaiknya harus mudah dimengerti artinya jangan berbelit-belit
sehingga karyawan akan sulit memahaminya. Ini penting untuk menghilangkan
adanya kesan prasangka bagi karyawan terhadap perusahaan

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahsan mengenai pengupahan
adalah sebagai berikut:

1) Upah adalah hak pekerjaan atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja.

2) UMRberbeda beda di setiap daerah karena disesuaikan dengan angka kehidupan layak
didaerah tersebut. Kalau tidak disesuikan akan mengakibatkan kesenjangan sosial yang
tinggi.

3) Berikut macam macam upah perangsang :

1. Differential Piece-rate Plan dari Taylor


2. The Rowan Plan
3. The Gantt Task and Bonus System Gantt
4. The Halsey Plan Sistem Halsey
5. Sistem Jasa Produksi

4. Syarat Syarat Sistem Upah Yang Baik

Halsey mengajukan beberapa macam syarat untuk dipenuhi terhadap rencana dan sistem
upah yang baik, yaitu :

1. Adil bagi pekerja dan pimpinan perusahaan. Artinya karyawan jangan sampai
dijadikan alat pemerasan dalam mengejar angka-angka produksi karyawan
2. Sistem upah sebaiknya bisa mempunyai potensi untuk mendorong semangat kerja
karyawan dalam produktivitas kerja
3. Selain upah dasar (standard) perlu disediakan pula upah perangsang sebagai imbalan
tenaga yang dikeluarkan oleh karyawan
4. Sistem upah itu sebaiknya harus mudah dimengerti artinya jangan berbelit-belit
sehingga karyawan akan sulit memahaminya. Ini penting untuk menghilangkan
adanya kesan prasangka bagi karyawan terhadap perusahaan.

10
3.2 saran

kami selaku penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan tentunya masih banyak sekali kekukarangan dalam pembuatan makalah ini. Hal
ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan kami .

oleh karena itu, kami selaku penulis makalah ini sangat mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami
khususnya penulis dan pembaca pad umumnya

11
Daftar pustaka

http://anapriangga.blogspot.com/2010/12/masalah-upah

https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/upah-kerja

https://blog.ruangguru.com/macam-sistem-upah-di-indonesia

https://www-simulasikredit-com.cdn.amppoject.org

https://bisnis-tempo-co.cdn.ampproject.org

12

Anda mungkin juga menyukai