Anda di halaman 1dari 11

ASAS-ASAS HUKUM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Dosen Pengampu : Dr, Mashudi, M.Ag.

Disusun Oleh :
1. Maulana Eka Wardhana ( 1902026038 )
2. Ranti Milenia ( 1902026051 )
3. Anindita Tresa Valerina ( 1902026068 )

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN WALISONGO SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena tas rahmat dan karunianya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ASA –ASAS HUKUM.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan mata kuliah
Pengantar Ilmu Hukum di Unniversitas Islam Negeri Walisongo.Dalam penulisan ini kami
berterima kasih kepada orang-orang yang telah mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas
kami.
Akhirnya kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah
Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................


DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………..

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….

C. TUJUAN MASALAH…………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................


A. PENGERTIAN ASAS HUKUM ......................................................................................
B. SISTEM HUKUM……………………………………………………………………….

C. MACAM-MACAM SISTEM HUKUM………………………………………………….

D. PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM………………………………………

E. PENDEKATAN FILOSOFIS……………………………………………………………

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia hukum, kita mengenal berbagai hal yang berkaitan dengan hukum itu
sendiri.Mulai dari pengertian asas hukum, sistem hukum, macam-macam sistem hukum,
pengawasan dan penegakan hukum, dan pendekatan filosofis. Kami sebagai penulis akan
mencoba untuk membahasnya dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum.

Karena asas-asas hukum dan sistem hukum pada prinsipnya adalah mengatur
bagaimana didalam masyarakat tidak selalu terjadi konflik, apa yang harus dilakukan agar
tidak terjadi konflik, dan kalaupun terjadi bagaimana cara menyelesaikan konflik tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian asas hukum?


2. Bagaimana sistem hukum itu?
3. Seperti apa pengawasan dan penegakan hukum?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian asas hukum


2. Mengetahui sisstem hukum
3. Untuk mengetahui macam-macam sistem hukum
4. Untuk mengetahui pengawasan dan penegakan hukum
5. Untuk mengetahui pendekatan filosofis
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASAS HUKUM


Asas hukum merupakan dasar pikiran dari undang-undang.Asas hukum bukan
merupakan hukum konkrit, melainkan merupakan pikirandasar yang umum dan abstrak,
atau merupakan latar belakang peraturankonkrit yang terdapat di dalam dan di belakang
setiap sistem hukum yangterjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan
hakim yangmerupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat
umum dalam peraturan konkrit tersebut. Atau lebih ringkasnya, asas hukummerupakan
latar belakang dari terbentuknya suatu hukum konkrit1.Mengandung nilai nilai etis yang
diakui oleh masyarakat.

Negara hukum adalah Negara yang berdasarkan hukum hukum memegang peranan
didalam Negara tersebut, yang berintikan unsur-unsur dan asas-asas dasar, sebagai berikut :

1. Asas pengakuan dan perlindungan martabat serta kebebasan manusia, kebebasan


individu, kelompok, masyarakat etnis , masyarakat nasional;
2. Asas kepastian hukum , warga masyarakat bebas dari tindakan pemerintah dan
pejabatnya yang tidak dapat diprediksi dan sewenang-wenang. Implementasiasas ini
menuntut dipenuhinya:
a) Syarat legaliitas dan konstitusional, tindakan pemerintah dan pejabatnya bertumpu
pada perundang-undangan dalam kerangka konstitusi.
b) Syarat Undang-Undang menetapkan berbagai perangkat aturan tentang cara
pemerintah dan para pejabatnya melakukan tindakan.
c) Syarat perundang-undangan hanya mengikat warga masyarakat setelah
diundangkan dan tidak berlaku surut(Non Retroaktif).
3. Asas peradilan bebas terjaminnya obyektifitas,imparsialitas,adil dan manusiawi.
4. Asas bahwa Hakim tidak boleh menolak mengadili perkara dengan alas an hukum
tidak ada atau tidak jelas (Asas Non Miquet)
5. Asas persamaan (Similia Similibus). Pemerintah dan pejabatnya harus memberikan
perlakuan sama kepada warganya dan Undang-Undang berlaku sama untuk semua
orang.
6. Asas Demokrasi yaitu berkenaan dengan cara pengambilan keputusan. Tiap warga
Negara memiliki kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk mempengaruhi
putusan dan tindakan pemerintah.
7. Asas Pemerintah dan Pejabatnya mengemban fungsi melayani rakyat.

1
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum Legal theory Dan Teori Peradilan Judicialprudance,
Kencana, Makasar, 2007, hlm. 55.
Bahwa asas dasar Negara hukum adalah terlindunginya kehidupan individu dan
kelompok, tidak adanya kesewenang-wenangan, pemberlakuan hukum tidak pandang bulu,
kebebasan ktitik membenagun kepada pemerintah dan pemerintah dan pejabatnya
beriorientasi pada kesejahteraan rakyat, dalam program dan implementasinya.

Azas yang diartikan sebagai dasar, alas, pondasi suatu kebenaran yang menjadi
pokok dasar atau tumpuan berfikir dan berpendapat. Sedangkan asas berlakunya Undang-
Undang :

a) UU tidak berlaku surut ;

b) Lex posterior derogate legi priori (UU yang kemudian membantu terdahulu);

c) Lex superior derogate legi infriori;

d) Lex specialis derogate legi generali;

e) UU tidak dapat diganggu gugat.

Asas hukum secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Asas hukum umum, ialah asas yang berhubungan dengan bidang hukum dan berlaku
untuk semua bidang hukum, yaitu:
a. Lex superior derogat legi inferiori, yaitu ketentuan yang lebih tinggi
mengesampingkan ketentuan yang lebih rendah. Asas ini sesuai dengan teori
tangga perundang-undangan dimana kekuatan mengikat suatu peraturan terletak
pada peraturan (norma) yang lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 7 UU
No.10 Tahun 2004,
b. Lex posterior derogate legi priori, yaitu ketentuan yang kemudian
mengesampingkan peraturan yang terlebih dahulu. Dengan kata lain, undang-
undang yang baru mengesampingkan undang-undang yang lama dan hanya
berlaku untuk peraturan yang sederajat. Contohnya : UU No.13 Tahun 1965
diganti dengan UU No.14 Tahun 1992 tentang UU Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan,
c. Lex specialis derogate legi generali, yaitu peraturan lebih khusus akan
mengesampingkan peraturan yang bersifat umum. Contohnya : KUH Dagang
dapat mengesampingka KUH Perdata dalam hal perdagangan.

2. Asas hukum khusus, ialah asas yang berfungsi dalam bidang yang lebih sempit
seperti dalam bidang hukum pidana, hukum perdata dsb.
B. SISTEM HUKUM
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai bagian atau komponen
dimana di antara bagian atau komponen tersebut saling mempengaruhi terhadap hasil
keseluruhan. Sistem Hukum berarti satu kesatuan yang utuh dari tatanan-tatanan yang
terdiri dari bagian/unsur yang saling berhubungan dan kait mengkait secara erat.
Begawan hukum , Paul Scholten mendefinisikan bahwa sistem hukum adalah
semua peraturan itu saling berhubungan, yang satu ditetapkan oleh yang lain peraturan
tersebut dapat disusun secara sistematik dan untuk yang bersifat khusus dapat dicarikan
aturan umumnya sehingga sampai pada azasnya. Oleh karena hukum terdiri dari sistem
dan sistem tersebut terdiri dari sub-sub sistem, maka menurut M. Freedman komponen
dalam sistem meliputi :
1. Unsur struktural yaitu bagian-bagian dari sistem hukum yang bergerak dalam suatu
mekanisme;
2. Unsur substansi yaitu hasil nyata yang diterbitkan oleh sistem hukum berupa. Secara
subtansial, menurutnys, hukum dapat dirinci menjadi dua , yakni :
a) hukuminconcreto,yaitu kaidah hukum individual, pengadilan menghukum
terpidana, polisi panggil saksi untuk proses verbal;
b) hukuminabstracto, yaitu kaidah hukum umum, contoh aturan hukum yang
tercantum UU (mis. Psl 362 KUHP tentang pencurian;
3. Unsur budaya: sikap tindak masyarakat beserta nilai-nilai yang dianutnya, jalinan
nilai sosial berkaitan dengan hukum beserta sikap tidak yang mempengaruhi hukum.

Sedangkan azas yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem hukum menurut Fuller
adalah:

a. harus mengandung aturan yang tidak hanya memuat keputusan yang bersifat
sementara
b. setelah selesai peraturan harus di umumkan;
c. berlaku asasfiksi;
d. tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut;
e. peraturan harus disusun dan dirumuskan dengan kata dan kalimat yang mudah
di mengerti;
f. peraturan tidak boleh mengandung tuntutan diluar kemampuan yang dapat
dilakukan

C. MACAM-MACAM SISTEM HUKUM


Berbagai macam sistem hukum yang dianut oleh berbagai Negara-negara didunia,
namun dalam sejarah dan perkembangannya ada 4 macam sistem hukum yang sangat
mempengaruhi sistem hukum yang diberlakukan diberbagai negara tersebut. Adapun
sistem hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Sistem Hukum Eropa Kontinental
Berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law=hukum Romawi).
Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum yang
berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar Yustinianus abad 5 (527-
565 M). Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang
ada sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar
dalam perumusan dan kodifikasi hukum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman,
Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan
Belanda) menurut sistwm ini setiap hukum harus dikodifikasikan sebagai dasar
berlakunya hukum dalam suatu negara. Prinsip utama atau prinsip dasar:

a. Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kotinental ialah bahwa
hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang
berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
b. Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum dapat
terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur
dengan peraturan tertulis,misalnya UU.
c. Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi “ tidak ada
hukum selain undang-undang”.

Dengan kata lain hukum selalu diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum


adalah undang-undang). Peran Hakim: a.Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam
menciptakan hukum baru, karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkaan
peraturan-peraturan yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya. Putusan Hakim:
putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang berperkara
saja (doktrinsres ajudicata) sebagaimana yusrisprudensi sebagai sistem hukum Anglo
Saxon (Mazhab/ Alirab Freie Rechtsbegung).

D. PENGAWASAN DAN PENEGAKKAN HUKUM


Penegakan hukum adalah kegiatan menyesuaikan hubungan nilai-nilai yang
terjabarkan dalam kaidah-kaidah atau pandangan-pandangan , untuk menciptakan
(sebagai sosial control) kedamaian pergaulan hidup.2Harapan penegakan tersebut, adalah
agar hukum dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Itu sebabnya, komitmen dari semua
elemen sangat dibutuhkan.
Komitmen dalam menegakkan hukum, setidaknya ada 3 unsur yang selalu perlu
diperhatikan,yaitu : kepastian hukum (Rechtsscherheit), kemanfaatan (Zweckmassigkeit)
dan keadilan (Gerechtigkeit).3Keharusan ditegakkannya hukum karena setiap orang

2
Purnadi Purbacaraka, Penegakan Hukum dalam mensukseskan pembangunan. BKPH Lampung. Penegakan Hukum
dalam mensukseskan pembangunan, Bandung,Alumni, 1977,hlm.32.
3
Sudikno Mertokusomo, Mengenal Hukum , Yogyakarta: Liberty, 1986,hlm. 130.
mengharapkan ditetapkannya hukum, karena setiap orang mengharapkan dietetapkannya
hukum dalam hal terjadinya peristiwa yang konkrit.4

E. PENDEKATAN FILOSOFIS
Secara filosofis, pengawasan dan penegakan hukum bertujuan untuk mewujudkan
kemaslahatan dan kemanfaatan bagi masyarakat seluas-luasnya.Itulah sebabnya, menurut
Sudikno Mertokusumo, masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau
penegakan hukum. Hukum adalah untuk manusia,5maka pelaksanaan hukum atau
penegakan hukum harus memberikan manfaat (kegunaan) dan maslahat (kebaikan) bagi
masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan timbul
keresahan didalam masyarakat.6Akhir-akhir ini istilah maslahat7sering digunakan pihak-
pihak tertentu. Selanjutnya lihat Dasar untuk menetapkan hukum tanpa mengindahkan
batasan dan kaidah yang baku(bi ghairi hududin wa laa dlawabith). Padahal, kriteria
maslahat adalah terpeliharanya lima kebutuhan primer (al-dharuriyyat al-khams), yaitu
agama,akal jiwa, harta, dan keturunan.8

4
Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku; pada dasarnya tidak dibolehkan menyimpang: fiat justitia et
pereat mundus (meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan).
5
Tafsiran dari statemen tersebut adalah bahwa kehadiran hukum sedapat mungkin diabdikan untuk membuat
kehidupan manusia ini menjadi sejahtera , damai, bebas dari tekanan dan dengan demikian kehidupannya
mengalami peningkatan. Selanjutnya simak tujuab akhir dari teori hukum progresif-nya Prof. Satjipto Rahardjo.
6
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum..op. Cit., hlm.130-131
7
Itulah sebabnya Dr. M. Said Ramadan al-Buthi (Guru Besar pada Fakultas Syariah al-Azhar Kairo Mesir dan
Damaskus) menegaskan bahwa takaran atau parameter maslahat adalah syariah (Qur’an dan Hadits) bukan atas
dasar rasio belaka. Jadi harus diselaraskan dengan maqashid al-syariah(tujuan umum hukum islam). Lihat M. Said
Ramadan al-Buti, Dlawabith al-Maslahah fi a-Syariah al-Islamiyyah, Beirut: Muassasat al-Risalat, 1990, hlm. 33
dst., disamping itu juga sebagai upaya untuk mewujudkan keadilan masyarakat. Lihat Sayyid Qutb, al-‘Adalah al-
Ijtima’iyyah fi al-Islam, Beirut: Dar al-Katib al-Arabi , tt., hlm. 22 dst., serta maslahat yang tidak hanya berhenti
pada nash qath’I. lihat M. Abu Zahrah , Ushul al-Fiqh…, op. Cit., Beirut: Daral-Fikr al-Arabiy, tt., hlm. 286-287.
Pertimbangan criteria maslahat Musyawarah Nasional MUI VII, pada tanggal 19-22 jumadil akhir 1426 H/ 26-29
juli 2005 M.
8
Rekomendasi/Taushiyah Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia, sebagaimana dalam Himpunan
Keputusan Musyawarah Nasional Vll Majelis Ulama Indonesia, 2005 , hlmn. 156
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Asas hukum merupakan latar belakang dari terbentuknya suatu hukum konkrit.Asas
hukum merupakan dasar pikiran dari undang-undang.Mengandung nilai nilai etis yang
diakui oleh masyarakat.
Asas-asas hukum yaitu : 1) Asas pengakuan dan perlindungan HAM, 2) Asas
kepastian hukum, 3) Asas peradilan bebas, 4) Asas bahwa Hakim tidak boleh menolak
mengadili perkara dengan alas an hukum tidak ada atau tidak jelas, 5) Asas persamaan
(Similia Similibus), 6) Asas Demokrasi, 7) Asas Pemerintah dan Pejabatnya mengemban
fungsi melayani rakyat.
Asas hukum secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1) Asas hukum
umum, yaitu asas yang berhubungan dengan bidang hukum dan berlaku untuk semua
bidang hukum (Lex superior derogat legi inferiori,Lex posterior derogate legi priori,
Lex specialis derogate legi general), 2) Asas hukum khusus, ialah asas yang berfungsi
dalam bidang yang lebih sempit seperti dalam bidang hukum pidana, hukum perdata dsb.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai bagian atau komponen
dimana di antara bagian atau komponen tersebut saling mempengaruhi terhadap hasil
keseluruhan. Sistem Hukum berarti satu kesatuan yang utuh dari tatanan-tatanan yang
terdiri dari bagian/unsur yang saling berhubungan dan kait mengkait secara erat.

Penegakan hukum adalah kegiatan menyesuaikan hubungan nilai-nilai yang


terjabarkan dalam kaidah-kaidah atau pandangan-pandangan , untuk menciptakan (sebagai
sosial control) kedamaian pergaulan hidup.9Harapan penegakan tersebut, adalah agar
hukum dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Itu sebabnya, komitmen dari semua elemen
sangat dibutuhkan.

Secara filosofis, pengawasan dan penegakan hukum bertujuan untuk mewujudkan


kemaslahatan dan kemanfaatan bagi masyarakat seluas-luasnya.

9
Purnadi Purbacaraka, Penegakan Hukum dalam mensukseskan pembangunan. BKPH Lampung. Penegakan
Hukum dalam mensukseskan pembangunan, Bandung,Alumni, 1977,hlm.32.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali Menguak Teori Hukum Legal theory Dan Teori Peradilan Judicialprudance,
Kencana, Makasar, 2007, hlm. 55.

Purnadi Purbacaraka Penegakan Hukum dalam mensukseskan pembangunan. BKPH Lampung.


Penegakan Hukum dalam mensukseskan pembangunan, Bandung,Alumni, 1977,hlm.32.

Sudikno Mertokusomo, Mengenal Hukum , Yogyakarta: Liberty, 1986,hlm. 130.

Dr, H. Mashudi, M.Ag. 2015. Pengantar Ilmu Hukum Menggagas Hukum Progresif. Semarang:
CV.Karya Abadi Jaya.

A, Mukthie Fadjar.2018. Negara Hukum dan Perkembangan Teori Hukum. Malang: Intrans
Publishing.
Prof. Dr. Donald Albert Rumokoy, S.H., M.H., Frans Maramis, S.H., M.H. 2014.Pengantar Ilmu
Hukum. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.
https://ahmadwahyumaruto.blogspot.com/2017/01/asas-asas-hukum.html diakses pada tanggal
11 oktober 2019.
http://repository.unpas.ac.id/11732/4/10.%20BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 11 oktober
2019.

Anda mungkin juga menyukai