Anda di halaman 1dari 9

Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampun : Ismail Marzuki, M.A.Hk.


Disusun Oleh :
Ghina Nafsiyah (1902026037)
Putri Maharani (1902026065)
Laitsa Nailil Amani (1902026070)
Ranti Milenia (1902026051)
Ahmad Akbar Rudin (1902026050)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
APA YANG DIMAKSUD DENGAN ORMAS?
Pemerintah merevisi sedikit definisi ormas dengan menambahkan UUD 1945 pada
pasal 1:
Organisasi Kemasyarakatan yang selanjutnya disebut Ormas adalah organisasi
yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tqjuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Organisasi kemasyarakatan (ormas) dengan segala bentuknya telah hadir seiring
dengan sejarah bangsa. Dinamika ormas dengan segala kompleksitasnya menuntut
pengelolaan dan pengaturan hukum yang lebih tegas dan komprehensif. UU No. 8
Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang telah ada sebelumnya
dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan dinamika sehingga perlu
diganti.
Undang-Undang Ormas yang terbaru (UU No. 17 Tahun 2013) telah disepakati dan
disahkan menjadi UU oleh DPR RI guna mengatur keberadaan ratusan ribu ormas
yang terdapat dalam masyarakat. Di Indonesia terdapat sebanyak 139.957 ormas
dengan perincian: 65.577 tercatat di Kementerian Dalam Negeri, 25.406 di
Kementerian Sosial, 48.866 di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan
108 ormas asing di Kementerian Luar Negeri.
UU No. 17 Tahun 2013 selanjutnya akan didukung oleh peraturan pemerintah yang
mengatur berbagai hal seperti: tata cara pendirian dan pendaftaran ormas,
kepengurusan, keanggotaan, pendanaan, pengawasan, pemberlakuan sanksi,
penyelesaian sengketa organisasi, pendirian ormas oleh warga negara asing,
pencabutan status badan hukum serta pembubaran ormas, dan lain sebagainya.
Hak dan Kewenangan ORMAS

Pasal 20 Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan,


yaitu:
a. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri dan terbuka;
b. Memperoleh hak atas kekayaan intelektual untuk nama dan lambang ormas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Memperjuangkan cita-cita dan tujuan organisasi;
d. Melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi;
e. Mendapatkan perlindungan hukum terhadap keberadaan dan kegiatan
organisasi; dan
f. Melakukan kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah, swasta, ormas
lain, dan pihak lain dalam rangka pengembangan dan keberlanjutan organisasi.
Pasal 21 Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan,
yaitu:
a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan negara kesatuan
republik indonesia;
c. Memelihara nilai agama, budaya, moral, etika, dan norma kesusilaan serta
memberikan manfaat untuk masyarakat;
d. Menjaga ketertiban umum dan terciptanya kedamaian dalam masyarakat;
e. Melakukan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel; dan
f. Berpartisipasi dalam pencapaian tujuan negara
Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
Ormas dilarang :
Menggunakan nama, lambang, bendera, atau atribut yang sama dengan
nama,, lambang, bendera, atau atribut lembaga pemerintahan.
Menggunakan tanpa izin nama, lambang, bendera,Negara lain atau lembaga
/badan internasional menjadi nama, lambang, atau bendera ormas.
Menggunakan nama,lambang,bendera,atau tanda gambar yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhan nya dengan nama,lamban,
bendera atau tanda gambar ormas lain atau partai politik
Menerima dari atau memberikan kepada pihak manapun sumbangan dalam
bentuk apapun yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. Mengumpulkan dana untuk partai politik.
Melakukan tindakan pemusuhan terhadap suku,agama,ras,atau
golongan,melakukan penyalah gunaan,penistaan ,atau penodaan terhadap
agama yang di anut di Indonesia,melakukan tindakan kekerasan, menggangu
ketentraman dan ketertiban umum,atau merusak fasilitas umum dan fasilitas
sosial atau melakukan kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang penegak
hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Ormas dilarang
Menggunakan nama,lambang,bendera,atau symbol organisasi yang
mempunyai persamaan pada pokoknya / keseluruhan nya dengan
nama,lambang ,bendera,simbol organisasi gerakan separatis atau organisasi
terlarang,melakukan kegiatan separatis yang mengancam kedaulatan Negara
kesatuan republik Indonesia atau menganut,mengembangkan,serta
menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan pancasila.
Peringatan dalam Perppu Ormas

Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud, dalam Perppu ini dijelaskan,


diberikan hanya 1 (satu) kali dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal
diterbitkan peringatan. Dalam hal Ormas tidak mematuhi peringatan tertulis dalam
jangka waktu sebagaimana dimaksud, Menteri (Mendagri, red) dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia
sesuai dengan kewenangannya menjatuhkan sanksi penghentian kegiatan.
Dalam hal Ormas tidak mematuhi sanksi penghentian kegiatan sebagaimana
dimaksud, Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum dan hak asasi manusia sesuai dengan kewenangannya melakukan
pencabutan surat keterangan terdaftar atau pencabutan status badan hukum,
tegas dalam Pasal 62 ayat (2) Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Pencabutan status badan hukum Ormas sebagaimana dimaksud, menurut Pasal
80A, sekaligus diyatakan bubar berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan)
Sanksi.

Ormas yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dijatuhi


sanksi administratif dan/atau sanksi pidana ditegaskan dalam Pasal 60 Perppu
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud, menurut Perppu ini, terdiri atas:
• Peringatan tertulis;
• Penghentian kegiatan; dan/atau
• Pencabutan surat keterangan terdaftar atau pencabutan status badan hukum.
Pemerintah merevisi juga pasal 60, untuk mencantumkan sanksi
pidana bagi ormas yang melanggar ketentuan. Padahal di UU Ormas tidak ada
ketentuan pidana. Begitu juga ada revisi di Pasal 61 tentang sanksi pencabutan
keterangan terdaftar dan status badan hukum ormas, Pasal 62, Pasal 63-81
(masih tentang sanksi) dalam UU Ormas, dihapus dalam Perppu. Namun
pemerintah menambah satu pasal yaitu Pasal 80A.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan


oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa. Materi
muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah
sama dengan materi muatan Undang-Undang.
Perppu ditandatangani oleh Presiden. Setelah diundangkan, Perppu
harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut, dalam bentuk
pengajuan RUU tentang Penetapan Perppu Menjadi Undang-
Undang. Pembahasan RUU tentang penetapan Perppu menjadi
Undang-Undang dilaksanakan melalui mekanisme yang sama dengan
pembahasan RUU. DPR hanya dapat menerima atau menolak Perppu.
Jika Perppu ditolak DPR, maka Perpu tersebut harus dicabut dan
harus dinyatakan tidak berlaku, dan Presiden mengajukan RUU
tentang Pencabutan Perppu tersebut, yang dapat pula mengatur
segala akibat dari penolakan tersebut.
Kesimpulan

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara


Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat
dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan
pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.
Organisasi Masyarakat adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara.
Dalam melaksanakan organisasi, kita tetap harus berpegang teguh pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku pada. agama masing-masing. Apabila pada
masa perjuangan kemerdekaan tahun 1945 seluruh rakyat Indonesia mampu
beorganisasi dengan baik dan berhasil mencapai kemerdekaan, maka dalam
masa pembangunan untuk mengisi kemerdekaan, kita harus mampu
mewujudkan tujuan pembangunan nasional sebagaimana yang dicita-citakan
oleh seluruh rakyat Indonesia.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai