Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan
meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memiliki banyak ragam. Hal ini karena
bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh
karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan keperluannya, apa
pun latar belakangnya.
Pengertian ragam bahasa banyak dikemukakan oleh para ahli bahasa. Menurut
Bachman(1990) ragam bahasa diartikan sebagai variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topic yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,kawan bicara,
orang yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,kawan bicara,orang yang dibicarakan
serta menurut medium pembicara. Sementara itu , Fishman(1968) mengatakan bahwa suatu
ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum,tidak tertutup kemungkinan untuk
menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat
pengguna bahasa Indonesia . Oleh karena itu , perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang
norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan),
pelaku bicara, dan topic pembicaraan(Ramlan,1990;6). Beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya keragaman bahasa antara lain:
a) Faktor budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau tempat tinggal yang berbeda, seperti
wilayah Jawa,Papua,Sumatera,Kalimantan dan lain-lain.
b) Faktor sejarah
Setiap daerah mempunyai kebiasaan dari bahasa nenek moyang masing-masing yang
berbeda-beda.
c) Faktor geografis
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah pantai dan pegunungan
biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat, jelas dan intonasi volume suara
yang besar. Berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang tinggal
didaerah padat penduduk biasanya menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar karena
mayoritas penduduknya saling berdekatan sehingga bahasa yang digunakan cenderung
lebih kecil volume dan intonasi suaranya.
d) Faktor ilmu pengetahuan
Bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang berilmu dan berpendidikan tinggi akan
sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh orang-orang yang tidak pernah
mengenyam pendidikan atau berpendidikan rendah. Misalnya, bahasa yang digunakan
oleh rector atau dosen akan berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh tukang kebun
atau kuli bangunan.
2. Jenis-jenis Ragam Bahasa
a. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Tempat
Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah(logat/dialek). Luasnya
pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia
yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia
yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki
cirri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah
tampak pada pelafalan /b/ pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti
Bogor(mBogor), Bandung (mBandung), Banyuwangi (mBanyuwangi), Demak(nDemak)
dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafan /t/ seperti pada kata
ithu,kitha,canthik,dll.
b. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
Ragam bahasa berdasarkan penutur dapat dilihat dari sisi pendidikan. Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan( cendekiawan),
berbeda dengan yang tidak berpendidikan (bukan cendekiawan), terutama dalam
pemilihan kata (diksi) misalnya penggunaan kata ‘mampus’ digunakan oleh penutur yang
bukan cendekiawan,sementara kata maknanya sama misalnya kata ‘meninggal’
digunakan oleh penutur golongan cendekiawan. Di samping itu perbedaan tersebut dapat
dilihat dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah ,kompleks
vitamin,video,film,fakultas. Penutur yang bukan dari golongan cendekiawan mungkin
akan mengucapkan pitnah,komplek,pitamin,pideo,pilm,palkutas. Perbedaan ini juga
terjadi dalam bidang tata bahasa misalnya ‘mbawa’ seharusnya membawa, ‘nyari’
seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan
awalan yang seharusnya digunakan. Contoh:
1) Pak lurah baru saja mampus, (penutur bukan cendekiawan)
→
Pak lurah baru saja meninggal. (penutur cendekiawan)
2) Pideo itu banyak menceritakan tentang pitnah. (penutur bukan cendekiawan)
→
video itu banyak menceritakan tentang fitnah dunia. (penutur cendekiawan)
Ragam bahasa berdasarkan sarana atau media dapat dibedakan dalam ragam
bahasa lisan dan tulisan.
Bogor
d. Ragam Bahasa Berdasarkan Penggunaan
1.Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00(seratus
juta rupiah).