MAKALAH
Disusun oleh :
2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada
kita semua, sehingga kita masih diberi nikmat yang tidak dapat kita hitung berapa
jumlahnya. Sholawat serta salam kita hanturkan kepada junjungan kita Nabiyullah
Muhammad SAW, beliaulah panutan, suri tauladan serta imam kita yang
insyaaAllah kita nantikan syafaatnya di hari akhir kelak. Berkat rahmat Allah SWT
tim penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Ulumul Qur’an.
Makalah ini kami susun dengan seoptimal mungkin serta bantuan dari
beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah
ini masih ada banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Qashash Al-
Qur’an” dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui perantara malaikat jibril yang membacanya dinilai ibadah, diawali
dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas. Al-Qur’an merupakan
pedoman hidup umat manusia. Selain sebagai petunjuk, Al-Qur’an juga berisi kisah
masa lalu dan masa yang akan datang. Tujuan Allah SWT mewahyukan kisah-kisah
dalam al-Qur’an ini adalah untuk memberikan kita gambaran terhadap kehidupan
umat-umat terdahulu maupun memberikan gambaran mengenai masa depan. Dengan
tujuan kita bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut guna menjadikan diri
kita menjadi seorang muslim yang lebih baik.
Kandungan al-Qur’an tentang sejarah atau kisah-kisah disebut dengan istilah
Qashash al-Quran (kisah-kisah al-Qur’an). Bahkan ayat-ayat yang berbicara tentang
kisah jauh lebih banyak ketimbang ayat-ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini
memberikan isyarat bahwa al-Qur’an sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang
memang di dalamnya banyak mengandung pelajaran (ibrah). Sesuai firman Allah
pada Surat Yusuf ayat 111 yang artinya: Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah
cerita yang dibuat- buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya,
menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang yang
beriman1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Qashash Al-Qur’an?
2. Apa saja macam-macam kisah dalam Al-Qur’an?
3. Apa saja faedah kisah dalam Al-Qur’an?
1
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, terjemah Departemen Agama RI dan terjemah
Yusuf Ali, (Solo: Qomari, 2010), hlm. 248
4
BAB II
PEMBAHASAN
Maksud dari “mengikuti jejak” dalam ayat tersebut adalah keduanya kembali
ke belakang untuk mencari tau keadaan yang sebenarnya.
Qashash berarti berita yang berurutan. Firman Allah pada QS. Ali-Imran
ayat 62 berbunyi :
Artinya : “Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali-Imran : 62)5
2
Muhammad Ismail Ibrahim, Mu’jam Al-Alfazh wa A’lam Al-Qur’aiyyat (tt.:Dar Al-Fikr Al-‘Arabi, 1969), h. 140
3
Manna Khalil al-Qattan, op.cit.,h.305
4
M.H. Ma’rifat, Kisah-kisah Al-Qur’an Antara Fakta dan Metafora (Jakarta: Citra, 2013), h. 27
5
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, hlm. 58.
5
Serta QS Yusuf ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : “ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 11) 6
Qashah Al-Qur’an adalah pemberitaan tentang hal-hal ihwal umat yang telah
lalu, nubuwat( kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Al-
Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah
bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia
menceritakan semua keadaan dengan cara yang menarik dan sempurna. 7
a. Kisah hal-hal gaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub al- madhiyah).8
6
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, hlm. 248.
7
Mudzahir AS, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Pustaka Litera Antar Nusa,2015), h. 437.
8
Moh. Nasrudin, M.Pd. I. 2019. Ulumul Qur’an Untuk Mahasiswa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pekalongan :
Penerbit NEM, h. 205
6
َﺼﻤُﻮن
ِ َﻚ ۚ َوﻣَﺎ ُﻛﻨْﺖَ ﻟَ َﺪ ْﯾ ِﮭ ْﻢ إِ ْذ ﯾُ ْﻠﻘُﻮنَ أَﻗ َْﻼ َﻣﮭُ ْﻢ أَﯾﱡﮭُ ْﻢ ﯾَ ْﻜﻔُ ُﻞ ﻣَﺮْ ﯾَ َﻢ َوﻣَﺎ ُﻛﻨْﺖَ ﻟَ َﺪ ْﯾ ِﮭ ْﻢ إِ ْذ ﯾَﺨْ ﺘ
َ ﺐ ﻧُﻮﺣِﯿ ِﮫ إِﻟَ ْﯿ
ِ ﻚ ﻣِﻦْ أَ ْﻧﺒَﺎ ِء ا ْﻟ َﻐ ْﯿ
َ َِٰذﻟ
Artinya : “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang
Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir
beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk
mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu
tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.” (QS Ali Imran : 44)
Kisah yang menerangkan hal gaib pada masa sekarang, (meski sudah ada
sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan menyingkap
rahasia orang munafik.Contoh:
1) Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar (QS. Al-
Qadar ayat 1-5)
2) Kisah tentang kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin, atau iblis
(QS. Al-A’raf ayat 13-14)
Kisah hal-hal gaib pada masa yang akan datang (al-qashashul ghuyub al-
mustaqbilah).
9
Ada sebagian mufassir yang mengartikan anak panah. Artinya undian itu dilakukan dengan melempar anak
panah. Lihat Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, h. 612
10
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, hlm. 55.
7
ﺼﺮِﯾﻦَ َﻻ ﺗَ َﺨﺎﻓُﻮنَ ۖ ﻓَ َﻌﻠِ َﻢ ﻣَﺎ
ﷲُ آ ِﻣﻨِﯿﻦَ ُﻣ َﺤﻠﱢﻘِﯿﻦَ ُرءُو َﺳ ُﻜ ْﻢ َو ُﻣﻘَ ﱢ
ﻖ ۖ ﻟَﺘَ ْﺪ ُﺧﻠُﻦﱠ ا ْﻟ َﻤ ْﺴ ِﺠ َﺪ ا ْﻟ َﺤ َﺮا َم إِنْ ﺷَﺎ َء ﱠ
ﷲُ َرﺳُﻮﻟَﮫُ اﻟﺮﱡ ؤْ ﯾَﺎ ﺑِﺎ ْﻟ َﺤ ﱢ ق ﱠ َ ﺻ َﺪ
َ ﻟَﻘَ ْﺪ
ﻚ ﻓَ ْﺘﺤًﺎ ﻗَﺮِﯾﺒًﺎ َ ِﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﻌﻠَﻤُﻮا ﻓَ َﺠ َﻌ َﻞ ﻣِﻦْ دُو ِن َٰذﻟ
Al – Qur’an juga menjelaskan kisah tentang datangnya hari kiamat seperti yang
diungkapkannya dalam QS. Al-Qari’ah, QS. Al-Zalzalah dan lainnya. Selain itu juga
menjelaskan tentang kehidupan di surga dan di neraka seperti di ungkapkan dalam QS. Al-
Ghasiyah, QS. Al-Kahfi dan lainnya. 11
Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran
mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, jika Allah menghendaki
dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang
kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan selain
itu Dia telah memberikan kemenangan yang dekat.12 , 13
11
Moh. Nasrudin, M.Pd. I. 2019. Ulumul Qur’an Untuk Mahasiswa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pekalongan :
Penerbit NEM, h. 206
12
Beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah, Nabi Muhammad saw. bermimpi bahwa beliau
bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebagian mereka
menggundul rambut dan sebagian lagi memendekkannya. Nabi mengatakan bahwa beliau itu nanti akan
terjadi. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslimin, orang- orang munafik, serta orang-orang
Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi “Perjanjian Hudaibiyah” dan kaum muslimin pada waktu itu tidak
sampai memasuki Mekah, maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa
mimpi yang beliau katakan pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang
menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan pada tahun yang akan datang.
Sekiranya pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslimin memasuki kota Mekah,
maka keselamatan orang- orang yang menyembunyikan imannya yang berada di kota Mekah pada
waktu itu merasa terancam. Lihat Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris , hlm. 634.
13
Qomari, Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, hlm. 514.
8
memusuhinya, serta tahapan-tahapan dakwah perkembangannya, dan akibat yang
menimpa orang beriman dan orang yang mendustakan para nabi.14 Contoh :15
1) Kisah Nabi Adam (QS. Al-Baqarah ayat 30-39; QS. Al-A’raf ayat 11)
3) Kisah Nabi Hud (QS. Al-A’raf ayat 65, 72, 50, 58)
4) Kisah Nabi Idris (QS. Maryam: 56-57; QS. Al-Anbiya ayat 85-86)
5) Kisah Nabi Yunus (QS. Yunus ayat 98; QS. Al-An’am ayat 86-87)
8) Kisah Nabi Musa (QS. Al-Baqarah ayat 49, 61; QS. Al-A’raf ayat 103-157)
10) Kisah Nabi Daud (QS. Saba ayat 10; QS. Al-Anbiya ayat 78)
11) Kisah Nabi Sulaiman (QS. An-Naml ayat 15, 44; QS. Saba ayat 12-14)
12) Kisah Nabi Ayub (QS. Al-An’am ayat 34; QS. Al-Anbiya’ ayat 83-84)
15) Kisah Nabi Ibrahim (QS. Al-Baqarah ayat 124, 132; QS. Al- An’am ayat 74-83)
14
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an (Rajawali Pers, 2013), h. 229
15
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 27-28.
9
21) Kisah Nabi Zakaria (QS. Maryam ayat 2-15)
23) Kisah Nabi Muhammad (QS. At-Takwir ayat 22-24, At-Taubah ayat 43-57)
c. Kisah yang berhubungan dengan kejadian pada masa lalu dan orang-orang yang tidak
disebutkan kenabiannya .
Kisah kesalehan orang-orang yang belum diketahui status kenabiannya agar
diteladani dan kisah tokoh-tokoh durjana masa lalu agar dijauhi dan tidak diikuti19
1) Kisah tentang Luqman (QS. Luqman ayat 12-13)
2) Kisah tentang Dzul Qarnain (QS. Al-Kahfi ayat 83-98)
3) Kisah tentang Ashabul Kahfi (QS. Al-Kahfi ayat 9-26)
4) Kisah tentang Thalut dan Jalut (QS. Al-Baqarah ayat 246-251)
5) Kisah tentang Maryam (QS. Maryam: 16-35)
6) Kisah tentang Yajuj Ma’juj (QS. Al-Anbiya’ ayat 95-97)
16
Moh. Nasrudin, M.Pd. I. 2019. Ulumul Qur’an Untuk Mahasiswa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pekalongan :
Penerbit NEM, h. 207
17
Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, hlm. 388
18
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, hlm. 30
19
Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2007), hlm. 144.
10
7) Kisah tentang Bangsa Romawi (Q.S. Ar-Rum ayat 2-4), dan kisah-kisah
lainnya.20
8) Kisah tentang Fir’aun (QS. Al-Baqarah ayat 49-50 dan lain-lain.
9) Kisah tentang Qorun (QS. Al-Qashash ayat 76-79 dan lain-lain)21
Contoh: kisah malaikat yang terdapat dalam QS. Hud ayat 69-83 yaitu yang
mengisahkan bahwa malaikat datang kepada nabi Ibrahim dan nabi Luth
Kisah Panjang
Contohnya kisah Nabi Yusuf a.s dalam QS. Yusuf yang hampir seluruh
ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf, sejak masa kanak-
kanak sampai dewasa dan memiliki kekuasaan.
Kisah yang Lebih Pendek dari Bagian yang Pertama (Sedang) Seperti
kisah Maryam dalam QS. Maryam, kisah Ashabul Kahfi dalam QS.
Al-Kahfi, kisah Nabi Adam dalam QS. Al-Baqarah dan QS. Thaha.
20
Ahmad Syadali, dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, hlm. 29.
21
Moh. Nasrudin, M.Pd. I. 2019. Ulumul Qur’an Untuk Mahasiswa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pekalongan :
Penerbit NEM, h. 208
11
Kisah Pendek
Kisah Futurolog
ﻚ ﻣِﻦْ َرﺳُﻮ ٍل إ ﱠِﻻ ﻧُﻮ ِﺣﻲ إِﻟَ ْﯿ ِﮫ أَﻧﱠﮫُ َﻻ إِ َٰﻟﮫَ إ ﱠِﻻ أَﻧَﺎ ﻓَﺎ ْﻋﺒُﺪُو ِن
َ َِوﻣَﺎ أَرْ َﺳ ْﻠﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻗَ ْﺒﻠ
Artinya : ”Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
22
Suhadi, Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011) hlm. 208-210.
23
Moh. Nasrudin, M.Pd. I. 2019. Ulumul Qur’an Untuk Mahasiswa Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pekalongan :
Penerbit NEM, h. 208-209
12
2. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan umatnya atas agama Allah Swt, memperkuat
kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya
serta hancurnya kebatilan dan juga para pembelanya. (QS. Hud ayat 120)
3. Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta
mengabadikan jejak peninggalannya
4. Menampakkan kebenaran Rasulullah dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakan
tentang hal ihwal orang-orang terdahulu sepanjang kurun dan generasi
5. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan
petunjuk yang mereka sembunyikan.24
6. Menanamkan akhlakul karimah dan budi yang mulia.
24
Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Pustaka Litera Antar Nusa,2015), h. 438
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut bahasa, kata qashash merupakan bentuk jamak dari kata qishah, yang berarti
mengikuti jejak atau menelusuri bekas atau cerita/kisah. Menurut istilah, Qashash al-
Qur’an merupakan kisah-kisah dalam Al- Qur’an yang menceritakan ihwal umat-
umat terdahulu dan nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.
3. Faedah (kegunaan) qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk memperkuat iman kita
terhadap kisah-kisah yang pernah terjadi pada zaman dahulu untuk dapat kita ambil
hikmah dari peristiwa tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
15