Anda di halaman 1dari 26

RAGAM DAN LARAS

BAHASA INDONESIA

03
Modul Ke :

Ragam bahasa berdasarkan media;


Ragam bahasa berdasarkan latar
belakang penutur; Laras bahasa; dan
Fakultas : Ragam bahasa ilmiah
TEKNIK

Program Studi :
TEKNIK
Winaria Lubis, S.Pd., M.Pd.
INFORMATIKA 081281225673
winarialubis@yahoo.co.id
PENGERTIAN RAGAM BAHASA
Ragam atau variasi bahasa adalah bentuk
atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri
linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi,
dan sintaksis.
Di samping ditandai oleh ciri-ciri linguistik,
timbulnya ragam bahasa yang juga ditandai
oleh ciri-ciri nonlinguistik, misalnya lokasi atau
tempat penggunaannya, lingkungan sosial
pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian
pemakai bahasa yang bersangkutan.
Lanjutan...
Bahasa Indonesia yang amat luas
wilayah pemakainya dan bermacam ragam
penuturnya, mau tidak mau, takluk pada
hukum perubahan. Arah perubahan itu
tidak selalu tak terelakkan karena kita pun
dapat mengubah bahasa secara berencana.
Faktor sejarah dan perkembangan
masyarakat turut pula berpengaruh pada
timbulnya sejumlah ragam bahasa
Indonesia.
Lanjutan...
Ragam bahasa yang beraneka macam itu
masih tetap disebut “bahasa Indonesia”
karena masing-masing berbagi teras atau
inti sari bersama yang umum. Ciri dan
kaidah tata bunyi, pembentukan kata, dan
tata makna umumnya sama. Itulah
sebabnya kita masih dapat memahami
orang lain yang berbahasa Indonesia
walaupun di samping itu kita dapat
mengenali beberapa perbedaan dalam
perwujudan bahasa Indonesianya.
RAGAM BAHASA BERDASARKAN MEDIA

Bila ditinjau dari media atau sarana yang


digunakan untuk menghasilkan bahasa,
ragam bahasa dibagi menjadi:
1) ragam bahasa lisan; dan
2) ragam bahasa tulis.
PERBEDAAN BAHASA LISAN DAN
BAHASA TULIS

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap


(organ of speech) dengan fonem sebagai
unsur dasar dinamakan ragam bahasa
lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan
ragam bahasa tulis.
Dalam ragam bahasa lisan kita
berurusan dengan lafal, dalam
ragam bahasa tulis kita
berurusan dengan tata cara
penulisan atau ejaan.
Contoh:
1. Ragam bahasa lisan.
- Zahra sedang baca surat kabar.
- Tapi, kau tak boleh nolak lamaran itu.
- Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan
lalu lintas.

2. Ragam bahasa tulis.


- Zahra sedang membaca surat kabar.
- Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran
itu.
- Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi
kemacetan lalu lintas.
RAGAM BAHASA BERDASARKAN
LATAR BELAKANG PENUTUR

Berdasarkan latar belakang penutur:


1) ragam daerah atau dialek yang
berkaitan dengan asal penutur;
2) ragam terpelajar dan tak terpelajar
yang berkaitan dengan tingkat
pendidikan penutur; serta
3) ragam resmi dan tak resmi berkaitan
dengan sikap penutur.
1. Ragam Dialek atau Ragam Daerah

Ragam dialek atau ragam daerah akan


mencerminkan asal penutur. Beberapa
kelompok suku bangsa di Indonesia memiliki
kekhasan berujar.
Orang Batak biasanya memiliki kesulitan
untuk mengujarkan bunyi e pepet atau [∂].
Mereka melafalkan bunyi e pepet atau [∂]
menjadi bunyi e taling atau [ӗ]. Contoh: kata
/b∂b∂rapa/ dilafalkan menjadi /bӗbӗrapa/,
kata /b∂k∂rja/ dilafalkan menjadi /bӗkӗrja/.
Lanjutan...
Lain halnya dengan orang Jawa, mereka
sering mengucapkan kata yang berawalan “b”
seperti Bandung, Bali, dan Bantul akan
dilafalkan dengan penambahan bunyi
sengau “m” sehingga terdengar di telinga
ucapan /mBandung/, /mBali/, dan /mBantul/.
Bunyi-bunyi berat seperti bunyi [b], [d], dan [j]
akan terdengar diucapkan /bh/, /dh/, dan /jh/.
Contoh: /bhawa/, /dhudhuk/, dan /jhadhi/
2. Ragam Terpelajar dan Tak Terpelajar
Penutur yang memiliki tingkat pendidikan
lebih tinggi relatif akan lebih terlatih dalam
berbahasa dibandingkan dengan penutur
yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
Hal ini disebabkan besarnya peluang
penutur pendidikan lebih tinggi untuk belajar
dan berlatih bahasa.
Ragam terpelajar, antara lain dapat dilihat
dari terpenuhinya kaidah pemakaian bahasa,
baik yang menyangkut struktur yang benar
maupun ujaran atau lafal yang benar
Cara Pelafalan Kata antara Ragam
Terpelajar dan Ragam Tak Terpelajar
Ragam Terpelajar Ragam Tak
Terpelajar
/mufakat/ /mupakat/
/tafsir/ /tapsir/
/fasilitas/ /pasilitas/
/vokal/ /pokal/
/pabrik/ /tabrik/
/fungsi/ /pungsi/
/kompleks/ /komplek/
/vitamin ce/ /pitamin se/
Bentuk Kata antara Ragam Terpelajar
dan Ragam Tak Terpelajar

Ragam Ragam Tak


Terpelajar Terpelajar
mencari nyari
membukakan bukain
menyetor nyetor
membawakan bawain
3. Ragam Resmi dan Ragam Tak Resmi

Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan


dalam situasi resmi, seperti pertemuan-
pertemuan, peraturan-peraturan, dan
undangan-undangan.
Ciri-ciri ragam bahasa resmi: 1) menggunakan
unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;
2) menggunakan imbuhan secara lengkap; 3)
menggunakan kata ganti resmi; 4)
menggunakan kata baku; 5) menggunakan
EYD/EBI; dan 6) menghindari unsur
kedaerahan.
Lanjutan...
Ragam tak resmi adalah bahasa yang
digunakan dalam situasi tak resmi, seperti
dalam pergaulan, dan percakapan pribadi,
seperti dalam pergaulan, dan percakapan
pribadi (Keraf, 1991: 6). Ciri- ciri ragam bahasa
tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi.
Contoh:
Bahasa yang digunakan oleh bawahan kepada
atasan adalah bahas resmi sedangkan bahasa
yang digunakan oleh anak muda adalah ragam
bahasa santai/tak resmi.
4. Ragam Bahasa Standar,
Semistandar, dan Nonstandard
Pembedaan antara ragam standar,
nonstandar, dan semistandar dilakukan
berdasarkan: (a) topik yang sedang
dibahas; (b) hubungan antarpembicara;
(c) medium yang digunakan; (d)
lingkungan; atau (e) situasi saat
pembicaraan terjadi.
Lanjutan...
Ciri yang membedakan antara ragam
standar, semistandar dan nonstandar
adalah: (a) penggunaan kata sapaan dan
kata ganti; (b) penggunaan kata tertentu; (c)
penggunaan imbuhan; (d) penggunaan kata
sambung (konjungsi); dan (e) penggunaan
fungsi yang lengkap.
LARAS BAHASA
Laras bahasa adalah ragam bahasa yang
digunakan untuk suatu tujuan atau pada
konteks sosial tertentu.
Halliday (1968) menyebut bahwa laras sebagai
variasi bahasa yang berlainan berdasarkan
fungsi. Laras akan senantiasa berubah
mengikut situasi. Dia telah membuat
penjenisan laras kepada tiga kategori yaitu: (1)
tajuk wacana (field of discourse), (2) cara
penyampaian wacana (mode of discourse); dan
(3) gaya wacana (style of discourse).
Lanjutan...
Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan
memiliki gaya tersendiri. Setiap laras
dapat disampaikan secara lisan atau tulis
dan dalam bentuk standar, semistandar,
atau nonstandar.

Laras bahasa yang akan kita bahas


dalam kesempatan ini adalah laras
ilmiah.
1. Laras Ilmiah
Laras ilmiah harus selalu menggunakan
ragam standar. Sebuah karya tulis ilmiah
merupakan hasil rangkaian gagasan yang
merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa,
gejala, dan pendapat.
Seorang penulis karya ilmiah menyusun
kembali pelbagai bahan informasi menjadi
sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu,
penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak
disebut pengarang melainkan disebut penulis
(Soeseno, 1981: 1).
Lanjutan...
Laras bahasa adalah kesesuaian antara
bahasa dan fungsi pemakaiannya.
Laras bahasa terkait langsung dengan
selingkung bidang (home style) dan
keilmuan, sehingga dikenallah laras
bahasa ilmiah dengan bagian sub-
sublarasnya.
Lanjutan...

Pembedaan di antara sub-sublaras bahasa


seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati
dari:
(1) penggunaan kosakata dan bentukan kata;
(2) penyusunan frasa, klausa, dan kalimat;
(3) penggunaan istilah;
(4) pembentukan paragraf;
(5) penampilan hal teknis;
(6) penampilan kekhasan dalam wacana.
Lanjutan...

Berdasarkan konsepsi laras bahasa


tersebut, laras bahasa ekonomi
mempunyai sub-sublaras bahasa
manajemen, sublaras akuntansi,
sublaras asuransi, sublaras
perpajakan, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, M.A.K. 1968. Language as Social


Semiotic: the social interpretation of
language and meaning. London: Edward
Arnold
Lubis, Winaria dan Dadi Waras Suhardjono.
2019. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Sahabat
Pena. ISBN 978-623-7440-11-6
Tarigan Henry Guntur. & Djago Tarigan. 1990.
Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Terima Kasih
Winaria Lubis, S.Pd., M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai