Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, nikmat, hidayah serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaian
penulisan Makalah ini dengan judul Otonomi daerah dan perkembangannya di
Kalimantan Tengah dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tanggung jawab kami selaku Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Palangka Raya Semester IV (empat) pada mata kuliah
Otonomi daerah dan perkembangannya di Kalimantan Tengah dalam Bidang
Pariwisata .
Kami menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, maka
tugas ini tidak dapat mungkin segera diselesaikan. Oleh karena itu ucapan terima
kasih yang setinggi-tingginya kami ucapkan kepada pihak yang telah membantu
kami dalam segala hal sehingga kami mampu menyelesaikan tugas ini.
Tak ada gading yang tak retak begitulah pepatah lama mengatakan. Oleh
karena itu sebagai manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah berikutnya.
Akhirnya semoga tugas ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi diri
kami pribadi dan pembaca pada umumnya.
Penyusun,
Kelompok II
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
B. Saran ...................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini tampaknya ada isu yang mendua terhadap sosok dan cara
kerja aparatur pemerintah berbagai daerah termasuk Kabupaten Kotawaringin
Barat salah satunya. pandangan pertama menganggap bahwa birokrasi
pemerintah ibarat sebuah perahu besar yang dapat menyelamatkan seluruh
warga masyarakat dari bencana banjir, ekonomi maupun politik. Bagaikan
dilengkapi oleh militer dan partai politik yang kuat, organisasi pemerintah
merupakan dewa penyelamat dan merupakan organ yang dikagumi masyarakat.
Pandangan ini didasarkan atas asumsi bahwa di dalam mengolah sumber daya
yang dimiliki, organisasi ini mengerahkan para intelektual dari beragam latar
belakang pendidikan sehingga keberhasilannya lebih dapat terjamin. Jadi
mereka berkesimpulan bahwa birokrasi pemerintah memegang peran utama,
bahkan peran tunggal dalam pembangunan suatu negara.
Pada sisi lain, pandangan kedua menganggap birokrasi pemerintah sering
menunjukkan gejala yang kurang menyenangkan. Bahkan hampir selalu
birokrasi pemerintah bertindak canggung, kurang terorganisir dan buruk
koordinasinya, menyeleweng, otokratik, bahkan sering bertindak korupsi. Para
aparatnya kurang dapat menyesuaikan diri dengan modernisasi orientasi
pembangunan serta perilakunyakurang inovatif dan tidak dinamis. Dalam
keadaan semacam ini, pemerintah biasanya mendominasi seluruh organ politik
dan menjauhkan diri dari masyarakat.
Berdasarkan dari kedua pandangan tersebut di atas, bahwa pada
pandangan pertama mungkin di ilhami dengan pengharapan yang muluk-muluk
dan berlebihan, yang dewasa ini mungkin sudah sangat jarang ditemukan,
sedangkan pada pandangan kedua merupakan suatu pandangan yang
berlebihan yang didasarkan pada prasangka buruk. Bisa juga terjadi kedua
pandangan tersebut bertentangan satu sama lain yang didasarkan pada
pengamatan yang mendalam dan evaluasi terhadap kondisi nyata aparatur
pemerintah.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang kami
ambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dari Kabupaten Kotawaringin Barat ?
2. Bagaimana Visi dan misi Kabupaten Kotawaringin Barat sebenarnya?
3. Apa pengertian dari otonomi daerah?
4. Apa saja yang menjadi faktor terjadinya penyelewengan Otonomi Daerah ?
5. Bagaimana Otonomi Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat ?
6. Bidang Pariwisata ?
4
BAB II
ISI
5
Mengenai M. Sahloel karena sesuatu hal tidak dapat hadir sehingga
akhirnya digantikan oleh Azhar Mukhtas. Kepala Daerah Swapraja Kotawaringin
berturut-turut adalah:
1. Basri, BA
2. Gusti Ahmad
3. M. Saleh
4. Abdul Muis
5. Rojani
6. Syukur
7. C. Mihing (Bupati KDH Tingkat II Ketua Barat yang Ke-I)
1. Dahlan Abbas
2. M. Abdullah Mahmud
3. Azhar Mukhtas
4. Ahmad Said
5. Djanuri
6. Gusti M. Sanusi
Mosi tersebut oleh sidang DPRDS dapat disetujui dan dikuatkan dengan
keputusan DPRDS Kabupaten Kotawaringin yang merupakan suatu resolusi
tertanggal Sampit, 30 Juni 1955 yang disampaikan kepada:
6
4. Bupati / Kepala Daerah Kotawaringin di Sampit
7
3. Kecamatan Arut Utara
4. Kecamatan Kotawaringin Lama
5. Kecamatan Pangkalan Lada
6. Kecamatan Pangkalan Banteng
1. Kesejahteraan Rakyat.
Terwujudnyapeningkatankesejahteraanrakyat, melaluipembangunanekonomi
yang berlandaskanpadakeunggulandayasaing, kekayaansumberdayaalam,
sumberdayamanusiadanbudayabangsa.Tujuanpentinginidikelolamelaluikemaj
uanpenguasaanilmupengetahuandanteknologi.
2. Keadilan.
Terwujudnyapembangunan yang adildanmerata, yang
dilakukanolehseluruhmasyarakatsecaraaktif, yang
hasilnyadapatdinikmatiolehseluruhbangsa Indonesia.
3. Jaya.
Terwujudnyakemajuandaerahdalamsegalabidangpembangunan yang
demokratis, berbudaya, bermartabatdanmenjunjungtinggikebebasan yang
bertanggungjawabsertahakasasimanusia.
8
Barat Tahun 2012-2016, selanjutnya dirumuskan kedalam program prioritas yang
merupakan langkah-langkah strategis paling penting dalam rangka mencapai visi
misi Bupati Kotawaringin Barat terpilih.
9
3.1 Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan otonomi daerah
adalah :
a. Belum dipahaminya hakekat otonomi daerah yang berakibat antara lain
munculnya ego daerah yang berlebihan.
b. Belum optimalnya sinergi pembangunan antar sektor dan antar sektor
dan daerah
c. Terbatasnya kemampuan aparatur daerah dalam pelayanan masyarakat.
d. Masih rendahnya kemampuan keuangan daerah dalam membiayai
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan.
e. Adanya konflik antar daerah mengenai penguasan sumber daya alam
dan aset ekonomi daerah.
3. 4 Program Pembangunan
Pelaksanaan Otonomi Daerah Program ini bertujuan meningkatkan
kemampuan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
10
pelaksanaan pembangunan dengan mengutamakan potensi daerah.
Kegiatannya meliputi:
a. Perencanaan pembangunan yang bertumpu pada kapasitas daerah.
b. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dan akuntabilitas
aparatur pemerintah.
c. Identifikasi, intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan
daerah.
d. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar daerah.
e. Peningkatan Kerjasama antara DPRD dan Pemda berdasar atas asas
kesetaraan.
11
Dampak Negatif
Disatu sisi otonomi daerah berpotensi menyulut konflik antar daerah satu
dengan yang lain.
Secara Umum
Dampak Positif
1) Setiap daerah bisa memaksimalkan potensi masing-masing.
2) Pembangunan untuk daerah yang punya pendapatan tinggi akan lebih
cepat berkembang.
3) Daerah punya kewenangan untuk mengatur dan memberikan kebijakan
tertentu.
4) Adanya desentralisasi kekuasaan.
5) Daerah yang lebih tau apa yang lebih dibutuhkan di daerah itu, maka
diharapkan dengan otonomi daerah menjadi lebih maju.
6) Pemerintah daerah akan lebih mudah mengelola sumber daya alam
yang dimilikinya, jika SDA yang dimiliki daerah telah dikelola secara
optimal maka PAD dan pendapatan masyarakat akan meningkat.
7) Dengan diterapkannya sistem otonomi dareah, biaya birokrasi menjadi
lebih efisien.
8) Pemerintah daerah akan lebih mudah untuk mengembangkan
kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut. (Kearifan lokal yg
terkandung dalam budaya dan adat istiadat daerah).
Dampak Negatif
1) Daerah yang miskin akan sedikit lambat berkembang.
2) Tidak adanya koordinasi dengan daerah tingkat satu karena merasa
yang punya otonomi adalah daerah Kabupaten/Kota.
3) Kadang-kadang terjadi kesenjangan sosial karena kewenangan yang di
berikan pemerintah pusat kadang-kadang bukan pada tempatnya.
4) Karena merasa melaksanakan kegiatannya sendiri sehingga para
pimpinan sering lupa tanggung jawabnya.
3.6. Cara Mengoptimalkan Pelaksanaan Otonomi Daerah
Pelaksanaan Otonomi Daerah yang seharusnya membawa perubahan
positif bagi daerah otonom ternyata juga dapat membuat daerah otonom
12
tersebut menjadi lebih terpuruk akibat adanya berbagai penyelewengan
yang dilakukan oleh aparat pelaksana Otonomi Daerah tersebut.
Penerapan Otonomi Daerah yang efektif memiliki beberapa syarat yang
sekaligus merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan
Otonomi Daerah, yaitu:
1. Manusia selaku pelaksana dari Otonomi Daerah harus merupakan
manusia yang berkualitas.
2. Keuangan sebagai sumber biaya dalam pelaksanaan Otonomi Daerah
harus tersedia dengan cukup.
3. Prasarana, sarana dan peralatan harus tersedia dengan cukup dan
memadai.
4. Organisasi dan manajemen harus baik.
Dari semua faktor tersebut di atas, faktor manusia yang baik adalah
faktor yang paling penting karena berfungsi sebagai subjek dimana faktor
yang lain bergantung pada faktor manusia ini. Oleh karena itu, sangat
penting sekali untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia karena
inilah kunci penentu dari berhasil tidaknya pelaksanaan Otonomi Daerah.
Selain itu, untuk mengoptimalkan pelaksanaan Otonomi Daerah harus
ditempuh berbagai cara, seperti :
1. Memperketat mekanisme pengawasan kepada Kepala Daerah.
Hal ini dilakukan agar Kepala Daerah yang mengepalai suatu daerah
otonom akan terkontrol tindakannya sehingga Kepala Daerah tersebut
tidak akan bertindak sewenang-wenang dalam melaksanakan tugasnya
tersebut. Berbagai penyelewengan yang dapat dilakukan oleh Kepala
Daerah tersebut juga dapat dihindari dengan diperketatnya mekanisme
pengawasan ini.
2. Memperketat pengawasan terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Pengawasan terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dapat
dilakukan oleh Badan Kehormatan yang siap mengamati dan
mengevaluasi sepak terjang anggota Dewan.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah wajib menyusun kode etik untuk
menjaga martabat dan kehormatan dalam menjalankan tugasnya.
13
Dengan berbekal ketentuan yang baru tersebut, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang telah jelas-jelas terbukti melanggar
larangan atau kode etik dapat diganti.
4. FAKTOR FAKTOR DALAM OTONOMI DAERAH
4.1. Faktor Pendukung Terselenggaranya Otonomi Daerah
Dalam pelaksanaannya, otonomi daerah merupakan desentralisasi
sebagian kewenangan dari pemeruntah pusat kepada pemerintah daerah
untuk dilaksanakan menjadi urusan rumah tangganya sendiri. Pemberian
otonomi kepada daerah haruslah didasarkan kepada faktor-faktor yang
dapat menjamin daerah yang bersangkutan mampu mengurus rumah
tangganya.
14
Pengembangan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, apabila
dikelola dengan secara optimal dapat menunjang pembangunan daerah
dan mewujudkan otonomi. Kemampuan daerah untuk membiayai diri
sendiri akan terus meningkat.
18
daerah dalam memberdayakan masyarakat maupun pelayanan serta memajukan
dan pengembangan di segala bidang.
Sejak diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
yang satu paket dengan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah, bangsa Indonesia sedang menghadapi suatu era perubahan
yang mendasar dalam pembangunan nasional. Perubahan tersebut pada
prinsipnya menyangkut penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih
mengutamakan pelaksanaan asas desentralisasi atau penyelenggaraan otonomi
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah setingkat kabupaten.
Dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah ke XIX pada hari Senin tanggal 27
April 2015dilaksanakan upacara bendera di lingkungan pemerintah kabupaten
(Pemkab)Kotawaringin Barat (Kobar) bertempat di halaman kantor Bupati
Kotawaringin Barat dipimpin oleh Asisten Pemerintahan & Kesra Sekretaris
Daerah Suyanto, SH, MH yang bertindak sebagai inspektur upacara,
yangbertema Menghadirkan Pemerintahan daerah yang Demokratis dan
Melayani Masyarakat dalam Mendorong terbentuknya Daya Saing, Kreativitas
dan Inovasi dengan Mengandalkan Kekhasan Daerah Demi Mewujudkan
Kesejahteraan Masyarakat. Dalam sambutan Menteri Dalam Negeri yang di
bacakan oleh inspektur upacara, disampaikan bahwa otonomi daerah adalah
hak. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Untuk itu pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah
harus dimaknai sebagai kesempatan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peran serta aktif seluruh pemangku
kepentingan di daerah.
Otonomi daerah dituntut untuk menumbuhkan kemandirian
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan daerah yang aspiratif, transparan dan
akuntabel. Otonomi daerah dituntut pula untuk mengharmoniskan pemanfaatan
berbagai sumber daya lokal dan kearifan daerah yang merefleksikan
perlunya kesiapan kapasitas pengetahuan dan keterampilan masyarakat,
terutama bagi generasi muda yang pada 15-20 tahun mendatang menghadapi
bonus demografi. Otonomi daerah juga ditantang untuk dapat mengelola daerah-
daerah otonom baru baik provinsi ,kabupaten dan kota. Saat ini terdapat 542
19
daerah otonom yang terdiri dari 34 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota. Jumlah
yang masif (dengan skala yang luas) ini di satu sisi memerlukan berbagai
pengaturan yang bersifat generik untuk menjamin sinergitas perencanaan dan
pembangunan secara nasional, di sisi lain,karakteristik setiap daerah, tetap
diakomodir termasuk bagi daerah yang bersifat khusus maupun istimewa.
Sinergitas perencanaan dan pembangunan di tingkat lokal dan nasional akan
menjamin upaya kita mewujudkan berbagai program jangka menengah dan
jangka panjang termasuk dalam menjadikan Indonesia sebagai poros maritim
dunia.
Budaya masyarakat yang adaptif dan terbuka terhadap orang luar dan
perubahan baru.
20
Banyak kebijakan dan peraturan baru di daerah yang tidak kondusif untuk
melakukan investasi.
Kota Pangkalan Bun mempunyai bandar udara yaitu lapangan udara iskandar.
jarak bandara dengan Kota Pangkalan Bun cuma 10 km. transportasi udara
melalui bandara Iskandar pangkalan bun bisa melayani penerbangan misalnya
semarang, jakarta, ketapang juga pontianak.
kotawaringin barat (kobar) terhitung salah satu tempat yang disiapkan untuk
menerima wisatawan baik domestik maupuan wisatawan manca negara.
21
kabupaten kotawaringin barat meliputi 10 ( sepuluh ) kecamatan, 156 desa juga
19 kelurahan.
disini ada beberapa obyek wisata yang menarik juga setelah di kenal di luar
negeri ibarat obyek wisata :
TNTP adalah surga bagi sebagian spesies hewan-hewan unik. Spesies yang
paling terkenal yang membuat Taman Nasional ini tersohor adalah Orang Utan
(Pongo Pygmaeus). Taman ini juga terkenal dengan populasi monyet proboscis
atau Bekantan (Nasalis Larvatus), seekor monyet besar yang diseluruh dunia
hanya dapat ditemukan di Kalimatan. Primata lain yang ditemukan ditaman ini
termasuk Agile Gibbon (Hylobates Agilis), monyet pemakan daun merah atau
langur marun (Presbytis Rubicunda), langur silver (Presbytis Cristata), monyet
pemakan kepiting atau makaw ekor panjang (Macaca Fascicularis), dan makaw
ekor babi (Macaca Nemestriana).
2. Pantai Kubu
Di tepi Teluk Kumai merupakan obyek wisata transito bagi wisatawan yang akan
menuju ke Taman Nasional Tanjung Puting. Di pantai ini terdapat kehidupan
binatang langka yaitu putri duyung dan pesut (lumba-lumba). Lokasi Objek
wisata pantai kubu merupakan aset pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.
22
4. tanjung keluang
Pantai Tanjung Keluang seluas 200 Ha terletak di ujung Pantai Kubu, terbentuk
dari hamparan pasir putih bersih dengan laut tenang, sangat cocok untuk
berenang dan berjemur sambil menikmati pesona pantai yang khas. Pantai ini
langsung menghadap ke Laut Jawa, dapat dicapai dengan perahu
penyebrangan (kelotok wisata) dalam waktu 30 menit dari Pantai Kubu.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
otonomi daerah, maka industri pariwisata merupakan salah satu alternatif yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber penerimaan daerah.
Adalah suatu langkah jitu jika industri pariwisata dipergunakan oleh daerah-
daerah di Indonesia yang miskin akan sumber daya alam sebagai suatu sarana
untuk meningkatkan PAD. Namun sebagai konsekuensinya, daerah-daerah
tersebut harus melakukan pengembangan-pengembangan terhadap potensi-
potensi pariwisata masing-masing daerah dengan mencari dan menciptakan
peluang-peluang baru terhadap produk-produk pariwisata yang diunggulkan.
Yang perlu mendapat perhatian bahwa pengembangan industri pariwisata
daerah terkait dengan berbagai faktor yang mau tidak mau berpengaruh dalam
perkembangannya. Oleh karena itu perlu diketahui dan dipahami apa saja faktor
yang sesuai faktual memegang peranan penting dalam pengembangan industri
pariwisata daerah khususnya dalam rangka penerapan otonomi daerah,
sehingga pads akhirnya pengembangan industri pariwisata daerah diharapkan
mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan PAD dan
mendorong program pembangunan daerah.
B. Saran
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberikan saran antara lain:
1. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan
antarsusunan pemerintahan dan antarpemerintah daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah.
2. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab tetap dijadikan acuan
dengan meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling
dekat dengan masyarakat.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.google.com/search?q=undang+undang+tentang+otonomi+daera
h&ie=utf-8&oe=utf-8
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah_di_Indonesia
3. https://www.google.com/search?q=badan+pusat+statistik+kabupaten+kotawa
ringin+barat&ie=utf-8&oe=utf-8
4. https://www.google.com/search?q=profil+kabupaten+kotawaringin+barat&ie=
utf-8&oe=utf-8
5. http://pde.kotawaringinbaratkab.go.id/?p=2945
6. http://kobarkab.bps.go.id/
26
27