DI SUSUN OLEH :
3. ANDRE MANULANG
5. YUSUF HENDRA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia dan juga untuk
khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan tentang hukum Indonesia yang
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Sebagai mahasiswa baru dan juga sebagai orang awam dalam menanggapi hukum yang ada.
Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan yang perlu terus kita belajar dan berlatih. Maka dari
itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca
makalah ini terutama Bapak/Ibu Dosen yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................................18
3.2 SARAN..........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
tolak ukur dari sebuah demokrasi. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam
merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa
kegiatan lain yang lebih bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan
seperti yang dikenal di dunia barat kurang diindahkan. Seperti Indonesia, perkembangan
Republik Indonesia ternyata masalah pokok yang kita hadapi adalah bagaimana dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya dapat mempertinggi tingkat kehidupan
ekonomi disamping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis.
pada pokok masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dimana
dari mereka sendiri, masih terbatas. Di beberapa negara yang rakyatnya apatis,
partisipasi mengalami jalan buntu , dapat terjadi dua hal yaitu “anomi” atau justru “
revolusi”. Maka melalui pemilihan umum yang sering didefenisikan sebagai “ pesta
kedaulatan rakyat”, masyarakat dapat secara aktif menyuarakan aspirasi mereka baik itu
aspirasi mereka pada salah satu partai peserta PEMILU yang dianggap dapat memenuhi ,
serta menjalankan aspirasi masyarakat tyang telah dipercayakan pada partai tersebut.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dan juga sebagai demokrasi yang sedang
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dan pemilu pun bisa difungsikan sebagai
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD RI
1945) menentukan : “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat.” Mana kedaulatan sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu
kekuasaan yang dalam taraf terakhir dan tertinggi wewenang membuat keputusan. Tidak ada satu
pasalpun yang menentukan bahwa negara Republik Indonesia adalah suatu negara demokrasi.
Namun, karena implementasi kedaulatan rakyat itu tidak lain adalah demokrasi, maka secara
implesit dapatlah dikatakan bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi.
Hal yang demikian wujudnya adalah, manakala negara atau pemerintah menghadapi masalah
besar, yang bersifat nasional, baik di bidang kenegaraan, hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya
ekonomi, agama “ semua orang warga negara diundang untuk berkumpul disuatu tempat guna
6
2.1.1 Pengertian Pemilu
Menurut teori demokrasi klasik, pemilu merupakan suatu Pengganti Tahta Kekuasaan
sehingga kekuasaan yang berasal dari rakyat dapat beralih menjadi kekuasaan negara yang
kemudian menjelma dalam bentuk wewenang pemerintah untuk memerintah dan mengatur
rakyat. Pemilihan Umum ini diselenggarakan di negara yang berbentuk Republik seperti halnya
Indonesia.
Secara Umum (Wikipedia) Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang - orang
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim Pemilihan umum tidak lain adalah suatu cara untuk
memilih wakil-wakil rakyat. Jika suatu negara yang menyebut dirinya sebagai negara demokrasi,
Bagir Manan Pemilhan umum yang diadakan dalam siklus lima tahun sekali merupakan saat
atau momentum memperlihatkan secara nyata dan langsung pemerintahan oleh rakyat. Pada saat
pemilihan umum itulah semua calon yang diingin duduk sebagai penyelenggara negara dan
Anonim (Tidak Diketahui) Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk
7
sebagai suatu cara atau sarana untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam
menjalankan pemerintahan.
memilih wakil rakyat dan wakil daerah untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat
dan memperoleh dukungan dari rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional suatu negara.
Selain itu pemilu juga bertujuan sebagai pelaksanaan dari HAM politik.
Pemilu dipandang sebagai bentuk paling nyata dari kedaulatan yang berada di tangan
rakyat serta wujud paling konkret partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh karena
itu,sistem dan penyelenggaraan pemilu selalu menjadi perhatian utama karena melalui penataan,
sistem dan kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar - benar mewujudkan
pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Penyelenggaraan Pemilu sangatlah penting bagi suatu
negara, hal ini disebabkan karena : a. Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat. b.
Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi. d. Pemilu
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi
8
2.2.1 Single-member constituency
satu daerah memilih atau wakil biasanya disebut Sistem Distrik. Sistem yang
mendasarkan pada kesatuan geografis. Jadi setiap kesatuan geografis yang biasanya disebut
distrik karena kecilnya daerah yang diliputi mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan
rakyat.
1. Kurang memperhitungkan adanya partai kecil dan golongan minoritas, apalagi jika golongan
2. Kurang representatif dalam arti bahwa calon yang kalah dalam suatu distrik, kehilangan suara-
1.Wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk distrik, sehingga hubungannya dengan
2. Lebih mendorong kearah integrasi partai-partai politik karena kursi yang diperebutkan dalam
setiap distrik pemilihan hanya satu. Mendorong partai-partai untuk menyisihkan perbedaan
Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang. Gagasan pokok dari sistem ini adalah bahwa
9
jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu golongan atau partai adalah sesuai dengan jumlah suara
yang diperolehnya.
b. Wakil yang terpilih merasa dirinya lebih terikat kepada partai dan kurang merasakan loyalitas
c. Mempersukar terbentuknya pemerintah yang stabil, oleh karena umumnya harus mendasarkan
a. System propotional di anggap representative, karena jumlah kursi partai dalm parlemen sesuai
b. System ini di anggap lebih demokatis dalam arti lebih egalitarian, karena praktis tanpa ada
distorsi.
Di Indonesia pada pemilu kali ini, tidak memakai salah satu dari kedua macam sistem
pemilihan diatas, tetapi merupakan kombinasi dari keduanya. Hal ini terlihat pada satu sisi
menggunakan sistem distrik, antara lain pada Bab VII pasal 65 tentang tata cara Pencalonan
Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dimana setiap partai Politik
peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD
Disamping itu juga menggunakan sistem berimbang, hal ini terdapat pada Bab V pasal 49
tentang Daerah Pemilihan dan Jumlah Kursi Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota.
10
Dimana : Jumlah kursi anggota DPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. Provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan 1000.000 (satu juta) jiwa mendapat 35
b. Provinsi dengan julam penduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 3.000.000
c. Provinsi dengan jumlah penduduk 3.000.000 (tiga juta) sampai dengan 5.000.000 (lima
d. Provinsi dengan jumlah penduduk 5.000.000 (lima juta) sampai dengan 7.000.000 (tujuh
e. Provinsi dengan jumlah penduduk 7.000.000 (tujuh juta) sampai dengan 9.000.000
f. Provinsi dengan jumlah penduduk 9.000.000 (sembilan juta) sampai dengan 12.000.000
g. Provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 12.000.000 (dua belas juta) jiwa mendapat
Sembilan kali pemilhan umum, yaitu pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992,
1997, 1999, 2004, 2009, 2014 dan 2019. Dari pengalaman sebanyak itu, pemilihan umum 1955
dan 2004 mempunyai kekhususan di banding dengan yag lain.Semua pemilihan umum tersebut
tidak diselenggarakan dalam situasi yang vacuum, melainkan berlangsung di dalam lingkungan
yang turut menentuka hasil pemilhan umum yang cocok untuk Indonesia.
11
Pemilu diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri. Komisi ini memiliki tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan
pemilu, dan dalam menjalankan tugasnya, KPU menyampaikan laporan kepada Presiden dan
DPR.
Dalam Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) dijelaskan bahwa kedaulatan rakyat
dipegang oleh suatu badan, bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia (Vertretungsorgan des Willens des Staatsvolkes). Majelis
ini bertugas mempersiapkan Undang-undang Dasar dan menetapkan garis-garis besar haluan
negara. MPR juga mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan wakilnya (Wakil Presiden). MPR
adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara, sedangkan Presiden bertugas menjalankan
haluan Negara menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh MPR. Di sini, peran Presiden
adalah sebagai mandataris MPR, maksudnya Presiden harus tunduk dan bertanggung jawab
kepada MPR.
1. Money Politik
Politik uang atau politik perut adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap
seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya ia
menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum. Pembelian bisa dilakukan
menggunakan uang atau barang. Politik uang adalah sebuah bentuk pelanggaran kampanye.
Politik uang umumnya dilakukan simpatisan, kaderatau bahkan pengurus partai politik.
12
Menjelang hari H pemilihan umum Praktik politik uang dilakukan dengan cara pemberian
berbentuk uang, sembakoa ntaralain beras, minyak dan gula kepada masyarakat dengan tujuan
untuk menarik simpati masyarakat agar mereka memberikan suaranya untuk partai yang
bersangkutan.
Hal tersebut tertuang jelas dalam Pasal 73 ayat 3 Undang Undang No.3 tahun 1999 berbunyi:
“Barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini
dengan pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan
haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana
dengan pidana hukuman penjara paling lama tiga tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada
pemilih yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat sesuatu.”
2. Penggelembungan Suara
Penggelembungan suara juga merupakan sebuah contoh kasus dalam pelanggaran pemilu
sebagaimana tujuan hukum acara pidana. Hal ini tentu masih marak terjadi sebagai upaya curang
Salah satu bentuk pelanggaran pemilu yang berikutnya adalah adanya terror yang dilakukan oleh
pihak tertentu kepada para pemilih agar memilih satu kandidat dalam pemilu. Tentunya hal ini
merupakan bentuk pelanggaran terhadap undang undang . Pemilih berhak memilih kandidat
pilihan sesuai hati nuraninya. Namun pada faktanya masih kerap ditemui kejadian dilapangan
dimana marak terjadi tindakan teror. Hal ini masih kerap ditemui pada daerah daerah dipelosok
13
yang masih jauh dari pengawasan, serta juga biasanya dilakukan pada masyarakat yang tidak
Pasal 1. angka 1 bahwa Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan.
Indonesia Tahun1945. Adanya pengertian yang demikian ini sesungguhnya juga harus dimaknai
bahwa pelaksanaan pemilihan umum diIndonesia bukan hanya kongritisasi dari kedaulatan
rakyat(langsung, umum, bebas, dan rahasia) ,tetapi lebih dari itu yaitu menghendaki adanya
suatu bentuk pemerintahan yang demokratis yang ditentukan secara jujur dan adil.
Bentuk pelanggaran lainnya yang tidak luput dan masih terjadi pada penyelenggaraan
pemilu adalah adanya tindakan pemalsuan dokumen pemilih. Sehingga hal ini memungkinkan
pihak pihak tertentu menyalah gunakan dokumen sebagai upaya untuk memberikan suara pada
satu kandidat tertentu sebagaimana fungsi hukum administrasi negara. Kasus ini tentunya dapat
terjadi karena adanya kerjasama yang dilakukan oleh berbagai pihak. Bahkan pihak KPU yang
harusnya bersikap netral dapat secara terang terangan mendukung salah satu calon yang
mencalonkan diri. Tentu saja hal ini sangat mencoreng citra demokrasi yang harusnya
14
Tidak sedikit kasus pelanggaran pemilu yang bersumber dari adanya penyalahgunaan
jabatan sebagaimana tujuan hukum acara pidana. Biasanya hal ini terjadi pada mereka yang
bekerja baik dipemerintahan atau swasta. Atasan akan memberi penekanan kepada bawahan
mereka diharuskan untuk memilih satu calon.Tentunya akan ada konsekuensi yang diberikan
kepada mereka yang membangkan atau juga memiliki pilihan lain diluar calon yang didukung
oleh atasan.
Konsekuensinya seperti skorsing, mutasi hingga bahkan pemecatan, tentu saja hal ini
sudah sangat keterlaluan dan melanggar hak pilih masing masing orang.
Dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya untuk
memperolah dukungan bagi pencalonan pemilu legislatif, biasanya dengan cara membagi-
bagikan sembako, uang dan barang pada saat kampanye, hari tenang, menjelang pencotrengan/
pencoblosan (serangan fajar) kepada penduduk yang dsertai dengan permintaan untuk
Hukuman untuk pelaku money politik pada pasal 523 ayat 3 diatur bahwa setiap orang
yang dengansengaja pada hari pemungutan suara menjanjikan atau memberikan uang atau materi
lainnya kepada pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta pemilu
tertentu dipidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak Rp 36 juta.
15
2. kasus Penggelembungan suara
Para pelaku mengubah hasil pemilu memanipulasi suara caleg DPR RI nomor urut tiga
dari Partai Gerindra, Lia Lastaria. Mereka mengubah perolehan 185 suara menjadi 1.137 suara.
Hukuman untuk penggelembungan suara 551 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang tindak pidana
pelanggaran pemilu dengan ancaman kurungan pidana selama dua tahun dan denda sebesar Rp
24 juta.
Perbuatan melanggar hukum memaksa seseorang untuk memilih atau tidak memilih calon
tertentu kasus pemaksaan dalam memilih terjadi di Bekasi. Guru Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Darul Maza Kota Bekasi bernama Robiatul Adawiyah mengaku dipecat karena beda
Hukuman untuk teror kepada pemilih untuk memilih kandidat tertentu Sanksi bagi yang
melanggar tercantum dalam Undang-Undang Pilkada Nomor 10 Tahun 2016 Pasal 182A yang
berbunyi “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum
melakukan haknya untuk memilih, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 24 bulan dan
paling lama 72 bulan dan denda paling sedikit Rp 24 juta dan dan paling banyak Rp 72 juta”.
Dengan sengaja membuat surat atau dokumen dengan maksud untuk memakai atau
menyuruh orang memakai surat atau dokumen tersebut khususnya dalam pendaftaran sebagai
16
syarat administrasi bakal calon anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD) juga dipergunakan
sebagai dasar untuk mendapatkan hak pilih dari rakyat dalam pemilihan umum legislatif.
Hukuman bagi pelaku pemalusan dokumen pemilihan : Tindak pidana berupa pemalsuan
suatu surat dapat kita jumpai ketentuannya dalam Pasal 263 Kitab Undang Undang Hukum
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu
hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti dari pada sesuatu
hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-
olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan
kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau
yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.
Pejabat Negara tertentu turut mengatur dan memfasilitasi pertemuan antara masyarakat
dengan peserta kampanye atau tim kampanye dengan maksud agar masyarakat melihat
pengaturan tentang sanksi terhadap modus tindak pidana sebagaimana yang telah di kemukakan
di atas ketentuan pidana dalam UU Pemilu (UU No 8 Tahun 2012) telah menghapuskan pidana
minimum pada UU pemilu sebelumnya (UU Nomor 10 tahun 2008), guna memberikan asas
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Di kebanyakan negara demokrasi, pemilu dianggap sebagai lambang dan tolak ukur
demokrasi. Pemilu yang terbuka, bebas berpendapat dan bebas berserikat mencerminkan
demokrasi walaupun tidak begitu akurat. Pemilihan umum ialah suatu proses pemilihan orang-
orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Dalam ilmu politik dikenal berbagai macam
sistem pemilu dengan berbagai variasi, tetapi umumnya berkisdar pada dua prinsip pokok, yaitu :
sistem distrik dan sistem proprosional. Sejak awal kemerdekaan Indonesia telah mengalami
pasang surut dalam sistem pemilu. Dari pemilu terdahulu hingga sekarang dapat diketahui bahwa
adanya upaya untuk mencari sistem pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia . sejak awal
pemerintahan yaitu demokrasi parlementer, terpimpin, pancasila dan reformasi, dalam kurun
waktu itulah Indonesia telah banyak mengalami transformasi politik dan sistem pemilu. Melihat
fenomena politik Indonesia, sistem pemilihan umum proprosinal tertutup memang lebih
menguntungkan , tetapi harus diikuti dengan transparansi terhadap publik kalau tidak akan
menimbulkan oligarki pemerintahan. Pada akhirnya konsilidasi partai politik dan sistem
pemilihan umum sudsah berjalan denganm baik. Akan tetapi, itu belum berarti kehidupan
kepartaian Indonesia juga sudah benar-benar siap untuk memasuki zaman global. Sejumlah
kelemahan yang bisa diinventarisir dari kepartaian kita adalah rekrutmen politik, kemandirian
18
3.2 SARAN
politik Indonesia dapat menciptakan stabilitas nasional. Tugas pembangunan kehidupan politik
pada masa yang akan datang bukan hanya tugas partai politik saja, tetapi semua elemen
pemerintahan dan tidak ketinggalan masyarakat juga harus ikut berpartisipasi mengembangkan
perpolitikan di Indonesia. Manejemen dan kepemimpinan juga haruis terus ditingkatkan, ongkos
politik yang tidak terlalu mahal dan transparansi terhadap publik harus dekembangkan dan
ditumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar stabilitas nasional dan politik kita
semakin kokoh Bagi pemerintah, hendaknya merumuskan kebijakan mengenai Pemilu dengan
sebaik-baiknya, menyeleksi jumlah partai dengan ketat, dan melakukan sosialisasi politik secara
lengkap terhadap masyarakat sebagai pemilih. Bagi partai politik, hendaknnya memaksimalkan
fungsi-fungsi partai yang berkaitan dengan komunikasi, partisipasi, dan sosialisasi untuk
melakukan pendidikan politik kepada masyarakatdan tidak melakukan praktek money politic.
Bagi masyarakat, supaya tidak mau menerima praktek money politic yang dilakukan oleh partai
politik, agar tidak menyesal untuk kedepannya dan tidak golput dalam pemilihan dan juga harus
peka terhadap partai politik. Bagi praja, seharusnya praja lebih peduli terhadap informasi terkait
aktual mengenai kondisi bangsa sehingga dapat menularkan ilmu yang didapat kepada orang-
19
DAFTAR PUSTAKA
http://ormitamedia.com/sejarah-dan-pelaksanaan-pemilu-di-indonesia.html
http://kopiapung.blogspot.com/2013/07/makalah-pemilihan-umum.html
http://hennidamanik.blogspot.com/2012/11/sistem-pemilu-di-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum http://www.kpu.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=43&Itemid=66
http://simplenews05.blogspot.com/2013/08/landasan-hukum-pemilihan-umum- pemilu.html
http://priankarara.blogspot.com/2013/03/pengertian-pemilu.html http://sistempemerintahan-
20