Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TENTANG IBADAH

A. PENGERTIAN IBADAH
Ibadah merupakan penghambaan seorang manusia kepada Allah Ta’ala sebagai pelaksanaan
tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan Allah Ta’ala. Pengertian ibadah dapat ditinjau dari
segi umum dan khusus.

Secara umum ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek kehidupan yang
sesuai dengan ketentuan Allah Ta’ala yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapatkan ridha
Allah Ta’ala. Ibadah dalam pengertian inilah yang dimaksud dengan tugas hidup manusia,
sebagai mana firman Allah Ta’ala:

Tidakkah kami ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka menyembah-Ku.” QS. Adz-
Dzariat, 51 : 56

Dalam pengertian khusus, ibadah adalah perilaku manusia yang dilakukan atas perintah Allah
Ta’ala dan dicontohkan oleh Nabi sebagai ritual keagamaan, seperti shalat, zakat, puasa, dan
sebagainya. Semua perbuatan tersebut secara psikilogis merupakan kondisi yang bersifat
kejiwaan dan beersifat lahir yang dapat melandasi atau memberikan corak kepada semua
perilaku lainnya.

B. MACAM-MACAM IBADAH
Ibadahn ada dua macam, yaitu ibadah khusus atau mahdhah san ibadah umum atau ibadah
ghair mahdhah.
1. Ibadah Khusus
Adalah ibadah langsung kepada Allah Ta’ala yang telah ditentukan macamnya, tata cara, dan
syarat rukunnya oleh Allah dalam Al-Quran atau melalui Sunnah Rasul dalam haditsnya.
Pelanggaran terhadap tata cara dan syarat rukun dalam ibadah ini menjadikan ibadah
tersebut tidak sah atau batal.
Ibadah yang termasuk ke dalam jenis Ibadah khusus yaitu :
 Sholat
Sholat berasal dari kata Shala yang berarti doa atau berkat. Menurut istilah syara’ sholat
adalah ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan yang dimulai dari takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.
Sebagai ibadah khusus atau ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah Ta’ala, hal
yang berhubungan dengan sholat tidak diperbolehkan menambah atau menguranginya
walaupun sedikit. Oleh karena itu, hokum sholat adalah wajib atau fardu ‘ain

 Puasa
Puasa adalah menahan makan dan minum serta segala yang membatalkannya dimulai
dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Ibadah puasa ada yang wajib dan ada
pula yang sunat. Puasa wajib yaitu puasa sebulan penuh pada bulan ramadhan dan
puasa nadzar.
Dalil perintah puasa ramadhan QS Al-Baqarah :183
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”

 Zakat
Zakat adalah memberikan harta yang telah mencapai nisab dan haul kepada orang yang
berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Nisab adalah ukuran tertentu dari harta
yang dimiliki yang wajib dikeluarkan zakatnya. Haul adalah genap berjalan satu tahun.
Zakat sebagai kewajiban umat islam sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengnan zakat itu kamu membersihkan
dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” QS At-taubah : 103
Rukun zakat :
1. Muzakki (orang yang mengeluarkan zakat)
2. Mustahik (orang yang berhak menerima zakat)
3. Amil (orang yang mengurus zakat)
4. Harta yang dizakatkan
5. Ijab qabul

 Haji
Haji adalah ibadah ritual, yaitu mengunjungi Baitullah pada bulan Dzulhijjah dengan
syarat-syarat tertentu. Ibadah haji diwajibkan bagi setiap muslim yang memiliki
kemampuan untuk mengerjakannya.

2. Ibadah Umum
Adalah ibadah yang jenis atau macamnya tidak ditentukan secara rinci, baik oleh Al-quran
maupun Sunnah Rasul. Ibadah ini menyangkut perbuatan apa saja yang dilakukan oleh
seorang muslim. Untuk melihat perbuatan tersebut termasuk ibadah umum atau bukan,
dapat dirujuk kepada kaidah yaitu : “semua boleh dilakukan, kecuali yang dilarang Allah atau
Rasul-Nya”. Biasanya berkaitan dengan segala kegiatan manusia atau muamalah

Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan social atau hablum minannas.
C. RUKUN – RUKUN IBADAH

Sesungguhnya ibadah yang diperintahkan oleh Allah itu tegak di atas dua rukun penting .
Pertama , kesempurnaan adz-dzul dan al-khauf ( tunduk dan takut ). Kedua , kesempurnaan al-
hub (cinta) .

Jadi , ibadah yang diperintahkan Allah terhadap hambaNya itu harus mencakup ketundukan dan
kepatuhan yang sempurna kepada Allah dan rasa takut kepadaNya , disamping harus disertai
dengan kesempurnaan cinta dan harapan kepadaNya .

Maka , kecintaan saja yang tidak disertai dengan rasa takut dan kepatuhan , seperti cinta
terhadap makanan dan harta , tidaklah termasuk ibadah . Demikian pula dengan rasa takut saja
tanpa disertai dengan cinta , seperti takut terhadap binatang buas , maka itu tidak pula
termasuk ibadah . Tetapi jika suatu perbuatan di dalamnya menyatu rasa takut dan cinta maka
itulah ibadah . Dan tidaklah ibadah itu ditujukan kecuali kepada Allah semata .

D. SYARAT DITERIMANYA IBADAH

Sesungguhnya ibadah yang diperintahkan Allah itu tidak disebut ibadah kecuali dengan
mentauhidkan Allah . Karena itu ibadah menjadi tidak sah jika disertai dengan syirik . Dan
tidaklah seseorang itu disebut ‘abd (hamba) Allah kecuali dengan merealisasikan tauhid ,
mengesakan Allah semata dalam beribadah . Maka barang siapa beribadah kepada Allah , tetapi
dia menyekutukanNya dengan yang lain , maka tidaklah ia disebut sebagai ‘abdun lillah ( hamba
Allah ) .
Maka mentauhidkan Allah , ikhlas beribadah kepadaNya dengan tanpa menyekutukanNya
dengan sesuatu pun adalah syarat diterimanya ibadah di sisi Allah . Di samping itu , ibadah tidak
akan diterima kecuali sesuai dengan tuntunan syari’at dan sunnah Nabi Muhammad SAW .

Karena itu , syarat diterimanya amal ibadah di sisi Allah ada dua :
1. Hendaknya tidak disembah kecuali Allah semata (tauhid ) .
2. Hendaknya tidak menyembah kecuali berdasarkan perintah Allah (ittiba’ , mengikuti
Rasulullah ) . Sebagaimana firman Allah .
“ Bahkan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah , sedang ia berbuat
kebajikan , maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran kepada
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati . “ (Al-Baqarah : 112 ).

‘Aslama wajhahu (menyerahkan diri ) artinya merealisasikan tauhid sehingga ia


memurnikan ibadah hanya kepada Allah . Wahua muhsin ( berbuat kebajikan ) artinya ia
mengikuti Rasulullah .
DALIL MENGENAI IBADAH
َُ‫يَاأَيُّ َها النَّاسُ اعْبدوا َربَّكمُ الَّذِي َخلَقَك ُْم َوالَّذِينَُ مِ ن قَ ْبلِك ُْم لَعَلَّك ُْم تَتَّقون‬
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa. QS Al-Baqarah : 21
QS. Adz Dzariyat ayat 56:
ُِ ‫االنس إِال ِليَ ْعبد‬
‫ون‬ َُ َُّ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج‬
‫ن َو‬
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka "
"menyembah-Ku

"Katakanlah
(Muhammad),
Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, hidupku,
dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 162)

"tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama berserah diri (muslim)."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 163)

1. Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.

‫ه ه ْ هه ْ ه‬
‫ هي ُق ْو ُل هت هع َال َ ه‬: ‫!آد هم ْاب هن هيا‬ ْ َ ْ ‫ه‬ ُ َ‫ه ْ ْ َ ُ هَ ْ ُ ْ ً هه ه ه ْ ُ هْ ه ْ ه ه ْ ه ْ ه ه‬
‫اّلل ِإن‬ ‫ل ِعباد ِ ِت تفرغ‬،ِ ‫غ ًن هرك هصد أ ْمل‬،
ِ ‫فق هرك وأسد‬، ‫شغل يدك ملت تفعل ل وِإن‬، ‫فق هرك أسد ولم‬

“Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu,
niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu.
Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan [3] dan tidak Aku penuhi
kebutuhanmu (kepada manusia)” [4]

1. Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (HR.
Ath-Thabrani)

2. Laksanakan ibadah sesuai kemampuanmu. Jangan membiasakan ibadah lalu meninggalkannya. (HR.
Ad-Dailami)
Penjelasan:

Yang dimaksud ialah ibadah selain yang fardhu.

3. Amal (kebaikan) yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

4. Sebaik-baik ibadah ialah yang dirahasiakan (tidak dipamerkan). (HR. Asysyihaab)

5. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah
kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari
kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan
kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

6. Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah. (HR. Muslim)

QS. AL - BAYYINAH AYAT 5

ُ‫الزكَا ُة َ ُۚ َو َٰذَلِكَُ دِينُ ْالقَيِ َم ِة‬ َّ ‫ِصينَُ لَهُ الدِينَُ حنَفَا َءُ َويقِيموا ال‬
َّ ‫ص ََل ُة َ َويؤْ توا‬ ِ ‫ّللاَ م ْخل‬ ُ َّ ‫َو َما أمِ روا ِإ‬
َُّ ‫ال ِليَ ْعبدوا‬

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
.mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus

Anda mungkin juga menyukai