PERBANDINGAN KONSTITUSI
NEGARA INDONESIA DAN NEGARA INDIA
Disusun oleh :
Rahmawati (7773210013)
MAGISTER HUKUM
UNIVERSTAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
3
Miriam Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1978, Hlm. 107
4
Muhammad Japar, UUD 1945 & Tujuh Konstitusi Negara, Laboratorium Sosial Politik Press, Jakarta, 2018,
Hlm. 2
Heller dan F. Lassalle. Herman Heller membagi pengertian konstitusi
menjadi tiga, yaitu5:
1. Die Politische verfassung als gesellschaftlich wirklichkeit.
Konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politik di dalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian
politis dan sosiologis.
2. Die Verselbstandigte rechtsverfassung. Konstitusi merupakan
suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat. Jadi
mengandung pengertian yuridis.
3. Die geshereiben verfassung. Konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang- undang yang tertinggi yang berlaku
dalam suatu negara.
Dari pendapat Herman Heller tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
jika pengertian undang-undang itu harus dihubungkan dengan
pengertian konstitusi, maka artinya Undang- Undang Dasar itu baru
merupakan sebagian dari pengertian konstitusi, yaitu konstitusi yang
tertulis saja. Di samping itu konstitusi itu tidak hanya bersifat yuridis
semata-mata, tetapi juga mengandung pengertian logis dan politis.6
Di masing-masing negara didunia ini memiliki ragam konstitusinya.
Semua dipengaruhi oleh sejarah dari berdirinya negara itu. Sebagai
landasan dasar, konstitusi mengatur berkenaan tentang negara, bentuk
negara, susunan negara, sistem pemerintahan dan juga cita-cita dari
negara tersebut. Sama halnya dengan Indonesia dan India sebagai suatu
negara juga memiliki sebuah konstitusi dalam negaranya. Oleh karena
itu, untuk melihat perbedaan konstitusi suatu negara dengan negara
lainnya dalam hal ini Negara Indonesia dengan Negara India, maka tidak
terlepas kaitannya dengan membandingkan bentuk negara, susunan
negara, sistem pemerintahan, prosedur perubahan, dan lembaga
negaranya. Berikut merupakan perbedaan-perbedaan kontitusi Indonesia
dan India:
a. Berdasarkan Bentuk dan Susunan Negara
Dilihat dari susunannya, saat ini dikenal empat macam susunan
negara yaitu negara kesatuan (unitary state, eenheidstaat), negara
federasi (federal state, bondsstaat), negara konfederasi
(confederation, statenbond), dan negara superstruktural
(superstate) . Indonesia secara tegas menyatakan sebagai negara
7
9
Norman Yoka Satrio, Jurnal Perbedaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara India Ditinjau dari Prosedur
Perubahan Konstitusi, Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan, Jurnal Fakultas Hukum UNIBA
Surakarta,Hlm.11
dasar diatur sedemikian berat dan rumit syarat-syaratnya maka
termasuk rigid atau kaku. Sebaliknya bila undang-undang dasar yang
mensyaratkan tata cara perubahan tidak terlalu berat dengan
pertimbangan tidak mempersulit perubahan sehingga undang-undang
dasar dapat disesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman maka
termasuk konstitusi yang fleksibel atau luwes.10
Dalam konstitusi Indonesia Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945
sebelum amandemen, prosedur perubahan konstitusinya termasuk
bersifat luwes (fleksibel) karena perubahan undang- undang dasar
dapat dilakukan dengan dukungan tidak melebihi setengah dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kemudian
dalam pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945 setelah amandemen
keempat mekanisme prosedur perubahan sedikit diperberat dengan
dicantumkan ketentuan yang menegaskan untuk perubahan pasal
undang-undang dasar hanya dapat dilakukan apabila disetujui oleh
lebih dari separuh jumlah anggota MPR.11
Konstitusi India sebagian besar merupakan Konstitusi yang kaku.
Semua ketentuan Konstitusi mengenai hubungan Serikat-Negara
dapat diubah hanya dengan tindakan bersama dari Badan Legislatif
Negara Bagian dan Parlemen Union. Ketentuan tersebut dapat diubah
hanya jika amandemen tersebut disahkan oleh dua pertiga mayoritas
anggota yang hadir dan memberikan suara di Parlemen (yang juga
harus merupakan mayoritas mutlak dari total keanggotaan) dan
diratifikasi oleh setidaknya setengah dari Serikat.12
d. Berdasarkan Lembara Negara
1) Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden
sebagai kepala Negara sekaligus kepala Pemerintahan.
Sedangkan Negara India dipimpin oleh seorang presiden yang
merupakan kepala negara dan menjalankan kekuasaannya
secara langsung atau melalui petugas bawahannya. Kekuasaan
eksekutif pemerintahan pusat dijalankan terdiri dari menteri-
menteri yang dipimpin oleh perdana menteri. Dan setiap
negara bagian dipimpin oleh seorang gubernur yang ditunjuk
oleh presiden.
2) Lembaga Legislatif
Pada cabang kekuasaan ini di Indonesia terdiri dari Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah yang
10
Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009), hlm. 113-
114.
11
Norman Yoka Satrio, Op.Cit, Hlm. 6
12
Ibid
menjadi anggota dari Majelis Permusyawatan Rakyat. Dua
lembaga ini memiliki kekuatan untuk mensahkan undang-
undang, mengubah konstitusi, melakukan penyelidikan formal,
mengawasi anggaran negara, dan memberhentikan presiden
dan wakil presiden sesuai dengan Konstitusi. DPR terdiri dari
550 wakil yang dipilih oleh rakyat. DPRD terdiri atas empat
wakil dari setiap provinsi dan dipilih oleh rakyat.
Sedangkan di India Lembaga legislatif federal tertinggi India
yaitu Sansad yang terdiri dari dua kamar (Bikameral) Majelis
Tinggi/Dewan Negara Bagian/Rajya Sabha/the Council of
States dan Majelis Rendah/Majelis Rakyat/Lok Sabha/House
of Representatives/the House of people. Anggota Rajya
Sabha/Majelis Tinggi/Dewan Negara Bagian (the Council of
States) terdiri dari 250 orang. Dua Belas orang dari
keanggotaan tersebut dipilih langsung oleh Presiden yang
dipercayakan sebagai ahli dalam bidang tertentu seperti seni,
ilmu pengetahuan, sastra dan pelayanan nasional. 12 anggota
Majelis Tinggi tersebut dikenal sebagai anggota yang
dinominasikan baik oleh Presiden atau partai politik,
sedangkan 238 anggota lainnya dipilih secara proposional oleh
masing-masing lembaga legislatif negara bagian. Masa jabatan
Rajya Sabha enam tahun dengan satu sepertiga dari anggota
pensiun setiap dua tahun dan digantikan oleh anggota yang
baru terpilih. Kekuatan Rajya Sabha lebih kecil dari pada Lok
Sabha namun persamaan perlakuan hukum tetap ada.13
3) Lembaga yudikatif
Di Indonesia cabang kekuaaan yudikatif ini ditempati oleh
Mahkamah Agung yang memeiliki wewenang mengadili pada
tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah UU terhadap UU, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh UU (besarta Pengadilan pada tingkat di
bawahnya). Dan Mahkamah Konstitusi yang memiliki
wewenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersfiat final untuk menguji UU terhadap UUD,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus pembubaran
Parpol, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilu.
Lembaga Yudikatif di India dipegang oleh 21 Pengadilan
Tinggi dan pada puncaknnya dipegang oleh Mahkamah agung.
Sistem peradilan yang independen India dimulai di bawah
Inggris, dan konsep-konsep dan prosedur mirip dengan negara
13
Muhammad Japar, Op.Cit, Hlm. 140
Anglo- Saxon. Mahkamah Agung India terdiri dari Ketua dan
30 hakim asosiasi, semua ditunjuk oleh Presiden atas saran
dari Ketua dari India. Sistem peradilan India terdiri dari sebuah
sistem kesatuan baik di tingkat negara bagian dan federal.
Pengadilan terdiri dari Mahkamah Agung India, Pengadilan
Tinggi India di tingkat negara, dan Pengadilan Distrik dan
Pengadilan Sesi di tingkat kabupaten.14
14
Ibid
15
Lihat: Bintan R. Saragih, Sistem Pemerintahan Dan Lembaga Perwakilan di Indonesia, (Jakarta: Perintis Press,
1985, Hlm. 74
16
Tundjung Herning Sitabuana, Op.Cit, Hlm. 93
perkembangannya pada masa reformasi sampai dengan saat ini
dengan ditandai adanya :
1. kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi
dalam kebangsaan dan kenegaraan;
2. berlakunya sistem multipartai, diberlakukan ini terlihat pada
Pemilihan Umum 1999. Masa ini Kesempatan pada rakyat
untuk berserikat dan berkumpul sesuai ideologi dan aspirasi
politiknya.
Karakteristik demokrasi di Indonesia pada periode reformasi
adanya Pemilu lebih demokratis, terjadi perputaran kekuasaan
dari pemerintah pusat hingga daerah. Pola rekrutmen politik
terbuka Hak-hak dasar warga negara, rekrutmen politik untuk
pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka. Setiap warga
negara yang mampu dan memenuhi syarat dapat menduduki
jabatan politik tanpa diskriminasi.17 Hal ini sebagaimana diatur
dalam UUD 1945 beserta perubahannya dan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Sistem pemerintahan yang demokratis diadopsi oleh India tidak
lama setelah negara itu mendapatkan kemerdekaannya dari
Inggris pada tahun 1947, yang tertuang dalam konstitusi negara
ini. Namun sesungguhnya institusi demokrasi di India mulai
berkembang pada masa kekuasaan kolonial. Sejak awal Inggris
telah memperkenalkan pemilu, memperkenalkan fungsi sipil yang
baik, melakukan sosialisasi atas pemilihan elite politik lewat
sistem demokrasi. Di sisi lain proses demokrasi di India juga tidak
dapat terlepas dari salah satu ajaran Mahatma Gandhi, yang
disebut ahimsa. Ahimsa adalah ajaran yang mengetengahkan
bahwa perjuangan harus tetap dilakukan secara damai dan
menghindari aksi kekerasan, salah satunya adalah melalui
pertisipasi masa.18
Keberhasilan demokrasi di India ini dapat terlihat dalam berbagai
bentuk, tergantung pada indikasi yang digunakan untuk
menilainya. Apabila kita melihatnya melalui model demokrasi
prosedural, yang menekankan pada keberadaan institusi
demokrasi, seperti partai politik atau organisasi politik lainnya
maka demokrasi di India telah terbilang berhasil. Hal ini dapat
dilihat dari kesusesan terselanggaranya pemilu di negara ini.
Keberhasilan demokrasi di India juga ditandai dengan
bagaimana India dapat mendistribusikan kekuasaan hingga
17
Evi Purnamawati, Perjalanan Demokrasi di Indonesia, Vol.12 No.2, Mei 2020, Hlm. 258
18
Muhammad Japar, Op.Cit, Hlm. 142
berbagai level masyarakat yang diperkuat dengan tentara yang
terlatih dan professional yang tidak memasuki urusan politik,
seperti sebagaimana yang terjadi di banyak negara.
C. Persamaan dan Perbedaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara
India ditinjau dari perspektif Teori Kedaulatan Negara
Kedaulatan, bahasa Latinnya supremus, bahasa Inggrisnya
sovereignty, bahasa Italianya disebut sovranita yang berarti tertinggi.
Kedaulatan dalam bahasa Arab daulah, daulat yang artinya
kekuasaan. Kedaulatan dari berbagai bahasa itu dapat diartikan
sebagai wewenang satu kesatuan politik.19
Kedaulatan adalah konsep mengenai kekuasaan tertinggi dalam
negara. Kedaulatan menurut Jack H. Nagel sebagaimana dikutip Jimly
Asshiddiqie mempunyai dua arti penting meliputi lingkup kekuasaan
dan jangkauan kekuasaan. Lingkup kedaulatan mencakup aktivitas atau
kegiatan dalam fungsi kedaulatan, sedangkan jangkauan kedaulatan
berkaitan dengan siapa yang menjadi subyek dan pemegang
kedaulatan.20
Para pakar hukum ketatanegaraan mengemukaan beberapa teori
kedaulatan, salah satunya ialah teori kedaulatan negara. Teori ini
berawal dari tindakan Raja yang merasa berkuasa untuk menetapkan
agama yang harus di anut oleh rakyatnya, karena Raja berasumsi bahwa
ia tidak bertanggung jawab kepada selain Tuhan. Sehingga rakyat yang
tadinya berasumsi sama dengan Raja yaitu hukum yang harus di taati
adalah hukum Tuhan, sekarang justru berganti haluan yaitu bahwa
negaralah yang harus ditaati. Negaralah satu-satunya yang berwenang
menciptakan dan menetapkan hukum. Di luar Negara tidak ada satu
orang pun yang berwenang menetapkan hukum. Dan dari sinilah awal
dari teori kedaulatan Negara, di mana Negara adalah satu-satunya
sumber hukum yang memiliki kekuasaan tertinggi atau kedaulatan.
Tokoh dari paham Kedaulatan Negara adalah Jellinek, Jean Bodin, dan
Thomas Hobbes.21 Menurut Jellinek, hukum adalah penjelmaan
kehendak negara, jadi hukum diciptakan oleh negara, dengan
demikian satu-satunya sumber hukum adalah negara. Masih menurut
Jellinek, adat kebiasaan dapat menjadi hukum, apabila negara telah
menetapkan sebagai hukum.22
19
Jimly Asshiddiqie, Op.Cit, Hlm. 158
20
Rudy, Konstitusionalisme Indonesia, (Bandar Lampung: Pusat Kajian Konstitusi dan Peraturan Perundang-
Undangan,2013), Hlm. 1
21
Ibid, Hlm. 3
22
Ibid, Hlm. 4
Teori ini menitikberatkan bahwa negara dianggap sebagai lembaga
tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Ini mengindikasikan bahwa
negara memegang kuasa penuh atas system pemerintahan dalam negera
itu. Para pemimpin yang diktator merupakan perwujudan teori
kedaulatan negara dengan penerapan sistem pemerintahan tirani. Dalam
teori ini, negara adalah sumber sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi,
sedangkan pemerintah adalah pelaksana kekuasaan tersebut. Pemerintah
juga bertanggung jawab dalam melahirkan hukum dan konstitusi demi
kepentingan negara. Secara keseluruhan, teori ini memegang teguh
prinsip "dari negara, oleh negara, dan untuk negara".
Berdasarkan penjelasan mengenai teori kedaulatan negara tersebut
dan dihubungkan dengan persamaan dan perbedaan antara konstitusi
Negara Indonesia dan Negara india yang telah dipaparkan sebelumnya
maka dapat ditarik analisa sebagai berikut:
1. Dalam teori kedaulatan negara, negara mempunyai kekuasaan
yang tidak terbatas. Artinya negara berhak mengatur semua
warga negara dan harus taat, patuh terhadap kehendak dan
keinginan negara. Paham ini melahirkan absolutisme negara
yang apabila disalahgunakan atau dilaksanakan terus menerus
akan melahirkan suatu pemeritahan yang otoriter atau bahkan
abuse of power. Sedangkan dalam persamaan konstitusinya,
Indonesia dan India merupakan negara dengan sistem
pemerintahan yang demokratis, dimana kedaulatan berasal dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Di India sendiri hal ini
dibuktikan dengan adanya suksesnya penyelenggaraan pemilu
dan eksistensi partai politik sebagai wadah partisipasi rakyat
dalam kegiatan kebangsaan dan kenegaraan. Selain indikator
keberhasilan demokrasi yang sama yang terjadi di India, di
Indonesia kedaulatan rakyat juga terkadung dalam dasar negara
Indonesia yaitu Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pasal 4
Pancasila yang berbunyi : “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
2. Dilihat dari perbedaaan konstitusi yang paling mencolok antara
Negara Indonesia dan Negara India yaitu sistem
pemerintahannya. Indonesia yang menganut sistem presidensiil
dimana Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan merupakan hasil produk pemilihan umum yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku. Begitupun India yang menganut sistem pemerintahan
parlementer dimana Presiden sebagai kepala negara yang dipilih
oleh parlemen dan Perdana Menteri sebagai kepala
pemerintahan yang biasanya seorang perdana menteri dipilih
melalui partai yang memenangi pemilu dan menguasai
mayoritas kursi parlemen. Begitu pula dengan lembaga-lembaga
negara yang ada, salah satunya lembaga eksekutif yang disii
oleh perwakilan partai politik sehingga menunjukan bahwa ada
keterlibatan rakyat dalam menciptakan dan menetapkan hukum
dan negara bukan satu-satunya sumber hukum yang memiliki
kekuasaan tertinggi atau kedaulatan sebagaimana ciri-ciri teori
kedaulatan negara yang dijelaskan di atas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perbedaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara India sebagai
berikut:
Kategori Indonesia India
Bentuk dan Susunan Negara Kesatuan Negara Federal
Negara dengan 26 Negara
Bagian dan 7
Kesatuan Territorial
Sistem Pemerintahan Presidensial dengan Parlementer dengan
masa jabatan 5 tahun masa jabatan 5 tahun
Proses Perubahan Flexible, perubahan Rigid/ Kaku, dapat
Konstitusi pasal undang-undang diubah hanya jika
dasar dapat amandemen tersebut
dilakukan apabila disahkan oleh dua
disetujui oleh lebih pertiga mayoritas
dari separuh jumlah anggota yang hadir
anggota MPR dan memberikan
suara di Parlemen
B. REKOMENDASI
1. Konstitusi mempunyai peran untuk mempertahankan esensi
keberadaan sebuah negara dari pengaruh berbagai perkembangan
yang bergerak dinamis. Oleh karena itu, konstitusi yang ideal
merupakan merupakan hasil dari penyesuaian dan penyempurnaan
untuk mengikuti segala perkembangan, khususnya yang berkaitan
dengan keinginan hati nurani rakyat. Pada dasarnya dalam konstitusi
negara, khususnya Indonesia telah dengan baik diatur mengenai hak-
hak rakyat baik dalam keterlibatan penyelenggaan negara maupun
hak-hak dasar yg melekat pada diri sebagai manusia. Namun
pelaksanaannya haruslah mencerminkan kesesuaian dengan
keinginan hati masyarakatnya dengan cara mendengarkan juga
aspirasi masyarakat yang tidak duduk langsung dalam lembaga
negara, terlebih mengenai pembentukan peraturan perundang-
undangan yang dirasa tidak memihak rakyat ataupun melemahkan
sistem hukum di Indonesia.
2. Demokrasi yang digadang-gadang sebagai penyelenggaran sistem
pemerintahan yang dinilai sebagai suatu pencapaian dalam sejarah
konstitusi indonesia hingga saat ini haruslah dilaksanakan dengan
penuh tanggungjawab baik oleh rakyat maupun pemerintah. Karena
demokrasi dapat menjadi salah satu faktor penunjang kemajuan dan
membawa proses modernisasi yang selanjutnya akan diikuti dengan
modernisasi dalam segala bidang yang akan membawa kepada
kesejahteraan masyarakat dan kemajuan negara.