Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERBANDINGAN KONSTITUSI
NEGARA INDONESIA DAN NEGARA INDIA

Disusun oleh :
Rahmawati (7773210013)

MAGISTER HUKUM
UNIVERSTAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang lahirnya Negara Indonesia dan Negara


India?

2. Apa perbedaan konstitusi Negara Indonesia dan Negara India?

3. Apa Persamaan konstitusi Negara Indonesia dan Negara India?

4. Bagaimana persamaan dan perbedaan Konstitusi Negara Indonesia


dan Negara India ditinjau dari Perspektif Teori Kedaulatan Negara?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya Negara Indonesia dan


Negara India.

2. Untuk memahami perbedaan konstitusi Negara Indonesia dan Negara


India.

3. Untuk memahami persamaan konstitusi Negara Indonesia dan Negara


India.

4. Untuk memahami bagaimana persamaan dan perbedaan konstitusi


Negara Indonesia dan Negara India jika dianalisa dari Perspektif Teori
Kedaulatan Negara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Lahirnya Negara Indonesia dan Negara India


1. Latar Belakang Lahirnya Negara Indonesia
Negara Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal
17 Agustus 1945. Sebelum itu terjadi Indonesia telah melalui berbagai
perjuangan dalam masa penjajahan yang cukup panjang yaitu penjajahan
selama 350 tahun oleh Belanda dan penjajahan selama 3,5 tahun oleh
Jepang.
Titik terang usaha Indonesia dalam meraih kemerdekaannya dimulai
pada masa penjajahan Jepang dengan dibentuknya Badan Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam Bahasa
Jepangnya disebut Dokaritsu Jumbi Cokasai pada tanggal 29 April 1945
yang memiliki tugas menyelidiki dan menyiapkan segala usaha yang
diperlukan bagi pendirian negara Indonesia dikemudian hari. BPUPKI
kemudian dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 setelah berhasil
mengemban tugasnya yaitu merumuskan dasar negara Pancasila dan
UUD bagi negara Indonesia kelak dikemudian hari.
Setelah dibubarkannya BPUPKI, sebagai gantinya pada tanggal 9
Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) atau dalam Bahasa Jepangnya disebut Dokuritsu Jumbi Linkai
yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai
wakilnya. Pada saat terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia
karena Jepang menyerah pada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945,
kondisi ini dimanfaatkan oleh para tokoh untuk mempersiapkan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda menculik Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta dan dibawa ke Rengas Dengklok suatu daerah
dipinggiran Kota Jakarta yang kemudian dikenal dengan peristiwa
Rengas Dengklok dengan tujuan untuk menjamin keselamatan kedua
tokoh dari pihak yang tidak menghendaki kemerdekaan. Disana para
pemuda dan kedua tokoh tersebut melakukan perundingan tentang
waktu dan tempat pelaksanaan proklamasi yang akhirnya disepakati
proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta pada hari
Jumat, pukul 10.00 wib.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, tanggal 18
Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang pertamanya yang menghasilkan
3 keputusan penting yaitu:
1) Mengesahkan UUD 1945;
2) Memilih dan mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama;
3) Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
2. Latar Belakang Lahirnya Negara India
Negara India merupakan negara di Asia dengan jumlah penduduk
terbanyak kedua di Dunia. Seperti halnya negara-negara lain di Asia,
India mengalami masa penjajahan sebelum akhirnya merdeka pada
tanggal 15 Agustus 1947. Kekuasaan Inggris di India dimulai dengan
berdirinya English East India Company pada tahun 1600 yang semula
bersifat dagang. Seperti halnya penjajah barat yang datang ke Indonesia,
Inggris datang ke India untuk mencari rempah-rempah dan tujuan
perdagangan. Tapi tujuan tersebut berubah setelah Inggris tahu bahwa
India memiliki banyak kekayaan alam sehingga Inggris ingin menjajah
dan menguasai India sebagai daerah kekuasaannya.
Pergerakan kemerdekaan India dimulai pada pertengahan abad ke-19
dengan timbulnya pemberontakan yang dipimpin raja-raja pada tahun
1857. Pergerakan kemerdekaan ini berkembang hingga berdirinya
Indian National Congres pada tahun 1885 yang pada tahun 1905
menuntut diadakannya “Swaraj” (self-rule): dari-oleh-untuk bangsa
India. Kemudian pada tahun 1906 didirikan pula Indian Muslim League
untuk menyatukan dan menjamin kepentingan-kepentingan orang Islam
di India. Pada tahun 1935, Inggris mengumumkan “The Government of
India Act” yang merupakan Undang-undang Dasar untuk pemilihan
dewan-dewan perwakilan di negara-negara bagian. Banyak kedudukan
dalam dewan-dewan tersebut dimenangkan oleh National Congress dan
Muslim League.
Pergerakan kemerdekaan India tidak terlepas dari pengaruh para
tokoh-tokoh terkenal seperti Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru dan
Mohd. Ali Jinnah. Namun yang sangat terkenal adalah Mahatma Gandhi
dengan empat ajarannya dalam melawan penjajah yaitu ahimsa
(melawan tanpa kekerasan), hartal (mogok kerja), satyagraha (tidak mau
bekerjasama dengan pihak asing) serta swadesi (tidak mau memakai
produk luar negeri) yang mengakibatkan rakyat India tidak bergantung
lagi pada Inggris dan menyebabkan kas negara Inggris semakin
berkurang dan membuat orang India semakin mudah dapat mengusir
Inggris untuk segera meninggalkan India dan memberikan
kemerdekaannya secara utuh.
Karena semakin mendesaknya tuntuan kemerdekaan kepada
Pemerintah Inggris akhirnya dibentuklah suatu Constituent Assembly
tetapi Muslim League tidak bersedia ikut serta dalam Constituent
Assembly ini dan tetap menuntut dibentuknya suatu negara tersendiri
bagi penduduk Islam India. Tuntutan kaum Muslim itu akhirnya
dipenuhi oleh Inggris dengan pembentukan negara Pakistan. Pada
tanggal 15 Agustus 1947, Inggris memberikan kemerdekaan kepada
India dan Pakistan. India mulai menyusun kerangka kehidupan
kenegaraan dalam bentuk suatu Undang-undang Dasar yang mulai
berlaku pada tanggal 26 Januari 1950. Sejak tanggal itu pula India resmi
menjadi Republik India dengan Presiden sebagai Kepala Negaranya dan
Perdanan Menteri sebagai Kepala Pemerintahannya.

B. Konstitusi Negara Indonesia dan Negara India


Setiap negara yang merdeka dan berdaulat memiliki konstitusi
sebagai dasar dalam penyelenggaraan negaranya. Dalam catatan sejarah
klasik terdapat dua perkataan yang berkaitan erat dengan pengertian kita
sekarang tentang konstitusi, yaitu dalam perkataan Yunani Kuno
politeia dan perkataan Bahasa Latin constitution yang juga berkaitan
dengan kata jus. Dalam kedua perkataan politeia dan constitution itulah
awal mula gagasan konstitusionalisme diekspresikan oleh umat manusia
beserta hubungan diantara kedua istilah dalam sejarah. Dari kedua
istilah itu, kata politeia dari Kebudayaan Yunani dapat disebut yang
paling tua usianya.1
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang
berarti membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan
adalah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu
negara.2 Sedangkan istilah Undang-Undang Dasar merupakan
terjemahan istilah yang dalam bahasa Belandanya Gronwet. Perkataan
wet diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesi undang-undang, dan grond
berarti tanah atau dasar.
Oleh sebagian sarjana politik istilah konstitusi diartikan sama
dengan undang-undang dasar. Tetapi kepustakaan belanda membedakan
pengertian konstitusi (constitution) dan undang-undang dasar
(groundwet). Konstitusi adalah peraturan baik tertulis maupun tidak
tertulis, sedangkan Undang-undang Dasar merupakan bagian tertulis
dalam konstitusi. Walaupun demikian, tidak ada konstitusi yang
memasukkan semua peraturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
negara dan pemerintah. Karena konstitusi, merupakan dokumen yang
hanya memuat prinsip-prinsip pemerintah yag bersifat fundamental.
Artinya, ia hanya mengandung hal-hal yang bersifat pokok, mendasar
atau asas-asasnya saja. Jadi, tidak semua masalah yang dianggap penting
bagi negara dimasukkan kedalam konstitusi atau undang-undang dasar.
1
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2017, Hlm.1
2
Wirjono Projodikoro, Asas-asas Hukum Tata Negara di Indonesia, (Jakarta: Dian Rakyat, 1989), Hlm. 10
Karena itu, C.F. Strong mengemukakan bahwa “tidak ada konstitusi
yang seluruhnya tidak tertulis; Demikian pula tidak ada konstitusi yang
seluruhnya tertulis”. Sifat dan Karakteristik Konstitusi yang demikian,
agar ia tidak selalu diubah karena perkembangan zaman dan masyarakat.
Jadi, cukuplah hal-hal yang bersifat fundamental dan universal saja yang
dimasukkan ke dalam konstitusi.
Konstitusi menurut Miriam Budiharjo adalah suatu piagam yang
menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan dasar organisasi kenegaraan
suatu bangsa di dalamnya terdapat berbagai aturan pokok yang berkaitan
dengan kedaulatan, pembagian kekuasaan lembaga-lembaga negara,
cita-cita dan ideologi negara, masalah ekonomi, dan sebagainya. 3 Di
negara-negara didunia ini memiliki ragam konstitusinya. Semua
dipengaruhi oleh sejarah dari berdirinya negara itu. Sebagai landasan
dasar, konstitusi mengatur berkenaan tentang negara, bentuk negara,
susunan negara, sistem pemerintahan dan juga cita-cita dari negara
tersebut. sama halnya dengan indonesia, india sebagai suatu negara juga
memiliki sebuah konstitusi dalam negaranya. Sebagian besar negara
didunia menggunakan konstitusi tertulis sebagai konstitusi di negara
mereka masing-masing. Termasuk negara Indonesia dan juga negara
India dalam hal ini.

1. Perbedaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara India


Dalam praktik ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara di
dunia termasuk di Indonesia menyamakan arti konstitusi dengan
Undang-undang Dasar. Penyamaan pengertian antara konstitusi dengan
Undang-Undang Dasar, sebenarnya sudah dimulai sejak Oliver
Cromwell (Lord Protector Republik Inggris 1649-1660) yang
menamakan Undang-Undang Dasar itu sebagai Instrument of
Goverment, yaitu bahwa Undang-Undang Dasar dibuat sebagai
pegangan untuk memerintah dan di sinilah timbul identifikasi dari
pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar. 4
Sebaliknya perlu dicatat bahwa dalam kepustakaan Belanda
(misalnya L.J. Van Apeldoorn) diadakan pembedaan antara pengertian
Undang-Undang Dasar dengan konstitusi. Penganut paham yang
membedakan pengertian konstitusi dengan Undang-Undang Dasar
seperti dikutip Prof. Muhammad Japar, M.Si dalam bukunya yang
berjudul UUD 1945 & Tujuh Konstitusi Negara antara lain Herman

3
Miriam Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1978, Hlm. 107
4
Muhammad Japar, UUD 1945 & Tujuh Konstitusi Negara, Laboratorium Sosial Politik Press, Jakarta, 2018,
Hlm. 2
Heller dan F. Lassalle. Herman Heller membagi pengertian konstitusi
menjadi tiga, yaitu5:
1. Die Politische verfassung als gesellschaftlich wirklichkeit.
Konstitusi adalah mencerminkan kehidupan politik di dalam
masyarakat sebagai suatu kenyataan. Jadi mengandung pengertian
politis dan sosiologis.
2. Die Verselbstandigte rechtsverfassung. Konstitusi merupakan
suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat. Jadi
mengandung pengertian yuridis.
3. Die geshereiben verfassung. Konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang- undang yang tertinggi yang berlaku
dalam suatu negara.
Dari pendapat Herman Heller tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
jika pengertian undang-undang itu harus dihubungkan dengan
pengertian konstitusi, maka artinya Undang- Undang Dasar itu baru
merupakan sebagian dari pengertian konstitusi, yaitu konstitusi yang
tertulis saja. Di samping itu konstitusi itu tidak hanya bersifat yuridis
semata-mata, tetapi juga mengandung pengertian logis dan politis.6
Di masing-masing negara didunia ini memiliki ragam konstitusinya.
Semua dipengaruhi oleh sejarah dari berdirinya negara itu. Sebagai
landasan dasar, konstitusi mengatur berkenaan tentang negara, bentuk
negara, susunan negara, sistem pemerintahan dan juga cita-cita dari
negara tersebut. Sama halnya dengan Indonesia dan India sebagai suatu
negara juga memiliki sebuah konstitusi dalam negaranya. Oleh karena
itu, untuk melihat perbedaan konstitusi suatu negara dengan negara
lainnya dalam hal ini Negara Indonesia dengan Negara India, maka tidak
terlepas kaitannya dengan membandingkan bentuk negara, susunan
negara, sistem pemerintahan, prosedur perubahan, dan lembaga
negaranya. Berikut merupakan perbedaan-perbedaan kontitusi Indonesia
dan India:
a. Berdasarkan Bentuk dan Susunan Negara
Dilihat dari susunannya, saat ini dikenal empat macam susunan
negara yaitu negara kesatuan (unitary state, eenheidstaat), negara
federasi (federal state, bondsstaat), negara konfederasi
(confederation, statenbond), dan negara superstruktural
(superstate) . Indonesia secara tegas menyatakan sebagai negara
7

kesatuan berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi


5
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Pusat Studi HTN
Fakultas Hukum UI, Jakarta, 1988, hlm. 65
6
Muhammad Japar,Op.Cit, Hlm.3
“Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik”. Dalam catatan sejarah Indonesia sebenarnya pernah
mengalami beberapa pergantian susunan negara yang dijelaskan
secara singkat sebagai berikut:
1) Pada masa UUD 1945 yang pertama. Pada masa berlakunya
UUD 1945 yang pertama ini sebagaimana telah disebutkan
dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 di atas bentuk negara
Indonesia adalah negara kesatuan.
2) Pada masa Konstitusi RIS 1949. Pada masa ini bentuk
negara Indonesia adalah negara serikat dengan sistem
parlementer yang masih bersifat sementara.
3) Pada masa UUDS 1945. Bentuk negara pada masa ini
serikat/federasi dan penerapan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Serikat (1949) hanyalah bersifat
sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17
Agustus 1945 menginginkan bnetuk negara kesatuan. Hal
ini terbukti dengan Negara Republik Indonesia Serikat yang
tidak bertahan lama karena negara-negara bagian tersebut
menggabungkan dengan Republik Indonesia
4) Pada masa kembali lagi ke UUD 1945 hingga
perubahannya sampai sekarang. Kembalinya ke UUD 1945
diawali dengan adanya Dekrit Presiden yang terkenal
dengan nama Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang ditetapkan
oleh Presiden Sukarno yang dimana salah satu materinya
adalah menetapkan kembali UUD 1945 Asli sebagai
Konstitusi Negara. UUD 1945 dari Era Orde lama sampai
dengan UUD 1945 amandemen keempat tetap konsisten
mengenai susunan dan bentuk Negara Indonesia adalah
Negara Kesatuan yang berbentuk republik.
Negara kesatuan itu sendiri memiliki arti yaitu negara yang
bersusunan tunggal karena hanya terdiri dari suatu negara, dan hanya
ada suatu pemerintah yaitu pemerintah pusat yang mempunyai
kekuasaan dan wewenang tertinggi dalam bidang pemerintah negara,
menetapkan kebijakan pemerintahan, dan melaksanakan
pemerintahan negara baik di pusat maupun di daerah-daerah.8
Sama halnya Indonesia, Negara India juga merupakan negara
yang berbentuk republik namun menjalankan negaranya sebagai
negara federasi yang terdiri dari negara-negara bagian. India dibagi
kepada 28 negara bagian (yang kemudian dibagi kepada distrik),
enam Wilayah Persatuan, dan Wilayah Ibu Kota Nasional Delhi.
7
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pascareformasi, (Jakarta: PT Buana Ilmu
Populer, 2007), Hlm. 282
8
Tundjung Herning Sitabuana, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: Konstitusi Press, 2020), Hlm. 94
Negara-negara bagian memiliki pemerintah yang dilantik sendiri,
sementara Wilayah-wilayah Persatuan diperintah seorang pengurus
yang dilantik pemerintah persatuan (union government), meski
beberapa di antaranya memiliki pemerintah yang dilantik.
b. Berdasarkan Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan Negara Indonesia adalah Presidensiil yang
mana kepala negara dan kepala pemerintahan dipimpin oleh satu
orang yaitu presiden. Yang memiliki kewenangan atas negara dan
juga kabinet kementerian. Sebagai simbol negara dan juga sebagai
yang menjalankan pemerintahan, presiden memiliki kewenangan
penuh tas kebijakan yang diambil guna kemajuan negara yang
dipimpin olehnya. Meskipun Indonesia sempat mengalami perubahan
sistem pemerintahan, yang mana indonesia pernah menjalankan
negara melalui sistem pemerintahan parlementer yang mana kepala
negara dan kepala pemerintahan dipimpin oleh orang yang berbeda.
Dalam hal kepala negara yang dipimpin oleh presiden sedangkan
kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Namun
sistem parlmenter tidaklah bertahan lama dan Indonesia lebih memilih
kembali kepada sistem semula yaitu sistem presidensiil dan bertahan
hingga saat ini. 9

Kemudian kita melihat pada sistem pemerintahan dari India yang


menganut sistem pemerintahan parlementer yang mana membedakan
antara kepala negara dengan kepala pemerintahan. Dalam hal kepala
negara dipimpin oleh seorang presiden, maka dalam hal pemerintahan
akan dipimpin oleh seorang perdana menteri yang membawahi
menteri-menteri dalam kabinetnya. Biasanya seorang perdana
menteri dipilih melalui partai yang memenangi pemilu dan menguasai
mayoritas kursi parlemen.
c. Berdasarkan Prosedur Perubahan Konstitusi
Naskah konstitusi dapat diklasifikasikan bersifat luwes (flexible)
atau kaku (rigid). Ukuran yang biasanya dipakai para ahli untuk
menentukan suatu konstitusi bersifat luwes atau kaku adalah : (i)
apakah terhadap naskah konstitusi dimungkinkan dilakukan
perubahan dan apakah cara mengubahnya mudah atau sulit, dan (ii)
apakah naskah konstitusi itu mudah atau tidak mudah mengikuti
perkembangan zaman. Apabila prosedur perubahan undang-undang

9
Norman Yoka Satrio, Jurnal Perbedaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara India Ditinjau dari Prosedur
Perubahan Konstitusi, Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan, Jurnal Fakultas Hukum UNIBA
Surakarta,Hlm.11
dasar diatur sedemikian berat dan rumit syarat-syaratnya maka
termasuk rigid atau kaku. Sebaliknya bila undang-undang dasar yang
mensyaratkan tata cara perubahan tidak terlalu berat dengan
pertimbangan tidak mempersulit perubahan sehingga undang-undang
dasar dapat disesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman maka
termasuk konstitusi yang fleksibel atau luwes.10
Dalam konstitusi Indonesia Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945
sebelum amandemen, prosedur perubahan konstitusinya termasuk
bersifat luwes (fleksibel) karena perubahan undang- undang dasar
dapat dilakukan dengan dukungan tidak melebihi setengah dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kemudian
dalam pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945 setelah amandemen
keempat mekanisme prosedur perubahan sedikit diperberat dengan
dicantumkan ketentuan yang menegaskan untuk perubahan pasal
undang-undang dasar hanya dapat dilakukan apabila disetujui oleh
lebih dari separuh jumlah anggota MPR.11
Konstitusi India sebagian besar merupakan Konstitusi yang kaku.
Semua ketentuan Konstitusi mengenai hubungan Serikat-Negara
dapat diubah hanya dengan tindakan bersama dari Badan Legislatif
Negara Bagian dan Parlemen Union. Ketentuan tersebut dapat diubah
hanya jika amandemen tersebut disahkan oleh dua pertiga mayoritas
anggota yang hadir dan memberikan suara di Parlemen (yang juga
harus merupakan mayoritas mutlak dari total keanggotaan) dan
diratifikasi oleh setidaknya setengah dari Serikat.12
d. Berdasarkan Lembara Negara
1) Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden
sebagai kepala Negara sekaligus kepala Pemerintahan.
Sedangkan Negara India dipimpin oleh seorang presiden yang
merupakan kepala negara dan menjalankan kekuasaannya
secara langsung atau melalui petugas bawahannya. Kekuasaan
eksekutif pemerintahan pusat dijalankan terdiri dari menteri-
menteri yang dipimpin oleh perdana menteri. Dan setiap
negara bagian dipimpin oleh seorang gubernur yang ditunjuk
oleh presiden.
2) Lembaga Legislatif
Pada cabang kekuasaan ini di Indonesia terdiri dari Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah yang
10
Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009), hlm. 113-
114.

11
Norman Yoka Satrio, Op.Cit, Hlm. 6
12
Ibid
menjadi anggota dari Majelis Permusyawatan Rakyat. Dua
lembaga ini memiliki kekuatan untuk mensahkan undang-
undang, mengubah konstitusi, melakukan penyelidikan formal,
mengawasi anggaran negara, dan memberhentikan presiden
dan wakil presiden sesuai dengan Konstitusi.  DPR terdiri dari
550 wakil yang dipilih oleh rakyat. DPRD terdiri atas empat
wakil dari setiap provinsi dan dipilih oleh rakyat. 
Sedangkan di India Lembaga legislatif federal tertinggi India
yaitu Sansad yang terdiri dari dua kamar (Bikameral) Majelis
Tinggi/Dewan Negara Bagian/Rajya Sabha/the Council of
States dan Majelis Rendah/Majelis Rakyat/Lok Sabha/House
of Representatives/the House of people. Anggota Rajya
Sabha/Majelis Tinggi/Dewan Negara Bagian (the Council of
States) terdiri dari 250 orang. Dua Belas orang dari
keanggotaan tersebut dipilih langsung oleh Presiden yang
dipercayakan sebagai ahli dalam bidang tertentu seperti seni,
ilmu pengetahuan, sastra dan pelayanan nasional. 12 anggota
Majelis Tinggi tersebut dikenal sebagai anggota yang
dinominasikan baik oleh Presiden atau partai politik,
sedangkan 238 anggota lainnya dipilih secara proposional oleh
masing-masing lembaga legislatif negara bagian. Masa jabatan
Rajya Sabha enam tahun dengan satu sepertiga dari anggota
pensiun setiap dua tahun dan digantikan oleh anggota yang
baru terpilih. Kekuatan Rajya Sabha lebih kecil dari pada Lok
Sabha namun persamaan perlakuan hukum tetap ada.13
3) Lembaga yudikatif
Di Indonesia cabang kekuaaan yudikatif ini ditempati oleh
Mahkamah Agung yang memeiliki wewenang mengadili pada
tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah UU terhadap UU, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh UU (besarta Pengadilan pada tingkat di
bawahnya). Dan Mahkamah Konstitusi yang memiliki
wewenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersfiat final untuk menguji UU terhadap UUD,
memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus pembubaran
Parpol, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilu.
Lembaga Yudikatif di India dipegang oleh 21 Pengadilan
Tinggi dan pada puncaknnya dipegang oleh Mahkamah agung.
Sistem peradilan yang independen India dimulai di bawah
Inggris, dan konsep-konsep dan prosedur mirip dengan negara
13
Muhammad Japar, Op.Cit, Hlm. 140
Anglo- Saxon. Mahkamah Agung India terdiri dari Ketua dan
30 hakim asosiasi, semua ditunjuk oleh Presiden atas saran
dari Ketua dari India. Sistem peradilan India terdiri dari sebuah
sistem kesatuan baik di tingkat negara bagian dan federal.
Pengadilan terdiri dari Mahkamah Agung India, Pengadilan
Tinggi India di tingkat negara, dan Pengadilan Distrik dan
Pengadilan Sesi di tingkat kabupaten.14

2. Persamaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara India


a. Baik Indonesia maupun India memiliki bentuk pemerintahan
Republik. Negara Republik adalah negara yang dikepalai oleh
Presiden. Pengisian jabatan presiden dilakukan melalui pemilihan
atau cara lain yang tidak berdasarkan keturunan. Di negara
demokratis, pergantian kepala negara dilakukan secara demokratis
yaitu melalui pemilihan umum secara secara langsung oleh rakyat
maupun melalui pemilihan tidak langsung oleh wakil-wakil
rakyat, yang dilaksanakan secara berkala.15 Sementara itu di
negara-negara tidak demoktratis, pengangkatan kepala negara
dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti kudeta (coup
d’etat), penunjukan langsung oleh kepala negara terdahulu dan
sebagainya.16
b. Persamaan lainnya antara Negara Indonesia dan Negara India
ialah sama-sama menerapkan sistem demokrasi dalam
pemerintahannya. Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau
mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang dijalankan oleh
pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi di Indonesia bersumberkan pada nilai-nilai sosial
budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat dengan
memprioritaskan kepentingan seluruh masyarakat atau warga
negara yang berfokus pada kepentingan dan aspirasi serta hati
nurani rakyat. Sampai saat ini Indonesia menganut demokrasi
pancasila yang bersumber pada falsafah Pancasila dan mengalami

14
Ibid
15
Lihat: Bintan R. Saragih, Sistem Pemerintahan Dan Lembaga Perwakilan di Indonesia, (Jakarta: Perintis Press,
1985, Hlm. 74
16
Tundjung Herning Sitabuana, Op.Cit, Hlm. 93
perkembangannya pada masa reformasi sampai dengan saat ini
dengan ditandai adanya :
1. kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi
dalam kebangsaan dan kenegaraan;
2. berlakunya sistem multipartai, diberlakukan ini terlihat pada
Pemilihan Umum 1999. Masa ini Kesempatan pada rakyat
untuk berserikat dan berkumpul sesuai ideologi dan aspirasi
politiknya.
Karakteristik demokrasi di Indonesia pada periode reformasi
adanya Pemilu lebih demokratis, terjadi perputaran kekuasaan
dari pemerintah pusat hingga daerah. Pola rekrutmen politik
terbuka Hak-hak dasar warga negara, rekrutmen politik untuk
pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka. Setiap warga
negara yang mampu dan memenuhi syarat dapat menduduki
jabatan politik tanpa diskriminasi.17 Hal ini sebagaimana diatur
dalam UUD 1945 beserta perubahannya dan Undang-undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Sistem pemerintahan yang demokratis diadopsi oleh India tidak
lama setelah negara itu mendapatkan kemerdekaannya dari
Inggris pada tahun 1947, yang tertuang dalam konstitusi negara
ini. Namun sesungguhnya institusi demokrasi di India mulai
berkembang pada masa kekuasaan kolonial. Sejak awal Inggris
telah memperkenalkan pemilu, memperkenalkan fungsi sipil yang
baik, melakukan sosialisasi atas pemilihan elite politik lewat
sistem demokrasi. Di sisi lain proses demokrasi di India juga tidak
dapat terlepas dari salah satu ajaran Mahatma Gandhi, yang
disebut ahimsa. Ahimsa adalah ajaran yang mengetengahkan
bahwa perjuangan harus tetap dilakukan secara damai dan
menghindari aksi kekerasan, salah satunya adalah melalui
pertisipasi masa.18
Keberhasilan demokrasi di India ini dapat terlihat dalam berbagai
bentuk, tergantung pada indikasi yang digunakan untuk
menilainya. Apabila kita melihatnya melalui model demokrasi
prosedural, yang menekankan pada keberadaan institusi
demokrasi, seperti partai politik atau organisasi politik lainnya
maka demokrasi di India telah terbilang berhasil. Hal ini dapat
dilihat dari kesusesan terselanggaranya pemilu di negara ini.
Keberhasilan demokrasi di India juga ditandai dengan
bagaimana India dapat mendistribusikan kekuasaan hingga

17
Evi Purnamawati, Perjalanan Demokrasi di Indonesia, Vol.12 No.2, Mei 2020, Hlm. 258
18
Muhammad Japar, Op.Cit, Hlm. 142
berbagai level masyarakat yang diperkuat dengan tentara yang
terlatih dan professional yang tidak memasuki urusan politik,
seperti sebagaimana yang terjadi di banyak negara.
C. Persamaan dan Perbedaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara
India ditinjau dari perspektif Teori Kedaulatan Negara
Kedaulatan, bahasa Latinnya supremus, bahasa Inggrisnya
sovereignty, bahasa Italianya disebut sovranita yang berarti tertinggi.
Kedaulatan dalam bahasa Arab daulah, daulat yang artinya
kekuasaan. Kedaulatan dari berbagai bahasa itu dapat diartikan
sebagai wewenang satu kesatuan politik.19
Kedaulatan adalah konsep mengenai kekuasaan tertinggi dalam
negara. Kedaulatan menurut Jack H. Nagel sebagaimana dikutip Jimly
Asshiddiqie mempunyai dua arti penting meliputi lingkup kekuasaan
dan jangkauan kekuasaan. Lingkup kedaulatan mencakup aktivitas atau
kegiatan dalam fungsi kedaulatan, sedangkan jangkauan kedaulatan
berkaitan dengan siapa yang menjadi subyek dan pemegang
kedaulatan.20
Para pakar hukum ketatanegaraan mengemukaan beberapa teori
kedaulatan, salah satunya ialah teori kedaulatan negara. Teori ini
berawal dari tindakan Raja yang merasa berkuasa untuk menetapkan
agama yang harus di anut oleh rakyatnya, karena Raja berasumsi bahwa
ia tidak bertanggung jawab kepada selain Tuhan. Sehingga rakyat yang
tadinya berasumsi sama dengan Raja yaitu hukum yang harus di taati
adalah hukum Tuhan, sekarang justru berganti haluan yaitu bahwa
negaralah yang harus ditaati. Negaralah satu-satunya yang berwenang
menciptakan dan menetapkan hukum. Di luar Negara tidak ada satu
orang pun yang berwenang menetapkan hukum. Dan dari sinilah awal
dari teori kedaulatan Negara, di mana Negara adalah satu-satunya
sumber hukum yang memiliki kekuasaan tertinggi atau kedaulatan.
Tokoh dari paham Kedaulatan Negara adalah Jellinek, Jean Bodin, dan
Thomas Hobbes.21 Menurut Jellinek, hukum adalah penjelmaan
kehendak negara, jadi hukum diciptakan oleh negara, dengan
demikian satu-satunya sumber hukum adalah negara. Masih menurut
Jellinek, adat kebiasaan dapat menjadi hukum, apabila negara telah
menetapkan sebagai hukum.22

19
Jimly Asshiddiqie, Op.Cit, Hlm. 158
20
Rudy, Konstitusionalisme Indonesia, (Bandar Lampung: Pusat Kajian Konstitusi dan Peraturan Perundang-
Undangan,2013), Hlm. 1
21
Ibid, Hlm. 3
22
Ibid, Hlm. 4
Teori ini menitikberatkan bahwa negara dianggap sebagai lembaga
tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Ini mengindikasikan bahwa
negara memegang kuasa penuh atas system pemerintahan dalam negera
itu. Para pemimpin yang diktator merupakan perwujudan teori
kedaulatan negara dengan penerapan sistem pemerintahan tirani. Dalam
teori ini, negara adalah sumber sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi,
sedangkan pemerintah adalah pelaksana kekuasaan tersebut. Pemerintah
juga bertanggung jawab dalam melahirkan hukum dan konstitusi demi
kepentingan negara. Secara keseluruhan, teori ini memegang teguh
prinsip "dari negara, oleh negara, dan untuk negara".
Berdasarkan penjelasan mengenai teori kedaulatan negara tersebut
dan dihubungkan dengan persamaan dan perbedaan antara konstitusi
Negara Indonesia dan Negara india yang telah dipaparkan sebelumnya
maka dapat ditarik analisa sebagai berikut:
1. Dalam teori kedaulatan negara, negara mempunyai kekuasaan
yang tidak terbatas. Artinya negara berhak mengatur semua
warga negara dan harus taat, patuh terhadap kehendak dan
keinginan negara. Paham ini melahirkan absolutisme negara
yang apabila disalahgunakan atau dilaksanakan terus menerus
akan melahirkan suatu pemeritahan yang otoriter atau bahkan
abuse of power. Sedangkan dalam persamaan konstitusinya,
Indonesia dan India merupakan negara dengan sistem
pemerintahan yang demokratis, dimana kedaulatan berasal dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Di India sendiri hal ini
dibuktikan dengan adanya suksesnya penyelenggaraan pemilu
dan eksistensi partai politik sebagai wadah partisipasi rakyat
dalam kegiatan kebangsaan dan kenegaraan. Selain indikator
keberhasilan demokrasi yang sama yang terjadi di India, di
Indonesia kedaulatan rakyat juga terkadung dalam dasar negara
Indonesia yaitu Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pasal 4
Pancasila yang berbunyi : “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”
2. Dilihat dari perbedaaan konstitusi yang paling mencolok antara
Negara Indonesia dan Negara India yaitu sistem
pemerintahannya. Indonesia yang menganut sistem presidensiil
dimana Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan merupakan hasil produk pemilihan umum yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku. Begitupun India yang menganut sistem pemerintahan
parlementer dimana Presiden sebagai kepala negara yang dipilih
oleh parlemen dan Perdana Menteri sebagai kepala
pemerintahan yang biasanya seorang perdana menteri dipilih
melalui partai yang memenangi pemilu dan menguasai
mayoritas kursi parlemen. Begitu pula dengan lembaga-lembaga
negara yang ada, salah satunya lembaga eksekutif yang disii
oleh perwakilan partai politik sehingga menunjukan bahwa ada
keterlibatan rakyat dalam menciptakan dan menetapkan hukum
dan negara bukan satu-satunya sumber hukum yang memiliki
kekuasaan tertinggi atau kedaulatan sebagaimana ciri-ciri teori
kedaulatan negara yang dijelaskan di atas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Perbedaan Konstitusi Negara Indonesia dan Negara India sebagai
berikut:
Kategori Indonesia India
Bentuk dan Susunan Negara Kesatuan Negara Federal
Negara dengan 26 Negara
Bagian dan 7
Kesatuan Territorial
Sistem Pemerintahan Presidensial dengan Parlementer dengan
masa jabatan 5 tahun masa jabatan 5 tahun
Proses Perubahan Flexible, perubahan Rigid/ Kaku, dapat
Konstitusi pasal undang-undang diubah hanya jika
dasar dapat amandemen tersebut
dilakukan apabila disahkan oleh dua
disetujui oleh lebih pertiga mayoritas
dari separuh jumlah anggota yang hadir
anggota MPR dan memberikan
suara di Parlemen

Eksekutif Presiden sebagai Presiden sebagai


kepala negara kepala negara dipilih
sekaligus kepala oleh Parlemen.
pemerintahaan Perdana Menteri
dipilih langsung oleh sebagai kepala
rakyat pemerintahan dipilih
dari mayoritas
anggota parlemen
Legislatif Bikameral, yaitu Bikameral, yaitu
DPR dan DPD. Dewan Negara
Anggota DPR dan (Rajya Sabha) dan
DPD menjadi Majelis Rakyat (Lok
anggota MPR Sabha)

Yudikatif Mahkamah Agung, Supreme Court


Badan Peradilan di
bawahnya, dan
Mahkamah
Konstitusi.

2. Negara Indonesia dan Negara India sama-sama negara yang


berbentuk Republik yang dikepalai oleh Presiden. Kepemimpinan
negara diperoleh bukan dari keturunan. Di Indonesia Presiden dipilih
langsung oleh rakyat berdasarkan hasil pemilu sedangkan di India
Presiden dipilih secara tidak langsung melalui wakil-wakil rakyat di
parlemen. Kesamaan tersebut menunjukan bahwa baik Negara
Indonesia maupun Negara India menganut sistem pemerintahan yang
demokratis.
3. Dilihat dari persamaan dan perbedaan konstitusi negara Indonesia
dan Negara India dapat disimpulkan bahwa Negara Indonesia dan
India meskipun memiliki perbedaan bentuk negara, system
pemerintahan, kelembagaan negara dan proses perubahan konstitusi
ialah bukan negara yang menganut paham kedaulatan negara karena
kedaulatan kedua negara tersebut berasal dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat dengan dibuktikan pemilihan kepala negara dan kepala
pemerintahan yang merupakan hasil dari partisipasi rakyat melalui
pemilihan umum.

B. REKOMENDASI
1. Konstitusi mempunyai peran untuk mempertahankan esensi
keberadaan sebuah negara dari pengaruh berbagai perkembangan
yang bergerak dinamis. Oleh karena itu, konstitusi yang ideal
merupakan merupakan hasil dari penyesuaian dan penyempurnaan
untuk mengikuti segala perkembangan, khususnya yang berkaitan
dengan keinginan hati nurani rakyat. Pada dasarnya dalam konstitusi
negara, khususnya Indonesia telah dengan baik diatur mengenai hak-
hak rakyat baik dalam keterlibatan penyelenggaan negara maupun
hak-hak dasar yg melekat pada diri sebagai manusia. Namun
pelaksanaannya haruslah mencerminkan kesesuaian dengan
keinginan hati masyarakatnya dengan cara mendengarkan juga
aspirasi masyarakat yang tidak duduk langsung dalam lembaga
negara, terlebih mengenai pembentukan peraturan perundang-
undangan yang dirasa tidak memihak rakyat ataupun melemahkan
sistem hukum di Indonesia.
2. Demokrasi yang digadang-gadang sebagai penyelenggaran sistem
pemerintahan yang dinilai sebagai suatu pencapaian dalam sejarah
konstitusi indonesia hingga saat ini haruslah dilaksanakan dengan
penuh tanggungjawab baik oleh rakyat maupun pemerintah. Karena
demokrasi dapat menjadi salah satu faktor penunjang kemajuan dan
membawa proses modernisasi yang selanjutnya akan diikuti dengan
modernisasi dalam segala bidang yang akan membawa kepada
kesejahteraan masyarakat dan kemajuan negara.

Anda mungkin juga menyukai