Anda di halaman 1dari 13

Upaya Penegakan HAM

Hak asasi manusia merupakan hak yang paling hakiki yang dimiliki oleh manusia.

Siapapun tidak diberbolehkan untuk mengganggu atau mencampuri hak asasi orang lain

karena hak asasi in sifatnya sangat personal dan tidak bisa dilepaskan dari keberadaan

manusia. Dalam perjalanan kehidupan manusia, hak asasi manusia digolongkan menjadi

beberapa macam, yaitu:

 Hak asasi pribadi (Personal Rights)

 Hak asasi politik (Political Rights)

 Hak asasi hukum (Rights of Legal Equality)

 Hak asasi ekonomi (Property Rights)

 Hak asasi peradilan (Procedural Rights)

 Hak asasi sosial budaya (Social-Culture Rights)

A. Upaya HAM dilakukan dengan dua pendekatan :

1. Pencegahan

Pencegahan adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang semakin kondusif bagi

penghormatan HAM dengan cara persuasif.

Upaya pencegahan :

Penciptaan perundang-undangan HAM yang lengkap

Penciptaan lembaga-lembaga pemantau dan pengawas pelaksanaan HAM

Penciptaan perundang-undangan dengan pembentukan lembaga peradilan HAM


Pelaksanaan pendidikan HAM kepada masyarakat melalui pendidikan dalam keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

2. Penindakan

Penindakan adalah upaya untuk menangani kasus pelanggaran HAM berdasarkan ketentuan

hukum yang berlaku.

Upaya penindakan :

Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi masyarakat yang menghadapi kasus

HAM

Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM

Investigasi dengan pencarian data, informasi, dan fakta yang terkait dengan peristiwa di

dalam masyarakat

Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli

Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui peradilan HAM


B. Lembaga Penegak HAM

a. Komnas HAM

Komisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnya dibentuk dengan Keppres Nomor 50

Tahun 1993. Pembentukan komisi ini merupakan jawaban terhadap tuntutan masyarakat

maupun tekanan dunia internasional tentang perlunya penegakan hak asasi manusia di

Indonesia. Kemudian dengan lahirnya UURI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia, yang didalamnya mengatur tentang Komnas HAM ( Bab VIII, pasal 75 s/d. 99)

maka Komnas HAM yang terbentuk dengan Kepres tersebut harus menyesuaikan dengan

UURI Nomor 39 Tahun 1999. Komnas HAM bertujuan:

1) membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia.

2) meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi

manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang

kehidupan.

b. Pengadilan HAM

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan

umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Pengadilan HAM merupakan

pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang meliputi kejahatan genosida dan

kejahatan terhadap kemanusiaan (UURI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM).
Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompk bangsa, ras, kelompok,

etnis, dan agama. Cara yang dilakukan dalam kejahatan genosida, misalnya ; membunuh,

tindakan yang mengakibatkan penderitaan fisik atau mental, menciptakan kondisi yang

berakibat kemusnahan fisik, memaksa tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran,

memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

Sedangkan yang dimaksud kejahatan terhadap kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang

dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya

bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil. Kejahatan

terhadap kemanusiaan misalnya:

1) pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, penyiksaan;

2) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;

3) perampasan kemerdekaan atau perampasan kemerdekaan fisik lain secara sewenang-wenang

yang melanggar ketentuan pokok hukum internasional;

4) perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan

atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara;

5) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan

paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang

diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;

6) penghilangan orang secara paksa (penangkapan, penahanan, atau penculikan disertai

penolakan pengakuan melakukan tindakan tersebut dan pemberian informasi tentang nasib

dan keberadaan korban dengan maksud melepaskan dari perlindungan hukum dalam waktu

yang panjang);
7) kejahatan apartheid (penindasan dan dominasi oleh suatu kelompok ras atas kelompok ras

atau kelompok lain dan dilakukan dengan maksud untuk mempertahan peraturan pemerintah

yang sedang berkuasa atau rezim).

Beberapa kasus pelanggaran HAM di Indonesia :

 Kasus Marsinah

 Kasus Timor Timur

 Kasus Tanjung Priok

 Kasus Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II

C. Hambatan dan tantangan dalam penegakkan HAM di Indonesia

1. Dari dalam negeri

a. Adanya hukum sebagai peninggalan atau warisan hukum colonial.

b. Adanya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah orde lama

yang bersifat otoriter.

c. Penegakkan hukum yang kurang atau tidak bijaksana karena bertentangan dengan

aspirasi masyarakat.

d. Kesadaran hukum yang rendah sebagai akibat rendahnya SDM.

e. Rendahnya penguasaan hukum dari sebagian aparat penegak hukum.

f. Mekanisme lembaga penegak hukum dan HAM yang belum terpadu.

g. Keadaan geografis Indonesia yang luas.


2. Dari luar negeri

a. Penetrasi idiologi dan kekuatan komunisme.

b. Penetrasi idiologi dan kekuatan liber

D. Upaya penegakan ham oleh pemerintah

1. Penegakan Pemerintah Melalui Undang-Undang

Undang-undang merupakan produk hukum yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia

yang digunakan sebagai pedoman atau aturan main dalam pelaksanaan suatu kebijakan atau

tindakan yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia. Undang-

undang merupakan produk yang dihasilkan sebagai akibat adanya sistem politik demokrasi di

Indonesia. Produk ini merupakan hasil dari perundingan yang dilakukan oleh pemerintah

melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sebelum

undang-undang ini diberlakukan, undang-undang perlu disetujui dan disahkan oleh presiden

republik Indonesia.

Undang-undang sebagai pedoman dan acuan kehidupan bermasyarakat dan bernegara juga

mempunyai beberapa kaitan dengan hak asasi manusia. Kaitan tersebut berupa produk

undang-undang yang mengatur tentang perlindungan terhadap hak-hak asasi yang dimiliki

oleh setiap warga negara. Adapun undang-undang yang dimiliki oleh Indonesia dalam

kaitannya dengan penegakan hak asasi manusia bagi warga negaranya diantaranya:
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

Undang-Undang No.1 Tahun 1974 merupakan udang-undang yang berkaitan upaya

pemerintah dalam menegakkan HAM dengan hak asasi manusia yang mengatur tentang

perkawinan di Indonesia. Perlu diketahui, perkawinan atau penikahan merupakan hak asasi

yang dimiliki oleh seseorang yang termasuk dalam hak asasi pribadi (Personal Rights). Di

dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa dasar perkawinan atau pernikahan

merupakan ikatan secara lahir maupun batin yang terjalin diantara seorang pria dan seorang

wanita dengan tujuan membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Keluarga atau rumah

tangga yang dibentuk tentunya bertujuan kepada kebahagiaan yang dilandaskan pada

Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai berikut:

Undang-undang perkawinan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah Indonesia terhadap

hak asasi personal yang dimiliki oleh warga negaranya.

Setiap warga negara di Indonesia berhak untuk memilih pasangannya masing-masing ke

jenjang pernikahan yang diakui secara agama dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Pada dasarnya undang-undang perkawinan ini merupakan salah satu usaha pemerintah dalam

meningkatkan peran keluarga dalam pembentukan kepribadian anggota keluarga baik itu

ayah, ibu, maupun anak.

Perkawinan tidak dapat dilakukan dengan paksaan karena perkawinan itu membutuhkan

ikatan secara lahir maupun batin seperti yang dijelaskan dalam undang-undang tersebut.

Barang siapa memaksakan suatu perkawinan itu terjadi, maka hak asasi manusia yang

berkaitan dengan hak asasi pribadi dapat terganggu. Jika di dalam pemaksaan perkawinan

terjadi tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dan melanggar hukum, maka kasus tersebut

dapat diperkarakan dalam pengadilan.


b. TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998

Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 merupakan produk dari Majelis Permusyawaratan

Rakyat sesuai dengan tugas dan fungsi MPR di Indonesia dan menurut UUD 1945. Perlu kita

ketahui, Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak-Hak Asasi Manusia

sudah tidak berlaku lagi di Indonesia. Ketetapan MPR ini telah melebur pada Undang-

Undang No. 39 Tahun 1999 yang dibahas pada poin selanjutnya.

c. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999

Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 merupakan undang-undang yang menggantikan

Ketetapan MPR MPR Nomor XVII/MPR/1998. Undang-undang ini bersikan hak-hak asasi

manusia yang dimiliki oleh setiap warga negara tanpa terkecuali. Melalui undang-undang ini,

penegakan hak asasi bagi seluruh masyarakat Indonesia lebih diperkuat sejalan dengan

pandangan bangsa mengenai Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia. Karena Undang-

Undang No. 39 Tahun 1999 adalah penyempurnaan dari Ketetapan MPR MPR Nomor

XVII/MPR/1998, maka terdapat beberapa tambahan mengenai hak-hak asasi manusia sebagai

warga negara Indonesia. Penambahan cakupan hak-hak asasi tersebut antara lain:

1. Hak untuk berperan serta dalam sistem pemeritnahan

2. Hak-hak perempuan

3. Hak-hak anak

Tiga tambahan dari cakupan hak asasi manusia sebagai warga negara Indonesia menjadi

pelengkap dalam penegakan hak asasi yang dilakukan oleh pemerintah. Penambahan cakupan

hak-hak tersebut telah mewakili enam hak asasi manusia secara umum. Adanya cakupan

khusus terhadap hak-hak perempuan dan anak menjadikan pemerintah Indonesia membentuk

lembaga khusus terkait dengan kedua hal tersebut.


2. Pembentukan Pemerintah Komisi Nasional

Dalam upaya pemerintah dalam menegakkan HAM terhadap hak asasi manusia bagi warga

negara Indonesia, pemerintah membentuk beberapa komisi nasional guna membantu

pemerintah dalam menegakkan hak asasi. Adapun komisi nasional tersebut antara lain:

a. Komisi Nasional Perempuan

Komisi Nasional Perempuan merupakan komisi nasional yang dibentuk oleh pemerintah

dalam melakukan upaya penegakan hak asasi manusia khususnya pada hak asasi perempuan.

Komisi ini lahir dari tuntutan masyarakat di Indonesia khusunya kaum wanita sebagai bentuk

perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam menanggapi contoh konflik sosial dalam

masyarakat yang ditujukan kepada kaum wanita di Indonesia. Dalam menjalankan peran dan

fungsinya, komisi ini mempunyai tujuan untuk:

Menghapuskan bentuk-bentuk kekerasan terhadap kaum wanita.

Menegakkan hak-hak asasi manusia khususnya perempuan di Indonesia.

Meningkatkan upaya penanggulangan kekerasan terhadap perempuan.

b. Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merupakan komisi yang dibentuk oleh

pemerintah untuk melindungi dan menegakkan hak-hak yang oleh dimiliki seluruh anak di

Indonesia tanpa terkecuali. Komisi ini didirikan pada 20 Oktober 2002 atas desakan para

masyarakat sebagai orangtua yang merasa bahwa hak-hak anaknya tidak terpenuhi dengan

baik.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, komisi ini memiliki tugas pokok yaitu melakukan

pengawasan terhadap jalannya perlindungan anak yang di Indonesia baik di dalam

lingkungan keluarga, masyarakat, maupun pendidikan. Selain itu, KPAI juga menekankan

kepada setiap orangtua tentang pentingnya pentingnya pendidikan anak usia dini agar anak

nantinya dapat mengembangkan keterampilannya dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Pembentukan Pengadilan HAM

Keberadaan pengadilan HAM di Indonesia merupakan salah upaya pemerintah dalam

menegakkan hak asasi manusia bagi setiap warga negara Indonesia. Pengadilan HAM ini

dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Dalam menjalankan

perannya, pengadilan ini berperan khusus dalam mengadili kejahatan genosida dan kejahatan

terhadap kemanusiaan, sebagai berikut:

Keberadaan pengadilan HAM di Indonesia merupakan salah satu langkah dalam megakkan

keadilan bagi warga negara Indonesia khususnya yang berkaitan dengan pelanggaran HAM.

Proses pelimpahan perkara yang terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi tentunya

dilakukan oleh pengadilan HAM sesuai dengan mekanisme pelaksanaan sistem peradilan di

Indonesia.

Berawal dari persitiwa itulah, Indonesia melalui pemerintah kembali menegakkan hak asasi

manusia yang didasarkan pada Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Melalui

sistem pemerintahan presidensial dan parlementer yang dilaksanakan di Indonesia,

pemerintah mulai mengkencangkan perjuangannya dalam menegakkan hak-hak asasi

manusia bagi warga negara Indonesia tanpa terkecuali.


Tentunya dalam penegakkan hak asasi manusia di Indonesia, pemerintah tidak melakukannya

sendirian. Pemerintah memerlukan bantuan dari beberapa lembaga penegak hukum yang ada

di Indonesia. Selain itu, dalam menegakkan hak asasi bagi warga negaranya, pemerintah

Indonesia mempunyai landasan hukum persamaan kedudukan warga negara yang semakin

mendukung dan menguatkan proses penegakan hak asasi manusia.

4. Penegakan Melalui Proses Pendidikan

Penegakan hak asasi manusia juga dapat dilakukan melalui proses pendidikan, baik itu dalam

pendidikan formal, informal, maupun non formal. Proses penegakan yang dilakukan melalui

proses pendidikan merupakan penanaman konsep tentang HAM itu sendiri kepada peserta

didik yang ikut di dalam proses pendidikan.

Jika penegakan itu dilakukan dalam pendidikan formal yaitu sekolah, penegakan HAM

tentang penanaman konsep HAM kepada peserta didik dapat dilakukan melalui tujuan dari

mata pelajaran PPKn dan agama. Harapannya, melalui penanaman konsep HAM melalui

pendidikan, peserta didik dapat melakukan penegakan HAM secara sederhana misalnya

dengan melakukan penerapan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Sangat perlu diketahui bahwa pemerintah Indonesia sudah sangat serius dalam

menegakkan HAM. Hal ini dapat kita lihat dari upaya pemerintah sebagai berikut;

 Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM

di seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons pada

pelanggaran HAM internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden

atas beberapa agresi militer di beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak,

Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa PBB untuk bertindak tegas
kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil,

wanita dan anak-anak.

 Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain

telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas)

dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal

kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres

nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan pada perempuan

 Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 mengenai hak asasi manusia ,

Undang-undang nomor 26 tahun 2000 mengenai pengadilan HAM, serta masih

banyak UU yang lain yang belum itukan menyangkut penegakan hak asasi manusia

E. Upaya-Upaya Penanganan Pelanggaran HAM di Indonesia

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pernyataan itu tentunya sudah sering kalian

dengar. Pernyataan tersebut sangat relevan dalam proses penegakan HAM. Tindakan terbaik

dalam penegakan HAM adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab dari

pelanggaran HAM

Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus pelanggaran

HAM yang biasa diselesaikan melalui pengadilan umum.

Upaya-upaya penegakkan HAM di Indonesia dapat diwujudkan melalui perilaku berikut ini :

1. Menghormati setiap keputusan yang ditetapkan oleh pengadilan dalam kasus-kasus

pelanggaran HAM.

2. Membantu pemerintah dalam upaya penegakkan HAM.

3. Tidak menyembunyikan fakta yang terjadi dalam kasus pelanggaran HAM.


4. Berani mempertanggungjawabkan setiap perbuatan melanggar HAM yang dilakukan

diri sendiri.

5. Mendukung, mematuhi dan melaksanakan setiap kebijakan, undang-undang dan

peraturan yang ditetapkan untuk menegakkan HAM di Indonesia.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk

menghargai dan menegakkan HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai

berikut :

a. Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.

b. Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.

c. Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban

asasi yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

e. Menghormati hak-hak orang lain.

F. Perilaku yang Mendukung Upaya Penegakan HAM di Indonesia

Upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa

didukung oleh sikap dan perilaku warga negaranya yang mencerminkan perhormatan

terhadap hak asasi manusia. Sebagai warga negara dari bangsa yang dan negara yang beradab

sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu

menghormati keberadaan orang lain secara kaffah. Sikap tersebut dapat kalian tampilkan

dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

Anda mungkin juga menyukai