Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aulia Safira Putri

NIM : 043567329
Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Jawaban : Jawaban no 1 & 2

1. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah di Indonesia Otonomi


daerah adalah gagasan yang relatif belum lama diterapkan di Indonesia.
Bersamaan dengan bergulirnya reformasi pada tahun 1998, muncul tuntutan masyarakat
tentang perlunya manajemen pemerintahan yang baru mengingat pemerintahan sentralistik
dianggap memiliki banyak kekurangan. Karena pada kenyataannya pemerintah sentralistik
tidak mampu membawa pemerataan pembangunan tersebut sampai kewilayah-wilayah luar
Indonesia. Apabila dibiarkan, hal ini berdampak pada munculnya gerakan-gerakan separatis
yang menjadikan isu ketimpangan pembangunan sebagai alasan utama mereka.
Menindaklanjuti tuntutan tersebut, serta menunjukan semangat pembaruan didalam penataan
pemerintahan, pemerintah akhirnya mengesahkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 (yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang No.33 Tahun
2004) tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Kedua undang-undang ini pada prinsipnya mengatur penyelenggaraan pemerintah
daerah yang lebih mengutamakan pelaksanaan asas desentralisasi, baik berkaitan
dengan masalah desentralisasi kewenangan (power sharing) maupun desentralisasi keuangan
(fiscal decentralization). Pemberian otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dari
pemerintah pusat ke daerah dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan daerah agar
dapat tercipta, antara lain:
a. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan seluruh masyarakat di daerah
b. Berkembangnya kehidupan yang demokratis yang disertai dengan peningkatan peran
serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan di daerah
c. Terpeliharanya hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah
dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Soedjito
dalam Mulyanto, 2002: 1-2).
M. Tuner dan d. Hulme berpandangan bahwa yan dimaksud dengan desentralisasi
adalah transfer kewenagan untuk menyelenggarakan beberapa pelayanan public dari
pemerintah pusat kepada agen yang lebih dekat kepada publik yang dilayani. Dalam hal ini
pemerintah pusat menempatkan kerenangan kepada level pemerintah yang lebih rendah
dalam wilayah hirarkis yang secara geogradfis lebih dekat dengan yang dilayani.
Desentralisasi merupakan simbol adanya kepercayaan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Dalam konsep desentralisasi, peran pemerintah pusat adalah mengawasi,
memantau, dan mengevaluasi pelaksannaan otonomi daerah. Melalui otonomi diharapkan
daerah akan lebih mandiri dalam menentukan setiap kegiatannya tanpa ada intervensi dari
pemerintah pusat. Pemerintah daerah diharapkan mampu membuka peluang memajukan
daerahnya dengan melakukan identifikasi sumber-sumber pendspatan dan mampu
menetapkan belanja daerah secara efisien, efektif, dan wajar.
Keberhasilan atau kegagalan suatu daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah
dipengaruhi banyak faktor paling tidak ada dua faktor yang berperan kuat dalam mendorong
lahirnya kebijakan otonomi daerah berupa UU No. 22/1999. Pertama, faktor internal yang
didorong oleh berbagai protes atas kebijakan politik sentralisme di masa lalu. Kedua, adalah
faktor eksternal yang dipengaruhi oleh dorongan internasional terhadap kepentingan
investasi terutama untuk efisiensi dari biaya investasi yang tinggi sebagai akibat korupsi dan
rantai birokrasi yang panjang. Pemerintah daerah harus bisa mengendalikan faktor-faktor
tersebut guna menciptakan pelaksanaan otonomi daerah yang sesuai dangan asas otonom.
Pemberian otonomi kepada daerah haruslah didasarkan kepada faktor-faktor yang dapat
menjamin daerah yang bersangkutan mampu mengurus rumah tangganya. Diantara factor-
faktor tersebut yang mendukung terselenggaranya otonomi daerah diantaranya adalah
kemampuan sumberdaya manusia yang ada, serta kerersediaan sumber daya alam dan
peluang ekonomi daerah tersebut. Menurut Kaho (2007:64) Faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah adalah:
1. Kemampuan Sumber Daya Manusia ( SDM )
Salah satu kunci kesuksesan penyelenggaraan otonomi daerah sangatlah
bergantung pada sumber daya manusianya. Disamping perlunya aparatur yang
kompeten, pembangunan daerah juga tidak mungkin dapat berjalan lancar tanpa
adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu tidak hanya kualitas
aparatur yang harus ditingkatkan tetapi juga kualitas partisipasi masyarakat.
2. Kemampuan Keuangan/Ekonomi
Tanpa pertumbuhan ekonomiyang tinggi, pendapatan daerah jelas tidak mungkin
dapat ditingkatkan.sementara itu dengan pendapatan yang memedahi, kemampuan
daerah untuk menyelenggarakan otonomi akan menungkat. Dengan sumber daya
manusia yang berkualitas, daerah akan mampu untuk membuka peluang-peluang
potensi ekonomi yang terdapat pada daerah tersebut.
3. Kemampuan struktural organisasi
Struktur organisasi pemerintah daerah harus mampu menampung segala
aktivitas dan tugas-tugas yang menjadi beban dan tanggung jawabnya, jumlah dan
ragam unit cukup mencerminkan kebutuhan, pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang cukup jelas.
4. Kemampuan aparatur pemerintah daerah
Aparat pemerintah daerah harus mampu menjalankan tugasnya dalam mengatur
dan mengurus rumah tangga daerah. Keahlian, moral, disiplin dan kejujuran saling
menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan.
5. Kemampuan peralatan yang baik
Pengertian peralatan disini adalah setiap benda atau alat yang dapat
dipergunakan untuk memperlancar pekerjaan atau kegiatan Pemerintah Daerah.
Peralatan yang baik (praktis, efisien dan efektif) dalam hal ini jelas diperlukan bagi
terciptanya suatu Pemerintah Daerah yang baik.

2. faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia


pelaksanaan otonomi daerah tidak selamanya membawa hasil positif dalam
pemerintahan dan kemajuan dinamika politik lokal yang dapat disebabkan oleh kurangnya
potensi lokal (SDM dan SDA dan kalaupun ada kurang dikembangkan) dan ketidaksiapan
masyarakat dan pemerintah, pola rekruitment yang tidak jelas. Bahkan hasil penelitian di
beberapa daerah mengarahkan kepada kesimpulan gagalnya otonomi daerah yang
dicerminkan dari ketiadaan political equality, local responsiveness dan local accountability.
Beberapa faktor yang dapat menghambat pelaksanaan otonomi daerah adalah :
A. Faktor Manusia
Penyelenggaraan otonomi daerah yang sehat dapat di wujudkan pertama-tama
dan terutama di tentukan oleh kapasitas yang di miliki manusia sebagai pelaksananya.
Penyeenggaraan otonomi daerah hanya dapat berjalan dengan sebaik-baiknya apabil
manusia pelaksananya baik,dalam arti mentalitas maupun kapasitasnya.
Pentingnya posisi manusia pelakana ini karena manusia merupakan unsur dinamis
dalam organisasi yang bertindak/berfungsi sebagai subjek penggerak roda organisasi
pemerintahan. Oleh sebap itu kualitas mentalitas dan kapasitas manusia yang kurang
memadai dengan sendirinya melahirkan impikasi yang kurang menguntungkan bagi
penyelenggaraan otonomi daerah. Anusia pelaksana pemerintah daerah dapat di
kelompokkan menjadi:
1. Pemerintah daerah yang terdiri dari kepala daerah dan dewan perwakilan
daerah(DPRD).
2. Alat-alat perlengkapan daerah yakni aparatur daerah dan pegawai daerah
3. Rakyat daerah yakni sebagai komponen environmental (lingkungan)yang
merupakan sumber energi terpenting bagi daerah sebagai organisasi yang
bersifat terbuka.
1.Kepala daerah dan DPRD
Dalam negara kesatuan republik indonesia tugas kepla daerah di samping
sebagai kepala daerah juga merupakan alat pemerintah pusat yang menjalani tugas
yang sangat berat. Oleh sebap itu kualifikasi yang di tuntut seorang kepala daerah
seharusnya juga memadai dalam pengertian harus sebanding dengan beban tugas ing
dengan beban tugas yang ada di pundaknya. Seperti halnya kepala daerah,DPRDpun
memiliki beban tugas yang tidak ringan,karena tugas pokoknya adalah bersama-sama
kepala daerah menetapkan kebijakan daerah baik yang berupa peraturan-peraturan
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah(APBD). Di samping itu DPRD
ujga menjalankan fungsi pengawasan atas pelakanaan kebijakan daerah oleh kepala
daerah. Dengan tugas dan fungsi semacam ini DPRD di tuntut untuk memiliki kualitas
yang memadai Untuk meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah daerah ini maka
suatu langka sistematis harus di ambil. Upaya-upaya meningkatkan syarat pendidikan
dan pengelaman berorganisasi ataupun peningkatan frekuensi latihan,kursus,dan
sebagainya,yang berkaitan dengan bidang tugas yang menjadi tanggungjawabnya
masing-masing perlu di tingkatkan.

2.Aparatur pemerintah daerah


Salah satu atribut penting yang menandai suatu daerah otonom adalah di miliki
aparatur pemerintah daerah tersendiri yang terpisah dengan aparatur pemerintah pusat
yaang mampu menyelemggarakan urusan-urusan rumah tangganya sendiri. Dalam
kenyataan tuntutan akan kualitas yang memadai belum sepenuhnya terpenuhi sehingga
akan menghambat proses penyelenggaraan otonomi daerah karena aparatur yang akan
bersentuhan langsung dengan tugas yang akan dilaksanakan,sehingga penyelenggaraan
otonomi daerah belum sesuai dengan yang di harapkan.Untuk meningkatkan
kemampuan aparatur pemerintah daerah maka suatu langkah sistematis perlu di ambil.
Upaya-upaya peningkatan syarat pendidikan dan pengelaman berorganisasi ataupun
peningkatan frekuensi latihan,kursus dan sebagainya yang berkaitan dengan bidang
tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing perlu di tingkatkan.

B. Faktor Keuangan
Keberhasilan otonomi daerah tidak terlepas dari cukup tidaknya kemampuan
daerah dalam bidang keuangan,karena kemampuan keuangan ini merupakan salah satu
indikator penting guna mengukur tingkat ekonomi suatu daerah. Hal ini muda di
pahami karena adalah mustahil bagi daerah-daerah utnuk dapat menjalankan berbagai
tugas ddan pekerjaannya dengan efisien dan efektif dan dapat melaksanakan pelayanan
dan pembangunan masyarakat tanpa tanpa ketersediaan dana. Sumber-sumber
keuangan daerah dapt dikelompokan kedalam dua kelompok utama yakni sumber
pendapatan asli daerah(PAD) dan sumber pendapatan non asli daerah(non PAD).
Penyelenggaraan otonomi daerah yang sehat hanya tercapai apabila sumber utama
keuangan guna membiayai aktivitas daerah berasal dari PAD atau paling tidak
pembiayan rutinnya ditutup oleh hasil PAD. Sumber sumber PAD mencakup lima
sumber utama yakni:
1. Hasil pajak daerah
2. Hasil retribusi daerah
3. Hasil perusahaan daerah
4. Hasil dinas daerah
5. Hasil usaha daerah lainnya yang sah
Dalam kenyataanya hasil dari kelima sumber ini masih sangat terbatas dalam
memberikan kontribusinya bagi keuangan daerah secara keseluruhan sehingga sama
sekali tidak dapat di andalkan sebagai sumber pendapatan keuangan daerah.inilah
salah satu faktor penghambat penyelenggaraan otonomi daerah. Maka dengan itu
daerah masih membutuhkan bantuan dari pemerintahan pusat kepada daerah guna
memperlancar dan menunjang pembangunan otonomi daerah ke arah yang lebih
baik.sehingga adanya pemerataan pembangunan di seluruh daerah otonom di seluruh
Indonesia guna menciptakan masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur
dalam keadialan guna tercapainya cita-cita luhur bangsa yang di proklamirkan oleh the
founding father.

C. Faktor Peralatan
Peralatan merupakan perantara dan pembantu bagi aparatur pemerintah daerah
ddalm melaksanakan berbagai tugas pekerjaannya. Karena itulah peralatan menduduki
peranan penting pula. Untuk memperlancar jalannya tugas penyelenggaraan
pemerintahan daerah maka di perlukan sejumlah alat yang cukup memadai baik dalam
kuantitas maupun kualitasnya.alat-alat tersebut harus cukup dari jumlahnya dan
efisien,efektif serta praktis dari segi penggunaannya. Guna memenuhi tuntutan syarat
tersebut diatas maka di perlukan suatu manajemen peralatan daerah yang menjamin
dapat segera tersedianya peralatan yang tepat pada waktu yang tepat.

D. Faktor Organisasi
Agar penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat berjalan dengan baik maka
di perlukan suatu organisasi untuk mengatur proses penyelenggaraan tersebut. Karena
dalam sebuah organisasi terdapat beberapa asas untuk mengatur proses
penyelenggaraan tersebut. Karena dalam sebuah organisasi terdapat beberapa asas ang
menunjang pelaksanaan suatu tugas tertentu yaitu :
1. Perumusan tujuan dengan jelas
2. Pembagian pekerjaan
3. Pelimpahan wewenang
4. Koordinasi
5. Rentangan kontrol serta kesatuan komando
Agar penyelenggaraan otonomi daerah dapat berjalan dengan lancar,baik dan efektif
haruslah senantiasa memperhatikkan dan menerapkan berbagai asas tanpa ada
kemauan dan kemampuan akan itu,sulit di harapkan penyeenggaraan otonomi daerah
yang benar-benar,baik dan sehat. Realitas penyelenggaraan otonomi daerah di
Indonesia membuktikan bahwa masalah atau faktor organisasi dan manajemen masih
merupakan titik rawan yang perlu di benahi. Struktur organisasi yang ruwet dan
sebagainya merupakan kendala kenala organisatoris dan manajerial yang di hadapinya.
Karena itu pemerintah daerah perlu memberikan perhatian pada masaah organisasi dan
manajemen. Agar tercapainya tujuan dari penyelenggaraan otonomi daerah tersebut
demi terwujunya good governance and clean government sehingga tercapainya
masyarakat yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam keadilan.

Sumber :
1. BMP Pendidikan Kewarganegaraan modul 9 kegiatan belajar 1
2. http://xpresipena.blogspot.com/2011/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-otonomi.html
3. http://sappilpil.blogspot.com/2015/12/otonomi-daerah.html
4. http://repo.unand.ac.id/1318/1/FAKULTAS_EKONOMI.pdf
5. http://catatankuliahpraja.blogspot.com/2011/09/hambatan-pelaksanaan-otonomi-daerah.html

Anda mungkin juga menyukai