Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASAS HUKUM PIDANA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Hukum Indonesia

Dosen Pengampu:
MUKHAROM,S.HI.,M.H

USM

Oleh:
Kelompok 4
Nama Anggota Kelompok 1. ALLIFA AURELYA ( A.131.22.0220 )
Nama Anggota Kelompok 2. PUPUT ARGESTI ( A.131.22.0227 )
Nama Anggota Kelompok 3. ANGELA TIDAR NUARY ( A. 131.22.0029)
Nama Anggota Kelompok 3. IVANA KOURNIKOVA ( A. 131.22.0029)

KELAS B
PROGRAM STUDI FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Mukharom, S.HI.,M.H. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Semarang, 4 April 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................3

BAB I................................................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN................................................................................................................................................4

BAB II................................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..................................................................................................................................................5

BAB III.............................................................................................................................................................12

PENUTUP........................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam suatu negara untuk mencapai suatu kehidupan yang sejahtera, aman, tentram dan
bahagia perlu adanya peraturan-peraturan atau hukum.Salah satu hukum yang terdapat di Indonesia
adalah hukum pidana, hukum yang mengatur kehidupan rakyatnya serta melindungi rakyat dari
kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh pihak tertentu.
Sedangkan dalam hukum pidana sendiri terkandung beberapa asas diantaranya asas
legalitas, asas teritorialitas, asas masional aktif (asas personalitas), asas nasional pasif (asas
perlindungan),asas universalitas yang akan kami bahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Pengertian hukum pidana
b. Apa tujuan dari hukum pidana?
c. Asas apa saja yang ada dalam hukum pidana?
d. Apa saja pasal yang terkait dengan asas-asas pidana?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui tentang hukum pidana.
b. Untuk memahami tentang asas-asas yang ada dalam hukum pidana.
c. Untuk mengetahui pasal-pasal yang ada di asas hukum pidana

4
BAB II

PEMBAHASAN

I. Definisi Hukum Pidana


Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur perbuatan – perbuatan yang dilarang oleh
undang – undang dan berakibat di terapkannya hukuman bagi siapa yang melakukan dan
memenuhi unsur – unsur, perbuatan yang disebutkan dalam UU pidana.Menurut beberapa ahli
pengertian hukum pidana yaitu:
a) W.L.G. Lemaire
Hukum pidana terdiri dari norma-norma yang berisi keharusan dan larangan yang dikaitkan
dengan suatu sanksi berupa hukuman.
b) Pompe
Hukum pidana adlah semua aturan-aturan hukum yang menentukan terhadap perbuatan-
perbuatan apa seharusnya dijatuhi pidana dan apakah macamnya pidana itu.
c) C.S.T Kansil
Hukum pidana adalah hukum yang mengatur pelanggaran dan kejahatan trhsdap
kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan hukuma yang merupakan suatu
penderitaan atau siksaan.
d) Satochid Kartanegara
Hukum pidana itu bersifat siksaan atau penderitaan, yang oleh UU hukum pidana diberikan
kepada seseorang yang melanggar suatu norma yang ditentukan oleh undang-undang
hukum pidana, dan siksaan atau penderitaan itu dengan keputusan hakim dijatuhkan
terhadap orang yang dipersalahkan itu.
Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang
mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk:
 Menentukan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai
ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan
tersebut.
 Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan itu
dapat dikenakan pidana sebagaimana yang telah diancamkan.

5
 Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila orang
yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
II. Tujuan Hukum Pidana
Hukum pidana memiliki dua tujuan yaitu:
a) Untuk menakut-nakuti setiap orang agar tidak melakukan perbuatan pidana (fungsi
preventif/pencegahan).
b) Untuk mendidik orang yang telah melakukan perbuatan pidana agar menjadi orang yang baik
dan dapat diterima kembali dalam masyarakat (fungsi represif/kekerasan).
Tujuan hukum pidana ini sebenarny mengandung makna pencegahan terhadap gejala-gejala
social yang kurang sehat disamping pengobatan bagi yang sudah terlanjur berbuat tidak baik.Tetapi
kalau dalam kehidupan ini masih ada yang berkelakuan tidak baik itu akibat dari moralitas
individu.Dan untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya suatu pelanggaran terhadap ketentuan-
ketentuan pidana, maka di pelajari oleh kriminologi.
Di dalam kriminologi akan diteliti mengapa sampai seseorang melakukan suatu tindakan
tertentu yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidup social.Di samping itu juga ada ilmu yang
membantu hukum pidana, yaitu ilmu Psikologi.Jadu kriminologi sebagai salah satu ilmu yang
membantu hukum pidana bertugas mempelajari sebab-sebab seseorang melakukan perbuatan
pidana, apa motivasinya, bagaimana akibatnya dan tindakan apa yang dapat dilakukan untuk
meniadakan perbuatan itu.
III. Asas-Asas Hukum Pidana
1. Asas Legalitas
Asas legalitas berkaitan dengan seseorang yang tidak dapat dikenakan suatu sanksi pidana
selama tindak kejahatan yang dilakukan itu tidak terdapat dalam KUHP sebagaimana dijelaskan
dalam pasal 1 ayat (1) “tidak ada perbuatan apapun yang dipidana kecuali atas kekuatan
aturan pidana perundang-undangan yang sudah dicantumkan”.
Dari penjelasan pasal diatas bahwa asas legalitas mengandung tiga pokok pengetian, yaitu :
 Tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana (dihukum) apabila perbuatan tersebut tidak
diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan sebelumnya, jadi harus ada aturan yang
mengatur sebelum orang tersebut melakukan perbuatan.
 Untuk menentukan adanya peristiwa pidana (delik/tindak pidana) tidak boleh meggunakan
analogi.

6
 Peraturan-peraturan hukum pidana tidak boleh berlaku surut (asas yang melarang keberlakua
surut suatu undang-undang).Surut adalah suatu hukum yang mengubah konsekuensi hukum,
terhadap tindakan yang dilakukan atau status hukum fakta-fakta dan hubungan yang ada
sebelum suatu hukum diberlakukan.
Contoh-contoh asas legalitas :
a) Asas legalitas konstitusional
b) Asas legalitas adminstrasi
c) Asas legalitas pajak
d) Asas legalitas procedural criminal

2. Asas Teritorialitas
Asas teritorialitas berlaku untuk setiap tindak kejahatan yang dilakukan di Indonesia. Baik itu
untu WNA atau WNI jika mereka melakukan tindakan criminal maka hukum tetap berlaku.
Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 KUHP “ Ketentuan Pidana dalam perundang-undangan
di Indonesia di terapkan bagi setiap orang melakukan tindak Pidana di Indonesia. “ dan dalam
Pasal 3 KUHP berbunyi “ketetuan Pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi
setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak Piana di dalam kendaraan air atau
pesawat Indonesia. “ . adapun berdasarkan Pasal 95 a UU no. 4 Tahun 1976, adapun yang di
maksud dengan pesawat udara negara Indonesia adalah :
 Pesawat udara yang didaftarkan di Indonesia
 Pesawat udara asing yang disewa tanpa awak pesawat an di operasikan oleh perusahaan
penerbangan Indonesia.

Contoh dari Asas Teritorialitas :


Misalnya suatu kejahatan itu sebenarnya di lakukan di luar wilayah Indonesia tapi pelaku
kejahatannya melakukan tindak Pidananya di atas kapal berbendera Indonesia atau di atas pesawat
udara milik maskapai penerbangan Indonesia atau juga bahkan si pelaku tindak pidana itu
melakukan kejahatan tersebut di kedutaan negara Republik Indonesia ang berada di luar Negeri.
Jadi pada asas ini memberlakukan ketentuan Hukum Pidana Indonesia bagi orang-orang yang
melakukan kejahatan di wilayah Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia tapi perbuatan
tersebut di lakukan di Kapal,Pesawat, maupun Kedutaan Indonesia.

7
3. Asas Nasional Aktif ( Asas Pesonalitas ).
Asas ini merupakan penegasan daripada asas Teritorialitas. Dengan demikian yang dimaksud
asas “Nasional Aktif” ialah asas yang memberlakukan KUHP terhadap orang-orang Indonesia
yang melakukan perbuatan Pidana di luar wilayah Republik Indonesia. Hal ini bertujuan untuk
melindungi kepentingan umum (nasional) bagi warga negara Indonesia yang berada di luar
negeri..Asas ini tampak dari bunyi Pasal 5 KUHP yang berbunyi “Ketentuan Pidana dalam
perundang-undangan Republik Indonesia berlaku bagi warga Negara Indonesia yang melakukan
di luar wilayah Indonesia ”.
a. Salah satu kejahatan yang tersebut dalam Bab I dan Bab II buku III ( yaitu kejahatan
terhadap keamanan negara dan kejahatan terhadap presiden dan wakil presiden)
b. dan dalam Pasal-pasal 160,161( menghasut dimuka umum untuk menentang penguasa
umum),240 (berkaitan dengan melakukan kewajiban sebagai warga negara seperti wajib
militer, dsb ),279 ( berkaitan dengan perkawinannya yang di larang),450,dan 451 (yang
berkaitan dengan pembajakan laut) KUHP.
c. Suatu perbuatan yang dipandang sebagai kejahatan menurut Undang-undang Negara,
dimana perbuatan itu dilakukan.

Perlu kita ketahui pelaksanaan asas ini bergantung pada Hukum Internasional yang ada seperti
misalnya negara Indonesia melakukan perjanjian bilateral (perjanjian yang melibatkan dua
negara ) dengan singapura dalam perjajian yang dilakukan itu menentukan boleh atau tidak
bolehnya seorang WNI yang melakukan kejahatan di singapura untuk di hukum dan di adili
sesuai dengan ketentuan - ketentuan Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia . Jadi pada asas
ini bertumpu pada kewarganegaraan pelaku tindak Pidananyaa artinya Hukum Pidana Suatu
negara itu mengikuti kemanapun warga negaranya,dengan catatan tadi ada perjanjian
Internasional yang memperbolehkan atau tidak memperbolehkan untuk memberlakukan Hukum
Pidana Indonesia . dengan demikian pada prinsipnya Hukum Pidana di Indonesia selalu
mengikuti warga negara Indonesia di manapun dia berada.

4. Asas Nasional Pasif (Asas Perlindungan)


Asas ini memberlakukan KUHP terhadap siapapun yang melakukan perbuatan tindak pidana
diluar negara Indonesia sepanjang perbuatan tersebut melanggar kepentingan negara Indonesia.

8
Dalam pasal 4 KUHP ketentuan pidana dalam perundang – undangan Indonesia diterapkan bagi
setiap orang yang melakukan diluar Indonesia :
a. Salah satu kejahatan berdasarkan pasal – pasal 104, 106 – 108, dan 131.
b. Suatu kejahatan mengenai mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh negara atau bank,
ataupun mengenai materai yang dikeluarkan dan merk yang digunakan oleh pemerintah
Indonesia.
c. Pemalsuan surat hutang atau sertifikat hutang atas tanggungan Indonesia, atas tanggungan suatu
daerah atau bagian daerah Indonesia, termasuk pula pemalsuan talon, tanda dividen atau
sertifikat, dan tanda yang dikeluarkan sebagai pengganti surat tersebut, atau menggunakan surat
– surat tersebut diatas, yang palsu atau dipalsukan, seolah – olah asli dan tidak dipalsukan.
d. Salah satu kejahatan yang tersebut dalam pasal – pasal 438, 444 sampai dengan 446 tentang
pembajakan laut dan pasal 447 tentang penyerahan kendaraan air kepada kekuasaan bajak laut
dan pasal 479 huruf j tentang penguasaan pesawat udara secara melawan hukum, pasal 479
huruf I, m, n, dan o tentang kejahatan yang mengancam keselamatan penerbangan sipil.
e. Konsekuensi atas dianutnya asas tersebut diatur di dalam Pasal 4 angka 1 KUHP, Pasal 4 angka
2 KUHP, dan Pasal 4 angka 3 KUHP, yang kemudian diperluas oleh ketentuan di dalam Pasal 7
KUHP dan Pasal 8 KUHP. Sesuai dengan ketentuan Pasal 4 KUHP yang mengandung asas
nasionalitas pasif atau asas perlindungan, ketentuan pidana dalam perundang-undangan
Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan di luar Indonesia

5. Asas Universalitas
Asas universalitas ini biasanya berkaitan dengan asas kemanusiaan, dalam arti sipelaku tindak
pidana ini akan dikenakan pidana yang berlaku dengan tempat atau dimana ia berhenti seperti
tindak pidana terorisme yang dimana kasus ini telah melibatkan semua negara atau semua
negara telah bersepakat jika hal yang demikian itu merupakan tindak pidana

a. Dikatakan melindungi kepentingan internasional (kepentingan universal) karena rumusan


pasal 4 ke-2 KUHP (mengenai kejahatan pemalsuan mata uang atau uang kertas) dan pasal
4 ke-4 KUHP (mengenai pembajakan kapal laut dan pembajakan pesawat udara) tidak
menyebutkan mata uang atau uang kertas Negara mana yang dipalsukan atau kapal laut dan
pesawat terbang negara mana yan dibajak. Pemalsuan mata uang atau uang kertas yang

9
dimaksud dalam pasal 4 ke-2 KUHP menyangkut mata uang atau uang kertas Negara
Indonesia, akan tetapi juga mungkin menyangkut mata uang atau uang kertas Negara asing.
Pembajakan kapal laut atau pesawat terbang yang dimaksud dalam pasal 4 ke-4 KUHP
dapat menyangkut kapal laut Indonesia atau pesawat terbang Indonesia, dan mungkin juga
menyangkut kapal laut atau pesawat terbang Negara asing.
b. Jika pemalsuan mata uang atau uang kertas, pembajakan kapal, laut atau pesawat terbang
adalah mengenai kepemilikan Indonesia, maka asas yang berlaku diterapkan adalah asas
melindungi kepentingan nasional (asas nasional pasif). Jika pemalsuan mata uang atau uang
kertas, pembajakan kapal laut atau pesawat terbang adalah mengenai kepemilikan Negara
asing, maka asas yang berlaku adalah asas melindungi kepentingan internasional (asas
universal).
c. Pasal 7 KUHP “Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap
pejabat yang di luar Indonsia melakukan salah satu tindak pidana sebagaimana
dimaksudkan dalam Bab XXVIII Buku Kedua”.
d. Pasal ini mengenai kejahatan jabatan yang sebagian besar sudah diserap menjadi tindak
pidana korupsi. Akan tetapi pasal-pasal tersebut (pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416, 417,
418, 419, 420, 423, 425, 435) telah dirubah oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2001
tentang perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dengan rumusan tersendiri sekalipun masih menyebut unsur-unsur yang terdapat
dalam masing-masing pasal KUHP yang diacu. Dalam hal demikian apakah pasal 7 KUHP
masih dapat diterapkan ? untuk masalah tersebut harap diperhatikan pasal 16 UU No. 31
Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi : “setiap orang di
luar wilayah Negara republik Indonesia yang memberikan bantuan, kesempatan, sarana atau
keterangan untuk terjadinya tindak pidana korupsi dipidana dengan pidana yang sama
sebagai pelaku tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, pasal 3, pasal 5
sampai dengan pasal 14”
e. Diterapkannya pasal-pasal 2-5-7 dan 8 dibatasi oleh pengecualian-pengecualian yang diakui
dalam hukum-hukum internasional. Menurut Moeljatno, pada umumnya pengecualian yang
diakui meliputi : 1) Kepala Negara beserta keluarga dari Negara sahabat, dimana mereka
mempunyai hak eksteritorial. Hukum nasional suatu Negara tidak berlaku bagi mereka 2)
Duta besar Negara asing beserta keluarganya meeka juga mempunyai hak eksteritorial. 3)

10
Anak buah kapal perang asing yang berkunjung di suatu Negara, sekalipun ada di luar
kapal. Menurut hukum internasional kapal peran adalah teritoir Negara yang
mempunyainya 4) Tentara Negara asing yang ada di dalam wilayah Negara dengan
persetujuan Negara itu.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara,
yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan
Asas-asas hukum pidana :
 Asas Legalitas, tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana
dalam Peraturan Perundang-Undangan yang telah ada sebelum perbuatan itu dilakukan
(Pasal 1 Ayat (1) KUHP) Jika sesudah perbuatan dilakukan ada perubahan dalam Peraturan
Perundang-Undangan, maka yang dipakai adalah aturan yang paling ringan sanksinya bagi
terdakwa (Pasal 1 Ayat (2) KUHP)
 Asas teritorial, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku atas semua peristiwa
pidana yang terjadi di daerah yang menjadi wilayah teritorial Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Asas nasionalitas aktif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua WNI
yang melakukan tindak pidana dimana pun ia berada
 Asas nasionalitas pasif, artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua
tindak pidana yang merugikan kepentingan negara.
 Asas universalitas ini biasanya berkaitan dengan asas kemanusiaan, dalam arti sipelaku
tindak pidana ini akan dikenakan pidana yang berlaku dengan tempat atau dimana ia
berhenti seperti tindak pidana terorisme yang dimana kasus ini telah melibatkan semua
negara atau semua negara telah bersepakat jika hal yang demikian itu merupakan tindak
pidana

12
3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang
kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://suduthukum.com/2014/04/asas-universal.html
https://menuruthukum.com/2020/05/07/asas-asas-hukum-pidana/
https://menuruthukum.com/2020/05/07/asas-asas-hukum-pidana/
https://blog.usaha321.net/asas-legalitas/index.html
https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-asas-hukum-pidana-lt62cb7d58e9538/
https://fh.unikama.ac.id/id/2017/05/24/pengertian-hukum-pidana/
https://wardahcheche.blogspot.com/2014/11/asas-hukum-pidana.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-palangka-raya/pengantar-hukum-indonesia/
makalah-phi-2022/51268592
https://youtu.be/7-CwOsX38xg
https://youtu.be/6GGhkQC1vSo
https://youtu.be/MBUwF5qtISY
https://youtu.be/4tY9e6n2JX0

14

Anda mungkin juga menyukai