Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUKUM PIDANA

Tentang:

PENGANTAR HUKUM PIDANA

Kelompok 1:

MUHAMMAD RADHISYA RIFQY HAZLY

2213010245

Dosen Pengampu:

Leo Dwi Cahyono,S.HI.,M.H

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (3/D)

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL

PADANG

1445H/2023M

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengantar Hukum
Pidana” dengan lancer dan tepat waktu yang di tentukan.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
ikut membantu menyelesaikan makalah ini dan kepada dosen kita bapak Leo Dwi
Cahyono,S.HI.,M.H yang telah memberi arahan dalam penyusunan makalah ini.

Meskipun kami telah berusaha sebaik mungkin, kami menyadari makalah ini masih
ada kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan segala kekurangan dalam makalah ini.

Padang, 5 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………..

BAB 1 PANDAHULUAN………………………………………………….

A. Latar Belakang……………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………… 2

A. Pengertian hukum pidana………………………………………… 2

B. Tempat dan sifat hukum pidana………………………………….. 2

C. Pembagian hukum pidana………………………………………… 2

D. Fungsi dan tujuan hukum pidana………………………………… 2

E. Sumber hukum pidana…………………………………………….. 2

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………. 3

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 3

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 4

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perbuatan masyarakat yang dapat merugikan kepentingan umum di sebut


dengan tindak pidana, yang mana segala perbuatan tersebut memiliki hukum yang
mengatur dari tindakan tersebut.

Di pasal 1 ayat (1) KUHP: “Tiada suatu perbuatan dapat di pidana, kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum
perbuatan dilakukan”

Dalam bahasa Latin: ”Nullum delictum nulla poena sine praevia legi poenali”, yang
dapat diartikan harfiah dalam bahasa Indonesia dengan: ”Tidak ada delik, tidak ada
pidana tanpa ketentuan pidana yang
mendahuluinya”. Sering juga dipakai istilah Latin: ”Nullum crimen sine lege stricta,
yang dapat diartikan dengan: ”Tidak ada delik tanpa ketentuan yang tegas”.

2. Rumusan Masalah

Agar kajian makalah ini tidak terlalu jauh penulis membagi, makalah ini menjadi
sebagai berikut :

A. Pengertian hukum pidana

B. Tempat dan sifat hukum pidana

C. Pembagian hukum pidana

4
D. Fungsi dan tujuan hukum pidana

E. Sumber hukum pidana

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Pidana


A. Pengertian Hukum Pidana

Hukum pidana itu ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran -pelanggaran dan
kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan
hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan.

Dari definisi tersebut di atas tadi dapatlah kita mengambil kesimpulan, bahwa Hukum
Pidana itu bukanlah suatu hukum yang mengandung norma-norma yang baru,
melainkan hanya mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap norma-norma hukum yang mengenai kepentingan umum.

B. Pembagian Hukum Pidana

Hukum Pidana dapat dibagi sebagai berikut:

1) Hukum Pidana Objektif (lus Punale), yang dapat dibagi ke dalam:


1. Hukum Pidana Materil
2. Hukum Pidana Formil (Hukum Acara Pidana).
2) Hukum Pidana Subjektif (ius Puniendi).
3) Hukum Pidana Umum.

5
4) Hukum Pidana Khusus, yang dapat dibagi lagi ke dalam:

1. Hukum Pidana Militer.


2. Hukum Pidana Pajak (Fiskal).

Hukum Pidana Objektif (Ius Punale) ialah semua peraturan yang mengandung
keharusan atau larangan, terhadap pelanggaran mana yang diancam dengan hukuman
yang bersifat siksaan.
 Hukum Pidana Objektif dibagi dalam Hukum Pidana Materil dan Hukum
Pidana Formil:
 Hukum Pidana Materiil ialah peraturan-peraturan yang menegaskan:
(1) Perbuatan-perbuatan apa yang dapat dihukum.

(2) Siapa yang dapat dihukum.

(3) Dengan hukuman apa menghukum seseorang.

Hukuman Pidana Materiil mengatur perumusan dari kejahatan dan pelanggaran serta
syarat-syarat bila seseorang dapat dihukum. Jadi Hukuman Pidana Materiil mengatur
perumusan dari kejahatan dan pelanggaran serta syarat-syarat bila seseorang dapat
dihukum.

Hukum Pidana Materiil membedakan adanya:

(a) Hukum Pidana Umum.

(b) Hukum Pidana Khusus, misalnya Hukum Pidana Pajak (seorang yang tidak
membayar pajak kendaraan bermotor, hukumannya tidak terdapat dalam Hukum
Pidana Umum, akan tetapi diatur tersendiri dalam Undang-undang (Pidana Pajak).

6
Hukum Pidana Formil ialah hukum yang mengatur cara-cara menghukum seseorang
yang melanggar peraturan pidana (merupakan pelaksanaan dari Hukum Pidana
Materiil).

Dapat juga dikatakan bahwa Hukum Pidana Formil atau Hukum Acara Pidana
memuat peraturan-peraturan tentang bagaimana memelihara atau mempertahankan
Hukum Pidana Materiil, dan karena memuat cara-cara untuk menghukum seseorang
yang melanggar peraturan pidana, maka hukum ini dinamakan juga Hukum Acara
Pidana.

Hukum Acara Pidana terkumpul/diatur dalam Reglemen Indonesia yang dibarui


disingkat dahulu RIB (Herziene Inlandsche Reglement — HIR) sekarang diatur
dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Tahun 1981.

Hukum Pidana Subjektif (Ius Puniendi), ialah hak Negara atau alat-alat untuk
menghukum berdasarkan Hukum Pidana Objektif.
Pada hakikatnya Hukum Pidana Objektif itu membatasi hak Negara untuk
menghukum. Hukum Pidana Subjektif ini baru ada, setelah ada peraturan-peraturan
dari Hukum Pidana Objektif terlebih dahulu.

Dalam hubungan ini tersimpul kekuasaan untuk dipergunakan oleh Negara, yang
berarti, bahwa tiap orang dilarang untuk mengambil tindakan sendiri dalam
menyelesaikan tindak pidana (perbuatan melanggar hukum = delik).

Hukum Pidana Umum ialah Hukum Pidana yang berlaku terhadap setiap penduduk
(berlaku terhadap siapa pun juga di seluruh Indonesia) kecuali anggota ketentaraan.

Hukum Pidana Khusus ialah Hukum Pidana yang berlaku khusus untuk orang-orang
yang tertentu.

7
C. Hukum Pidana Memmiliki tempat tersendiri di antara hukum lainnya

Semua hukum pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan dalam
pergaulan hidup bermasyarakat, baik dalam lingkungan yang kecil maupun dalam
lingkungan yang lebih besar, agar di dalamnya terdapat suatu epastian hukum dan
ketertiban hukum..

D. Tujuan dan fungsi hukum pidana

Tujuan Hukum Pidana

 Untuk melindungi suatu kepentingan orang atau perseorangan (hak asasi


manusia) untuk melindungi kepentingan suatu masyarakat dan negara dengan
suatu perimbangan yang serasi dari suatu tindakan yang tercela/kejahatan di
satu pihak dari tindak-tindakan perbuatan yang melanggar yang merugiakan
dilain pihak.

Fungsi Hukum Pidana

1. Secara umum

Fungsi hukum pidana secara umum yaitu fungsi hukum pidana sama saja dengan
fungsi hukum-hukum lain pada umumnya karena untuk mengatur hidup dalam
kemasyarakatan atau menyelenggarakan suatu tata dalam masyarakat.

2. Secara khusus

Fungsi hukum secara khusus nya yaitu untuk melindungi suatu kepentingan hukum
terhadap perbuatan-perbuatan yang melanggar dengan suatu sanksi atau hukuman
yang berupa pidana yang telah ditetapkan Undang-Undang yang telah ditetapkan dan
yang sifatnya lebih tajam dari pada hukum-hukum lain nya atau untuk memberikan
aturan-aturan untuk melindungi yang pihak yang telah dirugikan.

E. Sumber hukum pidana

8
Terdapat beberapa sumber dalam hukum pidana yang berkekuatan tetap antara lain
KUHP, Undang Undang pidana khusus di luar KUHP, serta Yurisprudensi. Sumber
hukum di dalam KUHP memuat perbuatan pidana yang digolongkan sebagai tindak
pidana dalam bentuk kodifikasi (sudah dibukukan).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum Pidana itu bukanlah suatu hukum yang mengandung norma-norma yang
baru, melainkan hanya mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap norma-norma hukum yang mengenai kepentingan umum.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. www.academia.com/MakalahHukumPidana
2. www.Hukumonline.com/HukumPidanaIndonesia
3. www.id.scribd.com/hukumyangmenjarattindakan
4. Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, Frans Maramis, SH. MH,
Rajawali Ekspres
5. Dasar – Dasar Hukum Pidana, Mahrus Ali, SH. MH Sinar Grafika
6. Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana, Kombes. Pol Dr. Ismu Gunadi, SH,
CN, MM

10

Anda mungkin juga menyukai