Anda di halaman 1dari 10

Jenis Sanksi dan Tujuan Sanksi Hukuman Dalam Hukum Pidana,

Hukum Perdata, Hukum Administrasi

Dosen Pengampu : Dr. Agus Riewanto S.H., M.H.

Disusun Oleh :

Rizky Imanuel Tampubolon (E0022411)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyusun makalah tentang "Jenis Sanksi dan Tujuan Sanksi Hukuman Dalam Hukum Pidana,
Hukum Perdata, Hukum Administrasi" dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Hukum juga agar saya sebagai penulis dan pembaca dapat mengetahui jenis jenis sanksi dalam
hukum pidana, hukum perdata, dan hukum administrasi serta tujuan filosofis dari sanksi sanksi
tersebut.

Terimakasih juga saya ucapkan kepada Bapak Dr. Agus Riewanto, S.H., M.H. selaku
dosen pengampu mata kuliah Ilmu Negara Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan tugas ini kepada saya. Ada banyak pelajaran yang dapat saya ambil dalam riset dan
diskusi yang saya lakukan saat mengerjakan makalah ini.

Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Namun, kami akan dengan senang hati
dan terbuka untuk menerima kritik dan saran apabila ingin disampaikan untuk membantu
menyempurnakan makalah ini maupun membantu kami agar lebih baik lagi dalam membuat
makalah di masa depan.

SURAKARTA, 13 November 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara hukum, maka dari itu segala unsur negara harus tunduk
kepada hukum. Setiap pelanggar hukum akan mendapatkan sanksi hukum baik hukum
pidana, perdata ataupun hukum administrasi. Sanksi hukum merupakan perwujudan yang
jelas dari negara dalam memaksakan ditaatinya hukum tersebut, sebagaimana sifat
hukum tersebut yakni memaksa.
Sanksi hukum memiliki sifat mengatur, memaksa juga melindungi objek dan
subjek hukum itu sendiri. Pada dasarnya tujuan hukum adalah mencapai keadilan. Jenis
sanksi yang diberikan kepada para pelanggar hukum juga berbeda beda, baik pada hukum
pidana, perdata ataupun administrasi. Maka dari itu, perlu untuk kita mengarti dan
memahami jenis, tujuan, juga nilai filosofis dari setiap sanksi baik pidana, perdata
ataupun administrasi.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu sanksi hukum?
2. Apa saja jenis sanksi hukum pada hukum pidana, perdata, dan administrasi?
3. Apa tujuan dari masing masing sanksi hukum baik pada hukum pidana, perdata, dan
administrasi?
4. Apa yang menjadi filosofis diterapkan jenis jenis sanksi hukum tersebut?

3. TUJUAN
1. Untuk memahami sanksi hukum itu sendiri.
2. Mengetahui dan memahami jenis jenis sanksi hukum pada hukum pidana, perdata,
dan administrasi?
3. Untuk mengetahui tujuan dari masing masing sanksi hukum.
4. Untuk memahami dasar filosofis dari dibuatnya sanksi sanksi hukum yang ada.
BAB II

PEMBAHASAN

1. SANKSI HUKUM
Hukum pada dasarnya bersifat mengatur dan memaksa, dan dengan sifat hukum
yang mengatur, ada hal yang dilarang, dan sanksi dikenakan ketika hal yang dilarang
dilanggar.Sanksi adalah bagian penting dari hukum. Pengaturan sanksi dalam batang
tubuh peraturan perundang-undangan bertujuan agar semua ketentuan yang dirumuskan
(diatur) dilaksanakan dengan tertib dan tidak dilanggar. Peraturan perundang-undangan di
memberi wewenang kepada lembaga negara untuk menjatuhkan sanksi apabila
melanggar norma hukum yang berlaku.1
Menurut Black's Law Dictionary, sanksi adalah "hukuman atau tindakan
penegakan karena kegagalan untuk mematuhi hukum, aturan, atau perintah (sanksi untuk
penyalahgunaan deteksi.2
Di Indonesia sendiri, setidaknya ada 3 jenis sanksi hukum yaitu:
1. Hukum Pidana
2. Hukum Perdata
3. Hukum Administrasi

Sanksi diberikan dengan tujuan agar orang yang melanggar hukum dapat
mengetahui kesalahan mereka dan tidak mengulangi serta bersikap disiplin dalam
mematuhi aturan aturan yang telah dibuat.

2. HUKUM PIDANA
Hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana. Pengertian tersebut
telah diperjelas oleh Mustafa Abdullah dan Ruben Ahmad yang mengatakan bahwa
hukum pidana substantif/materiel adalah hukum mengenai delik yang diancam dengan
hukum pidana.3

1
Sri Nur Hari Susanto, Karakter Yuridis Sanksi Hukum Adminitrasi: suatu pendekatan komparasi, Jurnal Adminitrasi
Pemerintahan Vol 2 Issue 1 (2019), hlm. 126
2
Samsul Ramli dan Fahrurrazi, Bacaan Wajib Swakelola Pengadaan Barang/Jasa, Jakarta: Visimedia Pustaka, 2014,
hlm. 191
3
Mustafa Abdullah & Ruben Ahmad, 1993, Intisari Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm.9
Kata pidana sendiri berasal dari bahasa Belanda yakni straf yang pada dasarnya
dapat diartikan sebagai penderitaan yang dikenakan kepada seseorang yang terbukkti
melakukan tindak pidana.4 Adami Chazawi menyebutkan bahwa pidana adalah suatu
penderitaan yang sengaja dijatuhkan/diberikan oleh negara pada seseorang atau beberapa
orang sebagai akibat hukum (sanksi) baginya atas perbuatannya yang telah melanggar
larangan hukum pidana.5
Sanksi dan pidana, dua kata yang memiliki masing masing arti kemudian
disatukan menjadi sanksi pidana. Sanksi sendiri artinya ancaman, sanksi pidana berarti
sanksi yang mengandung suatu ancaman pidana (strafbedreiging) dan mempunyai tugas
agar norma yang telah ditetapkan dalam perundang undangan ditaati.6
Menurut Sudarto bahwa hakikat sanksi pidana mengandung unsur-unsur atau ciri-
ciri sebagai berikut:7
1. Pidana pada hakekatnya merupakan suatu pengenaan penderitaan atau nestapa
atau akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan;
2. Pidana diberikan dengan sengaja oleh orang atau badan yang mempunyai
kekuasaan (oleh yang berwenang);
3. Pidana dikenakan kepada seseorang yang telah melakukan tindak pidana
menurut undang-undang.

Hukum pidana dan jenis jenis sanksinya diatur didalam KUHP pasal 10 yang
terdiri atas dua jenis yakni pidana pokok dan pidana tambahan, yaitu sebagai berikut:

a. Pidana pokok:
1. Pidana mati
2. Pidana penjara
3. Pidana kurungan
4. Pidana denda
b. Pidana tambahan:
1. Pencabutan beberapa hak tertentu
2. Perampasan barang tertentu
4
Muladi & Barda Nawawi Arief, Op. Cit, hlm.
5
Adami Chazawi, Op.Cit, hlm.24.
6
Bambang Pernomo, 1993, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 36
7
Muladi & Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana,…….Op. Cit, hlm.4
3. Pengumuman putusan hakim
2.1. Pidana Mati
Pidana mati merupakan pidana yang paling berat. Hukuman mati tujuannya
adalah pembalasan sesuai dengan asas pembalasan dan pertahanan tata tertib yang
menjadi dasar dari penjatuhan pidana. Di Indonesia sendiri pidana mati sudah ada
sejak zaman Majapahit (abad 13-16).
2.2. Pidana Penjara
Sanksi pidana penjara merupakan sanksi yang paling sering digunakan untuk
menanggulangi masalah kejahatan. Menurut P.A.F Lamintang pidana penjara adalah
suatu bentuk pidana berupa pembatasan kebebasan bergerak dari seorang terpidana,
yang dilakukan dengan menutup orang tersebut di dalam sebuah lembaga
pemasyarakatan, dengan mewajibkan orang itu mentaati semua peraturan tata tertib
yang berlaku di dalam lembaga pemasyarakatn, yang dikaitkan dengan suatu tindakan
tata tertib bagi mereka yang melanggar peraturan tersebut. 8Pidana penjara adalah
suatu pidana berupa perampasan kemerdekaan atau kebebasan bergerak dari seorang
terpidana dengan menempatkannya di lembaga pemasyarakatan, karena penjara sudah
berubah menjadi lembaga pemasyarakatan. Bertujuan sebagai pembalasan, penjeraan,
penutupan, rehabilitasi.9
2.3. Pidana Kurungan
Pada dasarnya mempunyai dua fungsi, pertama sebagai custodia honesta untuk
delik yang tidak menyangkut kejahatan kesusilaan. Yaitu delik culpa dan beberapa
delik dolus. Menurut Roeslan Saleh, pidana kurungan hanya untuk kejahatan-
kejahatan culpoos, dan sering alternatif dengan pidana penjara, juga pada
pelanggaran-pelanggaran berat.10
2.4. Pidana Denda
Pidana denda itu sendiri sebenarnya merupakan pidana tertua dan lebih tua
daripada pidana penjara. Pembayaran denda terkadang dapat berupa ganti kerugian
dan denda adat. Dalam zaman modern, denda dijatuhkan untuk delik ringan dan delik

8
6F.A.F Lamintang, 1984, Hukum Penitensier Indonesia, Armico, Bandung, hlm.69.
9
Perubahan rumah penjara dan rumah pendidikan negara menjadi lembaga pemasyarakatan berdasarkan Surat
Instruksi Kepala Direktorat Pemasyarakatn Nomor J.H.G.8/506, tanggal 17 Juni 1964.
10
Roeslan Saleh, Op.Cit,hlm.10-11.
berat dikumulatifkan dengan penjara. Pasal 10 KUHP menempatkan pidana denda di
dalam kelompok pidana pokok sebagai urutan trakhir atau keempat, sesudah pidana
mati, pidana penjara dan pidana kurungan.

3. HUKUM PERDATA
Hukum perdata ialah hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan
didalam masyarakat. Dalam artian yang lebih luas lagi hukum perdata meliputi semua
hukum privat materiil dan dapat juga disebut sebagai lawan dari Hukum Pidana. Menurut
Prof. Sudiman Kartohadiprodjo hukum perdata adalah hukum yang mengatur
kepentingan perseorangan yang lain11. Hukum perdata sendiri bertujuan untuk merealisir
pelaksanaan dari hukum perdata.12
Didalam hukum perdata, ditinjau dari sifatnya putusan yang dijatuhkan hakim
dapat berupa:
1. Putusan kondemnator
Putusan yang dijatuhkan oleh hakim dengan amar yang bersifat menghukum.
2. Putusan deklarator atau deklaratif
Putusan atas dasar kehadiran para pihak pada saat pembacaan putusan akhir.
3. Putusan konstitutif
Putusan yang memastikan suatu keadaan hukum, baik yang bersifat
meniadakan suatu keadaan hukum maupun yang menimbulkan keadaan
hukum baru

Jadi, dalam ranah hukum perdata, bentuk sanksi hukumannya dapat berupa:

1. Kewajiban untuk melakukan perbuatan yang diputuskan hakim


2. Hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti terciptanya suatu keadaan
hukum baru.13

4. Hukum Administrasi

11
Edy Eka Putra,”HUKUM PERDATA DI INDONESIA”.2016
12
Salim H.S, S.H., M.S, PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS.Bumi Aksara:2021
13
Yahya Harahap. Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafika, 2016
Hukum administrasi terutama administrasi negara menurut E. Utrrecht adalah
hukum yang menguji hubungan hukum istimewa yang bila diadakan akan memungkinkan
para pejabat administrasi negara melakukan tugas mereka yang khusus. Pengertian sanksi
dalam hukum administrasi yaitu alat kekuasaan yang bersifat hukum publik yang
digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap kewajiban yang
terdapat dalam HAN. Sanksi administrasi amat penting dalam penegakan hukum dalam
lingkungan administrasi. Sanksi administrasi sendiri memiliki 2 fungsi yakni fungsi
instrumental dan fungsi repatoir. Fungsi instrumentsl sendiri yakni sebagai pencegahan
dan penanggulangan perbuatan terarang, juga fungsi repatoir yakni untuk memulihkan
keadaan. Fungsi fungsi tersebut sangat diperlukan karna itu penerapan sanksi
administrasi dilakukan secara konsisten. Terdapat empat unsur sanksi dalam hukum
administrasi yaitu:
1. Alat kekuasaan (machtmiddelen)
2. Bersifat hukum publik (publiekrechtelijke)
3. Digunakan oleh oemerintah (Overheid)
4. Reaksi atas ketidakpatuhan (reactive op niet-naleving)14

Jenis Sanksi Administrasi dapat dilihat dari segi sasaarannya yaitu:

a. Sanksi rearatoir
Sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran norma, yang ditujukan
untuk mengembalikan pada kondisi semula sebelum terjadinya pelanggaran.
Misal: bestuursdwang
b. Sanksi punitif
Sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada seseorang
Misal: denda administratif
c. Sanksi regresif
Sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan
yang terdapat pada ketetapan yang ditertibkan15

14
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakatra: PT. Raja Grafindo, 2006, hlm. 315.
15
7 Philipus M. Hadjon dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, cet. ke-10, Jakarta: Gadjah Mada University
Press, 2008, hlm. 247
Beberapa jenis sanksi administrasi sebagai instrumen penegakan hukum
lingkungan adalah:

a. Paksaan pemerintahan (bestuursdwang = executive coercion);


b. Uang paksa (dwangsom = coercive sum);
c. Penutupan tempat usaha (sluiting van een inrichting);
d. Penghentian sementara kegiatan mesin perusahaan;
e. Pencabutan izin usaha (intrekking)16

Dalam pasal 76 (2) UUPPLH mengatur 4 jenis sanksi administrasi yaitu:

a. Teguran Tertulis;
b. Paksaan Pemerintah;
c. Pembekuan Izin Lingkungan;
d. Pencabutan Izin Lingkungan

16
Muhammad Akib, Penegakan Hukum Lingkungan, Loc. Cit., Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan
Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Surabaya: Unair, 2000, hlm. 193.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari sekian jenis hukum yang ada di Indonesia, hukum pidana, hukum perdata, dan
hukum administrasi memiliki sanksi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sanksi diberikan
dengan tujuan agar orang yang melanggar hukum dapat mengetahui kesalahan mereka dan tidak
mengulangi serta bersikap disiplin dalam mematuhi aturan aturan yang telah dibuat.

Pembuatan sanksi juga berdasarkan landasan landasan baik filosofis atau subsntasi nya
serta tujuannya. Dan dalam proses penegakannya juga berbeda beda.

Anda mungkin juga menyukai