PERTEMUAN KE 1
PEMBAHASAN TENTANG PERKENALAN
HUKUM PIDANA
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN.
Pada akhir semester mahasiswa diharapkan dapat menjadi ahli hukum yang
profesional dengan kemampuan memahami dan menganalisa hukum pidana secara
mendalam, makna penerapan pengaplikasian. Guna menjadikan hukum pidana
dirasakan secara positif oleh masyarakat dan dapat digunakan secara tepat sasaran
dalam setiap kasus-kasus pidana yang terjadi baik secara formil dan materil .
B. TUJUAN PEMBELAJARAN.
1
Ida Bagus Surya Darma Jaya, Hukum Pidana Materil & Formil : Pengantar Hukum Pidana,
USAID-The Asia Foundation-Kemitraan Partnership, Jakarta, 2015, hlm. 2.
2
Wirjono Projodikoro, Asas-asas hukum pidana Indonesia, PT Presco, Bandung 1989, hlm, 1.
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
hukum yang akan terjadi.3 Pada prinsipnya secara umum ada dua pengertian tentang
hukum pidana, yakni dikenal dengan istilah ius poenale dan ius puniend. Ius poenale
yang memiliki arti sebagai hukum pidana objektif. hukum pidana ini dalam
pengertian menurut Mezger adalah "aturan-aturan hukum dengan sifat mengikat
kepada suatu perbuatan tertentu yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan berakibat
pidana.
3
S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana dan Penerapannya, Alumni Ahaem-Petehaem,
Jakarta, 1986, hlm. 13.
4
Sifian Sastrawidjaja, Hukum Pidana CV. Armico, 1990, hlm.9.
5
S.R. Sianturi, Op.Cit, hlm 14.
6
Amir Ilyas, Asas-asas Hukum Pidana, Rangkang Education Yogyakarta & PuKAP
Indonesia, Yogyakarta, 2012, hlm 2.
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
Andi Zainal Abidin Farid dalam hal ini memberikan makna hukum pidana
merupakan salah satu aturan hukum dari seluruh aturan hukum yang ada dan berlaku
pada suatu negara, yang berisikan dasar-dasar dan aturan-aturan guna :7
1) Perintah dan larangan, yang atas dasar pelanggarannya maka akan
berakibat sanksi yang dijalankan oleh instansi-instansi negara yang
berwenang; peraturan-peraturan yang wajib ditaati oleh setiap orang;
2) Ketentuan-ketentuan yang menetapkan dengan cara apa atau alat apa
dilaksanakan sebagai-bagaian reaksi terhadap
pelanggaran-peraturan-peraturan ; dengan kata lain tentang hukum
penitensier.
3) Ketentuan yang mengatur berlakunya setiap peraturan-peraturan pada
waktu dan wilayah negara tertentu.
7
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, PT Bina Aksara, Jakarta, 1985, hlm. 1.
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
karenanya itu merupakan hukum acara pidana. Lain halnya dengan hukum
pidana yang dikenal juga dengan hukum materil.8
Menurut Profesor Simons, hukum pidana itu dapat dibagi menjadi hukum
pidana dalam arti objektif atau strafrecht in objective zin dan hukum pidana dalam
arti subjektif atau strafrecht ini subjective zin. Hukum pidana dalam arti objektif
8
Ibid,
9
Sifian Sastrawidjaja, Op. Cit, hlm. 10.
10
Ibid, hlm. 10.
11
Ida Bagus Surya Dharma Jaya, Hukum Pidana Materil & Formil : Pengantar Hukum
Pidana, USAID-The Asia Foundation-Kemitraan Partnership, Jakarta, 2015, hlm. 4
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
adalah hukum pidana yang berlaku, atau yang juga disebut sebagai hukum positif atau
ius poenale. Hukum Pidana dalam arti subjektif tersebut, oleh Professor Simons telah
yakni Keseluruhan dari larangan-larangan dan keharusankeharusan, yang atas
pelanggarannya oleh Negara atau oleh suatu masyarakat hukum umum lainnya telah
dikaitkan dengan suatu penderitaan yang bersifat khusus berupa suatu hukuman, dan
keseluruhan dari peraturan-peraturan di mana syarat-syarat mengenai akibat hukum
itu telah diatur serta keseluruhan dari peraturan-peraturan yang mengatur masalah
penjatuhan dan pelaksanaan dari hukumannya itu sendiri.12
Dalam arti subjektif itu mempunyai dua pengertian, yakni :13
1) Hak dari negara dan alat-alat kekuasaanya untuk menghukum, yakni hak
yang telah mereka peroleh dari peraturan-peraturan yang telah ditentukan
oleh hukum pidana dalam arti objektif;
2) Hak dari negara untuk mengaitkan pelanggaran terhadap
peraturan-peraturannya dengan hukum.
Hukum pidana dalam arti subjektif di dalam pengertian seperti yang disebut
terakhir di atas, juga disebut sebagai ius puniendi.14
Pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut di atas merupakan kewenangan dari
lembaga legislatif untuk merumuskan perbuatan pidana sekaligus ancaman
pidananya, untuk selanjutnya tugas dan fungsi memeriksa dan menurut suatu perkara
pidana ada dalam kewenangan lembaga yudikatif.
BAGAN : 1
UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1946 TENTANG HUKUM PIDANA
BUKU I
12
Amir Ilyas, Op Cit, hlm 4
13
Ibid, hlm 5.
14
Simons dalam buku P.A.F.lamintang, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, hlm. 4.
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 s/d Pasal 103
ASAS
HUKUM PIDANA
BUKU II
KEJAHATAN
Pasal 104 s/d Pasal 488
DELIK
PIDANA
BUKU III
PELANGGARAN
Pasal 489 s/d Pasal 569
J.M Van Bemmelen membedakan Hukum Pidana Materil dan Hukum Pidana
Formil yakni Hukum pidaamateril terdiri atas tindak pidana yang disebut
berturut-turut, peraturan umum yang dapat diterapkan terhadap perbuatan itu, dan
pidana yang duancam terhadap perbuatan itu. Hukum pidana formil engatur cara
bagaimana hukum acara pidana seharusnya dilakukan dan menentukan tata tertib
yang harus diperhatikan pada kesempatan.16
15
Laden Marpaung, Asas-asas Teori, Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2005,
hlm.2.
16
Ibid.
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
HUKUM PIDANA
HUKUM PIDANA
MATERIL
HUKUM PIDANA
FORMIL
Konten : Kejahatan
17
S.R. Sianturi, Op.Cit., hlm. 23.
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
10
18
Andi Sofyan & Nur Azisa, Buku Ajar Hukum Pidana, Pustaka Pena Press, Makasar, 2016.,
hlm 6.
19
Ida Bagus Surya Dharma Jaya, Op.Cit, hlm. 8
20
S.R. Sianturi, Op.Cit, hlm. 25
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
11
mengatur hubungan negara dengan penjahat, hanya memuat ancaman pidana belaka,
aturan ini hanya dipergunakan untuk memidana seseorang yang tidak taat akan
norma-norma.21
21
Ida Bagus Surya Dharma Jaya, Op.Cit, hlm. 9
22
Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit, hlm. 5
23
Andi Sofyan & Nur Azisa, Op Cit. hlm.10.
24
Ida Bagus Surya Dharma Jaya, Op.Cit, hlm. 13
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
12
25
S.R. Sianturi, Op.Cit, hlm. 51
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
13
Code Penal
PRANCIS
Code Penal
Code Penal
BELANDA
HINDIA BELANDA
G. RINGKASAN.
26
H.M.Insan Anshari Al Aspary, Tindak Pidana Perpajakan, Jasa Offset, Jakarta, 2012, hlm
153.
UNIVERSITAS PAMULANG | BAHAN AJAR FAKULTAS HUKUM
BAHAN AJAR HUKUM PIDANA
14
Menurut Profesor Simons, hukum pidana itu dapat dibagi menjadi hukum
pidana dalam arti objektif atau strafrecht in objective zin dan hukum pidana dalam
arti subjektif atau strafrecht ini subjective zin. Hukum pidana dalam arti objektif
adalah hukum pidana yang berlaku, atau yang juga disebut sebagai hukum positif atau
ius poenale. Hukum Pidana dalam arti subjektif tersebut, oleh Professor Simons telah
yakni Keseluruhan dari larangan-larangan dan keharusankeharusan, yang atas
pelanggarannya oleh Negara atau oleh suatu masyarakat hukum umum lainnya telah
dikaitkan dengan suatupenderitaan yang bersifat khusus berupa suatu hukuman, dan
keseluruhan dari peraturan-peraturan di mana syarat-syarat mengenai akibat hukum
itu telah diatur serta keseluruhan dari peraturan-peraturan yang mengatur masalah
penjatuhan dan pelaksanaan dari hukumannya itu sendiri
Hukum Pidana di bagi 2 , Yakni Materil dan Formil. Hukum Pidana Materil
merupakan kumpulan dari aturan hukum yang menentukan pelanggaran pidana,
mengatur bentuk syarat-syarat bagi pelanggar pidana untuk dapat dihukum,
menunjukan kenapa orang dapat dihukum dan bisa ditetapkan hukuman atas
pelanggaran pidana yang dilakukan olehnya. Dan Hukum Pidana Formil adalah
kumpulan aturan hukum yang mengatur berkaitan dengan upaya memepertahankan
hukum pidana materil terhadap pelanggaran yang dilakukan orang-orang tertentu,
atau dengan kata lain mengatur tentang cara bgaimana Hukum Pidana Materil
15
H. UJI PEMAHAMAN.
16
I. REFRENSI.
Amir Ilyas, Asas-asas Hukum Pidana, Rangkang Education Yogyakarta & PuKAP
Indonesia, Yogyakarta, 2012
Andi Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta, 1995.
Andi Sofyan & Nur Azisa, Buku Ajar Hukum Pidana, Pustaka Pena Press, Makasar,
2016.
H.M.Insan Anshari Al Aspary, Tindak Pidana Perpajakan, Jasa Offset, Jakarta, 2012
Ida Bagus Surya Dharma Jaya, Hukum Pidana Materil & Formil : Pengantar Hukum
Pidana, USAID-The Asia Foundation-Kemitraan Partnership, Jakarta, 2015.
Laden Marpaung, Asas-asas Teori, Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta,
2005.
17