Nim : 1602036146
Materi 3-4
Asas perlindungan : asas perlindungan adalah bahwa setiap negara yang berdaulat
wajib melindungi kepentingan hukumnya atau kepentingan nasionalnya.
Contoh : Subjeknya berupa setiap orang tidak terbatas pada warga negara saja, selain
itu tidak tergantung pada tempat, ia merupakan tindakan-tindakan yang dirasakan
sangat merugikan kepentingan nasional indonesia yang karenanya harus dilindungi.
Asas universal : Asas universal adalah asas yang menyatakan setiap orang yang
melakukan perbuatan pidanan dapat dituntut undang-undang hukum pidana Indonesia
di luar wilayah Negara untuk kepentingan hukum bagi seluruh dunia.
Contoh : Asa ini melihat hukum pidanan berlaku umum, melampaui batas ruang
wilayah dan orang, yang dilindungi disini ialah kepentingan dunia. Jenis kejahatan
yang dicantumkan pidanan menurut asas ini sangat berbahaya tidak hanya dilihat dari
kepentingan Indonesia tetapi juga kepentingan dunia.
9. Jelaskan masing-masing teori perbuatan materiil, teori instrumental, dan teori akibat
dengan contoh kasusnya?
Teori Perbuatan Materiil : Menurut ajaran ini yang harus dianggap sebagai tempat
terjadinya tindak pidana (Locus Delicti) didasarkan kepada perbuatan secara fisik.
Itulah sebabnya ajaran ini menegaskan bahwa yang dianggap sebagai tempat
terjadinya tindak pidana/locus delicti, adalah tempatdimana perbuatan tersebut
dilakukan.
Contoh : Diperjalanan menuju kost datang seseorang yang memusuhi saya, lalu tiba-
tiba Ia menikam saya. Kondisi saya sekarat tapi belum mati, dan dilarikan kerumah
sakit Surabaya. 3 hari kemudian saya tewas.
Teori Instrumental : teori ini dikenal juga dengan nama de leer van het instrument
atau Teori Instrumental. menurut teori ini, yang harus menjadi atau dianggap sebagai
locus delicti adalah tempat dimana alat yang digunakan menimbulkan akibat tindak
pidana. akbiat apa? bisa kematian, penderitaan, kerugian dan akibat-akibat lain.
Teori Akibat : ajaran ini didasarkan kepada akibat dari suatu tindak pidana. Menurut
ajaran ini bahwa yangdianggap sebagai locus delicti adalah tempat dimana akibat
daripada tindak pidana tersebut timbul.
- Materi 5-6
2. Jelaskan perbedaan pandangan unsur pidana dalam konsep monistis dan dualistis?
Berikan contoh problem implementasinya?
Aliran Monistis yaitu Pandangan dalam ilmu hukum pidana yang tidak
memisahkan antara perbuatan dengan pertanggungjawaban pidana.
Aliran dualistis yaitu Pandangan dalam ilmu hukum pidana yang memisahkan
antara perbuatan dengan pertanggungjawaban pidana.
6. Jelaskan yang dimaksud memenuhi atau mencocoki rumusan dalam delik undang-
undang? Berikan contoh implementasinya?
10. Jelaskan pembagian macam-macam delik, selain kejahatan dan pelanggaran beserta
contohnya!
1. Delik dolus ialah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana yang
dilakukan dengan sengaja.
Contoh : terdapat pada pasal 338 KUHP yang berbunyi “Barang siapa dengan
sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun”.
2. Delik culpa ialah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana yang
dilakukan dengan kealpaan (kelalaian).
Contoh : pasal 359 KUHP yang berbunyi “Barang siapa karena kealpaannya
menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun”.
3. Delik Formil ialah rumusan undang-undang yang menitikberatkan kelakuan yang
dilarang dan diancam oleh undang-undang, seperti pasal 362 KUHP tentang
pencurian.
4. Delik Materiil ialah rumusan undang-undang yang menitikberatkan akibat yang
dilarang dan diancam dengan pidana oleh undang-undang, seperti pasal 35 KUHP
tentang penganiayaan.
11. Jelaskan tiga alasan mengapa subjek tindak pidana adalah manusia ?
Rumusan delik yang selalu menentukan subjeknya dengan menggunakan istilah
barang siapa, warga negara Indonesia, pegawai negeri, dan lain sebagainya. Hal
ini dapat ditemukan pada pasal 2-9 KUHP.
Ketentuan tentang pertanggungjawaban pidana, terutama pada pasal 44, 45, dan
49 KUHP, yang mengisyaratkan "kejiwaan" dari tindak pelaku.
Ketentuan tentang pidana dalam pasal 10 KUHP mengenai denda, hanya manusia
yang memahami tentang uang.
12. Apakah subjek tindak pidana dalam KUHP hanya manusia ? jelaskan!
Tidak, karena Manusia bukanlah merupakan satu-satunya subjek hukum. Di
samping manusia, hukum masih membuat konstruksi fiktif yang diterima,
diperlakukan, serta dilindungi layaknya seperti manusia. Hal itu dinamakan badan
hukum. Suatu tindakan dapat dipidana apabila tindakan tersebut dikehendaki oleh
manusia.
13. Bagaimana dengan undang-undang yang memuat subjek tindak pidana berupa badan
hukum (undang-undang Ekonomi), apakah di perbolehkan, berikan contohnya?
Iya diperbolehkan, dalam konsep KUHP baru, dikatakan bahwa tindak pidana
dapat dilakukan korporasi apabila dilakukan oleh orang-orang dalam korporasi
tersebut yang memiliki kedudukan dalam struktur korporasinya dengan bertindak
atas nama dan demi kepentingan korporasinya. Dalam hal ini, segala sesuatu yang
dilakukan manusia dengan mengatasnamakan korporasinya, maka tanggung jawab
ada pada korporasi dan/atau pengurusnya.
- Materi 7-8
8. Jelaskan konsep sifat melawan hukum formil dan sifat melawan hukum materiil,
berikan contoh?
Sifat melawan hukum formil atau Formeel wederrechtelijkheid mengandung arti
semua bagian (unsur-unsur) dari rumusan delik telah di penuhi. Demikian
pendapat Jonkers yang menyatakan “Melawan hukum formil jelas adalah karena
bertentangan dengan undang-undang tetapi tidak selaras dengan melawan hukum
formil, juga melawan hukum materil, diantara pengertian sesungguhnya dari
melawan hukum, tidak hanya didasarkan pada hukum positif tertulis, tetapi juga
berdasar pada asas-asas umum hukum, pula berakar pada norma-norma yang
tidak tertulis.
Sifat melawan hukum materil atau materiel wederrechtelijkheid terdapat dua
pandangan. Pertama. Sifat melawan hukum materiil dilihat dari sudut
perbuatanya. Hal ini mengandung arti perbuatan yang melanggar atau
membahayakan kepentingan hukum yang hendak dilindungi oleh pembuat
undang-undang dalam rumusan delik tertentu, Kedua, sifat melawan hukum
materil dilihat dari sudut sumber hukumnya. Hal ini mengandung makna
bertentangan dengan hukum tidak tertulis atau hukum yang hidup dalam
masyarakat, asas-asas kepatutan atau nilai-nilai keadilan dan kehidupan sosial
dalam masyarakat.
4. Jelaskan yang dimaksud dengan alasan penghapus pidana putatif, berikan contohnya!
terjadi bila seseorang mengira telah melakukan suatu perbuatan yang termasuk
daya paksa atau pembelaan terpaksa atau menjalankan undang-undang dll.
5. Jelaskan alasan penghapus tuntutan!
alasan penghapus penuntutan dalam pasal 2-8 mengenai batas berlakunya
peraturan perundang-undangan hukum pidana, pasal 61-62 mengenai penuntutan
penerbitan/percetakan, pasal 72 mengenai delik aduan, pasal 76 mengenai asas
nebis in idem, pasal 77-78 mengenai hapusnya penuntutan karena terdakwa
meninggal dan karena kadaluarsa.