Ada beberapa istilah tindak Pidana yang dikenal dan dikemukakan para
ahli hukum, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa asing.
Meskipun sebetulnya istilah itu merupakan terjemahan dan bahasa Belanda yaitu
dan kata strafbaar feit atau delict, oleh karenanya interprestasi yang mereka
perbedaan satu sama lain, karena memang Kitab Undang-undang Hukum Pidana
oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tak patut atau tak boleh dilakukan. Oleh
karena itu, untuk terjadinya suatu tindak pidana selain harus memenuhi rumusan
dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tak patut atau tak boleh
dilakukan.
atau tindak pidana yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh
kejadian tersebut.
Sedangkan yang kedua, berbeda pula dengan “perbuatan pidana’, sebab di sini
pidana bagi orang yang melakukan perbuatan pidana. Perbuatan pidana hanya
tergantung pada keadaan batinnya dalam melakukan perbuatan itu, yaitu dengan
6
Moeljatho Ibid hlm 117
pidana, dipisahkan dengan kesalahan. Sedangkan dalam strafbaar feit,
pidana, karena lebih lazim digunakan. Seperti halnya KUHP terjemahan resmi
merupakan bahasa yang dipakai oleh semua orang untuk menerangkan tindakan
7
Sofjan Sastrawidjaja, Op.Cit, hlm.112.
8
Mr. J.M van Bemelen, Hukum Pidana I, Bandung, Binacipta, 1987, hlm. 99.
Menurut Simson unsur-unsur dari sebuah peristiwa pidana (tindak
pidana) adalah :9
9
Mustafa Abdullah, Intisari Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1983, hlm.26
tidak mampu bertanggung jawab maka ia tidak dapat
dikenakan pidana atas perbuatannya tersebut;
e. Perbuatan itu harus karena kesalahan si pembuat. Untuk dapat
dipidananya sesorang akibat perbuatan yang dilakukannya,
tergantung dari soal apakah dalam melakukan perbuatan ini ia
mempunyai kesalahan. Hal ini sesuai dengan azas dalam
pertanggungjawaban pidana yaitu tindak pidana jika tidak ada
kesalahan (geen straf zonder schuld). Sesorang dapat
dikatakan mempunyai kesalahan, jika dari segi masyarakat
dapat dicela karenanya, yaitu kenapa melakukan perbuatan
yang merugikan masyarakat padahal mampu untuk mengetahui
maka perbuatan tersebut dan seharusnya dapat menghindari
perbuatan itu.10
yaitu :12
a. Unsur-Unsur formal :
1) Perbuatan (manusia);
2) Perbuatan tersebut dilarang oleh suatu aturan
hukum;
3) Larangan itu disertai ancaman (sanksi) yang
berupa pidana tertentu;
4) Larangan itu dilanggar oleh manusia
b. Unsur-Unsur Materiil :
Perbuatan itu harus bersifat melawan hukum, yaitu
harus betul-betul dirasakan oleh masyarakat
sebagai perbuatan yang tak boleh atau tak patut
dilakukan.
10
Moeljanto, Op. Cit., hlm. 157.
11
Romli Atmasasmita, Op. Cit hlm 59
12
Moeljanto, Op.Cit, hlm.112.
Berbeda dengan unsur-unsur tindak pidana yang diberikan oleh ilmu
hukum pidana yang membaginya menjadi unsur objektif dan unsur subjektif
a. Unsur objektif adalah unsur yang terdapat di luar diri pribadi si pelaku
harus dilakukan”.
Perbuatan yang dimaksud ada yang aktif dalam arti berbuat dan
(Pasal 338 KUHP), menganiaya (Pasal 351 KUHP), dan ada pula
yang pasif dalam arti tidak berbuat atau tidak melakukan sesuatu,
Hal ini dapat kita temukan dalam delik-delik materiil atau yang
Sifat yang sama ada dalam setiap tindak pidana, yakni sifat atau
unsur tersendiri.
miliknya dan tak dapat izin dan pemiliknya untuk berbuat seperti
terdiri dari : 15
unsur-unsur objektif di atas yang pada umumnya melekat pada suatu tindak
pidana, terdapat unsur-unsur khusus yang hanya ada pada berbagai tindak
(schepelingen).
KUHP itu terdiri dari atas 569 pasal, yang dibagi dalam tiga buku,
yaitu :
Buku I : Aturan Umum di atur dalam Pasal 1 sampai dengan Pasal 103
Buku II : Kejahatan di atur dalam Pasal 104 sampai dengan Pasal 488
Buku III : Pelanggaran di atur dalam Pasal 489 sampai dengan Pasal 569
hukum pidana yang berlaku umum untuk semua lapangan hukum pidana
positif, baik yang diatur dalam Buku II dan Buku III KUHP maupun dalam
16
Wirdjono Prodjodikoro, Ibid, hlm. 4.
17
Sofjan Sastrawidjaja, Op.Cit, hlm.127.
peraturan perundang-undangan hukum pidana di luar KUHP. Pengertian-
tindak pidana menurut KUHP itu terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu :
1) Kejahatan (Misdrijven);
2) Pelanggaran (Overtredingen).
undang. Sebagai contoh dari delik hukum antara lain : pembunuhan, pencurian,
dari :18
B. Hukum Kesehatan
kesehatan yaitu : Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
kesehatan dan penerapannya. Hal ini menyangkut hak dan kewajiban, baik dari
19
Y.A.Triana Ohoiwutun, Bunga Rampai Hukum Kedokteran, Bayu Media Publising, Malang, 2007.
Hlm 4
Selanjutnya, menurut Leenen :20
melingkupi sepanjang waktu kehidupan manusia, baik kehidupan masa lalu, masa
sekarang maupun masa yang akan datang. Namun dilihat dari sejarah
lingkungan sosial budaya, termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan biologis yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima, serta terjangkau oleh
20
Y.A.Triana Ohoiwutun, Bunga Rampai Hukum Kedokteran, Bayu Media Publising, Malang, 2007.
Hlm 3).
beratkan pada pelayanan kesehatan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat
nasional, sudah tiba saatnya untuk mengkaji kembali dan melengkapi peraturan
upaya kesehatan yang sudah atau yang akan dikembangkan, baik oleh
ini.
3. Pelayanan Kesehatan.
kesehatan ialah :
keseluruhan.
a. Asas Legalitas.
No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang telah berlaku sejak tanggal 6
dalam Pasal 29 ayat (1) sampai dengan (3), Pasal 36 dan Pasal 38 ayat (1) dan (2).
b. Asas Keseimbangan.
Di dalam hukum, asas ini termasuk asas yang berlaku umum sebagaimana
tercantum dalam penjelasan Pasal 2 butir (2) UU No.36 tahun 2009, tidak khusus
secara seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan
mental, antara material dan spiritual.Di dalam pelayanan medik, dapat juga
diartikan sebagai keseimbangan antara tujuan dan sarana, antara sarana dan hasil,
antara manfaat dan risiko yang ditimbulkan dari upaya medik yang
Dalam pelayanan kesehatan, asas ini merupakan asas yang cukup penting,
karena akibat kelalaian memberikan pertolongan tepat pada saat yang dibutuhkan
UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Asas ini perlu diperhatikan oleh dokter
sebagai tenaga kesehatan, karena hukum tidak bisa menerima alasan apapun
dalam hal keselamatan nyawa pasien yang terancam yang disebabkan karena
Asas ini bersumber pada prinsip etis berbuat baik (beneficence) yang perlu
berbuat baik harus tidak boleh sampai menimbulkan kerugian pada diri
bagi dirinya sendiri, dan orang yang ditolong telah mencoba menolong dirinya
sendiri. Dasar hukum asas ini selain UU Kesehatan juga KUH Perdata Pasal 1338
point (3) dan Pasal 1354 mengenai Zaakwarneming atau prinsip berbuat baik.
e. Asas Kejujuran.
pasien.Kebenaran informasi ini terkait erat dengan hak setiap manusia untuk
mengetahui kebenaran.
dapat merugikan pasien yang bersangkutan.Oleh karena itu dokter selalu sadar
profesi dan menghormati hak pasien (Pasal 7, 8 dan Pasal 56 UU No. 36 tahun
f. Asas Kehati-hatian.
orang lain harus bersikap berhati-hati. Jika seseorang tidak dapat berbuat baik,
tentang Kesehatan).
g. Asas Keterbukaan.
Salah satu asas yang diuraikan dalam penjelasan Pasal 2 UU No. 36 tahun
pengalaman dengan cara komunikasi secara terbuka antara dokter dengan pasien.
Dalam asas ini pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya kesehatan yang
harus dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna, dan hanya tercapai bila
ada kerjasama antara dokter dengan pasien yang didasarkan sikap saling
percaya.Sikap ini dapat tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka antara
dokter dengan pasien dalam hal ini pasien memperoleh penjelasan atau informasi
1. Penetapan diagnosa
3. Menyembuhkan penyakit
6. Penigkatan kesehatan
1. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas Obat Bebas merupakan obat yang bisa
dibeli bebas di apotek, bahkan warung, tanpa resep dokter, ditandai lingkaran
hijau bergaris tepi hitam, obat Bebas Terbatas (dulu disebut daftar W =
masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai lingkaran biru
2. Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk = berbahaya), yaitu obat
memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di
dalamnya.
3. Psikotropika dan Narkotika, Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat
menimbulkan kelainan prilaku, narkotika adalah zat atau obatyang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
acetaminophen
2. Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang
3. Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-
masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat paten