Anda di halaman 1dari 6

Soal ujian tengah semester genap tahun akademik 2018/2019

Mata kuliah : Hukum Pidana


Nama : .............
Npm / kelas : 18100...... / H

1. Bagaimana batasan hukum pidana jika di hubungkan dengan kitab


undang undang hukum pidana?
 Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum pidana yang
berlaku di suatu negara yang mengadakan dasar - dasar dan aturan untuk
menentukan perbuatan - perbuatan mana yang tidak boleh di lakukan ,
yang di larang dan di ancam atau sanksi dan adanya peraturan – peraturan
yang melarang.

2. Apa bedanya ruang berlakunya ketentuan peraturan perundang undangan


menurut tempat dan waktu?
 Perbedaannya yaitu terdapat asas legalitas asas sebagai dasar dijatuhkan
pidana / hukuman / sanksi yang tercantum di dalam pasal 1 ayat 1 KUHP
tentang batas – batas berlakunya aturan pidana dalam perundang
undangan.

3. Jelaskan perbedaan antara ancaman pidana dan tindakan?


 Ancaman pidana adalah hukuman atau sanksi pidana yang diancamkan
kepada orang yang melakukan suatu perbuatan pidana. Jadi untuk setiap
tindak pidana selalu ada ancaman pidana bagi mereka yang
melanggarnya. Ancaman pidana ini berbeda-beda untuk setiap tindak
pidana, bisa berupa pidana mati, pidana penjara, atau pidana kurungan
maupun pidana denda. Tindakan adalah suatu langkah / perbuatan yang
diambil atau dilakukan seseorang.

4. Apa yang di maksud dengan kemampuan bertanggung jawab , tidak


mampu bertanggung jawab , kurang mampu bertanggung jawab?
 Kemampuan bertanggung jawab adalah orang yang melakukan tindak
pidana yang bersifat melawan hukum dan kemampuan jiwa sesorang
mengerti tindakan yang di lakukan atau pelaku mengetahui perbuatannya
tercela, tidak mampu bertanggung jawab adalah orang melakukan tindak
pidana karena perngaruh daya paksa pasal 48 KUHP dan keadaan darurat,
Kurang mampu bertanggung jawab adalah di serahkan kepada hakim
untuk mengambil sikap memberikan pengurangan pemidanaan.

5. Apa yang dimaksud dengan dolus , culpa , kekeliruan dan beri contoh?
 Dolus dapat diartikan kesengajaan. Artinya delik dolus diperlukan adanya
unsur kesengajaan. Misalkan, dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) yakni dengan sengaja menyebabkan matinya
orang lain. Sedangkan Culpa dapat diartikan kealpaan, adalah seseorang
dapat dipidana bila kesalahannya itu berbentuk kealpaan, misalnya,
menurut Pasal 359 KUHP yaitu dapat dipidana seseorang yang
menyebabkan matinya orang lain karena kealpaan.

6. Jelaskan pentingnya memahami unsur – unsur tindak pidana?


 Karena agar kita dapat memahami unsur-unsur tindak pidana. Jadi
seseorang dapat dikenakan pidana apabila perbuatan yang dilakukan
memenuhi syarat-syarat tindak pidana (strafbaarfeit).

7. Kapan adanya asas lex spesialis derogat lex generalis dimana dasar
hukumnya?
 lex specialis derogat legi generalis adalah salah satu asas hukum, yang
mengandung makna bahwa aturan hukum yang khusus akan
mengesampingkan aturan hukum yang umum. Contoh peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai asas lex specialis derogat
legi generalis:
Pasal 63 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana:
“Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum,
diatur pula dalam aturan pidana yang khusus, maka hanya yang khusus
itulah yang diterapkan.”

8. Kapan adanya alasan penghapusan pidana?


 Alasan pembenar yaitu alasan yang menghapuskan sifat melawan
hukumnya perbuatan, sehingga apa yang dilakukan oleh terdakwa lalu
menjadi perbuatan yang patut dan benar. Alasan pemaaf yaitu alasan
yang menghapuskan kesalahan terdakwa. Perbuatan yang dilakukan oleh
terdakwa tetap bersifat melawan hukum, jadi tetap merupakan perbuatan
pidana, tetapi dia tidak dipidana, karena tidak ada kesalahan.
9. Apa saja landasan teori kausalitas?

 Teori Conditio Sine Qua Non


Teori dari Von Buri (ahli hukum Jerman), teori ini tidak membedakan
mana faktor syarat yang mana faktor penyebab, segala sesuatu yang
masih berkaitan dalam suatu peristiwa sehingga melahirkan suatu akibat
adalah termasuk menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, menurut teori ini,
keensam faktor yang menjadi contoh, tidak ada yang merupakan menjadi
syarat semuanya menjadi penyebab.. semua faktor dinilai sama
pengaruhnya. Tanpa salah satu faktor tersebut, tidak akan terjadi akibat
menurut waktu, dan tempat keadaan senyatanya dalam peristiwa itu.
 Teori yang Mengindivualisir
Teori yang dalam usahanya mencari faktor penyebab dari tiombulnya
suatu akibat dengan hanya melihat pada faktor yang ada atau terdapa
setelah perbuatan dilakukan, dengan kata lain setelah peristiwa itu
beserta akibatnya benar benar terjadi secara konkret.
 Teori yang Menggenaralisir
Teori yang dalam mencari sebab dari rangkaian faktor yang berpengaruh
atau berhubungan dengan timbulnya akibat adalah dengan melihat dan
menilai pada faktor mana yang secara wajar dan menurut akal serta
pengalaman pada umumnya menimbulkan suatu akibat. Jadi mencari
penyebab dan menilainya tidak berdasarkan pada faktor setelah peristiwa
terjadi beserta akibatnya, tetapi pada pengalaman pada umumya menurut
akal dan kewajaran manusia.
a. Teori Adequat Subjektif
Dipelopori oleh Von Kries yang menyatakan bahwa faktor penyebab
adalah faktor yang menurut kejadian normal adalah adequat (sebanding)
atau layak dengan akibat yang timbul, yang faktor mana diketahui atau
disadari oleh si pembuat sebagai adequat untuk menimbulkan akibat.
b. Teori Adequat Objektif
Teori ini dipelopori oleh Rumelin, pada ajaran ini tidak memperlihatkan
bagaimana sikap batin si pembuat sebelum berbuat, akan tetapi pada
faktor-faktor yang ada setelah peristiwa beserta akibatnya terjadi, yang
dapat dipikirkan secara akal (objektif) faktor-faktor itu dapat
menimbulkan akibat. Tentang bagaimana alam pikiran/sikap batin si
pembuat sebelum ia berbuat tidaklah penting, melainkan bagaimana
kenyataan objektif setelah peristiwa terjadi setelah akibatnya, apakah
faktor tersebut menurut akal dapat dipikirkan untuk menimbulkan akibat.
10. A. Hukum pidana termasuk hukum publik ?
Karena sudah jelas dalam arti hukum publik adalah yang mengatur
kepentingan warga dengan negaranya yang merugikan dan tidak ada kata
perdamaian seperti hukum pidana.
B. Apa yang di maksud ius constitutum dan ius constituendum?
Ius constitutum adalah hukum yang nyata dan sudah berlaku di jaman
sekarang , sedangkan ius constituendum adalah hukum yang masih
angan angan atau yang akan datang.
C. sumber sumber hukum pidana ?
KUHP dan peraturan diluar KUHP.

11. A. Sebutkan tujuan dari hukum pidana ?


Untuk melindungi suatu kepentingan orang atau perseorangan (hak asasi
manusia) untuk melindungi kepentingan suatu masyarakat dan negara
dengan suatu perimbangan yang serasi dari suatu tindakan yang
tercela/kejahatan di satu pihak dari tindak-tindakan perbuatan yang
melanggar yang merugiakan dilain pihak.
Untuk membuat orang yang ingin melakukan kejahatan atau perbuatan
yang tidak baik akan menjadi takut untuk melakukan perbuatan tersebut
B. Mengapa di perlukan penafsiran hukum ?
Supaya dapat mencapai kehendak dan maksud pembuat undang-undang
serta dapat menjalankan undang-undang sesuai dengan kenyataan sosial
maka di perlukan penafsiran hokum supaya tidak terjadi kekeliruan dan
kesalahan.
C. Mengapa penafsiran analogi di larang dalam hukum pidana ?
menggunakan analogi dalam hukum pidana adalah menganggap sesuatu
sebagai termasuk dalam pengertian dari suatu istilah atau ketentuan
undang-undang hukum pidana, karena sesuatu itu banyak sekali
kesamaannya dengan dengan istilah atau ketentuan dalam undang-
undang hukum pidana. Para sarjana yang berpegang teguh pada asas
legalitas pada umumnya tidak dapat menerima penggunaan analogi .
12. A Kesimpulan dari pasal 1 ayat 1 KUHP?
Jadi, perbuatan yang tidak dapat dipidana dan perbuatan yang dapat
dipidana bergantung pada kekuatan ketentuan perundang-undangan
pidana sebelum perbuatan tersebut dilakukan. Jika sebelum perbuatan
tersebut dilakukan tidak ada kekuatan ketentuan perundang-undangan
pidana yang mengatur mengenai perbuatan tersebut, maka perbuatan
tersebut tidak dapat dipidana. Sebaliknya, jika sebelum perbuatan
tersebut dilakukan telah ada perbuatan kekuatan ketentuan perundang-
undangan pidana yang mengatur mengenai perbuatan tersebut, maka
perbuatan tersebut dapat dipidana
B. Apakah ada kekecualian dari asas teritorial dalam pasal 2 KUHP?
Ada pengecualian yaitu perbuatan pidana yang terjadi di dalam kapal
atau pesawat terbang yang berada di perairan bebas atau berada di
wilayah udara bebas tidak termasuk wilayah teritorial suatu negara
sehingga ada yang mengadili apabila terjadi suatu perbuatan pidana.

Anda mungkin juga menyukai