26
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
27
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
7
Ibid, hal. 214
6 8
Ibid, hal. 212 Moeljatno, S.H., Op.cit, hal. 165
28
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
29
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
untuk berbuat tidak senonoh apabila bahwa noodweer ini merupakan fenomena
berjumpa dengan seorang wanita, yang dianggap sama usianya dengan usia
sedangkan dalam hal lain dirinyadalam dunia.11 Di dalam KUHP tidak menyatakan
keadaan normal. Misalnya, suka secara tegas apa yang dimaksud dengan
membuka celana danmemperlihatkan noodweer, tetapi hanya memberikan syarat-
kemaluannya kepada setiap wanita yang syarat bilamana seseorang itu tidak dapat
dijumpai,sedangkan apabila melihat dijatuhi pidana atas perbuatannya yang bersifat
seorang laki-laki ia dalam keadaan normal. melawan hukum.
Patut dicatat bahwa seseorang yang Oleh karena itu, noodweer masih tetap
dihinggapi psikhopaten pada dasarnya tidak dipertahankan hingga sekarang sebagai salah
dapat ditentukan bahwa orang itu mengalami satu alasan peniadaan pidana, sebagaimana
jiwanya cacat dalam pertumbunan atau dijabarkan di dalam Pasal 49 ayat (1) KUHP,
terganggu karena penyakit sebagaimana diatur yang berbunyi:
dalam Pasal 44 KUHP.Dengan demikian, orang Tidak dipidana, barang siapa melakukan
itu apabila melanggar tindak pidana, dirinya perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri
dapat dipertanggungjawabkan secara pidana sendiri maupun untuk orang lain,
atau dipidana. kehormatan kesusilaan atau harta benda
Suatu perbuatan yang dianggap bersifat sendiri maupun orang lain, karenaada
melawan (wederrechtelijk) yang dilakukan serangan atau ancaman serangan yang
karena terdorong oleh keadaan memaksa sangat dekat pada saat itu yang melawan
(overmacht) dikecualikan dari ketentuan hukum hukum.
pidana.Overmacht ini merupakan salah satu Noodweer digunakan sebagai alasan
faktor yang bersifat eksternal yang pembenar, tetapi bukan alasan yang
mengakibatkan tidak dipidananya seseorang membenarkan perbuatan melanggar hukum,
atas perbuatan yang melawan hukum dan melainkan seseorang yang terpaksa melakukan
diancam dengan pidana oleh undang-undang. tindak pidana dapat dimaafkan karena terjadi
Dalam KUHP ketentuan mengenai pelanggaran hukum yang mendahului
overmacht diatur dalam Pasal 48, yang perbuatan itu.Pandangan ini telah diakui oleh
berbunyi: Barangsiapa melakukan perbuatan hukum pidana bahwa seseorang itu memang
karena pengaruh daya paksa tidak dipidana. dianggap berhak untuk melakukan suatu
Mencermati ketentuan Pasal 48 KUHP di perbuatan tertentu sebagai bentuk pembelaan
atas, dapat dipahami bahwa setiap orang yang terpaksa.Oleh karena itu, noodweer merupakan
melakukan perbuatan yang dilarang dan pembelaan hak terhadap ketidakadilan,
diancam dengan pidana oleh undang-undang, sehingga seseorang yang melakukan perbuatan
karena pengaruh daya paksa atau dilakukan dan memenuhi unsur-unsur tindak pidana oleh
dalam keadaan memaksa, ia tidak dapat undang-undang dimaafkan karena pembelaan
dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan terpaksa.
itu, sehingga ia tidak dipidana. Disamping Walaupun demikian, tidak semua
ketentuan yang dirumuskan demikian singkat pembelaan dapat diterima oleh hukum pidana
ini, pembentuk undang-undang juga tidak sebagai alasan peniadaan pidana.Suatu
memberikan penjelasan apa yang dimaksud perbuatan dalam konteks noodweer itu harus
dengai overmacht, nampaknya pembentuk sesuai dengan syarat-syarat yang telah
undang-undang menganggap setiap orang ditentukan di dalam Pasal 49 ayat (1)
mengetahui arti overmacht atau pembentuk KUHP.Pembelaan diluar syarat-syarat yang
undang-undang memberikan keleluasaan ditentukan di dalam Pasal 49 ayat (1) KUHP
kepada hakim atau pelaku penegak hukun tetap dimungkinkan si pelaku dapat dijatuhi
lainnya untuk menafsirkan apa arti overmacht pidana.
itu, dan tentu oleh pan ahli dapat Bilamana seseorang dapat dianggap
dikembangkan dalam doktrin hukum pidana. melakukan pembelaan terpaksa harus
Pembelaan terpaksa atau di dalam doktrin
disebut noodweer.Menurut Marteen Luther,
11
Ibid
30
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
memenuhi syarat-syarat tertentu, sebagai (2) Melaporkan batas pertolongan yang sangat
berikut: perlu jika perbuatan itu dengan
1. Harus ada serangan (aanranding), tetapi sekelompok dilakukan karena
tidak semua serangan dapat dilakukan perasaanterguncang dengan segera pada
pembelaan diri, melainkan hanya terhadap saat itujuga tidak boleh dihukum13
serangan yangmemenuhi syarat-syarat,
sebagai berikut: Pembelaan terpaksa atau di dalam doktrin
a. Serangan itu harus datang mengancam disebut noodweer ini merupakan fenomena
dengan tiba-tiba (ogenblikkelijk yang dianggap sama usianya dengan usia dunia
ofonmid delijk dreigen); (night unrecht noch ubels leycen wollen, das
b. Serangan itu harus bersifat melawan gibs die natur)14. Di dalam KUHP tidak
hukum (wederrech- telijk aanranding). menyatakan secara tegas apa yang dimaksud
2. Terhadap serangan itu perlu dilakukan dengan noodweer, tetapi hanya memberikan
pembelaan diri, tetapi tidak setiap syarat-syarat bilamana seseorang itu tidak
pembelaan diri dapat merupakan dapat dijatuhi pidana atas perbuatannya yang
noodweer, melainkan pembelaan diri bersifat melawan hukum.
tersebut harus memenuhi syarat-syarat, Oleh karena itu, noodweer masih tetap
sebagaiberikut: dipertahankan hingga sekarang sebagai salah
a. Pembelaan itu harus merupakan satu alasan perniadaan pidana, sebagaimana
keharusan (de verdediginc, moet dijabarkan di dalam pasal 49 ayat (1), KUHP.
geboden zijkn); Noodweer digunakan sebagai alasan pembenar,
b. Pembelaan itu harus merupakan tetapi bukan alasan yang membenarkan
pembelaan terpaksa (nood zakelijk perbuatan melanggar hukum, melainkan
verdidiging); seseorang yang terpaksa melakukan tindak
c. Pembelaan itu harus merupakan pidana dapat dimaafkan karena terjadi
pembelaan terhadap diri sendiri atau pelanggaran hukum yang mendahului
diri orang lain, kehormatan dan perbuatan itu. Pandangan ini telah diakui oleh
benda.12 hukum pidana bahwa seseorang itu memang
Bilamana seseorang yang melakukan dianggap berhak untuk melakukan suatu
tindak pidana tidak dapat dijatuhi pidana, perbuatan tertentu sebagai bentuk pembelaan
menurut Pasal 51 KUHP harus memenuhi terpaksa, Oleh karena itu, noodweer
persyaratan, sebagai berikut: merupakan pembelaan hak terhadap
1. Orang yang melakukan perbuatan itu atas ketidakadilan, sehingga seseorang yang
perintah jabatan; melakukan perbuatan dan memenuhi unsur-
2. Perintah jabatan itu harus diberikan oleh unsur tindak pidana oleh undang-undang
penguasa yang berwenang. dimaafkan karena pembelaan terpaksa.
Walaupun demikian, tidak semua
2. Pengaturan Pembelaan Terpaksa Menurut pembelaan dapat diterima oleh hukum pidana
Pasal 49 KUHPidana sebagai alasan peniadaan pidana.Suatu
Pasal 49 KUHP perbuatan dalam konteks noodweer itu harus
(1) Barang siapa melakukan perbuatan yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah
terpaksa dilakukannya untuk ditentukan di dalam Pasal 49 ayat (1) KUHP.
mempertahankan dirinya atau diri orang Pembelaan diluar syarat-syarat yang ditentukan
lain mempertahankan kehormatan atau di dalam Pasal 49 ayat (1) KUHP tetap
harta benda sendiri atau kepunyaan orang dimungkinkan si pelaku dapat dijatuhi pidana.
lain dari kepada seorang yang melawan hak Bilamana seseorang dapat dianggap
dan merancang dengan segera pada saat melakukan pembelaan terpaksa harus
itu juga tidak boleh di hukum. memenuhi syarat-syarat tertentu, sebagai
berikut:
13
R. Soesilo, op_cit 1988, hal 64.
12 14
Satochid Kartanegara, Op.dt, hal. 467. Andi hamzah. Op_cit hal. 101.
31
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
1. Harus ada serangan (aanranding), tetapi sebagai suatu pembelaan yang dilakukan di
tidak semua serangan dapat dalam keadaan darurat.
dilakukan pembelaan diri, melainkan hanya W Œl š v ^• Œ vP v_ ] o u ‰ • o ðõ Ç š
terhadap serangan yang (1) KUHP tersebut janganlah selalu harus
memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut: diartikan sebagai tindak kekerasan, oleh karena
a. Serangan itu harus datang mengancam yang dimak•µ vP v ‰ Œl š v ^• Œ vP v_ ]
dengan tiba-tiba (ogenblikkelijk of on dalam pasal 49 ayat 1 KUHP itu sebenarnya
mid delijk dreigen); adalah tindakan yang merugikan kepentingan
b. Serangan itu harus bersifat melawan hukum orang lain atas tubuh (termasuk nyawa),
hukum (wederrech-telijk aanranding). kehormatan dan atas harta kekayaannya yang
2. Terhadap serangan itu perlu dilakukan berupa benda.
pembelaan diri, tetapi tidak setiap Noodweer itu sendiri sebenarnya
pembelaan diri dapat merupakan merupakan sebuah perkataan yang telah
noodweer, melainkan pembelaan diri dipergunakan orang untuk menyebut
tersebut harus memenuhi syarat-syarat, ^‰ u o v Ç vP ‰ Œoµ ]o lµl v š ŒZ ‰
sebagai berikut : serangan yang bersifat seketika dan yang
a. Pembelaan itu harus merupakan Œ•]( š u o Á v Zµlµu_U 16 sebagai dasar
keharusan (de verdediging moet pembenaran, noodweer itu bukan merupakan
geboden zijkn); suatu yang baru di dalam hukum pidana, oleh
b. Pembelaan itu harus merupakan karena pembelaan tersebut telah lama dikenal
pembelaan terpaksa (nood-zakelijk orang yaitu pada zaman pembalasan dendam
verdidiging); secara pribadi dahulu kala, dalam bentuk
c. Pembelaan itu harus merupakan tindakan peperangan yang bersifat defesip yang
pembelaan terhad sendiri atau diri di dalam sejarah perkembangan hukum pidana
orang lain, kehormatan dan benda.15 telah tetap dipertahankan orang hingga dewasa
ini.17
Seperti yang dapat kita lihat sendiri dari Menurut ketentuan pidana seperti yang
bunyinya rumusan pasal 49 KUHP di atas, telah dirumuskan di dalam pasal 49 ayat 1
perkataan noodweer itu sendiri tidak terdapat KUHP itu, apabila kepentingan-kepentingan
di dalam undang-undang. Perkataan tersebut hukum tertentu dari seseorang itu mendapat
terdapat di dalam Memorie van Toelichting serangan secara melawan hukum dari orang
mengenai pembentukan pasal 49 ayat 1 KUHP lain, maka pada dasarnya orang dapat
yang mengatakan antara lain: dibenarkan untuk melakukan suatu pembelaan
"Tidaklah terdapat suatu noodweer tanpa terhadap serangan tersebut, walaupun dengan
adanya suatu: cara yang merugikan kepentingan hukum dari
1. serangan yang bersifat melawan penyerangannya, yang di dalam keadaan biasa
hukum; cara tersebut merupakan, suatu tindakan yang
2. bahaya yang bersifat langsung bagi terlarang di mana pelakunya terancam dengan
tubuh, kehormatan atau benda, milik sesuatu hukuman.
diri sendiri atau milik orang lain; Jadi apabila seseorang itu oleh seorang
3. keperluan untuk melakukan penyerang telah diancam akan ditembak
perbuatan yang bersangkutan dengan sebuah revolver atau telah diancam
Meniadakan bahaya yang nyata yang telah akan ditusuk dengan sebilah pisau, maka orang
ditimbulkan serangan tersebut, yang telah tidak dapat dibenarkan untuk melakukan suatu
dapat ditiadakan dengan cara yang lain. perlawanan, misalnya dengan memukul tangan
W Œl š v ^n}} _ ]šµ Œš]vÇ ^ ŒµŒ šU si penyerang yang menggenggam revolver atau
• vP ‰ Œl š v ^Á Œ_ ]šµ Œš]vÇ pisau itu dengan mempergunakan sepotong
^‰ u o v_U Z]vPP • Œ Z rafiah kayu atau sebatang besi agar revolver atau
‰ Œl š v^n}} Á Œ_ ]šµ ‰ š ] Œš]l v pisaunya itu dapat terlepas dari tangannya,
16
P.A.F. Lumintang, op_cit, hal. 442.
15 17
Satrohid Kertanegara, op_cit, hal 461-462 Ibid.
32
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
18 20
Ibid. Ibid.
19 21
Moeljanto, Op_cit. hal. 144-145 Ibid.
33
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
Noodweer exces atau pembelaan diri yang sehingga orangnya tidak dapat dijatuhi
melampaui batas juga merupakan alasan pidana, sedangkan Rerbuatan di dalam
terhadap seseorang yang didakwa melakukan noodweer exces tidak ada sifat melawan
suatu tindak pidana tidak dapat dijatuhi pidana, hukum sehingga menjadi alasan pembenar
sebagaimana diatur di dalam Pasal 49 ayat (2) untuk meniadakan pidana.
KUHP, yang berbunyi : Terlepas dari persamaan dan perbedaan
Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, tersebut di atas, baik noodweer maupun
yang langsung disebabkan oleh noodweer exces tetap harus memenuhi dua
keguncangan jiwa yang hebat karena syarat, sebagai berikut:
serangan atau ancaman serangan itu, tidak a. Serangan itu harus bersifat melawan
dipidana. hukum atau merupakan kejahatan;
Bilamana perbuatan seseorang yang b. Serangan itu harus datang secara tiba-tiba
memenuhi semua unsur tindak pidana, tetapi ia atau langsung mengancam (ogenblikkelijk
tidak dapat dijatuhi karena noodweer exces ofonmiddelijk dreigen).
sebagaimana dirumuskan di dalam Pasal 49
ayat (2) KUHP harus memenuhi tiga syarat, PENUTUP
sebagai berikut: A. Kesimpulan
a. Pembelaan terpaksa yang melampaui 1. Alasan yang meniadakan pidana, yaitu
batas; sesuatu hal yang menyebabkan
b. Pembelaan itu yang langsung disebabkan ketentuan yang berlaku dalam hukum
oleh keguncangan jiwa yang hebat atau pidana tidak dapat diberlakukan
sangat panas hatinya; terhadap seseorang yang dituduh
c. Pembelaan itu karena terdapat serangan melakukan pelanggaran tindak pidana.
atau ancaman serangan. Alasan penghapus pidana terdiri dari
Ditinjau dari unsur-unsurnya, maka terdapat Alasan pembenar, alasan pemaaf, dan
persamaan antara noodweer dengan noodweer alasan penghapus kesalahan.
exces, yaitu disyaratkan dua hal, sebagai Alasan pembenar, ialah alasan yang
berikut: menghapuskan sifat melawan hukum
a. Pembelaan itu harus ada serangan yang perbuatan sehingga apa yang dilakukan
bersifat melawan hukum; oleh terdakwamenjadi suatu perbuatan
b. Pembelaan itu ditujukan untuk diri sendiri yang patut dan benar;
maupun untuk orang lain, kehormatan Alasan pemaaf, ialah alasan yang
kesusilaan atau harta benda sendiri maupun menghapuskan kesalahan terdakwa
orang lain. tetapi perbuatan itu tetap bersifat
Sedangkan perbedaannya antara noodweer melawan hukum, sehingga tidak dipidana
dengan noodweer exces, adalah terletak karena tidak ada kesalahan;
keadaan batin seseorang, sebagai berikut: Alasan penghapus kesalahan karena
a. Perbuatan dalam arti noodweer adalah terdapat alasan pembenar maupun
pembelaan diri dari si pembuat tindak pemaaf, artinya tidak ada pikiran tentang
pidana yang bersifat keterpaksaan karena sifatnya perbuatanmaupun orangnya
tiada jalan lain untuk menghindarkan dirinya yang melakukan perbuatan, tetapi
kecuali harus melakukan perbuatan itu, pemerintahmenganggap bahwa
sedangkan pembelaan diri dalam arti berdasarkan kemanfaatan (utilitas)
noodweer exces si pembuat tindak pidana kepadamasyarakat, sehingga diambil
karena mengalami keguncangan jiwa yang kebijakan untuk tidak diadakan
sangat hebat atau mengalami tekanari jiwa penuntutan.
yang hebat (hevige gemoeds-beweging), 2. Oleh karena itu, noodweer masih tetap
sehingga pembelaan itu tidak harus bersifat dipertahankan hingga sekarang sebagai
geboden dan noodzakelijke; salah satu alasan peniadaan pidana,
b. Perbuatan melawan hukum dalam arti sebagaimana dijabarkan di dalam pasal
noodweer merupakan alasan pemaaf 49 ayat (1), KUHP. Noodweer digunakan
34
> Æ Œ]u v s}oX /slE}X òlAgslîìíñ
B. Saran
1. Dalam rangka pembentukan KUHP
Nasional tentang alasan pemaaf, alasan
pembenar dan alasan penghapus
kesalahan, diberi penafsiran secara
otentik jangan hanya menyerahkannya
kepada ilmu pengetahuan hukum
pidana.
2. Kepada para penegak hukum perlu
untuk memahami ajaran mengenai
alasan pemaaf, alasan pembenar dan
alasan penghapus kesalahan agar tidak
mengalami kesulitan dalam praktek
penegakan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Azas-Azas Hukum Pidana Indonesia, Rafika
Bandung 2005
Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan
Tertulis di Indonesia, PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta 2003
MoeljatnoU Ì •- Ì • ,µlµu W] v U ]v
l• Œ U : l Œš U íõôñ
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Bina
Aksara Jakarta 1985
P.A.F. Lumintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana
Indonesia, Sinar Baru, Bandung 1984
Z}v] WiyantoU Ì •- Ì • ,µlµu W] v
/v }v •] U sX D v Œ D iµU v µvPU îìíî
R. Soesilo, KUHP Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, Politeia, Bogor
1988
35