1 HUKUM PIDANA
NAMA : ARSELEN RINGU LANGU
NIM : 022806076
Jawaban :
A. Pengertian Hukum Pidana
Jawaban :
a. DEFENISI
Ilmu hukum pidana yaitu: bagian dari ilmu pengetahuan tentang hukum yang khusus
mempelajari tentang hukum.
Pendapat pakar hukum Indonesia mengenai hukum pidana, antara lain sebagai berikut:
1. Moelyatno mengatakan bahwa hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang
berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk:
a. Menentukan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, yang
disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa
melanggara larangan tersebut.
b. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang melanggar
larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhkan pidana sebagaimna
yang telah diancamkan.
c. Menentukan dengan cara bagaimna pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan
apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.
2. Satochid Kartanegara, bahwa hukum pidana dapat dipandang dari beberapa sudut, yaitu:
a. Hukum pidana dalam arti objektif, yaitu sejumlah peraturan yang mengandung
larangan-larangan atau keharusan-keharusan terhadap pelanggarannya yang
diancam dengan hukuman.
b. Hukum pidana dalam arti subjektif, yaitu sejumlah peraturan yang mengatur hak
Negarauntuk menghukum seseorang yang melakukan perbuatan yang dilarang.
3. Soedarto, mengatakan bahwa hukum pidana merupakan sistem sanksi yang negatif, ia
diterapkan, jika sarana lain sudah tidak memadai, maka hukum pidana dikatakan
mempunyai fungsi, yang subsider. Pidana termasuk juga tindakan (maatregelen),
bagaimanapun juga merupakan suatu penderitaan, suatu yang dirasakan tidak enak oleh
orang lain yang dikenai, oleh karena itu, hakikat dan tujuan pidana dan pemidanaan,
untuk memberikan alasan pembenaran (justification) pidana itu. Hukum Pidana sebagai
Hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Undang-Undang dan
berakibat diterapkannya hukuman bagi siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-
unsur perbuatan yang disebutkan dalam Undang-Undang Pidana. Seperti perbuatan yang
dilarang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Korupsi,
Undang-Undang HAM dan lain sebagainya.
Jadi, hukum pidana dapat dikakatakan segala perbuatan apa yang dapat dihukum,
mengatur siapa yang dapat dihukum, hukuman apa yang dapat dijatuhkan dengan
keistimewaan melindungi hak orang lain dan merampas hak orang lain.
b. TUJUAN
1. Untuk menakut-nakuti setiap orang jangan sampai melakukan perbuatan yang tidak baik
(aliran klasik)
2. Untuk mendidik orang yang telah pernah melakukan perbuatan tidak baik menjadi baik dan
dapat diterima kembali dalam kehidupan lingkungan (aliran modern).
Menurut aliran klasik tujuan hukum pidana untuk melindungi individu dari kekuasaan
penguasa atau negara. Sebaliknya menurut aliran modern mengajarkan tujuan hukum pidana
untuk melindungi masyarakat terhadap kejahatan, dengan demikian hukum pidana harus
memperhatikan kejahatan dan keadaan penjahat, maka aliran ini mendapat pengaruh dari
perkembangan kriminologi.
Vos memandang perlu adanya aliran ketiga, yang merupakan kompromi aliran klasik
dan aliran modern. Dalam rancangan KUHP juli tahun 2006, tujuan pemidanaan
ditentukan dalam pasal51,yaitu:pemidanaanbertujuan:
1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi
pengayoman masyarakat,
2. Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi
orang yang baik dan berguna,
3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan
keseimbangan, dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat,
4. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
c. OBJEK
Objek ilmu hukum pidana adalah seluruh ketentuan-ketentuan hukum pidana yang
berlaku dinegara Indonesia. Hukum yang berlaku diindonesia adalah hukum positif dan
hukum pidana yang berlaku diindonesia adalah hukum pidana posotif yang ada di
indonesia.
Untuk melindungi suatu kepentingan orang atau perseorangan (hak asasi manusia) untuk
melindungi kepentingan suatu masyarakat dan negara dengan suatu perimbangan yang serasi dari
suatu tindakan yang tercela/kejahatan di satu pihak dari tindak-tindakan perbuatan yang
melanggar yang merugiakan dilain pihak.
Untuk membuat orang yang ingin melakukan kejahatan atau perbuatan yang tidak baik akan
menjadi takut untuk melakukan perbuatan tersebut.
Untuk mendidik seseorang yang melakukan perbuatan yang melanggar agar tidak melakukan lagi,
dan agar diterima kembali dilingkungan masyarakat.
Mencegah akan terjadinya gejala-gejala sosial yang tidak sehat atau yang melakukan perbuatan
yang dilanggar, dan hukuman untuk orang yang sudah terlanjur berbuat tidak baik.
Fungsi Hukum Pidana
1. Secara umum
Fungsi hukum pidana secara umum yaitu fungsi hukum pidana sama saja dengan fungsi
hukum-hukum lain pada umumnya karena untuk mengatur hidup dalam kemasyarakatan atau
menyelenggarakan suatu tata dalam masyarakat.
2. Secara khusus
Fungsi hukum secara khusus nya yaitu untuk melindungi suatu kepentingan hukum terhadap
perbuatan-perbuatan yang melanggar dengan suatu sanksi atau hukuman yang berupa pidana
yang telah ditetapkan Undang-Undang yang telah ditetapkan dan yang sifatnya lebih tajam
dari pada hukum-hukum lain nya atau untuk memberikan aturan-aturan untuk melindungi
yang pihak yang telah dirugikan..
Tujuan Pidana
Beberapa filsafat menyebutkan tujuan pidana / tujuan hukuman (Sugandhi, 1981), antara
lain :
a. Filsafat pepatah kuno menyebutkan bahwa hukuman adalah suatu pembalasan.
b. Pendapat lain menyatakan bahwa hukuman diberikan untuk menimbulkan rasa
takut, sehingga orang tidak akan melakukan kejahatan.
c. Hukuman yang diberikan mempunyai tujuan hanya akan memperbaiki orang yang
telah melakukan kejahatan.
d. Agar tata tertib kehidupan bersama dapat dipertahankan.