TINJAUAN PUSTAKA
Tiga masalah sentral/pokok dalam hukum pidana berpusat kepada apa yang
disebut dengan tindak pidana (criminal act, strafbaarfeit, delik, perbuatan pidana),
pemidanaan. Istilah tindak pidana merupakan masalah yang berhubungan erat dengan
perbuatan orang yang semula bukan merupakan tindak pidana menjadi tindak pidana,
berada diluar diri seseorang, sedangkan masalah subjek hukum pidana yang berkaitan
pertanggungjawaban ini menyangkut masalah yang berada dalam ruang lingkup diri
seseorang.
diluar Indonesia. Selain yang memakai istilah Strafbaarfeit ada juga yang memakai
yang boleh dihukum” Dua Sarjana lainnya yakni Tirtaatmidjaja dan Utrecht
mengistilahkan strafbaarfeit dengan istilah “peristiwa pidana”, Satachid dan
Engelbrecht memakai istilah “tindak pidana”, secara harafiah kata “feit” itu berarti
“peristiwa”.
perbuatan manusia yang bertentangan dengan hukum, diancam dengan pidana oleh
definisi diatas maka ada bebarapa syarat untuk menentukan perbuatan itu sebagai
Van Hamel membuat definisi yang hampir sama dengan Simons, tetapi
menambah lagi dengan satu syarat, yakni : Perbuatan itu harus mengadung sifat yang
patut dipidana (strafwaardig). Menurut Van Hamel, suatu perbuatan yang tegas-tegas
dilarang dan diancam pidana Undang-undang belum tentu merupakan tindak pidana.
pandangan Vos tindak pidana adalah kelakuan manusia yang oleh Undang-undang
diancam pidana. Pompe berpendapat dan mengatakan bahwa “ Tindak Pidana ialah
Menurut sifatnya, unsur-unsur tindak pidana itu dibagi atas unsur-unsur objektif dan
unsur-unsur subjektif.
berupa :
pasal 338
dilarangya perbuatan dan siancam dengan pidana. Elementen itu terdiri dari :
a. Kemampuan si pembuat bertanggungjawab (toerekenings vatbaarheid)
Istilah “hukuman” dan “dihukum” berasal dari kata bahasa Bel”anda yaitu
Konvensional. Oleh karena itu beliau tidak setuju dengan istilah tersebut, dan
“Straf “ dan “diancam pidana” untuk menggantikan kata “wordt gestraft”. Adi
Hamzah berusaha untuk memisahkan kedua istilah tersebut yaitu Pidana dan
merupakan suatu sanksi atau nestapa yang menderitakan. Oleh karena itu
pidana merupakan istilah yang lebih khusus, maka perlu ada pembatasan
pengertian atau makna sentral yang menunjukan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
khas. Berikut ini beberapa pendapat atau definisi dari para Sarjana tentang
pidana, yaitu:
pembuat delik
2. Pidana itu diberikan dengan sengaja oleh orang atau badan yang
tertib” oleh karena itu, pidana pada hakikatnya mempunyai dua tujuan utama yaitu
Menurut H.l Packer sanksi pidana sangat diperlukan karena pertama kita tidak
dapat hidup sekarang maupun dimasa yang akan datang tanpa pidana, kedua sanksi
pidana merupakan alat atau sarana terbaik yang tersedia yang kita miliki untuk
“pengancaman yang utama digunakan secara hemat cermat dan secara manusia dan ia
dapat berbentuk sengaja (opzet) atau lalai (culpa). Membicarakan kesalahan berarti
idema merupakan jantungnya hukum pidana. Hal ini menunjukkan bahwa dasar
pemikiran kepada terbukti tidak nya unsur-unsur tindak pidana. Artinya jika terbukti
unsur-unsur tindak pidana, maka terbukti pula kesalahannya dan dengan sendirinya
secara objektif dilarang dan diancam oleh peraturan perundang-undang. Ini berarti
hukum pidana yang berlaku sekarang merupakan hukum pidana yang berorientasi
kepada konsep daadstrafrecht atau hukum pidana perbuatan. Bukti yuridis bahwa
konsep demikian dianut oleh hukum pidana terletak dalam rumusan pasal 1 KUHP
yang merumuskan tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali ditentukan terlebih
diancam dengan pidana adalah dilarangnya melakukan perbuatan yang diserai dengan