Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah Polrestabes Medan merupakan salah satu wilayah yang


cukup luas dan padat penduduk di Indonesia. Wilayah ini terdiri dari
beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, termasuk
Kota Medan, Deli Serdang, Binjai, dan sekitarnya. Sebagai wilayah
yang padat penduduk, Polrestabes Medan kerap mengalami
gangguan Kamtibmas yang dapat mengancam keamanan dan
kenyamanan masyarakat.

Gangguan Kamtibmas di wilayah Polrestabes Medan dapat


bermacam-macam jenisnya, mulai dari tindak kejahatan jalanan
seperti perampokan dan pencurian kendaraan bermotor, hingga
kasus kriminalitas yang lebih serius seperti pembunuhan dan
penganiayaan. Selain itu, wilayah ini juga sering menjadi tempat
terjadinya tindakan terorisme dan aksi kriminal yang melibatkan
narkoba.

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kasus tindak kejahatan di


wilayah Polrestabes Medan cenderung mengalami peningkatan.
Menurut data dari Polrestabes Medan, pada tahun 2022 terdapat
sekitar 12.000 kasus tindak kejahatan yang terjadi di wilayah hukum
mereka. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun
sebelumnya, di mana pada tahun 2021 terdapat sekitar 10.000 kasus
tindak kejahatan.
2

Untuk mengatasi gangguan Kamtibmas di wilayah Polrestabes


Medan, diperlukan upaya yang serius dan terkoordinasi antara
berbagai pihak, termasuk kepolisian, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan kinerja unit Reserse Kriminal (Reskrim) di tingkat
Polsek. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan
kinerja unit Reskrim Polsek guna meminimalisir gangguan ancaman
Kamtibmas di wilayah Polrestabes Medan.

Polsek Medan Helvetia merupakan salah satu Polsek yang


berada di bawah naungan Polrestabes Medan. Wilayah hukum Polsek
Medan Helvetia meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Medan
Helvetia dan sebagian wilayah Kecamatan Medan Johor di Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Wilayah hukum Polsek Medan Helvetia memiliki karakteristik


yang beragam, mulai dari wilayah perumahan yang ramai hingga
wilayah industri dan perdagangan. Dalam menjalankan tugasnya,
Polsek Medan Helvetia dituntut untuk dapat mengatasi berbagai
macam gangguan Kamtibmas yang terjadi di wilayah hukumnya.

Beberapa gangguan Kamtibmas yang sering terjadi di wilayah


Polsek Medan Helvetia antara lain pencurian, perampokan,
penganiayaan, dan tindakan kriminalitas yang melibatkan narkoba.
Selain itu, Polsek Medan Helvetia juga pernah mengalami aksi
terorisme pada tahun 2016 yang menyebabkan beberapa korban jiwa.

Untuk mengatasi gangguan Kamtibmas di wilayah hukumnya,


Polsek Medan Helvetia melakukan berbagai upaya, seperti
meningkatkan patroli keamanan, memperkuat kerjasama dengan
masyarakat dan stakeholder terkait, dan meningkatkan kualitas
3

pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, Polsek Medan Helvetia


juga mengoptimalkan kinerja unit Reskrim-nya untuk menangani
kasus kriminal yang terjadi di wilayahnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Polsek Medan Helvetia bekerja


sama dengan berbagai pihak, seperti Pemerintah Daerah, TNI, dan
masyarakat setempat untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang
kondusif dan aman bagi masyarakat. Selain itu, Polsek Medan
Helvetia juga aktif dalam melakukan kegiatan sosialisasi dan
pencegahan kriminalitas di wilayah hukumnya guna meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan dan
ketertiban di lingkungan sekitar.

Dari uraian tersebut diatas maka penulis memilih judul dalam


Produk karya akhir perorangan ini tentang “PENINGKATAN
KINERJA PERSONIL UNIT RESKRIM POLSEK MEDAN HELVETIA
POLRESTABES MEDAN GUNA MEMINIMALISIR GANGGUAN
ANCAMAN KAMTIBMAS”.

B. Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka pada


penulisan produk karya akhir perorangan ini, diangkat suatu rumusan
permasalahan, yaitu : Bagaimana peningkatan kinerja personil unit
reskrim Polsek medan helvetia Polrestabes medan guna
meminimalisir gangguan ancaman kamtibmas ?.

C. Pokok-Pokok Persoalan

Dari contoh pokok permasalahan yang dirumuskan diatas maka


pokok- pokok persoalan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
4

1. Bagaimana kondisi personil unit reskrim Polsek medan helvetia


Polrestabes medan dalam meminimalisir gangguan ancaman
kamtibmas?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah
gangguan ancaman kamtibmas yang terjadi di lingkungan
Polsek medan helvetia?
3. Bagaimana langkah antisipasi terhadap risiko yang berdampak
pada kegagalan upaya memecahkan masalah gangguan
ancaman kamtibmas yang terjadi di lingkungan Polsek medan
helvetia?

D. Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup penulisan produk karya akhir perorangan


ini dibatasi pada permasalahan gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat yang terjadi di lingkungan Polsek medan helvetia
Polrestabes medan dengan mengedepankan tentang peningkatan
kinerja personil unit reskrim Polsek medan helvetia Polrestabes
medan.

E. Maksud dan Tujuan


1. Maksud

Maksud pembuatan Produk karya akhir perorangan ini


adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
tugas akhir keperwiraan di Setukpa Polri Angkatan 52 TA. 2023.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan Produk karya akhir


perorangan ini adalah untuk memberikan masukan dan
rekomendasi kepada pimpinan dalam rangka meningkatkan
kinerja personil unit reskrim Polsek medan helvetia Polrestabes
medan guna meminimalisir gangguan ancaman kamtibmas.
5

F. Metode penelitian
1. Metode penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau sistematis yang


digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Metode penelitian
yang baik akan memastikan bahwa data yang dihasilkan akurat,
relevan, dan dapat dipercaya. dari pengertian-pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan cara atau sistematis yang digunakan untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam
penelitian secara obyektif, valid, dan reliabel, dengan tujuan
untuk menjawab suatu pertanyaan atau hipotesis penelitian.

Metode penelitian yang baik dan tepat akan membantu


Penulis dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara
efektif dan efisien. Dalam hal ini penulis menggunakan metode
penelitian deskriptip analis dimana Metode Deskriptif Analisis
adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan atau memberikan gambaran secara terperinci
mengenai suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di dalam
suatu populasi atau sampel. Metode ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data yang
bersifat deskriptif, yaitu data yang berupa fakta, angka, atau
informasi yang didapat dari sumber tertentu.

Metode Deskriptif Analisis sering digunakan dalam


penelitian sosial, ekonomi, dan bisnis untuk menggambarkan
karakteristik atau profil dari suatu populasi atau sampel. Metode
ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola-pola atau
6

hubungan-hubungan antar variabel yang ada di dalam suatu


data.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode Deskriptif


Analisis antara lain:

a. Mengumpulkan data yang relevan dan terkait dengan


fenomena yang akan dijelaskan.
b. Menentukan jenis data yang akan digunakan, seperti data
kualitatif atau data kuantitatif.
c. Menjelaskan karakteristik dari data yang diperoleh, seperti
ukuran, frekuensi, dan distribusi.
d. Melakukan analisis data dengan menggunakan teknik
statistik sederhana, seperti tabel frekuensi, grafik, atau
diagram.
e. Menafsirkan hasil analisis data yang diperoleh dan
menghasilkan kesimpulan yang relevan terkait dengan
fenomena yang dijelaskan.

Dengan menggunakan metode Deskriptif Analisis, Penulis


dapat memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci
mengenai suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di dalam
suatu populasi atau sampel. dimana penulisan dalam Produk
karya akhir perorangan ini berdasarkan pengamatan dan
pengalaman tugas penulis, yang menggambarkan situasi dan
kondisi selama melaksanakan tugas sebagai penyidik pada unit
reskrim Polsek medan helvetia Polrestabes medan guna
meminimalisir gangguan ancaman kamtibmas.

2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


7

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting


dalam pembuatan produk karya akhir perorangan dimana data
yang diperoleh harus akurat, relevan, dan valid agar hasil
penelitian yang dihasilkan dapat dipercaya. Ada beberapa jenis
dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan
Produk karya akhir perorangan ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis perilaku,
aktivitas, atau kejadian yang terjadi pada objek penelitian.
Observasi dapat dilakukan secara langsung (mengamati
objek penelitian secara langsung) atau tidak langsung
(mengamati objek penelitian melalui sumber data lain).

b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan kepada responden secara
langsung. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka,
telepon, atau melalui internet. Wawancara dapat dilakukan
dengan menggunakan kuesioner terstruktur (pertanyaan
yang sudah disiapkan sebelumnya) atau tidak terstruktur
(pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
responden).

c. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan
cara mengumpulkan dan menganalisis data dari dokumen
yang berkaitan dengan objek penelitian, seperti dokumen
resmi, surat kabar, majalah, laporan penelitian
sebelumnya, dan sebagainya.
8

3. Sumber Data
Sumber data dalam pembuatan produk karya akhir
perorangan adalah sumber informasi yang digunakan untuk
memperoleh data atau informasi yang relevan, dalam
pembuatan Produk karya akhir perorangan ini adalah sebagai
berikut:

a. Sumber Data Primer


Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh
langsung dari objek penelitian contoh sumber data primer
adalah hasil observasi siswa ketika berdinas dilapangan
dan wawancara dengan masyarakat ketika melaksanakan
tugas dilapangan.

b. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder adalah sumber data yang berasal
dari literatur atau data yang telah dikumpulkan sebelumnya
oleh pihak lain contoh sumber data sekunder adalah buku
modul fungsi teknis siswa SIP angakatan 52, jurnal-jurnal
yang ada di internet serta laporan pelaksanaan tugas
dilapangan.

c. Sumber Data Internal


Sumber data internal adalah data yang berasal dari
organisasi atau institusi contoh sumber data internal adalah
laporan keuangan yang ada pada Dipa Polsek, laporan
kegiatan baik bulanan, mingguan dan harian Polsek, dan
data DSP personil polsek.

4. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah cara atau metode yang
digunakan untuk mengolah dan menafsirkan data yang telah
9

dikumpulkan dalam penulisan Produk karya akhir perorangan.


Teknik analisis data sangat penting dalam penelitian karena
hasil analisis data akan menentukan validitas dan reliabilitas
dalam penulisan Produk karya akhir perorangan adapun teknik
analisa yang digunakan oleh penulis dalam membuat Produk
karya akhir perorangan adalah :
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah teknik analisis data yang
digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk tabel,
grafik, atau diagram. Analisis deskriptif dapat memberikan
gambaran umum tentang data yang telah dikumpulkan
selama penulis berdinas di wilayah.

b. Analisis Komparatif
Analisis komparatif adalah teknik analisis data yang
digunakan untuk membandingkan dua atau lebih kelompok
baik dalam kehidupan masyarakat ketika penulis bertugas
serta membandingkan tingkat kerawanan wilayah dimana
dia bertugas dengan wilayah yang dinilai menjadi contoh
yang baik sehingga penulis dapat memahami kekurangan
apa yang dapat dia peroleh dalam melaksanakan tugas
agar wilayah tugasnya bisa seperti wilayah pembanding.

G. Tata Urut (Sistematika)

Adapun sistematika penulisan dalam produk karya akhir


perorangan “PENINGKATAN KINERJA PERSONIL UNIT RESKRIM
POLSEK MEDAN HELVETIA POLRESTABES MEDAN GUNA
MEMINIMALISIR GANGGUAN ANCAMAN KAMTIBMAS” Penulisan
Produk karya akhir perorangan ini terdiri dari 4 (empat) bab, yaitu
sebagai berikut:
10

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan permasalahan


dan pokok persoalan yang terjadi, ruang lingkup yang membatasi
pembahasan dalam penulisan produk karya akhir perorangan ini.
Dasar penulisan yang menjadi landasan dalam penulisan produk
karya akhir perorangan ini, maksud dan tujuan dari penulisan produk
karya akhir perorangan ini, metode dan pendekatan yang digunakan
dalam rangka pembuatan produk karya akhir perorangan ini,
sistematika serta pengertian yang terdapat di dalam produk karya
akhir perorangan ini.

BAB II KONDISI FAKTUAL

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dimana didalamnya


dijelaksan tentang kondisi geografis, demografis, dan situasi
kamtibmas dari lingkungan Polsek/polres serta kondisi organisasi baik
personil maupun sarana dan prasarana yang ada pada Polsek/polres
serta Deskripsi Permasalahan yang akan dipecahkan pada bagian ini
uraikan secara detil/rinci permasalahan yang akan dipecahkan yang
merupakan uraian dari variabel bebas dari penulisan prokap, yang
didukung data kuantitatif dan kualitatif.

BAB III PEMECAHAN MASALAH

Bab ini akan menguraikan tentang masalah yang dihadapi oleh


penulis dalam melaksanakan tugas dilapangan dengan menganalisa
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki baik dalam faktor eksternal
maupun faktor internal kedua faktor ini dianalisa menggunakan
analisa SWOT (Strengths atau kekuatan, Weaknesses atau
kelemahan, Opportunities atau peluang, Threats atau ancaman).
Selain itu dalam bab ini dijelaskan tentang peraturan hukum yang
menjadi rujukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan
11

dilapangan serta upaya pemecahan masalah yang selama ini


dihadapi oleh penulis dimana upaya ini di lakukan dalam rangka
memecahkan masalah.

BAB IV Penutup

Bab ini terdiri dari kesimpulan atas penjelasan yang telah diuraikan
pada bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan rekomendasi.

H. Pengertian-Pengertian
1. Peningkatan
“Menurut M. Ibrahim Saleh, peningkatan adalah suatu usaha
untuk memperbaiki kinerja organisasi atau individu dengan cara
meningkatkan kemampuan, kualitas, produktivitas, atau efisiensi
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan.”

2. Kinerja
“Menurut Robbins dan Coulter (2013), kinerja adalah hasil kerja
yang diperlihatkan oleh seorang karyawan atau suatu organisasi
dalam mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan, yang
dapat diukur dengan menggunakan berbagai metode.”

3. Personil
“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, personil adalah
kelompok orang yang bekerja atau berdinas di suatu organisasi
atau institusi.”

4. Unit reskrim
Unit Reskrim adalah singkatan dari Unit Reserse Kriminalitas
yang merupakan salah satu bagian dari kepolisian yang
12

bertanggung jawab untuk melakukan penyelidikan, penyidikan,


dan penyelesaian kasus-kasus kejahatan yang terjadi di wilayah
hukumnya. Tugas utama dari Unit Reskrim adalah untuk
mengumpulkan bukti-bukti dan informasi yang dibutuhkan untuk
membuktikan adanya tindak pidana serta menetapkan
pelakunya. Unit Reskrim berperan penting dalam menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat dengan menindak tegas
pelaku kejahatan dan membantu memulihkan hak-hak korban.
Beberapa jenis kejahatan yang biasanya ditangani oleh Unit
Reskrim meliputi pencurian, perampokan, penipuan, kekerasan
fisik

5. Polsek
Polsek adalah singkatan dari Kepolisian Sektor, yaitu unit
kepolisian di bawah wilayah Kepolisian Resort (Polres) yang
bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban masyarakat di
wilayahnya. Polsek dipimpin oleh seorang Kepala Polsek yang
berpangkat Komisaris atau AKP, dan dibantu oleh beberapa
perwira dan anggota polisi lainnya. Tugas utama Polsek adalah
untuk melindungi dan melayani masyarakat di wilayahnya
dengan mencegah, mengatasi, dan menangani berbagai tindak
kejahatan dan pelanggaran hukum. Polsek juga bertanggung
jawab dalam memelihara ketertiban dan keamanan di jalan raya,
serta mengatur lalu lintas kendaraan dan orang di wilayahnya.
Beberapa tugas lain Polsek meliputi melakukan pengamanan
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, membantu penanganan
bencana alam, memberikan pelayanan dan perlindungan kepada
korban kejahatan, serta menjalin kerjasama dengan pihak-pihak
lain yang terkait dengan tugas kepolisian di wilayahnya. Polsek
merupakan garda terdepan dalam menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat di tingkat kecamatan.
13

6. Polrestabes
Polrestabes adalah singkatan dari Kepolisian Resort Kota Besar,
yaitu unit kepolisian di bawah wilayah Kepolisian Daerah (Polda)
yang bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban
masyarakat di wilayah kota besar atau metropolitan. Polrestabes
memiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan
dengan Polsek, karena wilayahnya mencakup seluruh kota
besar atau metropolitan yang memiliki banyak penduduk,
perkantoran, pusat perdagangan, dan tempat-tempat umum
lainnya. Polrestabes dipimpin oleh seorang Kepala Polisi Resort
(Kapolrestabes) yang berpangkat Kombes, dan dibantu oleh
beberapa perwira dan anggota polisi lainnya. Tugas utama
Polrestabes meliputi menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat di wilayahnya, memberikan pelayanan dan
perlindungan kepada masyarakat, serta menangani berbagai
kasus kejahatan dan pelanggaran hukum yang terjadi di
wilayahnya. Polrestabes juga bekerja sama dengan berbagai
pihak seperti instansi pemerintah, organisasi masyarakat, dan
pihak swasta dalam menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat di wilayahnya. Polrestabes memiliki banyak unit-unit
kepolisian yang spesifik, seperti Unit Reskrim, Unit Intelijen, Unit
Sabhara, dan lain-lain, yang bertugas dalam penanganan kasus-
kasus kejahatan dan pengamanan dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat.

7. Guna
“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian guna
adalah manfaat atau kegunaan dari sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu”.

8. Meminimalisir
14

Meminimalisir adalah tindakan atau usaha untuk mengurangi


risiko, bahaya, atau dampak negatif dari suatu situasi atau
kejadian. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya masalah
atau kerugian yang lebih besar di masa depan. Dalam konteks
keamanan dan ketertiban masyarakat, meminimalisir dapat
berarti mengurangi tingkat kejahatan atau gangguan kamtibmas
di suatu wilayah atau lingkungan dengan melakukan tindakan-
tindakan preventif seperti patroli, pemasangan CCTV,
peningkatan penjagaan, serta mengoptimalkan peran
masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan sekitar.
Dengan meminimalisir potensi terjadinya kejahatan atau
gangguan kamtibmas, diharapkan dapat meningkatkan rasa
aman dan nyaman masyarakat serta mendukung terciptanya
lingkungan yang kondusif bagi kegiatan ekonomi dan sosial
masyarakat.

9. Gangguan
Gangguan adalah sesuatu yang mengacaukan atau
menghalangi suatu proses atau keadaan yang seharusnya
normal. Gangguan bisa berupa halangan, hambatan, atau
gangguan fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi
kinerja atau keadaan seseorang atau kelompok.

10. Ancaman
Ancaman adalah situasi atau keadaan yang membahayakan
keamanan atau keselamatan seseorang atau kelompok, baik
secara fisik maupun psikologis. Ancaman bisa berupa ancaman
nyata atau potensial, yang dapat merugikan seseorang atau
kelompok dalam jangka pendek atau panjang. Ancaman bisa
berasal dari berbagai sumber, seperti dari orang atau kelompok
yang memiliki niat jahat, kondisi lingkungan yang tidak aman,
atau faktor alamiah seperti bencana alam. Ancaman juga bisa
15

bersifat fisik, seperti ancaman kekerasan atau ancaman


terhadap integritas fisik seseorang, atau bersifat psikologis
seperti ancaman terhadap kesejahteraan emosional atau
psikologis seseorang. Untuk mencegah ancaman, perlu
dilakukan berbagai tindakan preventif, seperti pengamanan fisik,
penegakan hukum, atau peningkatan kesadaran dan
kewaspadaan masyarakat terhadap potensi ancaman yang
mungkin terjadi.

11. Kamtibmas
Kamtibmas adalah kependekan dari kata "keamanan dan
ketertiban masyarakat", yang merujuk pada kondisi keamanan
dan ketertiban di suatu wilayah atau negara. Kamtibmas adalah
kondisi di mana masyarakat merasa aman dan nyaman serta
tidak ada gangguan terhadap kehidupan sosial, politik, dan
ekonomi di masyarakat. Kondisi kamtibmas yang baik dianggap
sebagai prasyarat utama bagi terciptanya kehidupan yang damai
dan sejahtera di suatu negara atau wilayah. Upaya untuk
menjaga kamtibmas meliputi berbagai tindakan preventif, seperti
penguatan penegakan hukum, peningkatan keamanan fisik,
pencegahan tindak kejahatan, serta pemberdayaan masyarakat
dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan sekitar.

12. Presisi adalah program prioritas Kapolri yaitu Bapak Jendral Drs.
Listyo sigit Prabowo dimana Presisi yang merupakan singkatan
dari prediktif, responsibilitas dan transparasi berkeadilan yang
memiliki arti sebagai berikut:
a. Prediktif
Pemolisian Prediktif yang mengedepankan kemampuan
anggota Polri untuk memprediksikan situasi dan kondisi
yang menjadi isu dan permasalahan serta potensi
gangguan Kamtibmas;
16

b. Responsibilitas
Mewujudkan anggota Polri yang cepat tanggap dan proaktif
dalam memberikan pelayanan prima serta menciptakan
keamanan dan ketertiban masyarakat;
c. Transparasi berkeadilan
Mewujudkan Polri yang humanis, transparan, akuntabel
dalam memberikan rasa keadilan dan kemudahan
pengawasan oleh masyarakat;
17

BAB II

KONDISI FAKTUAL

A. Gambaran Umum

Pada bagian ini uraian kondisi geografis, demografis, dan situasi


kamtibmas dari lingkungan Polsek/polres atau unit kerja yang menjadi
locus/tempat penelitian

1. Kondisi Geografis
2. Kondisi Demografis
3. Situasi Kamtibmas
B. Kondisi Organisasi

Pada bagian ini uraikan kekuatan personil unit kerja dan kondisi
sarana prasarana yang ada

1. Kekuatan Personil Polsek


2. Kondisi Sarana Prasarana

C. Deskripsi Permasalahan yang akan dipecahkan

Pada bagian ini uraikan secara detil/rinci permasalahan yang akan


dipecahkan yang merupakan uraian dari variabel bebas dari penulisan
prokap, yang didukung data kuantitatif dan kualitatif
18

BAB III
PEMECAHAN MASALAH

A. Analisis SWOT

Uraian pada bagian ini didahului dengan mengutip pengertian analisis


SWOT dari ahli, lalu uraikan peluang dan ancaman yang berpengaruh
pada penyelesaian masalah serta kekuatan dan kelemahan di dalam
organisasi.

1. Faktor Eksternal (peluang dan Ancaman)


2. Faktor Internal (kekuatan dan kelemahan)

B. Peraturan Hukum

Uraiankan peraturan yang dirujuk dengan menyebutkan nama


peraturan dan pasal yang dijadikan rujukan.

C. Upaya Pemecahan Masalah

1. Nama Kegiatan 1 (uraikan nama kegiatan yang akan


dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang ada)

a. Sumberdaya yang dibutuhkan


Pada bagian ini uraikan sumber daya yang dibutuhkan
untuk mendukung pemecahan masalah, yang mencakup
paling sedikit aspek: manusia dan sarana
prasarana/logistik
b. Stakeholder Internal yang dilibatkan
Pada bagian ini uraikan stakeholder internal di lingkungan
organisasi/Polri yang dilibatkan dalam proses pemecahan
dan penyelesaian masalah serta apa bentuk pelibatan yang
dilakukan
c. Stakholder eksternal yang dilibatkan
19

Pada bagian ini uraikan stakeholder eksternal yaitu instansi


samping yang dilibatkan dalam proses pemecahan dan
penyelesaian masalah serta apa bentuk pelibatan yang
dilakukan
d. Indikator Keberhasilan
Pada bagian ini uraikan indikator keberhasilan yang dapat
disajikan secara kuantitatif maupun kualitatif
e. Langkah Pelaksanaan Kegiatan /Cara bertindak
Pada bagian ini uraikan langkah-langkah atau cara
bertindak yang dilakukan untuk memecahkan dan
menyelesaikan masalah
2. Nama kegiatan 2
a. Sumberdaya yang dibutuhkan
b. Stakeholder Internal yang dilibatkan
c. Stakholder eksternal yang dilibatkan
d. Indikator Keberhasilan
f. Langkah Pelaksanaan Kegiatan/Cara Bertindak

3. Program 3 dst
a. Sumberdaya yang dibutuhkan
b. Stakeholder Internal yang dilibatkan
c. Stakholder eksternal yang dilibatkan
d. Indikator Keberhasilan
e. Langkah Pelaksanaan Kegiatan/Cara Bertindak

D. Manajemen Risiko
1. Mitigasi Risiko

Pada bagian ini identifikasi risiko yang muncul yang dapat


mengganggu atau menggagalkan upaya pemecahan masalah.
Risiko dapat berasal dari faktor kebijakan, teknologi maupun
kondisi sumber daya organisasi
20

2. Strategi Antisipasi Risiko

Pada bagian ini uraikan langkah apa yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi risiko muncul. Langkah yang diuraikan berjumlah
minimal sama dengan jumlah risiko yang diidentifikasi
21

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai