Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854

3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim


Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3
Jurusan Psikologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo
Abdullah.am558@gmail.com1, muhammadabas750@gmail.com2,
yuliastriambar@uho.co.id3

Abstrak : Dalam menjalankan profesinya, anggota personil Satreskrim sangat banyak


mengalami tekanan dari luar maupun dalam seperti dari atasan, rekan kerja, tugas yang
menumpuk, serta laporan dari masyarakat, maka tidak bisa dipungkiri mereka sangat
rentan terhadap stres, yang disebabkan oleh beban kerja fisik, beban mental, dan waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres kerja
pada anggota kepolisian Satreskrim Polres Kendari. Pendekatan penelitian yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah anggota Satreskrim Polres Kendari berjumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala beban
kerja dan skala stres kerja. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi
Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
dalam kategori kuat dan signifikan antara variabel beban kerja dengan stres kerja pada
anggota kepolisian Satreskrim Polres Kendari. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan
korelasi r product moment dengan nilai korelasi pearson sebesar 0.600 dan signifikansi
korelasi (ρ) sebesar 0.000, dengan begitu maka hipotesis yang diajukan diterima.

Kata kunci : beban kerja, stres kerja, anggota polisi satreskrim

Abstract : In carrying out their profession, members of the Satreskrim personnel experience
a lot of pressure from outside and inside such as from superiors, co-workers, piling tasks,
and reports from the public, so it is undeniable that they are very vulnerable to stress, caused
by physical workloads, mental burdens, and time. This study aims to determine the
relationship between workload and work stress on members of the Kendari Police Satreskrim
Police. The research approach used is a quantitative approach with the type of correlation
research. The population in this study were members of the Satreskrim Polres Kendari
totaling 60 people. The sampling technique used was total sampling technique. The data
collection technique uses a workload scale and a work stress scale. The data analysis
technique in this study used the Pearson Product Moment correlation test. The results showed
that there was a positive relationship in the strong and significant category between the
workload variable and work stress on members of the Kendari Police Satreskrim Police. This
is based on the results of the calculation of the r product moment correlation with a Pearson
correlation value of 0.600 and a correlation significance (ρ) of 0.000, thus the proposed
hypothesis is accepted.

Keywords : workload, work Stress, satreskrim police member.

Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 150
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

Pendahuluan Satuan Samapta Bhayangkara (Sat


Setiap negara di dunia ini Sabhara), (6) Satuan Lalu Lintas (Sat
membutuhkan sebuah lembaga yang Lantas), (7) Satuan Perawatan Tahanan
bertugas untuk menjaga keamanan dan dan Barang Bukti (Sat Tahti)
ketertiban umum ditengah kehidupan (Aprianingsih, 2018).
bermasyarakat. Indonesia memiliki Dari unsur pelaksana dan tugas-tugas
lembaga yang bertugas untuk menjalankan yang dilakukan seorang anggota polisi,
fungsi tersebut yaitu Kepolisian Negara anggota reserse memiliki tugas dan
Republik Indonesia (Polri). Kepolisian kewajiban yang cukup berat sebagai
Negara Republik Indonesia (Polri) adalah unsur utama teknis operasional di
organisasi kepolisian di Indonesia yang kepolisian. Anggota Satreskrim Polres
bertanggung jawab langsung di bawah Kendari memiliki uraian tugas pokok yang
kendali Presiden dan merupakan salah satu terdiri dari: (1) Mencari dan menemukan
institusi yang menggunakan sumber daya pelaku pelanggaran hukum maupun
manusia yang cukup banyak demi kejahatan untuk diproses sesuai hukum
kemajuan dan keberhasilan institusi yang berlaku, (2) Melaksanakan
tersebut. Organisasi Polri disusun secara pembinaan teknis terhadap administrasi
berjenjang dari tingkat pusat sampai ke penyelidikan dan penyidikan, serta
kewilayahan. Organisasi Polri tingkat pusat identifikasi dan laboratorium forensik
disebut Markas Besar Kepolisian Negara lapangan, (3) Memberi pelayanan dan
Republik Indonesia (Mabes Polri), perlindungan khusus kepada remaja, anak,
Kepolisian Republik Indonesia Daerah dan wanita baik sebagai pelaku maupun
(Polda) di tingkat provinsi, Kepolisian korban sesuai dengan ketentuan peraturan
Republik Indonesia Resor (Polres) di perundang-undangan, (4) Melaksanakan
tingkat kabupaten/kota, dan Kepolisian proses pengidentifikasian untuk
Republik Indonesia Sektor (Polsek) di kepentingan penyidikan dan pelayanan
wilayah kecamatan (Nugrahini, 2014) umum, (5) Menjalankan proses
Adapun fungsi kepolisian menurut penganalisisan kasus beserta
Undang-Undang Kepolisian Nomor 2 penanganannya, serta mengkaji efektivitas
Tahun 2002 Pasal 2 adalah salah satu pelaksanaan tugas Satreskrim, (6)
fungsi pemerintahan negara di bidang Melaksanakan proses pengawasan
pemeliharaan keamanan dan ketertiban penyidikan tindak pidana yang dilakukan
masyarakat, penegakan hukum, oleh penyidik pada unit.
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan Reskrim Polsek dibawah naungan
kepada masyarakat. Sesuai dengan wilayah Polres Kendari dan Sat Reskrim
Undang-Undang Kepolisian Nomor 2 Polres Kendari sendiri, (7) Menjalankan
Tahun 2002 Pasal 13 yang berisi tentang proses pembinaan, koordinasi dan
tugas pokok Kepolisian Negara pengawasan PPNS baik di bidang
Republik Indonesia adalah memelihara operasional maupun administrasi
keamanan dan ketertiban masyarakat, penyidikan sesuai dengan ketentuan
menegakkan hukum, dan memberikan peraturan perundang-undangan, (8)
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan Melakukan penyelidikan dan penyidikan
kepada masyarakat. tindak pidana umum dan khusus, antara lain
Secara umum, Kepolisian Republik tindak pidana ekonomi, korupsi, dan
Indonesia Resor (Polres) memiliki 7 satuan tindak pidana tertentu di daerah hukum
pelaksana tugas kerja yaitu: (1) Satuan Polres Kendari (Aprianingsih, 2018).
Intelijen dan Keamanan (Sat Intelkam), (2) Dalam sistem operasional Polri,
Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim), (3) reserse berperan sebagai fungsi
Satuan Narkoba (Sat Narkoba), (4) Satuan pamungkas yang bertugas menanggulangi
Pembinaan Masyarakat (Sat Binmas), (5) atau melaksanakan penindakan terhadap

151 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

kriminalitas yang terjadi di lapangan serta ditambah masalah pribadinya diluar


(ancaman faktual), mereka dituntut untuk pekerjaan yang kemudian menyebabkan
melaksanakan semua tugasnya secara polisi harus senantiasa siap dan waspada
cepat, tepat dan akurat saat bekerja, dan dalam keadaan apapun.
karena lebih memfokuskan pada tindakan Polisi diharapkan memiliki kesiapan
atau penindakan terhadap para pelanggar akan tantangan dalam pekerjaan serta tahan
hukum maka anggota reserse lebih terhadap tekanan dari dalam institusi
dominan melakukan upaya represif kepolisian sendiri maupun tekanan yang
daripada preventifnya dan karena tugasnya berasal dari luar institusi. Hal ini sesuai
yang khas itulah maka bagian reserse dengan pendapat Waters dan Ussery
kriminal sering disebut sebagai “jantung (Pribadi, 2014) bahwa pada waktu yang
polri‟ (Aprianingsih, 2018). bersamaan mereka harus menjaga
Menurut Meliala (2001), polisi keamanan masyarakat dan menginvestigasi
kriminal sering menghadapi jenis bahaya kejahatan, selain itu para polisi juga harus
yang berbeda, yaitu harus senantiasa tetap berhati-hati akan kemungkinan yang
mewaspadai perlawanan pelaku mengancam keselamatan diri mereka
kejahatan yang dapat mengancam sendiri sehingga mereka juga harus tetap
keselamatan jiwa polisi yang hendak mengontrol emosi mereka sekalipun pada
menangkapnya ataupun keselamatan kondisi di bawah tekanan.
masyarakat sipil lainnya. Penelitian yang Pekerjaan sebagai anggota polisi
dilakukan oleh Nugrahini (2014) sangat erat kaitannya dengan kedisiplinan
menyebutkan bahwa sebanyak 67,5% sebagai abdi negara, polisi dituntut harus
anggota polisi merasa khawatir terhadap memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam
keselamatannya dalam bekerja. melaksanakan tugasnya walaupun pada
Kekhawatiran tersebut muncul diakibatkan kenyataannya, kedisiplinan yang tinggi
oleh beratnya tugas-tugas yang harus membuat beberapa anggota polisi merasa
diemban oleh para anggota reserse Polri terbebani dalam bekerja, yang dimana kita
yang tak jarang membuat anggotanya ketahui bersama bahwa disini polisi
mengalami tekanan-tekanan dari dituntut untuk selalu mengutamakan
pekerjaannya tersebut karena satuan reserse kedisiplinan disetiap pekerjaannya, selain
kriminal merupakan satuan kerja dengan itu pekerjaan polisi yang penuh dengan
tingkat resiko yang tinggi sebab para resiko berbahaya yang bahaya tersebut
anggotanya harus berhadapan langsung tidak selalu dapat diantisipasi karena dapat
dengan pelaku kejahatan dan juga para muncul tiba-tiba. Tuntutan kedisiplinan dan
massa di lapangan. Polisi kriminal rasa khawatir dalam bekerja dapat menjadi
terkadang harus siap menghadapi situasi beban bagi anggota polisi reserse dalam
yang tidak terduga seperti hidup dan mati, setiap menjalankan tugasnya serta harus
menembak atau ditembak, dan terkadang senantiasa siap dan waspada dalam keadaan
mereka juga harus melihat rekan kerja apapun yang dapat memberikan kontribusi
mereka terluka atau sampai meregang timbulnya stres. Berdasarkan kondisi
nyawa saat sedang bertugas di lapangan. tersebut tidak jarang membuat polisi harus
Menurut He Ni, Zhao, dan Archbold melaksanakan tugas dengan target yang
(Baharuddin, Jufri & Hamid, 2019) Polisi cukup berat dan bahkan terkadang
menempati posisi yang mengalami lembaga kepolisian memberikan tugas pada
interaksi langsung bahkan sering dengan anggota polisi untuk bekerja lebih dari
publik dan dihadapkan pada masalah- waktu yang ditentukan (Tuwing, Doda &
masalah di masyarakat yang sangat Adam, 2019).
mengancam, antisosial, serta tidak dapat Hal ini sesuai dengan pendapat Gül &
dipercaya. Target pekerjaan yang kadang Delice (2011) yang menyatakan bahwa
membuat polisi merasa sangat terbebani, menjadi seorang polisi dianggap sebagai

Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 152
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi, (Reskrim) dan polisi lalu lintas (Polantas),
hal ini dikarenakan jam kerja yang panjang, mengalami stres akibat beban atau tekanan
struktur kepemimpinan dan kekhawatiran kerja (Bayuwega, Wahyuni & Kurniawan,
akan keselamatan. Selain itu menurut 2016).
Collins & Gibbs (Angelina & Berdasarkan hasil wawancara yang
Ratnaningsih, 2016) menyebutkan bahwa telah dilakukan peneliti terhadap 4 orang
budaya organisasi dan beban kerja juga anggota Satreskrim Polres Kendari, peneliti
termasuk salah satu hal yang menjadi berasumsi bahwa keempat orang tersebut
pemicu stres pada anggota kepolisian. telah mengalami stres kerja saat
Stres sangat bersifat individual dan menjalankan tugas dalam menangani
pada dasarnya merusak bila tidak ada kasus-kasus kriminalitas yang terjadi di
keseimbangan antara daya tahan mental wilayah kerja Polres Kendari. Dari tiap-tiap
individu dengan beban yang dirasakan. aspek stres kerja yang disebutkan oleh
Menurut Beehr dan Newman (1999), Beehr & Newman (1999) keempat orang
stres kerja adalah suatu kondisi tersebut merasakan beberapa hal seperti
ketegangan yang menciptakan adanya misalnya pada aspek fisiologis terkadang
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mereka merasakan kelelahan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan berlebihan saat sedang bertugas dan juga
kondisi seorang pekerja. Dari definisi yang sering sakit kepala jika sedang banyak
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan kerjaan. Pada aspek psikologis tidak jarang
bahwa stres kerja merupakan suatu tekanan pula mereka merasa sering mudah marah
akibat adanya ketidakseimbangan atau atau merasa kesal terhadap kesalahan-
ketidaksesuaian antara beban kerja kesalahan kecil yang terjadi saat sedang
yang diterima dengan kemampuan bekerja dan juga mereka bersitegang atau
individu, sehingga mengakibatkan adanya bahkan sampai terlibat percekcokan saat
gangguan pada kondisi emosi, fisik, dan ada perbedaan pendapat antar sesama rekan
psikologis seseorang sebagai akibat dari kerja, beberapa dari mereka juga merasa
respons adaptif terhadap keadaan seperti kurang konsentrasi saat dihadapkan
lingkungannya yang kemudian dengan tugas kantor yang menumpuk.
mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya Sedangkan pada aspek perilaku keempat
atau pekerjaannya. Beehr & Newman narasumber sering merasa sulit tidur saat
(1999) membagi aspek stres kerja menjadi malam hari padahal keesokan harinya harus
3 yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis berkantor lagi dan dari hasil wawancara
dan aspek tingkah laku. juga didapati bahwa ada rekan kerja mereka
Stres dalam bekerja merupakan suatu yang sampai tidak datang ke kantor karena
hal yang biasa dialami oleh setiap pegawai. menghindari tugas yang ada (Wawancara,
Seseorang yang sedang dalam keadaan 16 Juli 2021).
tertekan baik sedang sakit maupun tidak Faktor paling besar yang
apabila daya tahannya rendah dan lemah mempengaruhi stres kerja pada anggota
pada kondisi saat itu maka seseorang reserse ialah faktor beban kerja.
tersebut akan mudah terkena stres. Ketidakmampuan anggota reserse dalam
Lingkungan yang paling potensial menjalankan tuntutan-tuntutan yang
menghadirkan stres adalah lingkungan diharapkan oleh lembaga kepolisian dapat
kerja dimana beban tugas dari pekerjaan menjadi pemicu timbulnya stress
yang bersangkutan benar-benar dapat (Aprianingsih, 2018). Menurut Tarwaka
mengganggu karyawan atau pekerjaan yang (2011) beban kerja adalah suatu perbedaan
bersangkutan. Hasil riset Mabes Polri antara kapasitas atau kemampuan pekerja
menyebutkan bahwa dengan tuntutan pekerjaan yang harus
80% anggota polisi utamanya dihadapi. Aspek beban kerja menurut
yang berada dibagian reserse kriminal Tarwaka (2011) ada tiga yaitu aspek beban

153 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

waktu, aspek beban usaha mental dan aspek psikologis terkadang para narasumber
beban tekanan psikologis. Dalam masa merasa khawatir terhadap ancaman bahaya
memenuhi tuntutan pekerjaan inilah akan saat menjalankan tugas lapangan yang
ada beban kerja yang harus dipenuhi. Pada kemudian menjadikan pekerjaan ini dirasa
dasarnya beban kerja yang paling sesuai sangat berat karena menyangkut
adalah yang seimbang, ketika beban kerja keselamatan mereka.
seimbang maka produktivitas seseorang Menurut Sunyoto dan Burhanuddin
dalam pekerjaannya juga akan baik (2012), beban kerja yang terlalu banyak
(Batubara & Dharmastiti, 2017). dapat menyebabkan ketegangan dalam diri
Pada kenyataannya masih tetap ada seseorang sehingga menimbulkan stres. Hal
orang-orang yang harus menanggung beban ini disebabkan karena tingkat keahlian yang
kerja yang terlalu berat maupun beban kerja dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja yang
yang terlalu ringan. Baik beban kerja yang mungkin terlalu tinggi, volume kerja yang
terlalu berat maupun yang terlalu ringan, mungkin terlalu banyak dan sebagainya.
keduanya dapat memberikan pengaruh Dari hasil wawancara yang telah
berupa stres pada diri seseorang selama dilakukan, peneliti berasumsi bahwa telah
menjalankan pekerjaannya (Dombrowski terdapat fenomena stres kerja dan beban
& Evers, 2014). Dampak dari beban kerja kerja pada anggota Satreskrim Polres
yang terlalu berat tentu dapat menyebabkan Kendari. Berdasarkan hal-hal yang telah
seseorang tidak mampu memenuhi tuntutan dijelaskan sebelumnya, maka peneliti
tugas yang diberikan, sedangkan beban kemudian merasa tertarik dan merasa
pekerjaan yang terlalu ringan juga dapat perlu untuk melakukan penelitian
memicu adanya perasaan tidak berharga mengenai Hubungan Antara Beban Kerja
dalam diri seseorang. Kedua hal tersebut dengan Stres Kerja Pada anggota Satuan
sama-sama dapat memicu timbulnya stres Reserse Kriminal yang bekerja di Polres
dalam diri seseorang. Kendari.
Beban kerja turut dirasakan oleh Berdasarkan uraian latar belakang
keempat orang yang telah peneliti masalah yang telah dibuat dan diuraikan di
wawancarai. Dari tiap-tiap aspek beban atas, maka tujuan penelitian ini adalah
kerja yang disebutkan oleh Tarwaka (2011) untuk mengetahui apakah terdapat
keempat orang tersebut merasakan hubungan antara beban kerja dengan stres
beberapa hal seperti misalnya pada aspek kerja pada anggota kepolisian Satreskrim
beban waktu terkadang mereka merasa Polres Kendari. Sehingga dapat menambah
kewalahan dalam menyelesaikan tugas khasanah ilmu pengetahuan bagi
pekerjaan yang ada ditambah lagi karena perkembangan dan kemajuan di bidang
tugas-tugas tersebut memiliki deadline psikologi industri, organisasi, dan psikologi
tertentu maka mau tidak mau mereka harus sosial.
berada di kantor sampai malam hari atau
bahkan sampai tidak pulang ke rumah demi Metode Penelitian
bisa menyelesaikan sesuai dengan waktu Penelitian yang akan dilakukan ini
yang telah ditargetkan sebelumnya. menggunakan pendekatan kuantitatif.
Terkadang atasan mereka juga memberi Desain penelitian yang akan digunakan
perintah tanpa memikirkan para untuk penelitian ini adalah kuantitatif
bawahannya seperti misalnya harus korelasional yang dimana hal tersebut
bertugas saat akhir pekan yang mana bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana
seharusnya waktu tersebut digunakan untuk variasi pada suatu variabel berkaitan
beristirahat. Pada aspek beban usaha mental dengan variasi pada satu atau lebih variabel
mereka terkadang sulit berkonsentrasi saat lain, berdasarkan koefisien korelasi.
dihadapkan dengan tugas pekerjaan yang Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
banyak, sedangkan pada aspek beban stress kerja, dan variabel bebas yang

Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 154
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

digunakan adalah beban kerja. Populasi Tabel 1. Blue Print Skala Beban Kerja
dalam penelitian ini adalah personil polisi (Setelah Uji Coba)
di satuan Reserse Kriminal Polres Kendari
yang berjumlah 60 orang dengan
menggunakan teknik total sampling.
Penelitian ini menggunakan dua jenis
skala dalam proses mengumpulkan data
penelitian, yaitu skala beban kerja
berjumlah 42 item yang dimodifikasi dari
skala yang telah disusun oleh Alfandara
(2019) dengan berdasarkan aspek yang
dikemukakan oleh Tarwaka (2011), dan
skala stres kerja berjumlah 48 item yang
dimodifikasi dari skala yang disusun oleh Tabel 2. Blue Print Skala Stres Kerja
Hayati (2020) dengan berdasarkan pada (Setelah Uji Coba)
aspek yang dikemukakan oleh Beehr &
Newman (1999).
Hasil uji validitas, skala beban kerja
didapatkan bahwa dari 42 item yang
dianalisis, 2 item dinyatakan gugur yakni
pada aspek beban usaha mental 1 item dan
aspek beban psikologis 1 item. Dari hasil
seleksi item ini maka diperoleh alat ukur
untuk variabel beban kerja dengan rincian,
aspek beban waktu 14 item, aspek beban
usaha mental 13 item dan aspek beban
psikologis 13 item, sehingga secara
keseluruhan ada 40 item yang lolos
Sedangkan hasil uji coba skala stres
kerja didapatkan bahwa dari 48 item yang Penelitian ini menggunakan uji
dianalisis, 3 item dinyatakan gugur yakni hipotesis korelasi Pearson’s Product
pada aspek fisiologis 1 item, aspek Moment dengan bantuan program SPSS
psikologis 1 item, dan aspek perilaku 1 21 for windows.
item. Dari hasil seleksi item ini maka
diperoleh alat ukur untuk variabel beban Hasil Penelitian dan Pembahasan
kerja dengan rincian, aspek fisiologis 15 Uji asumsi dalam penelitian ini
item, aspek psikologis 15 item dan aspek mencakup uji normalitas dan uji linearitas.
perilaku 15 item, sehingga secara
keseluruhan ada 45 item yang lolos. Hasil uji normalitas menjelaskan
bahwa data dari kedua variabel
terdistribusi normal. Pada variabel
beban kerja diperoleh nilai signifikansi
(P=0,722), dan pada variabel stres kerja
diperoleh nilai signifikansi (P=0,497). Nilai
signifikansi pada kedua variabel lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebaran data dari beban kerja dan
stress kerja terdistribusi normal.

155 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Hubungan antara beban kerja dengan


stress kerja pada anggota kepolisian
didalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik korelasi Pearson
product moment dengan bantuan SPSS 21
For Windows. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat
Hasil uji linearitas menunjukkan nilai hubungan antara variabel beban kerja
signifikansi pada linearity sebesar 0,000 dengan variabel stress kerja pada anggota
(P<0,05) dan nilai signifikansi pada kepolisian. Berdasarkan hasil analisis yang
deviation from Linearity sebesar 0,836 diperoleh setelah melakukan uji korelasi
(P>0,05). Sehingga dapat disimpulkan Pearson’s Product Moment yakni nilai (r)
bahwa variabel beban kerja dan stress kerja yang didapatkan sebesar 0,600 dan nilai
memiliki hubungan yang linear. signifikansi sebesar 0,000. Nilai (r) yang
positif serta nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa
Tabel 4. Hasil Uji Linearitas terdapat hubungan antara beban kerja
dengan stress kerja pada anggota
kepolisian. Berdasarkan hasil tersebut,
maka hipotesis dalam penelitian ini
diterima. Korelasi antar kedua variabel
tersebut yaitu korelasi positif dalam
kategori kuat sehingga dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi tingkat beban kerja
Hasil uji hipotesis antara variabel yang dirasakan para anggota kepolisian
beban kerja dengan stress kerja maka akan semakin tinggi pula stress
menunjukkan nilai signifikansi sebesar kerjanya. Begitupun sebaliknya, semakin
0,000 dan nilai (r) sebesar 0,600. Hasil rendah tingkat beban kerja yang dirasakan
tersebut menunjukkan bahwa terdapat para anggota kepolisian tersebut maka
hubungan positif dalam kategori kuat dan semakin rendah pula stres kerjanya.
juga signifikan antara beban kerja dan Hasil dari penelitian ini sesuai dengan
stress kerja pada anggota Kepolisian penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Satreskrim Polres Kendari. Hal ini berarti Setyowati dan Ulfa (2020) dengan hasil
semakin tinggi beban kerja pada anggota penelitian yang menyebutkan bahwa
Kepolisian Satreskrim Polres Kendari maka terdapat hubungan positif antara beban
semakin tinggi pula stress kerjanya. Begitu kerja dengan stress kerja dalam kategori
pula sebaliknya, semakin rendah beban kuat. Penelitian serupa juga dilakukan
kerja pada anggota Kepolisian Satreskrim oleh Nugrahini (2014) dengan hasil
Polres Kendari maka semakin rendah pula penelitian yang menyatakan bahwa ada
stres kerjanya. hubungan positif yang sangat signifikan
antara beban kerja dengan stres kerja yang
dalam kategori kuat. Hasil penelitian ini
Tabel 5. Hasil Korelasi Beban Kerja dan juga didukung dengan pernyataan Nadialis
Stres Kerja dan Nugrohoseno (2014) yang menyatakan
bahwa beban kerja memang berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap stres
kerja.
Penelitian ini menemukan semakin

Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 156
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

tinggi tingkat beban kerja yang di rasakan keterbatasan manusia yang menerima
maka akan semakin tinggi tingkat stres beban kerja tersebut. Banyaknya dan
kerja anggota polisi. Sebaliknya, semakin sulitnya beban pekerjaan yang dihadapi
rendah tingkat beban kerja yang dirasakan karyawan membuat perasaannya menjadi
maka akan semakin rendah stres kerja tertekan. Rasa tertekan inilah yang
anggota polisi. Tarwaka (2011) kemudian memicu stress kerja karena
menyebutkan bahwa ada tiga aspek beban semakin berat beban kerja yang harus
kerja yaitu aspek beban waktu, aspek beban dikerjakan, maka stres kerja akan semakin
usaha mental, dan aspek beban tekanan meningkat (Munandar, 2006).
psikologis. Stres kerja merupakan bagian dari
Dari ketiga aspek tersebut turut stres dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
dirasakan pula oleh para responden seperti bekerja potensi untuk mengalami stres
misalnya pada aspek beban waktu cukup tinggi, antara lain dapat disebabkan
terkadang ada responden yang merasa oleh ketegangan dalam berinteraksi dengan
kewalahan dalam menyelesaikan tugas atasan, pekerjaan yang menuntut
pekerjaan seperti misalnya saat sedang konsentrasi tinggi, beban kerja yang
menyelidiki kasus dan mencari pelaku tidak sesuai dengan kemampuan, dan lain
kejahatan, ditambah lagi karena tugas- sebaginya. Menurut Beehr & Newman
tugas tersebut memiliki deadline tertentu (1999) terdapat 3 aspek stres kerja yaitu
maka mau tidak mau mereka harus berada aspek fisiologis, aspek psikologis dan aspek
di kantor sampai malam hari atau bahkan tingkah laku.
sampai tidak pulang ke rumah demi bisa Dari ketiga aspek tersebut turut
menyelesaikan sesuai dengan waktu yang dirasakan pula oleh para responden seperti
telah ditargetkan sebelumnya. Terkadang misalnya pada aspek fisiologis ada
atasan mereka juga memberi perintah tanpa responden yang terkadang merasakan
memikirkan para bawahannya seperti kelelahan yang berlebihan saat sedang
misalnya harus bertugas saat akhir pekan bertugas dan juga sering sakit kepala jika
yang mana seharusnya waktu tersebut sedang banyak kerjaan. Pada aspek
digunakan untuk beristirahat. Pada aspek psikologis tidak jarang pula mereka merasa
beban usaha mental mereka terkadang sulit sering mudah marah atau merasa kesal
berkonsentrasi saat dihadapkan dengan terhadap kesalahan-kesalahan kecil yang
tugas pekerjaan yang banyak, sedangkan terjadi saat sedang bekerja dan juga
pada aspek beban psikologis terkadang ada mereka bersitegang atau bahkan sampai
responden yang merasa khawatir terhadap terlibat percekcokan saat ada perbedaan
ancaman bahaya saat menjalankan tugas pendapat antar sesama rekan kerja,
lapangan yang kemudian menjadikan beberapa dari mereka juga merasa seperti
pekerjaan ini dirasa sangat berat karena kurang konsentrasi saat dihadapkan dengan
menyangkut keselamatan mereka. tugas kantor yang menumpuk. Sedangkan
Kita ketahui bersama bahwa dari pada aspek perilaku yaitu sering merasa
beberapa unsur pelaksana tugas yang sulit tidur saat malam hari padahal
dilakukan anggota polisi, anggota Reserse keesokan harinya harus berkantor lagi. Dari
Kriminal mengemban tugas yang berat hasil data wawancara juga didapati bahwa
sebagai unsur utama teknik operasional di ada rekan kerja mereka yang sampai
Kepolisian. Mereka dituntut untuk tidak datang ke kantor karena
melaksanakan tugasnya secara cepat, tepat menghindari tugas yang ada.
dan akurat saat bekerja yang mana dalam Rice (1999) menjelaskan bahwa pada
hal ini setiap beban kerja yang diterima umumnya stres kerja lebih banyak
seseorang harusnya bisa sesuai dan merugikan pekerja. Pada diri pekerja,
seimbang baik terhadap kemampuan fisik, konsekuensi tersebut dapat berupa
kemampuan kognitif, maupun menurunnya gairah kerja, kecemasan yang

157 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

tinggi, frustasi dan sebagainya. Ansori, R. R., & Martiana, T. (2017).


Konsekuensi pada pegawai ini tidak Hubungan faktor karakteristik
hanya berbuhungan dengan aktivitas kerja individu dan kondisi pekerjaan
saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain terhadap stres kerja pada anggota
diluar dari pekerjaan seperti tidak dapat reserse Polres X. The Indonesian
bersantai dengan tenang, selera makan Journal of Public Health, 12(1), 75-
berkurang, tidak mampu berkonsentrasi, 84.
dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Munandar (2006) yang Aprianingsih, A. (2018). Hubungan
mengemukakan bahwa stres kerja adalah antara beban kerja dengan stres
suatu kondisi fisik maupun psikis yang kerja pada anggota satuan reserse
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik kriminal di Polresta Bekasi Kota
dalam maupun luar pekerjaan dan kondisi
(Doctoral dissertation, Universitas
tersebut dapat mempengaruhi tuntutan
tugas. Bhayangkara Jakarta Raya).
Banyaknya tugas yang harus Baharuddin, M. I., Jufri, M., &
diselesaikan dengan kemampuan dan waktu
Hamid, A. N. (2020). Hubungan
yang tidak memadai serta tuntutan tugas
Antara Kecerdasan Emosi Dengan
yang selalu ada, maka akan cenderung
menjadi penyebab munculnya stress kerja. Stres Kerja pada Anggota
Stress kerja tersebut yang kemudian Kepolisian Satuan Lalu Lintas
membuat responden dalam penelitian ini Polrestabes Makassar. Jurnal
tidak fokus dan kurang konsentrasi dalam Psikologi TALENTA, 5(1), 67-77.
melaksanakan tugas yang sudah
diembannya. Batubara, H., & Dharmastiti, R. (2017).
Redesign of liquid aluminum
Kesimpulan pouring tool based on participatory
Berdasarkan hasil penelitian maka ergonomics to improve productivity,
dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam workload, and musculoskeletal
penelitian ini diterima yaitu terdapat disorders. Int. J. Technol, 8, 352-
hubungan antara beban kerja dengan stress 361.
kerja pada anggota kepolisian Satreskrim
Polres Kendari. Lebih lanjut peneliti Bayuwega, H. G., Wahyuni, I., &
menemukan hubungan positif signifikan Kurniawan, B. (2016). Faktor-faktor
antara beban kerja dengan stres kerja pada yang berhubungan dengan stres
kategori yang kuat. Sehingga dapat kerja pada anggota Polisi Satuan
diartikan bahwa semakin tinggi beban kerja Reserse. Kriminal Polres Blora.
maka semakin tinggi pula stress kerja, dan Jurnal Kesehatan Masyarakat
begitu pun sebaliknya, semakin rendah (Undip), 4(4), 673-681.
beban kerja maka semakin rendah pula
stress kerja. Beehr, T. A., & Newman, J. E. (1998). Job
stress, employee health, and
Daftar Pustaka organizational effectiveness: A facet
Angelina, F. P., & Ratnaningsih, I. Z. analysis, model, and literature
(2016). Hubungan antara Iklim review 1. Personnel psychology,
Organisasi dengan Stres Kerja pada 31(4), 665-699.
Anggota Sat Lantas Polrestabes
Semarang. Jurnal Empati, 5(2), 331- Dhini, Rama Dhania. 2010. Pengaruh
335. Stres kerja, Beban kerja terhadap

Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 158
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

Kepuasan kerja. Universitas Muria Universitas Muhammadiyah


Kudus. Jurnal Psikologi. diunduh 3 Surakarta.
Agustus 2021
Pribadi, R. A. (2014). Hubungan antara
Dombrowski, U., & Evers, M. (2014). gaya kepemimpinan
Approach for determining the ideal transformasional dengan stres kerja
workload of employees. In 2014 pada anggota polisi di Polresta
International Conference on Surakarta (Doctoral dissertation,
Engineering, Technology and Universitas Muhammadiyah
Innovation (ICE) (pp. 1-7). IEEE. Surakarta).

Gül, Z., & Delice, M. (2011). Police Job Rice, V. (2000). Journal Of Stress, Coping
Stress And Stress Reduction/Coping and Health Implication for Nursing
Programs: The Effects On The Research, Theory, and Practice.
Relationship With Spouses. Thousand Oaks, London, New
Turkish Journal of Police Delhi: Sage Publications, Inc.
Studies/Polis Bilimleri Dergisi,
13(3). Safitri, H. U. (2020). Hubungan beban
kerja dengan stres kerja.
Hayati, U., Maslihah, S., & Musthofa, Psikoborneo: Jurnal Ilmiah
M. A. (2020). Stres Kerja pada Psikologi, 8(2), 174-179.
Polisi. Jurnal Sains Psikologi, 9(2).
Setyowati, R., & Ulfa, S. M. (2020).
Meliala, A. E. (2001). Struktur kognisi Hubungan Beban Kerja Dan
mengenai polisi pada tiga tahap Lingkungan Kerja Terhadap Stres
perkembangan individu. Kerja Pada Polisi Satlantas Polres
Bantul. Jurnal Manajemen
Mohune, P. B., Ratag, B. T., & Joseph,
Kesehatan Yayasan RS. Dr.
W. B. (2018). Hubungan antara
Soetomo, 6(2), 169-178.
beban kerja dengan stres kerja pada
pekerja unit airport rescue and fire Sunyoto, D., & Burhanudin. (2012).
fighting di Bandar Udara Manajemen sumber daya
International Sam Ratulangi manusia. Yogyakarta: CAPS.
Manado. KESMAS, 7(3).
Supriyadi, T., Hutahaean, E. S. H., Adetya,
Munandar, A. S. (2006). Psikologi S., & Anifah, A. (2020). Analisis
industri dan organisasi. Jakarta: Beban Kerja dan Stres
Universitas Indonesia (UI-Press) Traumatik pada Anggota Polisi
Unit Kriminal. Jurnal Psikologi
Nadialis, EC & Nugrohoseno, D. (2014).
Teori dan Terapan, 10(2), 105-113.
“Hubungan Usia, Masa Kerja dan
Beban Kerja dengan Stres Kerja Tarwaka. 2011. Beban Kerja (Workloud).
Karyawan”. Jurnal Ilmu Harapan Press, Solo.
Management, Vol. 2, No.2, hlm.498-
499. Taylor, G. J., & Cook, K. R. (1997).
Development of excess stress
Nugrahini, L. (2014). Stres Kerja Pada parameters for circular body testing.
Anggota Polisi Polres Surakarta. ASAE Paper, 972227.
Surakarta: Fakultas Psikologi

159 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X

Tazkiatun, N. (2020). Pengaruh beban


kerja terhadap stres kerja pada guru
tahfidz di pesantren terpadu Darul
Qur‟an Mulia. Acta Psychologia,
2(2), 199-208.

Tuwing, S. F., Doda, V., & Adam, H.


(2019). Gambaran Beban Kerja
Dengan Stress Kerja Pada Anggota
Korps Brimon Batalyon A Pelopor
Kompi 2 Polda Sulawesi Utara
Tahun 2018. KESMAS, 8(1).

Undang-Undang Republik Indonesia No.2


tahun 2002, Tentang Kepolisian
Republik Indonesia.
http://www.dpr.go.id/dokjdih/docu
ment/uu/UU_2002_2.pdf

Wulandari, V. W. V. (2018). Upaya Polisi


Dalam Menaggulangi Tindak Pidana
Pembobolan Anjungan Tunai
Mandiri (ATM). Abstract of
Undergraduate Research, Faculty of
Law, Bung Hatta University, 9(2).

Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 160

Anda mungkin juga menyukai