Abstract : In carrying out their profession, members of the Satreskrim personnel experience
a lot of pressure from outside and inside such as from superiors, co-workers, piling tasks,
and reports from the public, so it is undeniable that they are very vulnerable to stress, caused
by physical workloads, mental burdens, and time. This study aims to determine the
relationship between workload and work stress on members of the Kendari Police Satreskrim
Police. The research approach used is a quantitative approach with the type of correlation
research. The population in this study were members of the Satreskrim Polres Kendari
totaling 60 people. The sampling technique used was total sampling technique. The data
collection technique uses a workload scale and a work stress scale. The data analysis
technique in this study used the Pearson Product Moment correlation test. The results showed
that there was a positive relationship in the strong and significant category between the
workload variable and work stress on members of the Kendari Police Satreskrim Police. This
is based on the results of the calculation of the r product moment correlation with a Pearson
correlation value of 0.600 and a correlation significance (ρ) of 0.000, thus the proposed
hypothesis is accepted.
Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 150
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
151 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 152
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
pekerjaan dengan tingkat stres yang tinggi, (Reskrim) dan polisi lalu lintas (Polantas),
hal ini dikarenakan jam kerja yang panjang, mengalami stres akibat beban atau tekanan
struktur kepemimpinan dan kekhawatiran kerja (Bayuwega, Wahyuni & Kurniawan,
akan keselamatan. Selain itu menurut 2016).
Collins & Gibbs (Angelina & Berdasarkan hasil wawancara yang
Ratnaningsih, 2016) menyebutkan bahwa telah dilakukan peneliti terhadap 4 orang
budaya organisasi dan beban kerja juga anggota Satreskrim Polres Kendari, peneliti
termasuk salah satu hal yang menjadi berasumsi bahwa keempat orang tersebut
pemicu stres pada anggota kepolisian. telah mengalami stres kerja saat
Stres sangat bersifat individual dan menjalankan tugas dalam menangani
pada dasarnya merusak bila tidak ada kasus-kasus kriminalitas yang terjadi di
keseimbangan antara daya tahan mental wilayah kerja Polres Kendari. Dari tiap-tiap
individu dengan beban yang dirasakan. aspek stres kerja yang disebutkan oleh
Menurut Beehr dan Newman (1999), Beehr & Newman (1999) keempat orang
stres kerja adalah suatu kondisi tersebut merasakan beberapa hal seperti
ketegangan yang menciptakan adanya misalnya pada aspek fisiologis terkadang
ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mereka merasakan kelelahan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan berlebihan saat sedang bertugas dan juga
kondisi seorang pekerja. Dari definisi yang sering sakit kepala jika sedang banyak
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan kerjaan. Pada aspek psikologis tidak jarang
bahwa stres kerja merupakan suatu tekanan pula mereka merasa sering mudah marah
akibat adanya ketidakseimbangan atau atau merasa kesal terhadap kesalahan-
ketidaksesuaian antara beban kerja kesalahan kecil yang terjadi saat sedang
yang diterima dengan kemampuan bekerja dan juga mereka bersitegang atau
individu, sehingga mengakibatkan adanya bahkan sampai terlibat percekcokan saat
gangguan pada kondisi emosi, fisik, dan ada perbedaan pendapat antar sesama rekan
psikologis seseorang sebagai akibat dari kerja, beberapa dari mereka juga merasa
respons adaptif terhadap keadaan seperti kurang konsentrasi saat dihadapkan
lingkungannya yang kemudian dengan tugas kantor yang menumpuk.
mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya Sedangkan pada aspek perilaku keempat
atau pekerjaannya. Beehr & Newman narasumber sering merasa sulit tidur saat
(1999) membagi aspek stres kerja menjadi malam hari padahal keesokan harinya harus
3 yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis berkantor lagi dan dari hasil wawancara
dan aspek tingkah laku. juga didapati bahwa ada rekan kerja mereka
Stres dalam bekerja merupakan suatu yang sampai tidak datang ke kantor karena
hal yang biasa dialami oleh setiap pegawai. menghindari tugas yang ada (Wawancara,
Seseorang yang sedang dalam keadaan 16 Juli 2021).
tertekan baik sedang sakit maupun tidak Faktor paling besar yang
apabila daya tahannya rendah dan lemah mempengaruhi stres kerja pada anggota
pada kondisi saat itu maka seseorang reserse ialah faktor beban kerja.
tersebut akan mudah terkena stres. Ketidakmampuan anggota reserse dalam
Lingkungan yang paling potensial menjalankan tuntutan-tuntutan yang
menghadirkan stres adalah lingkungan diharapkan oleh lembaga kepolisian dapat
kerja dimana beban tugas dari pekerjaan menjadi pemicu timbulnya stress
yang bersangkutan benar-benar dapat (Aprianingsih, 2018). Menurut Tarwaka
mengganggu karyawan atau pekerjaan yang (2011) beban kerja adalah suatu perbedaan
bersangkutan. Hasil riset Mabes Polri antara kapasitas atau kemampuan pekerja
menyebutkan bahwa dengan tuntutan pekerjaan yang harus
80% anggota polisi utamanya dihadapi. Aspek beban kerja menurut
yang berada dibagian reserse kriminal Tarwaka (2011) ada tiga yaitu aspek beban
153 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
waktu, aspek beban usaha mental dan aspek psikologis terkadang para narasumber
beban tekanan psikologis. Dalam masa merasa khawatir terhadap ancaman bahaya
memenuhi tuntutan pekerjaan inilah akan saat menjalankan tugas lapangan yang
ada beban kerja yang harus dipenuhi. Pada kemudian menjadikan pekerjaan ini dirasa
dasarnya beban kerja yang paling sesuai sangat berat karena menyangkut
adalah yang seimbang, ketika beban kerja keselamatan mereka.
seimbang maka produktivitas seseorang Menurut Sunyoto dan Burhanuddin
dalam pekerjaannya juga akan baik (2012), beban kerja yang terlalu banyak
(Batubara & Dharmastiti, 2017). dapat menyebabkan ketegangan dalam diri
Pada kenyataannya masih tetap ada seseorang sehingga menimbulkan stres. Hal
orang-orang yang harus menanggung beban ini disebabkan karena tingkat keahlian yang
kerja yang terlalu berat maupun beban kerja dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja yang
yang terlalu ringan. Baik beban kerja yang mungkin terlalu tinggi, volume kerja yang
terlalu berat maupun yang terlalu ringan, mungkin terlalu banyak dan sebagainya.
keduanya dapat memberikan pengaruh Dari hasil wawancara yang telah
berupa stres pada diri seseorang selama dilakukan, peneliti berasumsi bahwa telah
menjalankan pekerjaannya (Dombrowski terdapat fenomena stres kerja dan beban
& Evers, 2014). Dampak dari beban kerja kerja pada anggota Satreskrim Polres
yang terlalu berat tentu dapat menyebabkan Kendari. Berdasarkan hal-hal yang telah
seseorang tidak mampu memenuhi tuntutan dijelaskan sebelumnya, maka peneliti
tugas yang diberikan, sedangkan beban kemudian merasa tertarik dan merasa
pekerjaan yang terlalu ringan juga dapat perlu untuk melakukan penelitian
memicu adanya perasaan tidak berharga mengenai Hubungan Antara Beban Kerja
dalam diri seseorang. Kedua hal tersebut dengan Stres Kerja Pada anggota Satuan
sama-sama dapat memicu timbulnya stres Reserse Kriminal yang bekerja di Polres
dalam diri seseorang. Kendari.
Beban kerja turut dirasakan oleh Berdasarkan uraian latar belakang
keempat orang yang telah peneliti masalah yang telah dibuat dan diuraikan di
wawancarai. Dari tiap-tiap aspek beban atas, maka tujuan penelitian ini adalah
kerja yang disebutkan oleh Tarwaka (2011) untuk mengetahui apakah terdapat
keempat orang tersebut merasakan hubungan antara beban kerja dengan stres
beberapa hal seperti misalnya pada aspek kerja pada anggota kepolisian Satreskrim
beban waktu terkadang mereka merasa Polres Kendari. Sehingga dapat menambah
kewalahan dalam menyelesaikan tugas khasanah ilmu pengetahuan bagi
pekerjaan yang ada ditambah lagi karena perkembangan dan kemajuan di bidang
tugas-tugas tersebut memiliki deadline psikologi industri, organisasi, dan psikologi
tertentu maka mau tidak mau mereka harus sosial.
berada di kantor sampai malam hari atau
bahkan sampai tidak pulang ke rumah demi Metode Penelitian
bisa menyelesaikan sesuai dengan waktu Penelitian yang akan dilakukan ini
yang telah ditargetkan sebelumnya. menggunakan pendekatan kuantitatif.
Terkadang atasan mereka juga memberi Desain penelitian yang akan digunakan
perintah tanpa memikirkan para untuk penelitian ini adalah kuantitatif
bawahannya seperti misalnya harus korelasional yang dimana hal tersebut
bertugas saat akhir pekan yang mana bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana
seharusnya waktu tersebut digunakan untuk variasi pada suatu variabel berkaitan
beristirahat. Pada aspek beban usaha mental dengan variasi pada satu atau lebih variabel
mereka terkadang sulit berkonsentrasi saat lain, berdasarkan koefisien korelasi.
dihadapkan dengan tugas pekerjaan yang Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
banyak, sedangkan pada aspek beban stress kerja, dan variabel bebas yang
Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 154
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
digunakan adalah beban kerja. Populasi Tabel 1. Blue Print Skala Beban Kerja
dalam penelitian ini adalah personil polisi (Setelah Uji Coba)
di satuan Reserse Kriminal Polres Kendari
yang berjumlah 60 orang dengan
menggunakan teknik total sampling.
Penelitian ini menggunakan dua jenis
skala dalam proses mengumpulkan data
penelitian, yaitu skala beban kerja
berjumlah 42 item yang dimodifikasi dari
skala yang telah disusun oleh Alfandara
(2019) dengan berdasarkan aspek yang
dikemukakan oleh Tarwaka (2011), dan
skala stres kerja berjumlah 48 item yang
dimodifikasi dari skala yang disusun oleh Tabel 2. Blue Print Skala Stres Kerja
Hayati (2020) dengan berdasarkan pada (Setelah Uji Coba)
aspek yang dikemukakan oleh Beehr &
Newman (1999).
Hasil uji validitas, skala beban kerja
didapatkan bahwa dari 42 item yang
dianalisis, 2 item dinyatakan gugur yakni
pada aspek beban usaha mental 1 item dan
aspek beban psikologis 1 item. Dari hasil
seleksi item ini maka diperoleh alat ukur
untuk variabel beban kerja dengan rincian,
aspek beban waktu 14 item, aspek beban
usaha mental 13 item dan aspek beban
psikologis 13 item, sehingga secara
keseluruhan ada 40 item yang lolos
Sedangkan hasil uji coba skala stres
kerja didapatkan bahwa dari 48 item yang Penelitian ini menggunakan uji
dianalisis, 3 item dinyatakan gugur yakni hipotesis korelasi Pearson’s Product
pada aspek fisiologis 1 item, aspek Moment dengan bantuan program SPSS
psikologis 1 item, dan aspek perilaku 1 21 for windows.
item. Dari hasil seleksi item ini maka
diperoleh alat ukur untuk variabel beban Hasil Penelitian dan Pembahasan
kerja dengan rincian, aspek fisiologis 15 Uji asumsi dalam penelitian ini
item, aspek psikologis 15 item dan aspek mencakup uji normalitas dan uji linearitas.
perilaku 15 item, sehingga secara
keseluruhan ada 45 item yang lolos. Hasil uji normalitas menjelaskan
bahwa data dari kedua variabel
terdistribusi normal. Pada variabel
beban kerja diperoleh nilai signifikansi
(P=0,722), dan pada variabel stres kerja
diperoleh nilai signifikansi (P=0,497). Nilai
signifikansi pada kedua variabel lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebaran data dari beban kerja dan
stress kerja terdistribusi normal.
155 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 156
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
tinggi tingkat beban kerja yang di rasakan keterbatasan manusia yang menerima
maka akan semakin tinggi tingkat stres beban kerja tersebut. Banyaknya dan
kerja anggota polisi. Sebaliknya, semakin sulitnya beban pekerjaan yang dihadapi
rendah tingkat beban kerja yang dirasakan karyawan membuat perasaannya menjadi
maka akan semakin rendah stres kerja tertekan. Rasa tertekan inilah yang
anggota polisi. Tarwaka (2011) kemudian memicu stress kerja karena
menyebutkan bahwa ada tiga aspek beban semakin berat beban kerja yang harus
kerja yaitu aspek beban waktu, aspek beban dikerjakan, maka stres kerja akan semakin
usaha mental, dan aspek beban tekanan meningkat (Munandar, 2006).
psikologis. Stres kerja merupakan bagian dari
Dari ketiga aspek tersebut turut stres dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
dirasakan pula oleh para responden seperti bekerja potensi untuk mengalami stres
misalnya pada aspek beban waktu cukup tinggi, antara lain dapat disebabkan
terkadang ada responden yang merasa oleh ketegangan dalam berinteraksi dengan
kewalahan dalam menyelesaikan tugas atasan, pekerjaan yang menuntut
pekerjaan seperti misalnya saat sedang konsentrasi tinggi, beban kerja yang
menyelidiki kasus dan mencari pelaku tidak sesuai dengan kemampuan, dan lain
kejahatan, ditambah lagi karena tugas- sebaginya. Menurut Beehr & Newman
tugas tersebut memiliki deadline tertentu (1999) terdapat 3 aspek stres kerja yaitu
maka mau tidak mau mereka harus berada aspek fisiologis, aspek psikologis dan aspek
di kantor sampai malam hari atau bahkan tingkah laku.
sampai tidak pulang ke rumah demi bisa Dari ketiga aspek tersebut turut
menyelesaikan sesuai dengan waktu yang dirasakan pula oleh para responden seperti
telah ditargetkan sebelumnya. Terkadang misalnya pada aspek fisiologis ada
atasan mereka juga memberi perintah tanpa responden yang terkadang merasakan
memikirkan para bawahannya seperti kelelahan yang berlebihan saat sedang
misalnya harus bertugas saat akhir pekan bertugas dan juga sering sakit kepala jika
yang mana seharusnya waktu tersebut sedang banyak kerjaan. Pada aspek
digunakan untuk beristirahat. Pada aspek psikologis tidak jarang pula mereka merasa
beban usaha mental mereka terkadang sulit sering mudah marah atau merasa kesal
berkonsentrasi saat dihadapkan dengan terhadap kesalahan-kesalahan kecil yang
tugas pekerjaan yang banyak, sedangkan terjadi saat sedang bekerja dan juga
pada aspek beban psikologis terkadang ada mereka bersitegang atau bahkan sampai
responden yang merasa khawatir terhadap terlibat percekcokan saat ada perbedaan
ancaman bahaya saat menjalankan tugas pendapat antar sesama rekan kerja,
lapangan yang kemudian menjadikan beberapa dari mereka juga merasa seperti
pekerjaan ini dirasa sangat berat karena kurang konsentrasi saat dihadapkan dengan
menyangkut keselamatan mereka. tugas kantor yang menumpuk. Sedangkan
Kita ketahui bersama bahwa dari pada aspek perilaku yaitu sering merasa
beberapa unsur pelaksana tugas yang sulit tidur saat malam hari padahal
dilakukan anggota polisi, anggota Reserse keesokan harinya harus berkantor lagi. Dari
Kriminal mengemban tugas yang berat hasil data wawancara juga didapati bahwa
sebagai unsur utama teknik operasional di ada rekan kerja mereka yang sampai
Kepolisian. Mereka dituntut untuk tidak datang ke kantor karena
melaksanakan tugasnya secara cepat, tepat menghindari tugas yang ada.
dan akurat saat bekerja yang mana dalam Rice (1999) menjelaskan bahwa pada
hal ini setiap beban kerja yang diterima umumnya stres kerja lebih banyak
seseorang harusnya bisa sesuai dan merugikan pekerja. Pada diri pekerja,
seimbang baik terhadap kemampuan fisik, konsekuensi tersebut dapat berupa
kemampuan kognitif, maupun menurunnya gairah kerja, kecemasan yang
157 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 158
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
Gül, Z., & Delice, M. (2011). Police Job Rice, V. (2000). Journal Of Stress, Coping
Stress And Stress Reduction/Coping and Health Implication for Nursing
Programs: The Effects On The Research, Theory, and Practice.
Relationship With Spouses. Thousand Oaks, London, New
Turkish Journal of Police Delhi: Sage Publications, Inc.
Studies/Polis Bilimleri Dergisi,
13(3). Safitri, H. U. (2020). Hubungan beban
kerja dengan stres kerja.
Hayati, U., Maslihah, S., & Musthofa, Psikoborneo: Jurnal Ilmiah
M. A. (2020). Stres Kerja pada Psikologi, 8(2), 174-179.
Polisi. Jurnal Sains Psikologi, 9(2).
Setyowati, R., & Ulfa, S. M. (2020).
Meliala, A. E. (2001). Struktur kognisi Hubungan Beban Kerja Dan
mengenai polisi pada tiga tahap Lingkungan Kerja Terhadap Stres
perkembangan individu. Kerja Pada Polisi Satlantas Polres
Bantul. Jurnal Manajemen
Mohune, P. B., Ratag, B. T., & Joseph,
Kesehatan Yayasan RS. Dr.
W. B. (2018). Hubungan antara
Soetomo, 6(2), 169-178.
beban kerja dengan stres kerja pada
pekerja unit airport rescue and fire Sunyoto, D., & Burhanudin. (2012).
fighting di Bandar Udara Manajemen sumber daya
International Sam Ratulangi manusia. Yogyakarta: CAPS.
Manado. KESMAS, 7(3).
Supriyadi, T., Hutahaean, E. S. H., Adetya,
Munandar, A. S. (2006). Psikologi S., & Anifah, A. (2020). Analisis
industri dan organisasi. Jakarta: Beban Kerja dan Stres
Universitas Indonesia (UI-Press) Traumatik pada Anggota Polisi
Unit Kriminal. Jurnal Psikologi
Nadialis, EC & Nugrohoseno, D. (2014).
Teori dan Terapan, 10(2), 105-113.
“Hubungan Usia, Masa Kerja dan
Beban Kerja dengan Stres Kerja Tarwaka. 2011. Beban Kerja (Workloud).
Karyawan”. Jurnal Ilmu Harapan Press, Solo.
Management, Vol. 2, No.2, hlm.498-
499. Taylor, G. J., & Cook, K. R. (1997).
Development of excess stress
Nugrahini, L. (2014). Stres Kerja Pada parameters for circular body testing.
Anggota Polisi Polres Surakarta. ASAE Paper, 972227.
Surakarta: Fakultas Psikologi
159 | Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Anggota Kepolisian Satreskrim
Jurnal Sublimapsi e-ISSN 2716-1854
3 (2), (Mei) 2022, 150-161 p-ISSN 2720-930X
Abdullah Mohammad Analalaki1, Muhammad Abas2 & Yuliastri Ambar Pambudhi3 | 160