Anda di halaman 1dari 11

“PELAKSANAAN TUGAS OPERASIONAL KEPOLISIAN GUNA MENJADI

KAPOLSEK TANJUNG SENANG UNTUK MEWUJUDKAN POLRI YANG PRESISI


DALAM RANGKA MENCIPTAKAN HARKAMTIBMAS”

OLEH :

IPDA ROSALI, SH.,MH

83040084
OPTIMALISASI KEMAMPUAN OPERASIONAL POLSEK TANJUNG SENANG
DALAM RANGKA MENCIPTAKAN HARKAMTIBMAS YANG PRESISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dewasa ini angka kejahatan semakin meningkat, sehingga
mengakibatkan berbanding terbalik dengan tingkat kemananan dan ketertiban (Sari,
2017). Perkembangan yang terjadi pada kejahatan tersebut juga harus diimbangi
dengan kemampuan Polri untuk dapat menangani setiap masalah yang terjadi, baik
secara pre-emtif, preventif maupun kuratif melalui penangkalan, pencegahan dan
penanganan suatu masalah (Ramadhan, 2017).
Sebagai upaya mengatasi kejahatan tersebut, diperlukan sosok pengayom dalam
masyarakat yang dapat meningkatkan rasa keamanan dan ketertiban di lingkungan
itu. Salah satunya adalah Polri (Kepolisian Republik Indonesia) (Djanggih, & Ahmad,
2017). Sesuai dengan UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, maka tugas pokok Kepolisian Republik Indonesia adalah memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Sitompul, 2016).
Agar mampu melakukan tugas dalam pencegahan dan penanggulangan
Kamtibmas, Polri telah menetapkan kebijakan yang bersifat strategis, yang diantaranya
berupa pembinaan keamanan swakarsa yang mengupayakan hidupnya peran serta
atau partisipasi masyarakat secara aktif dalam Pembinaan Kamtibmas, Polsek sebagai
ujung tombak operasional Polri serta desa/kelurahan sebagai pangkal
kegiatan Binkamtibmas; dimana kegiatan ini dikenal dengan sebutan
Pemolisian masyarakat (Community Policing). (Bhakti, 2017).
Keamanan dan ketertiban merupakan suatu masalah yang senantiasa mengiringi
masyarakat dalam melaksanakan segala aktivitas sehari-hari. Adanya rasa aman dan nyaman
dalam kehidupan bermasyarakat akan dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dikalangan
masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat baik secara sosial dan ekonomi.
Peta jalan Transformasi Polri Presisi diturunkan dalam empat bagian utama, yaitu
Transformasi Organisasi, Transformasi Operasional, Transformasi Pelayanan Publik dan
Transformasi Pengawasan. Polri juga mendapatkan tingkat kepuasan publik yang makin
mengarah pada optimis, misalnya survey Mark Plus pada bulan Januari 2021 menunjukkan
kepuasan masyarakat pada Polri dalam hal kompetensi SDM, sarana dan prasarana, budaya
dan pelayanan yang cukup baik. Polri Presisi ini akan menjadi dasar untuk mewujudkan
harapan masyarakat sekaligus akan menekankan pada pemolisian yang prediktif sehingga
menciptakan pelayanan publik yang baik.
Presisi merupakan tagline atau program besar yang dicanangkan Kapolri Jenderal
LISTIYO SIGIT PRABOWO. Polri Presisi merupakan konsep pemolisian yang prediktif,
responsibilitas, dan transparansi berkeadilan. Oleh karena itu pentingnya intelijen keamanan
untuk dapat membaca situasi dan kondisi keamanan dalam negeri, diikuti dengan pentingnya
Binmas melakukan pendekatan kepada masyarakat guna menjaga Harkamtibmas dan
mencegah kejahatan, sebagai tindak Preventif. Sementara itu responsibilitas dan transparansi
berkeadilan menyertai pendekatan pemolisian prediktif yang ditekankan agar setiap Polri
mampu melaksanakan tugasnya secara cepat dan tepat, responsive, humanis, transparan,
bertanggung jawab, dan berkeadilan.
Implementasi pemolisian prediktif di Indonesia dapat dikembangkan dengan
mengedepankan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) melalui
pelaksanaan fungsi-fungsi terdepan Kepolisian dalam sistem deteksi. Apabila hal itu terwujud
akan membuahkan agregat data hasil deteksi yang dapat dikelola melalui optimalisasi
pemanfaatan teknologi.
Upaya yang dilakukan bersama unsur pemerintahan yang ada dikelurahan serta
babinsa dan tokoh masyarakat guna untuk menjaga kamtibmas telah dilaksanakan
secara maksimal tetapi masih terdapat kasus yang terjadi yang meresahkan
masyarakat, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna untuk melakukan
upaya pencegahan yang tepat sehigga diarapkan keamanan di kota Bandar Lampung
tetap aman dan kondusif, mengingat kota Bandar Lampung merupakan barometer
keamanan di Lampung.

1.2 Dasar penulisan


a. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
b. Peraturan Kapolri Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Polres dan Polsek.
c. Pasal 184 ayat (1) KUHAP tentang Alat Bukti (petunjuk).
d. Pasal 13 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok Polri
Penegakan Hukum dan Harkamtibmas.
1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pada penulisan judul pelaksanaan tugas operasional Kepolisian Polsek
Tanjung Senang yang presisi dalam rangka menciptakan Harkamtibmas adalah :
- Melakukan terobosan yang inovatif dan kreatif baik yang berbasis teknologi maupun
konvensional dalam program Polri Harkamtibmas yang Presisi.
- Diharapkan konseptual Polri yang Presisi ditransformasikan dalam jiwa Polisi yang
prediktif, responsibilits, dan transparansi keadilan. Sehingga transformasi ini menjadi
harapan baru bagi masyarakat, berorientasi kepada kepuasan masyarakat
mengedepankan kemampuan Polri untuk memprediksi situasi dan kondisi yang menjadi
isu dan permasalahan serta potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
- Secara keseluruhan ditujukan untuk menjamin kepentingan dan harapan masyarakat
dalam menciptakan keamanan dan ketertiban.
- Penegakan hukum yang berkeadilan serta pemantapan kualitas pemeliharaan
kamtibmas dan transformasi pengawasan yang melibatkan masyarakat dalam complaint
public serta kualitas pengawasan internal.
- Polri yang Presisi dibidang penyelidikan dan penyidikan mempunyai keahlian dan
ketrampilan tekhnik hipnoforensic dalam penyelidikan reskrim di Polsek Tanjung
Senang agar bisa optimal mendapatkan petujuk keterangan dari saksi atau tersangka,
dan mempunyai tehnik seni komunikasi yang baik dengan masyarakat guna
menciptakan anggota Polri yang presisi dalam rangka memelihara harkamtibmas

Polisi yang presisi hadir ditengah Pandemic Covid-19 bisa menjadi penyeimbang kebijakan
pemerintah guna mengentaskan paradigma negative masyarakat terkait upaya pemerintah
mengentaskan penyebaran virus corona, sekaligus menjadikan polri satu-satunya rumah
keadilan yang bermartabat, dirindukan dan dicintai masyarakat.

1.4 SISTEMTIKA

BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar penulisan
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika
BAB. II Pembahasan
1.1 Situasi Umum
1.2 Kondisi saat ini
1.3 Upaya upaya
1.4 Permasalahan

BAB. III Penutup


1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Situasi Umum

Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat


sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka
tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan
tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan, membina
serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah
dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk2 gangguan lainnya
yang dapat meresahkan masyarakat.
Menurut Robinson dan Pearce (1997) analisis SWOT merupakan salah satu komponen
penting dalam manajemen strategic. Analisis dilakukan berdasarkan logika yang bisa
mengoptimalkan kekuatan atau Strengths serta peluang atau oportunitis tapi secara
beriringan analiis ini juga harus bisa meninimalkan nacaman atau threarts dan kelemahan
atau Weakneses. Proses dalam pengambilan keputusan strategis diketahui memang selalu
berhubungan langsung dengan kebijakan perusahaan, strategi, tujuan dan pengembangan
misi. Artinya perencana strategis harus menganalisa berbagai faktor strategis organisasi
atau perusahaan mulai dari kekuatan, peluang, ancaman dan kelemahan tidak
mengherankan jika analisa swat juga disebut analisi situasi.

2.2 Kondisi Saat Ini


a. Sumber Daya Manusia

Polsek Tanjung Senang adalah polsek baru masuk dalam golongan polsek prarulal
yang sebelumnya adalah subsektor Polresta Bandar Lampung, yang jumlah personel 15 –
20 orang yang terbagi dalam tugas fungsi kepolisian yang mencakup wilayah cukup luas
dan mempunyai perbatasan wilayah yang cukup rawan dari basis terorisme .
Didalam melaksanakan tugas kepolisian mengingat wilayah yang besar kurangnya
personel baik dari jumlah personel maupun kemampuan dari personel mendeteksi
rawannya tindak kejahatan .
Sementara ini dalam pelaksanaan tugas masih banyak merangkap tugas kepolisian
contoh : Anggota reskrim, anggota intel, dan fungsi lainnya merangkap dari tugas
babinkamtibmas yang gunanya dapat mendeteksi secara dini kerawanan diwilayah
tersebut.
Angota polsek tanjung senang sangat membutuhkan pelatihan baik di dalam dinas
maupun luar dinas untuk menunjang tugas kepolisian serta mahir dalam memiliki
keterampilan personel.
b. Sarana dan Prasarana

Didalam kegiatan pelaksanaan tugas Polsek Tanjung Senang masih kurangnya


fasilitas seperti komputer ,laptop, mobil operasional , kendaraan sepeda motor, speker
aktif , AC untuk setiap ruangan. Dan perlunya ada ruangan tunggu tempat bermain anak ,
ibu menyusui ,dan ruang hipnoforensik/hipnoterapi untuk personel dan masyarakat yang
membutuhkan dan pasti akan dapat membantu penunjang dari tugas. `
c. Anggaran

Dalam kegiatan Polsek Tanjung Senang menggunakan anggaran yang belum


mencukupi dukungan pelaksanan tugas mengingat wilayah yang cukup luas .
Dan sementara masih dibantu atau partisipasi masyarakat yang berpotensi simpatik
kepada polsek tanjung senang .
d. Sistem Manajemen
Sementara ini Polsek Tanjung Senang menggunakan teknologi informasi melalui
telekomunikasi , media sosial, untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dan para
tokoh untuk menciptakan harkamtibmas dan kapolsek yang baru mempunyai ide
menciptakan metode hipnosis/hipoforensik keterampilan dalam berkomunikasi dengan
masyarakat ini sebuah terobosan unik agar personel dapat melakukan pendekatan dengan
masyarakat dengan penuh percaya diri sehingga dapat mudah mendapatkan informasi dan
mudah mengendalikan situasi apabila ada gejolak didalam masyarakat .
Untuk polri yang presisi perlu ditingkatkan menjalin sinergiritas di tingkat
kecamatan, komunikasi efektif , problem solfing restorative justice

e . DSP
kekuatan : 20 orang
kelemahan : kurang pelatihan dan kemampuan
anggaran : efektif dan mendukung
sarana dan prasarana : kurang efektif
mobil : 1 unit
motor : 3 unit

2.3 Upaya-Upaya
Kapolsek Tanjung senang yang baru akan melakukan penerapan :
- Menjalin hubungan kepada unsur kecamatan dan kelurahan
- Menjalin hubungan dengan tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda.
- Menekankan kepada personel babinkamtibmas agar dapat wajib komunikasi intens dgn
membuat grup WA dan sambang kepada para tokoh guna deteksi dini
- Menekankan pembuat LI oleh semua personel Polsek Tanjung Seneng setiap minggu
guna mendekteksi gejolak keamanan agar timbulnya Harkamtibmas
- Mengusulkan personel untuk mengikuti kejuruan dan mengadakan pelatihan pelatihan
dipolsek untuk personel
- Apabila ada timbul permasalahan didlm masayarakat maka babinkamtibmas dapat
menyelesaikan permasalah tersebut dan dapat diterapkan Problem solfing atau
restorative justice
2.4 Permasalahan
- Bagaimana kinerja SDM yang ada disatuan Polsek Tanjung Senang Bandar Lampung
dalam melakukan pelaksanaan operasional Kepolisian yang presisi dalam rangka
menciptakan harkamtibmas ?
- Bagaimana matrial (sapras) untuk mengoptimalkan kinerja polsek tanjung senang
yang presisi ?
- Bagaimana dengan ketersediaan anggaran yang ada dapat digunakan secara maksimal
dalam kegiatan, untuk meciptakan harkamtibmas. ?
- Bagaimana metode atau sistem manajemen yang dilakukan untuk mencapai tujuan. ?
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Adapun cara mengoptimalisasikan harkamtibmas yang presisi dipolsek Tanjung Senang
sebagai berikut :

1. Melaksanakan pelatihan pelatihan baik dalam dinas maupun luar dinas untuk
meningkatkan kemampuan :

- Kapolsek yang baru akan memberikan pelatihan khusus hipnosis/hipnoterapi


untuk seni komunikasi menggali informasi , membawa pikiran masyarakat
mindside perubahan yang lebih baik menigkatkan simpatik secara spritual .

- Dapat mendeteksi dini anggota mempunyai kemampuan mendeteksi secara dini

2. Sarana dan prasarana yang masih kurang dapat disikapi dengan meminimalisir
kekurangan yang ada ,contoh :

- Seperti seharusnya patroli sehari 3 kali dapat kita kurangi volume patrolinya
sehari menjadi 2 kali dengan menggerakan masyarakat siskamling

- Dapat memanfaatkan ruangan yang ada untuk terobosan baru dari kapolsek yang
baru membuat ruang tunggu yang nyaman dilengkapi ruang bermain anak , ruang
ibu menyusui ,dan ruang hipnoforensik untuk menggali informasi dan membantu
masyarakat yang mengalami trauma .

3. Adapun cara untuk menyikapi dana anggaran yang belum mencukupi menjalin
hubungan dengan masyarakat menciptakan simpatik sehingga masyarakat yang
simpatik mempunyai potensi keuangaan yang lebih dari bidang usahanya dapat
membantu kelancaran kinerja kepolisian .
4. Adapun cara untuk metode menggapai tujuan menggendalikan operasional semua
fungsi untuk menjaga harkamtibmas dengan :

- Menjalin komunikasi efektif dan sinergiritas pada tokoh masyarakat ,tokoh agama
, dan tokoh pemuda

- Problem solfing / restorative justice remuk pekon .

- Memberikan hipnoterpi kepada personel Polsek Tanjung Senang untuk


memberikan motivasi semangat kerja dan lain-lain

- Membantu masyarakat dengan terobosan baru memberikan hipnoterapi kepada


masyarakat yang menagalami trauma , kecanduan narkoba dan memberikan
motivasi hidup yang lebih hebat

3.2 SARAN
Dari beberapa kesimpulan diatas banyak kekurangan yang perlu diperhatikan dan dilengkapi
guna memaksimalkan atau mengoptimalkan tugas kepolisian dalam pengungkapan kasus dan
pendekatan dengan masyarakat, serta memberikan beberapa saran :
1. jumlah anggota polsek disesuaikan dengan DSPP Diberikan banyak pelatihan baik
dari dinas maupun luar dinas untuk menunjang tugas polri.
2. adanya pembagian komputer atau laptop untuk menunjang tugas anggota polsek
tanjung senang terhadap semua fungsi kepolisian .
3. alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan dapat diturunkan dari awal untuk
keperluan kegiatan dari Polsek Tanjung Senang .
4. Dapat diadakan pelatihan khusus agar anggota polsek tanjung senang memiliki
keterampilan khusus tentang hipnses guna untuk seni komunikasi anggota Polsek
Tanjung Senang dengan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Bhakti, D. Y. (2017). Peran Bhabinkamtibmas Dalam Membantu Menyelesaikan Tindak


Pidana Penganiayaan Yang Terjadi Di Wilayah Hukum Polres Semarang (Doctoral
dissertation, Fakultas Hukum UNISSULA).
Bibitharta, A. W., Bachri, A. A., & Dewi, M. S. (2019). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Personil Bhayangkara Pembina Keamanan Dan
Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Di Polresta Banjarmasin. Jurnal
Wawasan Manajemen, 6(2), 187-196.
Djanggih, H., & Ahmad, K. (2017). The Effectiveness of Indonesian National Police
Function on Banggai Regency Police Investigation (Investigation Case Study
Year 2008- 2016). Jurnal Dinamika Hukum, 17(2), 152-157.
Koni, Y. K. (2019). Penerapan Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 Tentang
Pemolisian Masyarakat Dalam Penegakan Hukum Di Provinsi Gorontalo. Kertha
Patrika, 41(1), 52- 66
Murdianto, A. I. (2018). Implementation Babinkamtibmas Completion Of Problems In
Regency. Jurnal Daulat Hukum, 1(2), 427-432.
Ramadhan, R. (2017). Model Komunikasi Bhabinkamtibmas Dalam Menjalin
Kemitraan Kepada Masyarakat. Journal Ilmu KOMUNIKASI UHO, 2(1).
Sari, N. W. (2017). Peranan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat dalam Meningkatkan Pelayanan Keamanan Masyarakat di Polsek
Sumoroto Kabupaten Ponorogo
Sitompul, R. A. (2016). Bhabinkamtibmas Sebagai Bentuk Pemolisian Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Tugas Keamanan Dan Ketertiban (Studi Kasus Polsek
Beringin Kecamatan Beringin(Doctoral dissertation, UNIMED).
Wahyurudhanto, A. W. A. (2018). Analisis Kemampuan Deteksi Dini oleh Bhabinkamtibmas
dalam Implementasi Polmas sebagai Penguatan Program Satu Polisi Satu Desa. Jurnal
Ilmu Kepolisian, 12(2), 14.

Anda mungkin juga menyukai