BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Polri secara eksplisit
menyatakan bahwa tugas pokok Polri adalah memelihara Kamtibmas,
menegakkan
hukum,
melindungi,
mengayomi,
dan
melayani
demokratis,
bermoral.
POLRI
protagonis,
menyadari
transparan,
bahwa
akuntabel,
masyarakat
dan
merupakan
tugas-tugasnya
menjawab
tuntutan
dan
harapan
pengemban
fungsi
penegakkan
hukum
yang
Mabes Polri, Polri Dalam Rangka Meraih Keberhasilan Segera (Quick Wins),
Jakarta, 2009
6
Lampiran Skep Kapolri No. 37 Tahun 2008 Tanggal 27 Oktober 2008 Tentang
Program Akselerasi Transformasi Polri Menuju Polri Yang Mandiri, Profesional, Dan
Dipercaya Masyarakat
7
Lihat Pasal 2 dan Pasal 3 UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
kepercayaan
masyarakat
menjadi
modal
dasar
bagi
Strategi Polri beralih dari Trust Building menjadi Partnership and Networking,
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4b3c13b8dea09/strategi-polri-beralih-dari-trustbuilding-menjadi-partnership-and-networking , diakses pada tanggal 3 Maret 2011.
9
Ahmad Bahar, TIMUR PRADOPO : Memberi keteladanan menuai kearifan, 2011,
Media Pressindo Jogyakarta, hal 22.
masyarakat dalam
Lihat buku I, II, dan III, Program Kerja Akselerasi Transformasi Polri Menuju Polri
Yang Mandiri, Profesional dan Dipercaya Masyarakat beserta Penjabaran dan Pedoman
Kerja.
11
Lihat lampiran UU No. 17 Tahun 2007 dimana tertuang bahwa salah satu misi
pembangunan nasional adalah mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu yang
ditandai dengan Polri yang profesional dan partisipasi kuat masyarakat di bidang keamanan.
Maka arah pembangungan keamanan adalah untuk meningkatkan profesionalisme Polri
(yang dicapai melalui pembangunan kompetensi pelayanan inti, perbaikan police ratio,
pembinaan SDM, pemenuhan kebutuhan alut dan peningkatan pengawasan dan mekanisme
kontrol lembaga kepolisian) dan meningkatkan peran serta masyarakat yang dibangun
melalui mekanisme pemolisian masyarakat.
12
Arah Kebijakan KAPOLRI tentang Revitalisasi POLRI Menuju Pelayanan Prima
Guna Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Tahun 2010.
13
http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/01/18/289202/polri-akui-pelayananpenegak-hukum-buruk/
satu
sisi,
Polri
berkomitmen
untuk
menegakkan
hukum
skala
besar
maupun
skala
kecil,
termasuk
misalnya
16
berdasarkan
win-win
solution.
Polri
seyogyanya
Masyarakat
didorong
untuk
menyelesaikan
sendiri
http://fhunipassingaraja.blogspot.com/2010/02/pengaturan-alternative-dispute.html
Surat Kapolri No.Pol. : B/3022/XII/2009/SDEOPS tentang Penanganan Kasus
Melalui Alternative Disbute Resolution
18
Optimalisasi
Pemberdayaan
Alternative
Dispute
Pokok Permasalahan
Berdasarkaan latar belakang tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
Mengapa mekanisme alternative dispute resolution (ADR)
kurang optimal pemberdayaannya dalam proses penegakan
hukum, sehingga kurang mampu memberikan pemecahan
persoalan hukum yang berkeadilan sosial di masyarakat, yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap Pemeliharaan Keamanan
dan Ketertiban Masyarakat?.
3.
Pokok-Pokok Persoalan
19
http://www.kesimpulan.com/2009/04/alternatif-penyelesaian-sengketa.html
Ruang Lingkup
Dalam tulisan ini, penulis menetapkan ruang lingkup atau
pembatasan mengingat permasalahan dan persoalan yang dibahas
sangat luas. Pembatasan bidang didasarkan pada upaya nyata
Pimpinan dalam memberdayakan alternative dispute resolution (ADR),
yang dilihat dari aspek kompetensi personil dan sismet yang
dikembangkan
guna
menciptakan
penyelesaian
hukum
yang
Maksud
Maksud penulisan NKP ini adalah untuk memberikan
gambaran secara detail dan komprehensif tentang optimalisasi
pemberdayaan ADR guna menciptakan penyelesaian hukum
yang berkadilan sosial, sekaligus untuk memenuhi salah satu
persyaratan masuk dalam Pendidikan Sespimen Polri Dikreg
Ke-52 T.P. 2012.
b.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan NKP ini adalah untuk
memberikan masukan dan sumbangan pemikiran yang kiranya
dapat berguna dan bermanfaat bagi pelaksanaan tugas Polri di
masa mendatang, khususnya kepada pimpinan Polda Jawa
Timur yang terlibat langsung dalam penanganan penegakan
hukum yang berkeadilan sosial.
6.
Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan NKP ini adalah
metode deskriptif analisis, yaitu metode yang mendasarkan
pada hasil pengumpulan data / fakta, sehingga dapat diperoleh
gambaran permasalahan yang ada, selanjutnya dikaji dan
dianalisa untuk dapat menemukan solusi permasalahan yang
ada.20 Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan /
dokumentasi dan observasi empiris di lapangan sehingga
validitas dan reliabilitas data dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.21
b.
Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan NKP ini
dengan menggunakan pendekatan empiris, pendekatan fungsi
dan tugas, serta pendekatan manajemen. Pendekatan empiris
menekankan pada kejadian, gejala, peristiwa di lapangan
sehingga menjadi data yang dapat diolah dan dianalisis secara
ilmiah. Fakta yang dapat ditangkap dengan panca indera di
lokasi kajian akan dikumpulkan, diolah dan dianalisis melalui
metodologi ilmiah.22 Pendekatan fungsi dan tugas menekankan
pada tugas, wewenang, tanggung jawab normatif dan yuridis
20
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal.
21
Sudarwin Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Jakarta, Pustaka Setia, 2001, hal. 68
Al Chaedar Wasilah, Pokoknya Kualitatif, Bandung, Pustaka Setia, 2004, hal 21 - 22
26.
22
10
sumber
daya
organisasi,
baik
personil,
Tata Urut
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
PENUTUP
materiil,
11
BAB II
LANDASAN TEORI
8.
DEFINISI-DEFINISI
a.
Optimalisasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 23, optimalisasi
adalah upaya, usaha, kegiatan untuk membuat sesuatu menjadi
paling baik, paling tinggi. Pada NKP ini, optimalisasi mengandung
arti segala upaya, usaha dan kegiatan Ditpolair Polda Jatim dalam
rangka memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang ada
guna tercapainya tingkat kemampuan tertinggi dalam penegakkan
hukum di bidang pelayaran.
b.
sengketa-sengketa
hukum
diselesaiakan
23
24
http://id.shvoong.com/law-and-politics/1909002-mengenal-adr-alternative-dispute-
2008.
resolution/
12
non
standar, mekanisme
ADR.
Sedangkan
Alternative
to
adjudication
berarti
mencegah
dan
menanggulangi
segala
bentuk
25
13
9.
Teori Hukum
Dalam Perspektif teori hukum26 dinyatakan bahwa negara
Indonesia adalah negara hukum sehingga setiap persoalan yang
terjadi di tengah masyarakat harus diselesaikan secara hukum. Unsur
penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus
saling bahu membahu melakukan penegakan hukum sehingga
tercipta kepastian hukum di tengah masyarakat dalam rangka
terwujudnya keadilan sosial. Penegakan hukum yang dilakukan oleh
Polri selalu didasarkan pada aturan perundang-undangan yang
berlaku yang dibuat oleh pemerintah dan DPR sehingga sah / legal
secara yuridis.
Dalam menegakan hukum, Polri telah menetapkan SOP
penegakkan hukum yang sering dikenal dengan langkah dan tindakan
preemptif, preventif, dan represif/gakkum. Polri harus terus melakukan
akselerasi untuk terlebih dahulu mengedepankan tindakan preemtif
dan preventif dibandingkan dengan langkah represif / gakkum.
Tindakan represif / gakkum dilakukan apabila langkah preemptif dan
preventif tidak mampu lagi menangani berbagai kasus yang terjadi di
tengah masyarakat.
Proses penegakan hukum yang dikembangkan oleh Polri juga
mengedepankan mekanisme ADR (alternative dispute resolution).
Artinya, proses penyelesaian masalah, persoalan, kasus, tindak
pidana dilakukan dengan menggunakan cara-cara lain di luar jalur
hukum, dengan memanfaatkan hukum adat, hukum sosial, norma dan
potensi kearifan lokal yang berkembang di suatu masyarakat masingmasing, di mana pihak yang bersengketa lebih mengutamakan
musyarawah mufakat dihadiri oleh para pihak yang terlibat, disaksikan
oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan petugas
Polri yang berperan sebagai mediator dan fasilitator.27
26
Andi Hamzah, Teori Hukum dan Keadilan Sosial, Jakarta, Pustaka Pelajar, 2004,
hal. 37
27
14
sengketa,
yaitu
Konsultasi,
Negosiasi,
Mediasi,
28
15
latin
arbitrare
yang
berarti
kekuasaan
untuk
waktu
dan
biaya
yang
cukup
lama.
Pola
16
10.
Hadari
Nawawi,
manajemen
pada
dasarnya
sumber
daya
organisasi
untuk
mencapai
tujuan
untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
dinyatakan
komitmen
untuk
melakukan
kerjasama
yang
saling
target
yang
sama
sehingga
soliditas,
kekompakan
dan
29
17
dalam
melaksanakan
setiap
program
dan
kegiatan
penunjang
dalam
pelaksanaan
program
dan
kegiatan
18
kerja dan job description masing-masing anggota dan unit kerja dalam
melaksanakan program dan kegiatan tersebut. Pengorganisasian
program dan kegiatan, khususnya yang mengatur tentang siapa
berbuat
apa,
bagaimana
mengerjakannya,
metode
apa
yang
(organizing),
penggerakan,
pelaksanaan
dan
11.
33
The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta : Penerbit Liberti
bekerjasama dengan Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, 1992, hal. 15
34
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategik, Bandung, Rosdakarya, 1995
19
b.
c.
d.
35
Ibid.
20
21
BAB III
KONDISI SAAT INI
12.
Kompetensi
Personil
Anggota
Dalam
Memberdayakan
KEPANGKATAN
JUMLAH
DSPP
JUMLAH
RIIL
KURANG
LEBIH
01
02
03
04
05
06
JUMLAH
Sumber : Lapsat Polda Jawa Timur Tahun 2012
Uraian
Tahun 2011
Jumlah TP
Penyelesaian TP
Prosentase penyelesaian TP
36
Tahun
2012
Trend
22
TAHUN
2011
L
S
URAIAN
TAHUN
2012
L
S
TREND
L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
PERKOSAAN
KEBAKARAN
PERZINAAN
PERJUDIAN
PEMBUNUHAN
ANIRAT
ANISA
ANIRING
CURAT
CURAS
PENGGELAPAN
PENIPUAN
PENGRUSAKAN
CURANMOR
CABUL
UPAL
SAJAM
CURI BIASA
KROYOK
PERAMPASAN
PENADAHAN
NARKOBA/PSYKO
ILEGAL LOGING
LAIN-LAIN
JUMLAH
Sumber : Lapsat Polda Jawa Timur Tahun 2010
b.
Pengetahuan
Personil.
Pengetahuan
personil
dalam
masyarakat
sehingga
kurang
mampu
Keterampilan
Personil.
Keterampilan
personil
melafalkan
konflik,
dan
mengembangkan
kegiatan
sosial
23
Kepribadian
personil.
Kepribadian
personil
dalam
masih
abstrak
sehingga
setiap
personil
belum
memahami secara jelas apa itu ADR, bagaimana ADR, dan apa
manfaat ADR bagi penegakan hukum.
b.
c.
24
BAB IV
25
14.
Internal
a.
Kekuatan
1)
2)
3)
4)
jajarannya
dalam
memberdayakan
alternative
pemolisian
komunitas,
dalam
upaya
Kelemahan
1)
Polda
sehingga
berpengaruh
dalam
26
2)
Masih
lemahnya
pemahaman,
penguasaan,
dan
4)
mekanisme
karena
ADR
dalam
penyelesaian
dianggap
akan
memperkecil
Eksternal
a.
Peluang
1)
2)
Adanya
kebijakan
mencanangkan
pemerintah
penegakan
SBY
hukum
yang
yang
selalu
humanis
4)
mufakat,
musyawarah
desa,
27
b.
Kendala
1)
2)
3)
28
BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN
16.
Kompetensi
Personil
Anggota
Dalam
Memberdayakan
b.
c.
17.
pendekatan
sosial
budaya,
kearifan
lokal,
29
hukumnya,
dan
bagaimana
dampaknya
terhadap
akan
merasa
berkepentingan
untuk
menjaga
30
BAB VI
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
18.
Visi
Visi yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Mewujudkan
pemberdayaan alternative dispute resolution (ADR) yang optimal di
wilayah Polda Jawa Timur melalui peningkatan kompetensi personil
dan pengembangan sismet yang sempurna sehingga akan dapat
menciptakan kepastian hukum yang tepat dalam rangka terciptanya
keadilan sosial.
19.
Misi
a.
b.
dan
akuntabel
dalam
rangka
meningkatkan
kepercayaan masyarakat.
20.
Tujuan
a.
b.
31
21.
Sasaran
a.
b.
Terciptanya
kesadaran
masyarakat
dalam
menyelesaikan
Kebijakan
a.
b.
satuan
Strategi
a.
b.
konsisten
di
tengah
masyarakat
dengan
32
24.
Upaya
a.
2)
ADR,
bagaimana
persyaratan
ADR,
4)
Pimpinan
menyelenggarakan
simulasi
penerapan
33
5)
6)
7)
b.
Upaya
Meningkatkan
Sistem
Dan
Metode
Yang
34
2)
penerapan
ADR
yang
menguraikan
tentang
mengutamakan
menegakan
hukum.
tindakan
Artinya,
preemptif
Jajaran
Polda
dalam
harus
karena
melakukan
pelanggaran
hukum,
terbentuk
masyarakat
kewaspadaan
terhadap
dan
kepedulian
lingkungannya
berupa
pemberdayaan siskamling, ronda, pamswakarsa, dan lainlain dalam kerangka pencegahan tindak pidana. Apabila
terjadi sengketa, maka dikedepankan mekanisme ADR
sehingga setiap masalah diselesaikan dengan cara
musyawarah,
dan
kalau
mekanisme
ADR
tidak
Pimpinan
merancang
sistem
yang
mengedepankan
35
untuk
dijadikan
sebagai
ujung
tombak
dalam
dengan
berbagai
komponen
masyarakat
NU
dan
Muhammadiyah,
telah
selalu
menyelenggarakan
melakukan
sosialisasi
misi
sosial
pentingnya
hidup
rukun dan melakukan advokasi terhadap konflikkonflik yang berbau agama, sehingga mempengaruhi
Polda Jawa Timur dalam menegakan hukum.
b)
36
terhadap korban
konflik sosial
sehingga
akan
ada
di
tingkat
RT
dan
RW
mampu
kamtibmas.
Siskamling
yang
e)
yang
masih
primitif,
masyarakat
37
aksi
Miras,
dan
lain-lain,
sehingga
38
BAB VII
PENUTUP
25.
Kesimpulan
a.
b.
Sistem
dan
metode
yang
dikembangkan
dalam
26.
Rekomendasi
a.
b.
39
musyawarah
mufakat
melalui
Alternative
Dispute
b)
c)
d)
e)
musyawarah
mufakat
Alternative
Dispute
Resolution (ADR).
4) Melaksanakan inventarisasi terhadap tokoh - tokoh (Tokoh
agama, Tokoh masyarakat, Tokoh Adat dan lainnya) yang
dapat
menjadi
mediator
dan
saksi
dalam
proses
penyelesaian masalah.
c.
40
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Hadimulyo.
1997.
Mempertimbangkan
ADR
(Kajian
Alternatif
4.
5.
6.
http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/01/18/289202/polri-akuipelayanan-penegak-hukum-buruk/
7.
http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2021924penanganan-masalah-melalui-alternative-dispute/
8.
http://fhunipassingaraja.blogspot.com/2010/02/pengaturan-alternativedispute.html
9.
http://www.kesimpulan.com/2009/04/alternatif-penyelesaiansengketa.html